Indikator Pemberdayaan UMKM Konsep Pemberdayaan

3.3 Indikator Pemberdayaan UMKM

Pemberdayaan UMKM tidak terlepas dari konsepsi dasar pembangunan yang menjadi media penumbuhan UMKM. Merancang konsepsi dasar pemberdyaan UMKM adalah membangun sistem yang mampu mengeliminir semua masalah yang menyangkut keberhasilan usaha UMKM. Menurut Sijabat 2008:11 pemberdayaan UMKM dapat dilakukan melalui: a. Revitalisasi posisi UMKM dalam Sistem perkonomian nasional b. Revitalisasi perkuatan UMKM dilakukan dengan memperbaiki akses UMKM terhadap permodalan, tekologi, informasi dan pasar serta memperbaiki iklim usaha c. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan d. Mengembangkan potensi sumberdaya lokal. Menurut Sriyana 2010, 98-21 mengemukakan strategi yang dapat dilakukan dalam pemberdayaan UMKM, yaitu: a. Kemudahan dalam akses permodalan. Salah satu permasalahan yang dihadapi UMKM adalah aspek permodalan. Lambannya akumulasi kapital di kalangan pengusaha UMKM merupakan salah satu penyebab lambannya laju perkembangan usaha dan rendahnya surplus usaha di sektor UMKM. Faktor modal juga menjadi salah satu sebab tidak munculnya usaha-usaha baru di luar sektor ekstraktif. b. Bantuan pembangunan prasarana. Komponen penting dalam usaha pemberdayaan UMKM adalah pembangunan prasarana produksi dan pemasaran. Tersedianya prasarana pemasaran dan atau transportasi dari lokasi produksi ke pasar, akan mengurangi rantai pemasaran dan pada akhirnya akan meningkatkan penerimaan petani dan UMKM. c. Pengembangan skala usaha. Pemberdayaan ekonomi pada masyarakat lemah, pada mulanya dilakukan melalui pendekatan individual. Pendekatan individual ini tidak memberikan hasil yang memuaskan, oleh sebab itu, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kelompok. Pengelompokan atau pengorganisasian ekonomi diarahkan pada kemudahan untuk memperoleh akses modal ke lembaga keuangan yang telah ada, dan untuk membangun skala usaha yang ekonomis. d. Pengembangan jaringan usaha, pemasaran dan kemitraan usaha. Upaya mengembangkan jaringan usaha ini dapat dilakukan dengan berbagai macam pola jaringan misalnya dalam bentuk jaringan sub kontrak maupun pengembangan kluster. Selain jaringan usaha, jaringan pemasaran juga menjadi salah satu kendala yang selama ini juga menjadi faktor penghambat bagi UMKM untuk berkembang. e. Pengembangan sumber daya manusia. Kelemahan utama pengembangan UMKM di Indonesia adalah karena kurangnya ketrampilan SDM dan manajemen usaha yang ada relatif masih tradisional. f. Peningkatan akses teknologi. Strategi yang perlu dilakukan dalam peningkatan akses teknologi bagi pengembangan UMKM adalah memotivasi berbagai lembaga penelitian teknologi yang lebih berorientasi untuk peningkatan teknologi sesuai kebutuhan UMKM. g. Mewujudkan iklim bisnis yang lebih kondusif. Perkembangan UMKM akan sangat ditentukan dengan ada atau tidaknya iklim bisnis yang menunjang perkembangan Usaha Kecil Menengah. Kebijakan KUR diluncurkan oleh pemerintah sebagai upaya dalam percepatan pemberdayaan UMKM. Selanjutnya menurut Syarif 2011:4 terdapat lima indikator untuk mengukur keberdayaan UMKM yang menerima KUR, yaitu: a. Pengembalian pinjaman b. Persentase penggunaan pinjaman untuk kegiatan produktif c. Kenaikan omzet atau volum usaha peminjam d. Kenaikan laba usaha dari peminjam e. Kenaikan jumlah penyerapan tenaga kerja dari unit usaha peminjam. Sehubungan dengan pemberdayaan UMKM dalam penelitian ini, maka peneliti akan menggunakan indikator pemberdayaan UMKM yang dikemukakan oleh Syarif untuk mengetahui seberapa besar keberdayaan UMKM yang telah mengakses KUR.

4. Konsep Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM