LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I JUDUL T
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA I
JUDUL : TERMOKIMIA
ASISTEN : STEPHANIE TANHEITAFINO
NAMA : TIARA RITMA RATRI
NIM : H1031131014
KELOMPOK : 6 (ENAM)
NAMA KELOMPOK : 1. TRI MORTI 2. SUFYAN
3. A.S KRISTINA SAMOSIR 4. KRISTINA NOVI 5. SAHRI
6. ARMY NOVIA YANUARINI 7. DESI SALBETI
8. DWI LIDIANI JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TANJUNGPURAPONTIANAK
(2)
BAB I
DATA PENGAMATAN 1.1Penentuan Tetapan Kalorimeter
Waktu T Suhu (oc)
1 T2 T3
1 29 39 32
2 29 39 32,5
3 29 39 32,5
4 29 39 32
5 29 39 32
6 29 39 32
7 29 39 32
8 29 39 32
9 29 39 32
10 29 39 32
Keterangan : T1 = suhu air dingin T2 = suhu air panas
T3 = suhu air campuran dalam kalorimeter
1.2Penentuan Reaksi Zn (S)+Cuso 4
waktu Suhu
1 34
2 49
3 51
4 53
5 53
6 51
7 49
8 48
9 47
10 47
1.3Penentuan Kalor Pelarutan Etanol dalam Air (Suhu Etanol Tetap = 27 Oc)
Volume (cm3) Air Air + Etanol
(3)
Air Etanol t ( s ) T ( Oc ) t ( s ) T ( Oc )
18,0 29,0 ½ 30,5 ½ 35
1 30 1 35
1½ 29,5 1½ 34,5
2 29,5 2 34,5
27,0 19,3 ½ 30 ½ 36
1 30 1 36
1½ 30 1½ 35,5
2 30 2 35,25
36 14,5 ½ 30,5 ½ 36
1 30,5 1 36,5
1½ 30,5 1½ 36,5
2 30,5 2 36,5
36 11,6 ½ 30,5 ½ 36,5
1 30,5 1 36,5
1½ 30,5 1½ 36,5
(4)
1.4Penentuan Penetralan Hcl dan NaOH
Waktu (s) Suhu ( Oc )
1 42
2 41,5
3 41,5
4 41
5 40,5
6 40
7 40
8 40
9 40
10 40
Ket : Temperatur HCl = 31OC Temperatur NaOH = 30OC
BAB II PEMBAHASAN
Termokimia adalah ilmu yang membahas hubungan antara kalor dengan reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia.termokimia lebih banyak berhubungan dengan pengukuran kalor dengan
(5)
menggunakan suatu alat yang bernama kalorimeter. kalorimeter adalah alat yang dipakai untuk percobaan yang berhubungan dengan kalor ( Surya, 2009 ).
Prinsip dari kalorimeter adalah kalorimeter didesain dengan sedekimian sehingga perpindahan kalor kelingkungannya terjadi seminimal mungkin. Prinsip dari pecobaan ini adalah untuk mempelajari perubahan energi yang menyertai terjadinya reaksi kimia yaitu penentuan kalor dan kalor penetralan dari suatu unsur dan senyawa dengan menggunakan alat yang disebut kalorimetri.persamaan reaksi yang terjadi adalah :
Zn + CuSO4 → ZnSO4 + Cu
HCl +_ NaOH → NaCl + H2O
C2H50H (l) + H2O (l) → C2H5OH (aq) + H2O (aq)
2.1 Penentuan Tetapan Kalorimeter
Pada percobaan ini dimasukkan 20 cm3 air kedalam kalorimeter dengan buret
setelah diukur suhu dari air adalah 29oC. Setelah itu panaskan 20 cm3 air dalam
gelas kimia sampai ± 10 derajat diatas suhu kamar suhunya sebesar 39o.Tujuan
penggunaan air panas dan air dingin adalah adalah untuk menentukan harga penurunan air panas dan kenaikan temperatur air dingin.Untuk dua cairan yang mempunyai ∆ To yang cukup besar pencatatan temperatur pada air panas dan air
dingin bertujuan untuk menentukan tetapan kalorimetri. Setelah itu dilakukan pecampuran air panas dalam kalorimetri tujuannya adalah untuk menentukan suhu campuran pada kalorimeter. Diamati temperaturnya selama selama 10 menit dengan selang waktu 1 menit setelah pencampuran ini dilakukan agar dapat menghasilkan data temperatur campuran untuk mengalurkan temperatur ke sumbu vertikal dan sumbu horizontal sehingga kenaikan temperatur air dingin ∆T dan penurunan temperatur air panas dapat ditentukan. Hasil dari perhitungan dari data suhu yang didapat selama 10 menit dengan selang waktu 1 menit adalah temperatur campuran (T3) = 32,1oC dengan kalor yang dilepas air dingin sebesar
(6)
kalorimeter adalah 319,2 J. dari data perhitungan yang diperoleh kita dapat menentukan tetapan kalorimeter sebesar 102,96 J/K.
