PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEMILIH TERHADAP CALON BUPATI PEREMPUAN PADA PILKADA PRINGSEWU 2011 (Studi Pada Pekon Mataram Kecamatan Gading Rejo)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang telah direvisi menjadi Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah, pada pasal 6 ayat 2 mengalami perubahan yaitu pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah diusulkan oleh partai politik, gabungan partai politik, atau perseorangan sehingga setiap orang memiliki hak yang sama untuk dipilih maupun memilih walaupun tidak termasuk dalam partai politik karena adanya sistem peseorangan atau independen. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, “kepala daerah dan wakil daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, j ujur, dan adil”. Kepala daerah dipilih secara demokratis guna mewujudkan partisipasi masyarakat dalam menentukan pemimpin daerahnya. Pemilihan kepala daerah langsung berarti mengembalikan hak-hak dasar masyarakat di daerah dengan memberikan kewenangan yang utuh dalam rangka rekuitmen politik lokal secara demokratis. Negara memberikan kesempatan kepada masyarakat di daerah untuk menentukan sendiri pemimpin mereka, serta menentukan segala bentuk kebijakan yang menyangkut hajat hidup rakyat daerah. Pilkada tidak hanya sekedar untuk memilih kepala daerah tetapi harus diikuti dengan upaya pembelajaran dan pendidikan politik bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung masyarakat berperan aktif dalam menentukan kepala daerahnya. Peran aktif tersebut sangat dirasakan yaitu pada proses pelaksanaan untuk memilih kepala daerahnya sendiri, karena masyarakat dilibatkaan secara langsung dan mempunyai ”hak pilih” guna menyalurkan aspirasinya untuk pemilihan kepala daerah. Pemilihan kepala daerah di Lampung pada tahun 2011, ada tiga daerah otonomi baru DOB yang secara serentak mengadakan pemilihan kepala daerah, yaitu Kabupaten Mesuji, Tulang Bawang Barat, dan Pringsewu. Ada fenomena menarik dalam pilkada tahun 2011, karena munculnya sosok perempuan guna bertarung memperebutkan posisi sebagai kepala daerah. Calon bupati perempuan tersebut terdapat di Kabupaten Pringsewu, dimana merupakan satu-satunya perempuan yang mencalonkan diri sebagai calon bupati pada Pilkada tahun 2011. Sosok perempuan tersebut yaitu Hi. Ririn Kuswantari yang merupakan isteri dari mantan bupati Lampung Selatan Wendy Melfa. Pemilihan kepala daerah Kabupaten Pringsewu tahun 2011 dilaksanakan pada tanggal 28 September 2011 dan diikuti oleh 5 pasang calon bupati dan wakil bupati. Peserta pilkada Kabupaten Pringsewu dapat dilihat pada tabel 1 yaitu sebagai berikut : Tabel 1. Daftar Nama Calon Bupati dan Wakil Bupati dan Partai Politik Yang Mengusungnya Pada Pilkada Pringsewu 2011 No Nama Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Partai Politik 1 Drs. Hi. Untung Subroto, M.M Drs. Hi. Purwantoro. S.T, M.M PKB, PDK, PDP, PKPB dan Gerindra 2 Hj. Ririn Kuswantari S.Sos Subhan Efendi, S.H Golkar dan PPP 3 Hi. Abdullah Fadri Auli,S.H Hi. Tri Prawoto, M.M PAN dan Hanura 4 Sinung Gatot Wiryono, S.E Hi. Mat Alfi Asha, S.H Independen 5 Hi. Sujadi Sadat Hi. Handitya Narapati, S.H PDIP, Demokrat, PKS, PKPI dan PKNU Sumber : KPU Kabupaten Pringsewu Berdasarkan perhitungan suara pada Pilkada Kabupaten Pringsewu 2011, ditetapkanlah Sujadi Sadat sebagai Bupati Kabupaten Pringsewu dan Handitya Narapati sebagai Wakil Bupati Pringsewu. Perolehan suara tersebut dapat dilihat pada tabel 2 yaitu : Tabel 2. Hasil Perolehan Suara Pilkada Pringsewu 2011 No Nama Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Perolehan Suara Perolehan Suara 1 Drs. Hi. Untung Subroto, M.M Drs. Hi. Purwantoro. S.T, M.M 2.752 1,39 2 Hi. Ririn Kuswantari S.Sos Subhan Efendi, S.H 70.379 35,54 3 Hi. Abdullah Fadri Auli,S.H Hi. Tri Prawoto, M.M 28.702 14.49 4 Sinung Gatot Wiryono, S.E Hi. Mat Alfi Asha, S.H 20.605 10.41 5 Hi. Sujadi Sadat Hi. Handitya Narapati, S.H 75.581 38.17 Sumber : KPU Kabupaten Pringsewu Berdasarkan data di atas, dimana calon bupati perempuan berada di posisi ke dua, menunjukkan bahwa adanya peluang calon bupati perempuan untuk menang dan hal ini menunjukan bahwa perempuan dapat bersaing dalam