Penjaminan Kredit oleh Pemerintah

3.1 Implementasi Kebijakan KUR

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu “implementasi kebijakan KUR” dengan lima indikator, yaitu: 1 penjaminan kredit oleh pemerintah, 2 bunga kredit, 3 prosedur penyaluran, 4 bersifat kredit, dan 5 ketersediaan lembaga keuanganbank.

3.1.1 Penjaminan Kredit oleh Pemerintah

Ditanyakan kepada responden empat pernyataan yang berkaitan dengan penjaminan kredit oleh pemerintah. Setelah melalui proses pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 20 maka diperoleh statistik deskriptif indikator penjaminan kredit oleh pemerintah sebagai berikut: Tabel 16. Statistik Deskriptif Penjaminan Kredit oleh pemerintah 1 2 3 4 Mean 2,42 2,54 2,95 3,13 Std. Error of Mean 0,133 0,153 0,107 0,128 Median 2,00 2,00 3,00 3,00 Mode 1 1 3 3 Std. Deviation 1,158 1,331 0,937 1,112 Variance 1,340 1,772 0,877 1,236 Range 3 4 4 4 Minimum 1 1 1 1 Maximum 4 5 5 5 Sumber: hasil penelitian, 2012 Berdasarkan tabel 16 di atas diketahui bahwa pernyataan pertama “KUR tidak menuntut debitur menyediakan agunan tambahan” memiliki nilai rata-ratamean sebesar 2,42 dengan standar error rata-ratastandard error of mean yaitu 0,133. Nilai tengahmedian adalah sebesar 2,00, dan nilai yang frekuensinya paling besarmode adalah 1 tidak setuju dengan frekuensi 22 orang 28,9. Standar deviasistandard deviation adalah 1,158 dan variansvariance yang merupakan kelipatan dari standar deviasi 1,158 2 adalah 1,340. Rangejarak adalah sebesar 3. Nilai minimum yaitu 1 sedangkan nilai maksimum yaitu 4. Tanggapan responden terhadap pernyataan “KUR tidak menuntut debitur menyediakan agunan” termasuk dalam katagorisasi kurang baik. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 135PMK.052008 tentang Fasilitas Penjaminan KUR. KUR mensyaratkan bahwa agunan pokok kredit adalah proyek yang dibiayai. Namun karena agunan tambahan yang dimiliki oleh UMKM pada umumnya kurang, maka sebagian di-cover dengan program penjaminan. Besarnya coverage penjaminan maksimal 70 dari plafon kredit. Berdasarkan ketetapan tersebut seharusnya pihak bank tidak perlu lagi meminta agunan tambahan kepada debitur. Kenyataannya pihak BRI Unit Bambu Kuning masih mensyaratkan adanya agunan tambahan, meskipun agunan tambahan ini sifatnya tidak wajib dipenuhi namun pihak bank masih meminta agunan tambahan yang dinilai cukup besar. Hal tersebut dapat dijelaskan melalui pernyataan kedua yang menyatakan “pihak bank tidak meminta agunan tambahan”. Berdasarkan tabel 16 diketahui bahwa nilai rata-ratamean adalah sebesar 2,54 dengan standar error rata-rata sebesar 0,153. Nilai tengahmedian adalah sebesar 2,00, dan nilai yang frekuensinya paling besarmode adalah 1 tidak setuju. Standar deviasi adalah 1,331 dan varians yang merupakan kelipatan dari standar deviasi 1,331 2 adalah 1,772. Rangejarak adalah sebesar 4. Nilai minimum yaitu 1 sedangkan nilai maksimum yaitu 5. Tanggapan responden terhadap pernyataan “pihak bank tidak meminta agunan tambahan” termasuk dalam katagorisasi kurang baik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada responden nomor 72 yang memiliki usaha percetakan 36 tahun, wawancara pada tanggal 1 Desember 2012, responden mengajukan kredit sebesar 8 juta dengan agunan tambahan berupa BPKB motor pribadinya. Menurut responden agunan tambahan yang diminta oleh pihak bank terlalu besar karena nilai agunan lebih besar dari nilai kreditnya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada petugas mantri KUR