2.2 Penentuan Kalor Reaksi Zn + Cuso4
Pada percobaan ini dimasukan 40 cm3 larutan 1 M CuSO
4 kedalam
kalorimeter. Tujuan penggunaan CuSO4 adalah untuk menentukan kalor reaksi
dengan zn. Setelah dilakukan pencampuran antara zn dan cuso4 dilakukan pengukuran temperatur selama 10 menit dengan selang waktu 1 menit. Temperatur yang dihasilkan sebesar 34, 49,51,53,53,51,49,48,47 dan 47oC.
penambahan zn bertujuan untuk membandingkan perubahan kalor reaksi yang terjadi pada larutan.
Pada saat proses pencampuran larutan CuSO4 dan logam Zn di dalam kalorimeter, tabung calorimeter terasa panas. Hal ini juga ditunjukkan pada hasil pengamatan, yakni suhu akhir lebih tinggi dari suhu awal. Peristiwa ini disebut reaksi endotermis, yaitu reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem. Dalam hal ini lingkungan melepaskan kalor ke sistem . Pada reaksi endoterm umumnya suhu sistem naik. Adanya kenaikan suhu inilah yang mengakibatkan lingkungan melepaskan kalor ke sistem menandakan terjadinya perpindahan kalor.
Perpindahan kalor terjadi karena adanya perpindahan suhu. kenaikan suhu disebabkan oleh keelektronegatifan Zn lebih besar daripada Cu. Keelektronegatifan suatu unsur makin meningkat dari kiri kekanan dalam tabel periodik. Atom atom unsur yang memilki keelektronegatifan yang besar cenderung membentuk ikatan ionik. Ikatan ionik cenderung terurai sempurna maka kalor reaksi yang dihasilkan lebih besar (Chang, 2004 ).
2.3 Penentuan Kalor Pelarutan Etanol dalam Air
Pada percobaan ini dilakukan dengan berbagai variasi volume air dan etanol. Variasi volume airnya adalah 18, 27, 36 cm3 dan variasi volume etanol nya
(7)
kedalam kalorimeter dengan menggunakan pipet volume. Tujuan penggunaan air pada kalorimeter adalah untuk melarutkan etanol sehingga etanol dapat
melepaskan sejumlah kalor. Perbedaan etanol dalam air dan etanol murni adalah karena etanol dalam air sudah terbentuk dalam larutan (aq) sedangkan etanol murni masih berbentuk liquid (l).
Setelah itu dilakukan pengukuran temperatur air dalam kalorimeter dengan selama 2 menit dengan selang waktu ½ menit .Temperatur yang dihasilkan dalam percobaan ini adalah 30,5o C, 30 oC, 29,5oC dan 29,5o C. Tujuan pengukuran
temperatur dalam selang waktu ½ menit adalah untuk mendapatkan nilai perbandingan temperatur ketika air dimasukan kedalam kalorimeter. Setelah itu dilakukan pengukuran temperatur pada etanol . Temperatur etanol yang diukur bernilai sebesar 27oC.
