kalorimeter adalah 319,2 J. dari data perhitungan yang diperoleh kita dapat menentukan tetapan kalorimeter sebesar 102,96 JK.
2.2 Penentuan Kalor Reaksi Zn + Cuso
4
Pada percobaan ini dimasukan 40 cm
3
larutan 1 M CuSO
4
kedalam kalorimeter. Tujuan penggunaan CuSO
4
adalah untuk menentukan kalor reaksi dengan zn. Setelah dilakukan pencampuran antara zn dan cuso4 dilakukan
pengukuran temperatur selama 10 menit dengan selang waktu 1 menit. Temperatur yang dihasilkan sebesar 34, 49,51,53,53,51,49,48,47 dan 47
o
C. penambahan zn bertujuan untuk membandingkan perubahan kalor reaksi yang
terjadi pada larutan. Pada saat proses pencampuran larutan CuSO4 dan logam Zn di dalam
kalorimeter, tabung calorimeter terasa panas. Hal ini juga ditunjukkan pada hasil pengamatan, yakni suhu akhir lebih tinggi dari suhu awal. Peristiwa ini disebut
reaksi endotermis, yaitu reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem. Dalam hal ini lingkungan melepaskan kalor ke sistem .
Pada reaksi endoterm umumnya suhu sistem naik. Adanya kenaikan suhu inilah yang mengakibatkan lingkungan melepaskan kalor ke sistem menandakan
terjadinya perpindahan kalor. Perpindahan kalor terjadi karena adanya perpindahan suhu. kenaikan suhu
disebabkan oleh keelektronegatifan Zn lebih besar daripada Cu. Keelektronegatifan suatu unsur makin meningkat dari kiri kekanan dalam tabel
periodik. Atom atom unsur yang memilki keelektronegatifan yang besar cenderung membentuk ikatan ionik. Ikatan ionik cenderung terurai sempurna
maka kalor reaksi yang dihasilkan lebih besar Chang, 2004 .
2.3 Penentuan Kalor Pelarutan Etanol dalam Air
Pada percobaan ini dilakukan dengan berbagai variasi volume air dan etanol. Variasi volume airnya adalah 18, 27, 36 cm
3
dan variasi volume etanol nya adalah 29, 19,3, 14,5, 11,6 cm
3
. Percobaan pertama adalah dimasukan 18 cm
3
air
kedalam kalorimeter dengan menggunakan pipet volume. Tujuan penggunaan air pada kalorimeter adalah untuk melarutkan etanol sehingga etanol dapat
melepaskan sejumlah kalor. Perbedaan etanol dalam air dan etanol murni adalah karena etanol dalam air sudah terbentuk dalam larutan aq sedangkan etanol
murni masih berbentuk liquid l. Setelah itu dilakukan pengukuran temperatur air dalam kalorimeter dengan
selama 2 menit dengan selang waktu ½ menit .Temperatur yang dihasilkan dalam percobaan ini adalah 30,5
o
C, 30
o
C, 29,5
o
C dan 29,5
o
C. Tujuan pengukuran temperatur dalam selang waktu ½ menit adalah untuk mendapatkan nilai
perbandingan temperatur ketika air dimasukan kedalam kalorimeter. Setelah itu dilakukan pengukuran temperatur pada etanol . Temperatur etanol yang diukur
bernilai sebesar 27
o
C. Selanjutnya masukan dengan tepat 29 cm
3
penggunaan etanol bertujuan untuk menetukan kalor pelarutan etanol dalam air.Pengukuran temperatur etanol
diukur satu kali karena suhu etanol bersifat kontans atau tetap. Setelah itu kocok dan campurkan etanol kedalam kalorimeter selama 4 menit dengan selang waktu
½ menit. Temperatur campuran antara etanol dan air yang dihasilkan adalah 35, 35 , 34,5 dan 34,5
o
C. Dari perbandingan temperatur sebelum dan sesudah dicampurkan dapat dibuktikan bahwa reaksi berlangsung endoterm. Hal ini terjadi