pemilihan kepala daerah, walaupun pada hasil akhir dimenangkan oleh Sujadi Sadat. Hanya adanya satu calon bupati perempuan pada pemilihan kepala daerah di tiga daerah otonomi baru DOB tersebut, yakni hanya terdapat di Kabupaten Pringsewu, menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam politik masih terbilang rendah. Namun, kehadiran sosok perempuan yang ikut bertarung dalam Pilkada perlu diapresiasi mengingat rendahnya tingkat partisipasi perempuan dalam bidang politik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Krisna Mici 2009 mengenai pencalonan perempuan dalam Pilkada dengan judul ”Persepsi Mahasiswa UNDIP Tentang Keterlibatan Perempuan Dalam Pilkada Jawa Tengah”, munculnya tokoh-tokoh perempuan dalam bursa pencalonan pemilihan kepala daerah memang menjadi warna tersendiri perkembangan dunia politik. Keterlibatan perempuan ini menimbulkan banyak persepsi dalam masyarakat tak terkecuali kaum akademis termasuk juga mahasiswa. Banyak yang mengangap keterlibatan perempuan sebagai kandidat dalam pilkada hanya sebagai vote keeper, yang kapasitas dan kapabilitasnya dalam politik masih dipertanyakan. Banyak diantaranya dianggap sebagai politikus karbitan yang track record atau pengalaman politiknya masih sangat kurang. Namun banyak juga perempuan yang terlibat dalam pilkada memang orang-orang yang kompeten untuk menjadi pemimpin di daerah pencalonannya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, banyak dari mahasiswa yang masih memberikan penilaian minor terhadap kandidat perempuan. Penilaian ini didasarkan atas kurangnya perempuan menyampaikan visi dan misi secara lugas serta kurangnya perempuan dalam pengalaman mengenai masalah publik. Faktor lain yang mempengaruhi pandangan minor mahasiswa terhadap perempuan ialah masih minimnya partai politik yang memenuhi kuota 30 di tiap daerah pemilihan dalam pemilu. Mahasiswapun beranggapan bahwa responsibilitas perempuan sebagai pemimpin dalam menghadapi permasalahan yang timbul di daerah kepemimpinannya sangat kurang, mereka beralasan karena kurang komprehensifnya analisis yang dilakukan oleh perempuan terhadap suatu permasalahan. Hal-hal itulah yang kemudian mendasari anggapan sebagian mahasiswa bahwa perempuan akan sangat sulit untuk bersaing dan memenangkan pilkada jika dibandingkan dengan kandidat laki-laki. Namun tidak sedikit juga mahasiswa yang beranggapan bahwa kandidat perempuan akan lebih baik dalam memenuhi janji-janji politiknya. Secara garis besar mahasiswa masih kurang bisa menerima keterlibatan perempuan sebagai kandidat dalam pilkada dengan berbagai alasan. Baik dari segi person ataupun kompetensinya dalam politik. Mungkin perempuan harus bisa mempersiapkan dirinya lebih matang jauh- jauh hari sebelum pilkada berlangsung Mici Krisna, Tesis 2009. Selain dari adanya penelitian di atas, dalam buku Perihal Ilmu Politik karangan Leo Agustino 2007:233, kendala perempuan dalam mewujudkan partisipasinya dalam politik salah satunya yaitu dikarenakan politik kaum pria yang terlalu dominatif, bahwa pria secara luas mendominasi arena ruang publik politik. Pria sangat mendominasi dalam memformulasi aturan-aturan permainan politik dan pria pulalah yang sering mendefinisikan standar untuk evaluasi dalam ruang publik tersebut, sehingga pada akhirnya kehidupan politik sering diatur sesuai dengan norma, nilai, dan ketentuan yang dimiliki kaum pria. Selain itu, dibanyak negara termasuk di Indonesia, masih terdapat budaya patriarki yang kurang mendukung partisipasi perempuan dalam sistem politik dan kebijakan publik sehingga memberi pengaruh terhadap kaum perempuan untuk mencapai peran setara dengan laki-laki dalam ranah publik khususnya politik. Dalam kontruksi budaya tersebut, perempuan masih dianggap subordinat , mendapat stereotipe lemah, tidak kuat, manja dan menganggap urusan perempuan hanya mengurusi rumah tangga dan peran domestik lainnya. Stereotipe dan mitos tersebut sangat menghambat perempuan terjun ke ranah publik, khususnya dalam peran politiknya. Perempuan juga mendapat banyak hambatan sebelum berkarier politik, perempuan dibenturkan oleh peran domestik dan biologisnya. Sebut saja dalam partisipasi perempuan dalam politik masih sebatas mobilized partisipation yaitu partisipasi yang bukan dari kesadaran diri sendiri, melainkan karena dimobilisir oleh orang lain untuk berpartisipasi. Penelitian ini mengambil fokus kajian perilaku memilih terhadap calon bupati perempuan pada pemilihan kepala daerah Kabupaten Pringsewu 2011 dengan fokus masyarakat Pekon Mataram Kecamatan Gadingrejo. Berdasarkan perhitungan suara, dapat diketahui bahwa perolehan suara calon bupati perempuan lebih unggul daripada calon yang lain. Hal ini menunjukan bahwa banyak masyarakat di Pekon Mataram mendukung calon bupati perempuan dalam Pilkada. Hasil perolehan suara tersebut dapat dilihat pada tabel 3, yaitu: Tabel 3. Hasil Perolehan Suara Pilkada Pringsewu 2011 di Pekon Mataram Kecamatan Gading Rejo No Urut Nama Pasangan Cabup dan Cawabup Partai Politik Perolehan Suara Perolehan Suara 1 Drs. Hi. Untung Subroto, M.M Drs. Hi. Purwantoro. S.T, M.M PKB, PDK, PDP, PKPB dan Gerindra 25 1,05 2 Hi. Ririn Kuswantari S.Sos Subhan Efendi, S.H Golkar, PPP 1559 65,55 3 Hi. Abdullah Fadri Auli,S.H Hi. Tri Prawoto, M.M PAN, Hanura 163 6,85 4 Sinung Gatot Wiryono, S.E Hi. Mat Alfi Asha, S.H Independen 147 6,18 5 Hi. Sujadi Sadat Hi. Handitya Narapati, S.H PDIP, Demokrat, PKS, PKPI dan PKNU 484 20,35 Total Suara Sah 2378 suara Sumber : hasil Rekapitulasi PPS Pekon Mataram tahun 2011 Perolehan suara per TPS di Pekon Mataram Kecamatan Gadingrejo tersebut dapat dilihat pada tabel 4 yaitu : Tabel 4. Hasil Perolehan Suara per TPS di Pekon Mataram Kecamatan Gading Rejo No Nama Perolehan Suara per TPS Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 1 Untung Purwanto 9 7 1 2 3 3 25 2 Ririn Subhan 205 144 184 191 273 261 301 1.559 3 Abdullah Tri .P 29 52 15 27 20 10 10 163 4 Sinung Mat Alfi 44 16 10 8 22 33 14 147 5 Sujadi Handitya 58 110 45 61 70 90 50 484 Sumber : hasil Rekapitulasi PPS Pekon Mataram tahun 2011 Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa perolehan suara untuk calon bupati perempuan di tiap TPS sangat unggul dibandingkan dengan calon bupati laki- laki. Hal ini menunjukan bahwa di Pekon Mataram banyak yang mendukung calon bupati perempuan untuk menjadi kepala daerah dan percaya akan pemimpin perempuan. Berdasarkan hasil prariset tanggal 3 April 2012, dengan mewawancarai salah satu masyarakat Pekon Mataram yaitu Ibu Marwati, menyatakan bahwa ia memilih calon bupati perempuan karena kesamaan jenis kelamin yang dapat mewakili perempuan karena ia yakin bahwa perempuan dapat pula memimpin, karena perempuan memiliki kelebihan yaitu memiliki kelembutan hati, kepekaan jiwa dan kejujuran, sedangkan Bapak Marwoto 45 tahun, menyatakan bahwa ia memilih calon bupati perempuan dikarenakan ketertarikannya pada visi misi calon bupati tersebut. Dari wawancara ini dapat diketahui bahwa ada orientasi berbeda dari setiap masyarakat dalam memilih sosok perempuan pada pencalonannya sebagai bupati. Berdasarkan fenomena di atas, dimana sebagian masyarakat di Indonesia masih memberikan penilaian minor terhadap perempuan yang terlibat pada pilkada, namun di Pekon Mataran Kecamatan Gadingrejo jumlah pemilih yang memilih calon bupati perempuan sangat banyak dan perolehan suara yang didapat sangat unggul dan terdapat perbedaan yang signifikan daripada calon bupati laki-laki, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku memilih terhadap calon bupati perempuan pada pilkada Pringsewu 2011.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah ” Faktor-Faktor Apakah Yang Mempengaruhi Perilaku Memilih Masyarakat Pekon Mataram Terhadap Calon Bupati Perempuan Pada Pilkada Pringsewu 2011 ?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui f aktor-faktor yang mempengaruhi perilaku memilih terhadap calon bupati perempuan pada pilkada Pringsewu 2011.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan hasil kajian dalam bidang ilmu politik, terutama teori yang berkenaan dengan perilaku memilih terkait pemilu di Indonesia. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada masyarakat umum khususnya bagi masyarakat Pekon Mataram berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku memilih terhadap calon bupati perempuan pada pemilihan kepala daerah Kabupaten Pringsewu tahun 2011.

II. TINJAUAN PUSTAKA