Selanjutnya, Van Meter dan Van Horn Wahab, 2005:65 membatasi implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individupejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan
dalam keputusan kebijaksanaan.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan implementasi kebijakan dipandang sebagai suatu proses melaksanakan keputusan kebijakan biasanya
dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan, perintah eksekutif, atau dekrit presiden yang diarahkan pada tercapainya tujuan-
tujuan yang diharapkan.
1.2 Model-Model Implementasi Kebijakan
Penggunaan model implementasi dalam rangka keperluan penelitiananalisis sedikit banyak akan bergantung pada kompleksitas yang dikaji serta tujuan dan
analisis itu sendiri. Terdapat beberapa model implementasi kebijakan yang dirumuskan oleh para ahli, diantaranya yaitu:
1.2.1 Model Implementasi Kebijakan Menurut Van Meter dan Van Horn
Model implementasi Donald Van Meter dan Carl Van Horn Nugroho, 2008:438 mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linear dari
kebijakan publik, implementor, dan kinerja kebijakan publik. Beberapa variable yang mempengaruhi kebijakan publik adalah variable berikut:
a. Aktivitas implementasi dan komunikasi antarorgaanisasi. b. Karakteristik agen pelaksanaimplementor.
c. Kondisi ekonomi, sosial, dan politik. d. Kecendrungan disposition pelaksanaimplementor.
1.2.2 Model Implementasi Kebijakan Mazmanian dan Sabatier
Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier Wahab, 2005:81 berpendapat bahwa peran penting dari analisis implementasi kebijaksanaan negara ialah
mengidentifikasikan variable-variable yang mempengaruhi tercapainya tujuan- tujuan formal pada proses implementasi.Variable-variable yang dimaksud dapat
diklasifikasikan menjadi 3 tiga kategori besar, yaitu: a. Mudah tidaknya masalah yang akan digarap dikendalikan.
b. Kemampuan keputusan kebijaksanaan untuk menstrukturkan secara tepat proses implementasinya, dan
c. Pengaruh langsung berbagai variable politik terhadap keseimbangan dukungan bagi tujuan yang memuat dalam keputusan kebijaksanaan
tersebut.
1.2.3 Model Implementasi Kebijakan George C. Edward III
Model implementasi kebijakan selanjutnya adalah model yang dikembangkan oleh George Edward III. Menurut George Edward III Winarno, 2012:177
mengemukakan bahwa dalam implementasi kebijakan diperlukan variabel- variabel pelaksanaan yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi
kebijakan, yaitu :
a. Komunikasi memegang peranan penting dalam proses kebijakan, yaitu transmisi, konsistensi dan kejelasan clarity. Persyaratan pertama bagi
implementasi kebijakan yang efektif adalah bahwa mereka yang melakasanakan keputusan harus mengetahui apa yang harus mereka
lakukan. Keputusan-keputusan kebijakan dan perintah-perintah harus diteruskan kepada personil yang tepat sebelum keputusan-keputusan dan
perintah-perintah itu dapat diikuti. Komunikasi harus akurat dan harus dimengerti dengan cermat oleh para pelaksana. Perintah-perintah
implementasi mungkin diteruskan secara cermat, jelas dan konsisten, tetapi jika para pelaksana kekurangan sumber-sumber yang diperlukan untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan, maka implementasi inipun cenderung tidak efektif.
b. Sumber-sumber dapat merupakan faktor yang penting, meliputi staf yang memadai serta keahlian-keahlian yang baik untuk melaksanakan tugas-tugas
mereka, keefektifan wewenang, dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan guna melaksanakan pelayanan-pelayanan publik.
c. Kecenderungan-kecenderungan dari para pelaksana kebijakan merupakan faktor ketiga yang mempunyai konsekuensi-konsekuensi penting bagi
implementasi kebijakan yang efektif. Jika para pelaksana bersikap baik terhadap suatu kebijakan tertentu, dan hal ini berarti adanya dukungan,
kemungkinan besar mereka melaksanakan kebijakan sebagaimana yang diinginkan oleh para pembuat keputusan awal.
d. Struktur birokrasi yang melaksanakan kebijakan mempunyai pengaruh penting pada implementasi. Salah satu dari aspek-aspek struktural paling
dasar dari suatu organisasi adalah prosedur-prosedur kerja ukuran dasarnya Standard Operating Prosedure, SOP. Prosedur-prosedur biasa ini dalam
menanggulangi keadaan-keadaan umum digunakan dalam organisasi- organisasi publik dan swasta, dengan menggunakan SOP para pelaksana
dapat memanfaatkan waktu yang tersedia. Selain itu, SOP juga menyeragamkan tindakan-tindakan dari para pejabat dalam organisasi-
organisasi yang kompleks dan tersebar luas, yang pada gilirannya dapat menimbulkan fleksibilitas yang besar, dan menghindari fragmentasi
organisasi.
1.2.4 Model Implementasi Kebijakan Hogwood dan Gunn