Selanjutnya masukan dengan tepat 29 cm3 penggunaan etanol bertujuan
untuk menetukan kalor pelarutan etanol dalam air.Pengukuran temperatur etanol diukur satu kali karena suhu etanol bersifat kontans atau tetap. Setelah itu kocok dan campurkan etanol kedalam kalorimeter selama 4 menit dengan selang waktu ½ menit. Temperatur campuran antara etanol dan air yang dihasilkan adalah 35, 35 , 34,5 dan 34,5o C. Dari perbandingan temperatur sebelum dan sesudah
dicampurkan dapat dibuktikan bahwa reaksi berlangsung endoterm. Hal ini terjadi karena terjadi kenaikan suhu terjadi secara signifikan setelah dilakukan
pencampuran antara etanol dan air. Dari data yang diperoleh maka kita dapat menghitung kalor yang diserap air , kalor yang diserap etanol, kalor yang diserap kalorimetri, kalor yang dihasilkan pada pelarut 1 dan ∆H dari pelarutan. Hasil yang diperoleh adalah kalor yang diserap air sebesar 369.4275 Joule, kalor yang diserap etanol sebesar 352.638144 Joule, kalor yang diserap kalorimetri sebesar 649,67 Joule dan kalor yang dihasilkan pada pelarut 1 sebesar 1371.74 Joule, ∆H dari pelarutan sebesar 2663,564 J/mol
Pada percobaan kedua volume air yang digunakan adalah 27cm3 dengan
(8)
air dalam temperature yang dihasilkan adalah 36,36, 35,5 dan 35,5o C. Reaksi ini
tergolong reaksi endoterm karena terjadi kenaikan temperature setelah dicampurkan nya etanol dan air. Dari data yang diperoleh maka kita dapat menghitung kalor yang diserap air , kalor yang diserap etanol, kalor yang diserap kalorimetri, kalor yang dihasilkan pada pelarut 2 dan ∆H dari pelarutan. Hasil yang diperoleh adalah kalor yang diserap air sebesar 553,57 Joule, , kalor yang diserap etanol sebesar 234,46 Joule, kalor yang diserap kalorimetri sebesar 649,67 Joule, kalor yang dihasilkan pada pelarut 2 sebesar 1437,7 Joule dan ∆H dari pelarutan sebesar 4191,5 J/mol.
Pada percobaan ketiga volume air yang digunakan adalah 36cm3 dan
volume etanol sebesar 14,5 cm3. Temperatur yang dihasilkan selama 2 menit
dengan selang waktu ½ menit adalah 36, 36,5, 36,5 dan 36,5 o C. Reaksi ini
tergolong reaksi endoterm karena terjadi kenaikan temperature setelah dicampurkan nya etanol dan air. Dari data yang diperoleh maka kita dapat menghitung kalor yang diserap air , kalor yang diserap etanol, kalor yang diserap kalorimetri, kalor yang dihasilkan pada pelarut 3 dan ∆H dari pelarutan. Hasil yang diperoleh adalah kalor yang diserap air sebesar 889,05 Joule , kalor yang diserap etanol sebesar 213,41 Joule, kalor yang diserap kalorimetri sebesar 785,58 Joule, kalor yang dihasilkan pada pelarut 3 sebesar 1888 Joule dan ∆H dari pelarutan sebesar 6624,7 KJ/mol.
Pada percobaan keempat volume air yang di gunakan adalah 36 cm3 dan
volume etanol sebesar 11,6 cm3. Temperature diukur hanya dengan 4 kali
percobaan dalam 2 menit dengan selang waktu ½ , 1 ½ , ½ dan 2 menit. Temperatur yang dihasilkan bersifat konstans atau tetap yaitu sebesar 36,5o C
Reaksi ini tergolong reaksi endoterm karena terjadi kenaikan temperature setelah dicampurkan nya etanol dan air. Dari data yang diperoleh maka kita dapat menghitung kalor yang diserap air , kalor yang diserap etanol, kalor yang diserap kalorimetri, kalor yang dihasilkan pada pelarut 4 dan ∆H dari pelarutan. Hasil yang diperoleh adalah kalor yang diserap air sebesar 889, 056 Joule, , kalor yang diserap etanol sebesar 170,67 Joule, kalor yang diserap kalorimetri sebesar
(9)
785,58 Joule , kalor yang dihasilkan pada pelarut 4 sebesar 1845,3 ∆H dari pelarutan sebesar 9226,55 KJ/mol. Persamaan reaksi yang terjadi pada penentuan kalor pelarutan etanol sebagai berikut :
C2H50H (l) + H2O (l) → C2H5OH (aq) + H2O (aq) ( Sumardjo, 2008). 2.4 Kalor penetralan HCl dan NaOH
Pada percobaan ini 20 ml HCl kedalam kalorimeter .temperatur HCl yang dihasilkan didalam kalorimeter adalah 31o C . Setelah itu masukan NaOH 2,05 M.