karena terjadi kenaikan suhu terjadi secara signifikan setelah dilakukan pencampuran antara etanol dan air. Dari data yang diperoleh maka kita dapat
menghitung kalor yang diserap air , kalor yang diserap etanol, kalor yang diserap kalorimetri, kalor yang dihasilkan pada pelarut 1 dan ∆H dari pelarutan. Hasil
yang diperoleh adalah kalor yang diserap air sebesar 369.4275 Joule, kalor yang diserap etanol sebesar 352.638144 Joule, kalor yang diserap kalorimetri sebesar
649,67 Joule dan kalor yang dihasilkan pada pelarut 1 sebesar 1371.74 Joule, ∆H dari pelarutan sebesar 2663,564 Jmol
Pada percobaan kedua volume air yang digunakan adalah 27cm
3
dengan volume etanol sebesar 19,3 cm
3
. Setelah dilakukan pencampuran antara etanol dan
air dalam temperature yang dihasilkan adalah 36,36, 35,5 dan 35,5
o
C. Reaksi ini tergolong reaksi endoterm karena terjadi kenaikan temperature setelah
dicampurkan nya etanol dan air. Dari data yang diperoleh maka kita dapat menghitung kalor yang diserap air , kalor yang diserap etanol, kalor yang diserap
kalorimetri, kalor yang dihasilkan pada pelarut 2 dan ∆H dari pelarutan. Hasil yang diperoleh adalah kalor yang diserap air sebesar
553,57 Joule,
, kalor yang diserap etanol sebesar
234,46 Joule,
kalor yang diserap kalorimetri sebesar
649,67 Joule,
kalor yang dihasilkan pada pelarut 2 sebesar
1437,7 Joule dan
∆H dari pelarutan sebesar
4191,5 Jmol.
Pada percobaan ketiga volume air yang digunakan adalah 36cm
3
dan volume etanol sebesar 14,5
cm
3
. Temperatur yang dihasilkan selama 2 menit dengan selang waktu ½ menit adalah 36, 36,5, 36,5 dan 36,5
o
C. Reaksi ini tergolong reaksi endoterm karena terjadi kenaikan temperature setelah
dicampurkan nya etanol dan air. Dari data yang diperoleh maka kita dapat menghitung kalor yang diserap air , kalor yang diserap etanol, kalor yang diserap
kalorimetri, kalor yang dihasilkan pada pelarut 3 dan ∆H dari pelarutan. Hasil yang diperoleh adalah kalor yang diserap air sebesar 889,05 Joule , kalor yang
diserap etanol sebesar 213,41 Joule, kalor yang diserap kalorimetri sebesar 785,58 Joule, kalor yang dihasilkan pada pelarut 3 sebesar 1888 Joule dan ∆H dari
pelarutan sebesar 6624,7 KJmol. Pada percobaan keempat volume air yang di gunakan adalah 36 cm
3
dan volume etanol sebesar 11,6 cm
3
. Temperature diukur hanya dengan 4 kali percobaan dalam 2 menit dengan selang waktu ½ , 1 ½ , ½ dan 2 menit.
Temperatur yang dihasilkan bersifat konstans atau tetap yaitu sebesar 36,5
o
C Reaksi ini tergolong reaksi endoterm karena terjadi kenaikan temperature setelah
dicampurkan nya etanol dan air. Dari data yang diperoleh maka kita dapat menghitung kalor yang diserap air , kalor yang diserap etanol, kalor yang diserap
kalorimetri, kalor yang dihasilkan pada pelarut 4 dan ∆H dari pelarutan. Hasil yang diperoleh adalah kalor yang diserap air sebesar 889, 056 Joule, , kalor yang
diserap etanol sebesar 170,67 Joule, kalor yang diserap kalorimetri sebesar
785,58 Joule , kalor yang dihasilkan pada pelarut 4 sebesar 1845,3 ∆H dari pelarutan sebesar 9226,55 KJmol. Persamaan reaksi yang terjadi pada penentuan
kalor pelarutan etanol sebagai berikut : C
2
H
5
0H
l
+ H
2
O
l
→ C
2
H
5
OH
aq
+ H
2
O
aq
Sumardjo, 2008.
2.4 Kalor penetralan HCl dan NaOH