BRI Unit Bambu Kuning wawancara pada tanggal 17 Desember 2012, menyatakan bahwa karena dana KUR 100 berasal dari dana komersial bank dan klaim penjaminan kredit hanya sebesar 70 dari nilai kredit tidak semua klaim kredit disetujui oleh pihak penjamin kredit, sisanya yaitu 30 menjadi risiko bank jika terjadi kredit macet. Pihak bank sebagai eksekutor kredit harus selalu mengutamakan prinsip kehati-hatian, karena berdasarkan dengan pendekatan bank yang berorientasi pada keuntungan mereka tidak ingin mengambil risiko terlalu besar jika terjadi kredit macet. Hal tersebutlah yang dijadikan alasan bagi pihak bank untuk meminta agunan tambahan kepada calon debitur. Agunan yang diminta dapat berupa surat tanah, BPKB motor. Penyertaan agunan tambahan ini dimaksudkan supaya debitur mempunyai keinginan yang kuat untuk melunasi kredit. Terkecuali jika calon debitur tidak memiliki agunan tambahan sama sekali maka tidak dituntut untuk menyediakan agunan tambahan. Agunan tambahan juga bukan menjadi penentu seorang calon debitur akan diberikan KUR dan akan dieksekusi bila bermasalah tetapi digunakan untuk menilai karakter dan keseriusan debitur karena pemberian KUR didasarkan terhadap analisa kelayakan usaha calon debitur usaha feasible. hasil wawancara dengan petugas Mantri KUR, pada tanggal 17 Desember 2012. Seharusnya pihak bank tidak perlu lagi meminta agunan tambahan kepada calon debitur, karena sesungguhnya agunan pokok berupa proyek yang dibiayai sudah cukup mengingat kebijakan KUR dirancang khusus bagi pelaku UMKM yang belum bankable belum mampu memenuhi persyaratan perbankan terutama dalam aspek penyediaan agunan. Pernyataan ketiga yaitu “penjaminan kredit oleh pemerintah bermanfaat”. Berdasarkan tabel 16 diketahui bahwa nilai rata-ratamean adalah sebesar 2,95 dengan tingkat rata-rata penyimpangaan sebesar 0,937. Nilai tengahmedian adalah sebesar 3,00, dan nilai yang frekuensinya paling besarmode adalah 3 cukup setuju dengan frekuensi 37 orang 48,7. Standar deviasi adalah 0,937 dan varians yang merupakan kelipatan dari standar deviasi 0,937 2 adalah 0,877. Rangejarak adalah sebesar 4. Nilai minimum yaitu 1 sedangkan nilai maksimum yaitu 5. Pernyataan “penjaminan kredit oleh pemerintah bermanfaat” termasuk dalam katagorisasi kurang baik. Debitur KUR dinilai belum merasakan manfaat yang nyata dari fasilitas penjaminan kredit yang disediakan oleh pemerintah ini. Bahkan hasil riset yang dilakukan peneliti kepada 10 orang responden menyatakan 7 dari 10 orang responden debitur KUR riset dilakukan secara acak tidak mengetahui bahwa KUR yang mereka akses dijamin oleh pemerintah sebesar 70 melalui perusahaan penjamin kredit supaya UMKM tidak perlu lagi menyediakan agunan. Mereka mengaku hanya mengetahui bahwa KUR merupakan program yang diluncurkan pemerintah untuk memudahkan UMKM mengakses kredit permodalan. Pernyataan keempat “sistem penjaminan kredit oleh pemerintah memudahkan UMKM mengakses KUR” memiliki nilai rata-ratamean adalah sebesar 3,13 dengan tingkat rata-rata penyimpangan sebesar 1,11. Nilai tengahmedian adalah sebesar 4,00, dan nilai yang frekuensinya paling besarmode adalah 3 cukup setuju dengan frekuensi 30 orang 39,5. Standar deviasi adalah 1,112 dan varians adalah 1,236. Rangejarak adalah sebesar 4. Nilai minimum yaitu 1 sedangkan nilai maksimum yaitu 5. Pernyataan keempat termasuk dalam katagorisasi cukup baik yang artinya responden menilai KUR lebih mudah diakses jika dibandingkan dengan jenis kredit lain.

3.1.2 Bunga Kredit