temperature yang dihasilkan adalah 30oC. Tujuan penggunaan HCl dan NaOH
adalah untuk menentukan kalor penetralan dari reaksi penetralan antara asam kuat dan basa kuat. Reaksi penetralan adalah reaksi antara asam dan basa yang memilki elektrolit yang kuat dalam larutan karena senyawa ini terionisasi sempurna dalam larutan. ( Chang, 2004 ).Sehingga kita dapat menentukan kalor penetralan dari reaksi tersebut. Penggunaan NaOH pada percobaan ini berbentuk cairan bertujuan untuk mempercepat reaksi sehingga dapat menentukan kalor penetralan. Persamaan reaksi dari HCl dan NaOH sebagai berikut ( oxtoby dkk, 2001 ) :
HCl + NaOH → NaCL + H2O
Menurut defenisi arhenius HCl adalah asam dan NaOH adalah basa. Asam arhenius mengalami ionisasi dalam air menghasilkan H+ dan basa Arhenius
mengalami ionisasi menjadi ion OH-. Sedangkan asam bronsted memberikan
proton adalah asam dan menerima proton adalah basa ( Oxtoby dkk, 2001 ). Pada saat melakukan reaksi antara HCl dan NaOH dalam kalorimeter terbentuklah busa didalamnya. Hal ini disebabkan oleh kalorimetri didalamnya berkarat sehingga unsur logam didalamnya ikut bereaksi dan menghasilkan busa. Setelah mereaksikan asam dan basa tersebut pada kalorimeter maka diukur temperatur larutan sebanyak 10 kali percobaan. Temperatur yang dihasilkan adalah 42, 41,5, 41,5, 41, 40,5,40,40,40,40,40o C. Dari data yang dihasilkan kita
(10)
kalor yang dihasilkan oleh reaksi dan kalor penetralan. Hasil yang diperoleh adalah kalor yang diserap larutan sebesar 1574,4 Joule, kalor yang diserap kalorimeter sebesar 993,564 Joule, kalor yang dihasilkan oleh reaksi sebesar 2567,964 Joule dan kalor penetralan sebesar 64,2 kJ/mol.
PERHITUNGAN PERHITUNGAN A. PEMBUATAN LARUTAN
(11)
Dik : M CuSO4 = 1 M V CuSO4 = 25 ml
Mr CuSO4 .5H2O = 249, 68 g/mol Dit : m CuSO4 = ………?
Jawaban :
M CuSO4= m CuSO4 Mr CuSO4 x
1000
V(ml) 1 = m CuSO4
249, 68g/mol x
1000 25ml m CuSO4= 6, 242 gram
b) Larutan HCl 2 M
Dik : M1 = 12, 06 M
M2 = 2M ; V2 = 50 ml Dit : V1 = ……….? Jawaban :
M1 x V1 = M2 x V2
12,06 M x V1= 2M x 50 ml V1= 8,29 ml c) Larutan NaOH 2,05 M
Dik : M NaOH = 2,05 M
V NaOH = 25 ml
Mr NaOH = 40 g/mol
Dit : m NaOH =……….?
Jawaban :
M NaOH= m NaOH Mr NaOH x
1000
V(ml) 2,05 M = m NaOH
40g/mol x
1000 25ml m NaOH = 2,05 gram
B. PENENTUAN TETAPAN KALORIMETER Dik : p air = 1 g/cm3
c air = 4,2 J/g.K
T1 (air dingin) = 29oC = 302 K T2 (air dingin) = 39oC = 312 K
T3 (campuran) = (32 + 32,5 +2,5 + 32 + 32 + 32 + 32 +32 + 32 + 32) C o
10 = 32,1oC = 305,1 K
Dit : K =…………..? Jawaban :
(12)
= 1 gr/ cm3x 20 cm3 = 20 gram b) kalor yang diserap air digin
q1 = m x c x ∆ T
= 20 gramx 4,2 J/g.K x (32,1- 29 )oC = 260,4 Joule
c) kalor yang dilepas air dingin q1 = m x c x ∆ T
= 20 gramx 4,2 J/g.K x (39- 32,1 ) oC = 579,6 Joule
d) kalor yang diterima kalorimeter q3 = q2 x q1
= 579,6 J x 260,4 J = 319,2 J e) Tetapan Kalorieter
K = q3
ΔT
= 319, 2
(32,1−29) = 102,96 J/K
C. Penentuan Kalor Reaksi Zn (s)+CuSO4 Dik : T Campuran = 48,2 OC
K =
T1+T2+T3+T4+T5+T6+T7+T8+T9+T10 ¿ ¿
10
= 34+49+51+53+53¿ ¿+51+49+48+47+47
10
= 482
10 = 48,2 OC = 321,2 K
T awal =305 K
K =102,96 J/K
∆ T = Tc – Ta =(321,2 -305) K = 16,2 K
Dit : ∆ H =……….?
Jawaban :
a) Kalor yang diserap kalorimeter q1 = K x ∆ T
= 102,96 J/K x 16,2 K =1667,952 J
(13)
P ZnSO4 = 1,14g/cm3
V = 25 cm3 c ZnSO4 = 3,52 J/g.K m larutan = p x V
q2 = m x c x ∆ T = p x V x c x ∆ T
=1,14 g/cm3 x 25 cm3 x 3,52 J/g.K x 16,2 K = 1625,184 J
Kalor yang dihasilkan oleh reaksi q3 = q2+ q1 Joule
=1625,184 J + 1667,952 J = 3293,136 J c) n ZnSO4 = n Zn
= m mr =
1,5
65,4 = 0,023 mol
d) Kalor akhir reaksi ∆ H = q3
n =
3293,136J
0,023mol = 143580,7296 J/mol
= 143,58 kJ/mol
D. Penentuan Kalor Pelarutan Etanol dalam Air
Dik : p air = 1 g/cm3 Dit : ∆ H = ………?
c air = 4,21 J/g.K
p etanol = 0,8172 g/cm3 c etanol = 1,92 J/g,K
K = 102,96 J/K
Jawaban
Variasi I ( V air = 18 ml ; V etanol = 29 ml ) T1 = T air = 29,875 o C = 302,875 K T2 = T etanol =27 o C = 300 K T3 = T campuran = 34,75 o C = 307,75 K
a) m air = p x V = 1 g/cm3 x 18 cm3 = 18 gram b) m etanol = p x V = 0,8172 g/cm3 x 29 ml =
23,6988 gram
c) n etanol = m etanol mr etanol = 23,7g
46g/mol =0,515 mol
-
Kalor yang diserap airq1 = m x c x ∆ T
(14)
= 369.4275 Joule
-
Kalor yang diserap etanol q2 = m x c x ∆ T= 23,6988 x 1,92 J/g,K x (307,75 K - 300 K) = 352.638144 Joule
-
Kalor yang diserap kalorimeter q3 = K x ∆ T= 102,96 J/K x (307,75-28,44) = 649,67 Joule
-
Kalor yang dihasilkan pada pelarutan I q4 =q1 + q2 + q3 = …….Joule= 369.4275 J + 352.638144 J + 649,67 J = 1371.74 Joule
-
∆ H = n etanolq4= 1371,74J
0,515mol
= 2663,564 J/mol
Variasi II ( V air = 27 ml ; V etanol = 19,3 ml )
T1 = T air = 29,88 oC = 302,88 K T2 = T etanol = 27 oC = 300 K
T3 = T campuran = 34,75 oC = 307,75 K d) m air = p x V = 1 g/cm3 x 27 cm3 = 27 gram e) m etanol = p x V = 0,8172 g/cm3 x 19,3 ml =
15,77 gram
f) n etanol = m etanol mr etanol
= 15,77g
(15)
-
Kalor yang diserap air q1 = m x c x ∆ T= 27 g x 4,21 J/g.K x (34,75-29,88)oC
= 553,57 Joule
-
Kalor yang diserap etanol q2 = m x c x ∆ T= 15,77 x 1,92 J/g,K x (34,75 - 27)oC
= 234,46 Joule
-
Kalor yang diserap kalorimeter q3 = K x ∆ T= 102,96 J/K x (34,75-28,44)oC = 649,67 Joule
-
Kalor yang dihasilkan pada pelarutan I q4 =q1 x q2 x q3 = …….Joule= 553,57 J x 234,46 J x 649,67 J = 1437,7 Joule
-
∆ H = n etanolq4= 1437,7J
0,343mol =4191,5 J/mol
Variasi III ( V air =36 ml ; V etanol = 14,5 ml ) T1 = T air = 30,5 OC
T2 = T etanol = 27 OC
T3 = T campuran = 36,38 OC
a) m air = p x V = 1 g/ml x 36 = 36 gram b) m etanol = p x V = 0.817 g/ml x 14,5 ml =
11,85 gram
c) n etanol = m etanol mr etanol =
11,85gram
46gr/ml =
(16)
-
Kalor yang diserap air q1 = m x c x ∆ T= 36 gram x 4,2 J/g.K x (36,38- 30,5) OC = 889,05 Joule
-
Kalor yang diserap etanol q2 = m x c x ∆ T= 11,85 gram x 1,92 J/g.K x (36,38-27) OC = 213,41 Joule
-
Kalor yang diserap kalorimeter q3 = K x ∆ T= 102,96 J/K x (36,38-28,75) OC = 785,58 Joule
-
Kalor yang dihasilkan pada pelarutan I q4 = q1 + q2 + q3= 889,05 J + 213,41 J + 785,58 J = 1888 Joule
-
∆ H = n etanolq4 = 1888J0,258mol = 6624,7 KJ/mol
Variasi IV ( V air = 36 ml ; V etanol = 11,6 ml ) T1 = T air = 303.50 K
T2= T etanol = 300 K
T3= T campuran = 309.38 K
a) m air = p x V = 1 g/ml x 36 ml = 36 gram b) m etanol = p x V = 0,817 g/ml x 11,6 = 9,477
gram
c) n etanol = m etanol mr etanol
= 9,477gram
46g/mol = 0,2 mol
-
Kalor yang diserap air(17)
= 36 g x 4,2 J/g.K x (36,38-30,5) = 889, 056 Joule
-
Kalor yang diserap etanol q2 = m x c x ∆ T= 9,477 g x 1,92 J/g.K x (36,38-27) = 170,67 Joule
-
Kalor yang diserap kalorimeter q3 = K x ∆ T= 102,96 J/K x ( 36,38-28,75) = 785,58 Joule
-
Kalor yang dihasilkan pada pelarutan I q4 = q1 + q2 + q3= (889,056 + 170,67 + 785,58) Joule = 1845,3 Joule
-
∆ H = n etanolq4= 1845,3J
0,2mol
= 9226,55 KJ/mol
E. Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
Dik : V campuran = ml T campuran = K
pcampuran = ml T awal larutan = K
m campuran = ml c =
3,96 J/g.K
Dit : ∆ T = ? Jawaban :
a) Kalor yang diserap larutan q1 = m x c x ∆ T
= 41,2 g x 3,96 J/g.K x (313.65 - 304) = 1574,4 Joule
b) Kalor yang diserap kalorimeter q2 = K x ∆ T
= 102,96 x (33,65 – 304) = 993,564 Joule
c) Kalor yang dihasilkan oleh reaksi q3 = q1 x q2
(18)
= 2567,964 Joule d) Kalor penetralan
∆ Hn= q3 n NaCL = 2567,964J
0,04mol = 64199,1 J/mol = 64,2 kJ/mol
(19)
JAWABAN PERTANYAAN
1. a. NaOH + HCl → NaCL + H2O
Terjadi kalor penetralan , karena apabila kedua senyawa ini direaksikan maka akan terjadi reaksi penetralan antara basa kuat dan asam kuat dan terbentuklah garam netral.
b. NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O
tidak terjadi kalor penetralan karena reaksi asam kuat dan basa lemah akan menghasilkan garam yang bersifat asam.
c. NH4OH + CH3COOH → NH4CH3COO + H2O
terjadi kalor penetralan , karena apabila kedua senyawa tersebut direaksikan maka akan terjadi reaksi penetralan antara basa lemah dan asam lemah sehingga
menghasilkan garam yang bersifat netral
2. Jika perubahan kalor yang terjadi secara konstan , maka perubahan system hanya menyangkut zat padat dan zat cair saja. Maka kerja yang bersangkutan dengan sistem dapat diabaikan.
3.
4. Dik : gr Na2CO3 = 8,4 gram
gr air = 80 gram ρ air = 1gr/cm3
penaikan temperatur = 6,2 4 derajat kalor jenis = 4,0 J/g/K
(20)
Dit : entalpi pembentukan Kalor yang diserap air Q1 = 80. 4,2. 6,24 = 2096,6 J
Kalor yang diserap Na2CO3
Q2 = 8,4. 4,0.6,24 = 209,66 J
Kalor yang dihasilkan Q3 = Q1 + Q3
= 2096,6 + 209,6 = 2296,2 J
∆H = Q3
n Na2Co3 = 2296,2 J/mol
(21)
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Perubahan energi kimia yang menyertai reaksi kimia adalah perubahan kalor pada suatu unsur dengan suatu senyawa atau pelarut dan penentuan tetapan kalorimetri menggunakan alat yang disebut kalorimeter.
Saran
Saran yang diberikan kedepan nya adalah memvariasikan percobaan kalor penetralan dengan mengubah senyawa asam dan basa dalam reaksi tersebut untuk membandingkan nilai kalor yang dihasilkan.
(22)
DAFTAR PUSTAKA
Atkins PW, 1994, Kimia Fisik II, Erlangga, Jakarta
Chang R, 2004 , Kimia Dasar, jilid 1 edisi 5 , Alih Bahasa Seminar Achmadi , Erlangga, Jakarta
Daintith J, 1994, Kamus kimia , Alih Bahasa Seminar Achmadi, Erlangga , Jakarta Dogra sk, 1990 , Kimia Fisik dan Soal Soal, UI PRESS, Jakarta
Hardoyo, Tjhahjono AE, Primarini D, Hartono dan Musa, 2007, Kondisi Optimum Fermentasi asam asetat menggunakan acetobacter aceti B166, Jurnal Sains MIPA, Vol 13 No 1
Idral DD, Salim M, Mardiah E, 2012, Pembuatan Bioetanol Dari Ampas Sagu Dengan Proses Hidrolisis Asam Dengan Menggunakan Saccharomyces Cerevesiae, Jurnal Kimia Unand, Vol 1 No 1
Mulyono, 2009, Kamus Kimia , Balai Pustaka, Jakarta
Oxtoby DW, Gills HP , Norman H, 2001, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, jilid 1 edisi 4, erlangga , Jakarta
Pudjaatmaka H, 2002 , Kamus Kimia ,Balai Pustaka , Jakarta
Surya Y, 2009 , Suhu Dan Termodinamika , PT. Kandel, Tanggerang
Sholihah, 2012 , Menentukan Panas Yang Ditimbulkan Oleh Arus Listrik Dan Kalor , Universitas Muhammadiyah, Jakarta
(1)
= 36 g x 4,2 J/g.K x (36,38-30,5) = 889, 056 Joule
-
Kalor yang diserap etanol q2 = m x c x ∆ T= 9,477 g x 1,92 J/g.K x (36,38-27) = 170,67 Joule
-
Kalor yang diserap kalorimeterq3 = K x ∆ T
= 102,96 J/K x ( 36,38-28,75) = 785,58 Joule
-
Kalor yang dihasilkan pada pelarutan I q4 = q1 + q2 + q3= (889,056 + 170,67 + 785,58) Joule = 1845,3 Joule
-
∆ H = n etanolq4= 1845,3J
0,2mol
= 9226,55 KJ/mol
E. Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
Dik : V campuran = ml T campuran = K
pcampuran = ml T awal larutan = K
m campuran = ml c =
3,96 J/g.K
Dit : ∆ T = ? Jawaban :
a) Kalor yang diserap larutan q1 = m x c x ∆ T
= 41,2 g x 3,96 J/g.K x (313.65 - 304) = 1574,4 Joule
b) Kalor yang diserap kalorimeter q2 = K x ∆ T
= 102,96 x (33,65 – 304) = 993,564 Joule
c) Kalor yang dihasilkan oleh reaksi q3 = q1 x q2
(2)
= 2567,964 Joule d) Kalor penetralan
∆ Hn= q3
n NaCL = 2567,964J
0,04mol = 64199,1 J/mol = 64,2 kJ/mol
(3)
JAWABAN PERTANYAAN
1. a. NaOH + HCl → NaCL + H2O
Terjadi kalor penetralan , karena apabila kedua senyawa ini direaksikan maka akan terjadi reaksi penetralan antara basa kuat dan asam kuat dan terbentuklah garam netral.
b. NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O
tidak terjadi kalor penetralan karena reaksi asam kuat dan basa lemah akan menghasilkan garam yang bersifat asam.
c. NH4OH + CH3COOH → NH4CH3COO + H2O
terjadi kalor penetralan , karena apabila kedua senyawa tersebut direaksikan maka akan terjadi reaksi penetralan antara basa lemah dan asam lemah sehingga
menghasilkan garam yang bersifat netral
2. Jika perubahan kalor yang terjadi secara konstan , maka perubahan system hanya menyangkut zat padat dan zat cair saja. Maka kerja yang bersangkutan dengan sistem dapat diabaikan.
3.
4. Dik : gr Na2CO3 = 8,4 gram
gr air = 80 gram ρ air = 1gr/cm3
penaikan temperatur = 6,2 4 derajat kalor jenis = 4,0 J/g/K
(4)
Dit : entalpi pembentukan Kalor yang diserap air Q1 = 80. 4,2. 6,24 = 2096,6 J
Kalor yang diserap Na2CO3
Q2 = 8,4. 4,0.6,24 = 209,66 J
Kalor yang dihasilkan Q3 = Q1 + Q3
= 2096,6 + 209,6 = 2296,2 J
∆H = Q3
n Na2Co3 = 2296,2 J/mol
(5)
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Perubahan energi kimia yang menyertai reaksi kimia adalah perubahan kalor pada suatu unsur dengan suatu senyawa atau pelarut dan penentuan tetapan kalorimetri menggunakan alat yang disebut kalorimeter.
Saran
Saran yang diberikan kedepan nya adalah memvariasikan percobaan kalor penetralan dengan mengubah senyawa asam dan basa dalam reaksi tersebut untuk membandingkan nilai kalor yang dihasilkan.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Atkins PW, 1994, Kimia Fisik II, Erlangga, Jakarta
Chang R, 2004 , Kimia Dasar, jilid 1 edisi 5 , Alih Bahasa Seminar Achmadi , Erlangga, Jakarta
Daintith J, 1994, Kamus kimia , Alih Bahasa Seminar Achmadi, Erlangga , Jakarta Dogra sk, 1990 , Kimia Fisik dan Soal Soal, UI PRESS, Jakarta
Hardoyo, Tjhahjono AE, Primarini D, Hartono dan Musa, 2007, Kondisi Optimum Fermentasi asam asetat menggunakan acetobacter aceti B166, Jurnal Sains MIPA, Vol 13 No 1
Idral DD, Salim M, Mardiah E, 2012, Pembuatan Bioetanol Dari Ampas Sagu Dengan Proses Hidrolisis Asam Dengan Menggunakan Saccharomyces Cerevesiae, Jurnal Kimia Unand, Vol 1 No 1
Mulyono, 2009, Kamus Kimia , Balai Pustaka, Jakarta
Oxtoby DW, Gills HP , Norman H, 2001, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, jilid 1 edisi 4, erlangga , Jakarta
Pudjaatmaka H, 2002 , Kamus Kimia ,Balai Pustaka , Jakarta
Surya Y, 2009 , Suhu Dan Termodinamika , PT. Kandel, Tanggerang
Sholihah, 2012 , Menentukan Panas Yang Ditimbulkan Oleh Arus Listrik Dan Kalor , Universitas Muhammadiyah, Jakarta