PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA INOVATIF TERINTERNALISASI KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMK ANALIS KESEHATAN.

ABSTRAK

NORMALIA AMANDA. Pengembangan Modul Kesetimbangan Kimia Inovatif
Terinternalisasi Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa SMK
Analis Kesehatan. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh modul kesetimbangan kimia
inovatif terinternalisasi karakter. Jenis penelitian ini merupakan Research and
Development (R&D). Subjek penelitian adalah sebanyak 5 orang guru SMK/MAK
yang berstatus aktif mengajar di Sumatera Utara dan 2 orang dosen kimia
UNIMED. Sampel penelitian dilakukan secara purposive sampling cluster yaitu
sebanyak 2 kelas XI Kimia Analis Kesehatan Haji Medan yang berjumlah 30 siswa.
Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis
data yang digunakan adalah Independent sampel t-test dan Correlate bivariate
dengan menggunakan SPSS for Windows pada taraf signifikansi α = 0,05. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) dari hasil analisa diperoleh bahan ajar A dan B
pada materi kesetimbangan kimia sebesar 3,39 dan 3,38 yang artinya cukup valid
tetapi sebagian perlu direvisi, sehingga dari hasil analisa dilakukanlah
pengembangan modul; (2) hasil analisa modul kesetimbangan kimia berdasarkan
BSNP diperoleh nilai rerata uji kelayakan isi sebesar 4,45 artinya valid tidak perlu
direvisi, uji kelayakan bahasa sebesar 4,41 artinya valid tidak perlu direvisi, uji
kelayakan penyajian sebesar 4,61 artinya sangat valid dan tidak perlu direvisi dan

uji kelayakan kegrafikaan sebesar 4,69 artinya sangat valid dan tidak perlu direvisi.
Dengan demikian modul yang telah dikembangkan telah layak untuk digunakan;
(3) hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol
dengan nilai signifikansi sebesar 0,128 sehingga sig.(0,0128) < α (0,05) yang
berarti Ha diterima; dan (4) terdapat korelasi yang cukup tinggi antara karakter
siswa dan hasil belajar siswa dengan nilai rhitung > rtabel (0,521 > 0,361) yang berarti
Ha diterima.
Kata Kunci: Pengembangan Modul, kesetimbangan kimia, research and
developmet, internalisasi, karakter.

i

ABSTRACT

NORMALIA AMANDA. Development of Chemical Equilibrium Module
Innovative Character Internalisation to Improve Student Learning Outcomes
Chemical Vocational Health Analyst. Postgraduate School of the State University
of Medan. 2017.
The research aimed to obtain a chemical equilibrium module innovative
character internalisation. This type of research was the Research and Development

(R & D). The subject were as much as 5 teachers SMK / MAK another active
teaching in North Sumatera and 2 chemistry lecturer of UNIMED. The research
sample was done by purposive sampling cluster as many as 2 Classes XI Chemistry
Health Analyst Haji Medan totaling is 30 students. The research is descriptive
qualitative and quantitative. The technique of analysis data is Independent samples
t-test and bivariate Correlate with SPSS for Windows at significance level α = 0,05.
The results showed that; (1) of the analysis results obtained teaching materials A
and B in the material the chemical equilibrium of 3,39 and 3,38 which means
adequate valid but there was need to revised, so that the results of the analysis was
performed in the module development; (2) the results of chemical equilibrium
module based BSNP obtained a mean value of 4,45 due diligence means valid
contents didn’t need to revised, due diligence by 4,41 means that are valid language
didn’t need to revised, the presentation of the feasibility test of 4,61 it means that
valid and didn’t need to revised and graphis feasibility studies of 4,69 it means that
are valid and didn’t need to revised. Thus the modules have been developed suitable
for use; (3) the results of the experiment grade students was higher than the control
class with a significance value of 0,128 so sig. (0,0128) < α (0,05) which means Ha
accepted; and (4) there is a correlation between the character of students and student
learning outcomes with the value of rcount>rtable (0,521>0,361) which means that Ha
is accepted.

Keywords: Module development, chemical
development, internalisation, character.

i

equilibrium,

research

and

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul:

“Pengembangan

Modul


Kesetimbangan

Kimia

Inovatif

Terinternalisasi Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa
SMK Analis Kesehatan”. Adapun penyusunan tesis ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Kimia Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis berkenan mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr.
Marham Sitorus, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis. Teristimewa penulis
ucapkan terima kasih kepada Ayahanda Malasito dan Ibunda Mardiah Pulungan
yang setingi-tingginya, yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi, yang
mengajarkan arti cinta, keikhlasan serta ketegaran dalam menjalani hidup dan sosok
yang rela berkorban serta mendoakan penulis dalam setiap sujudnya. Terima kasih
juga penulis sampaikan kepada Adik tersayang, yakni Muhammad Khoirul Fah
Rozi yang selalu memberikan semangat dan mendoakan penulis. Serta tak lupa juga

penulis sampaikan kepada kekasih hati penulis dr. Mohd. Reza Lubis yang
merupakan sosok yang telah hadir dan memberikan warna ceria dalam kehidupan
dan memberikan motivasi serta mendoakan penulis.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku direktur Pascasarjana UNIMED.

2.

Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si selaku Ketua Program Studi S2
Pendidikan Kimia.

3.

Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Pendidikan
Kimia.

4.


Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S, Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si,
dan Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si, selaku Dosen Narasumber.

ii

5.

Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si dan Bapak Dr. Mahmud, M.Sc selaku validator ahli.

6.

Ibu Desi Yulian, S.Pd yang telah memberikan informasi dan membantu
administrasi kepada penulis.

7.

Ibu Nur’aini, S.Pd, M.Kes selaku Kepala Sekolah SMK Kesehatan Rs. Haji
Medan.

8.


Bapak dan Ibu guru serta para staf pegawai SMK Kesehatan Rs. Haji Medan
yang telah membantu administrasi kepada penulis.

9.

Rekan kerja di Kesehatan Rs. Haji yakni Riesyatul Khairiyah, S.Pd dan
Chairunnissa, S.Pd yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis.

10. Teman-teman

seperjuangan penulis

yang selalu mendengarkan dan

memberikan motivasi kepada penulis dari sebelum penelitian sampai dengan
selesai pemberkasan yakni Diki Suprapto, M.Pd, Anggi Cahya Deli, M.Pd dan
Kale Ade Wiwoho, S.Pd.
11. Semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan tesis ini yang tak bisa
disebutkan saru persatu, terima kasih semuanya.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas bantuan dan
dukungan yang diberikan. Harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi kita
semua.

Medan, 07 April 2017

Normalia Amanda

iii

DAFTAR ISI
Halaman
i
ii
iv
vii
viii
ix

ABSTRAK

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

BAB II

BAB III

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Definisi Operasional


1
8
8
9
10
10
11

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Belajar dan Hasil Belajar
2.1.1. Teori-teori Belajar
2.2. Penilaian Hasil Belajar
2.3. Penelitian Pengembangan (Research and Development)
2.4. Pengertian Modul
2.4.1. Karakteristik Modul
2.4.2. Langkah-langkah Penyusunan Modul
2.4.3. Evaluasi dan Revisi Pengembangan Modul
2.5. Pengertian Inovasi
2.6. Pengertian Terinternalisasi
2.7. Pendidikan Karakter

2.8. Karakteristik Kimia SMK Analis Kesehatan
2.9. Penelitian Relevan
2.10. Kerangka Konseptual
2.11. Hipotesis Penelitian

12
13
15
16
20
21
23
27
28
29
31
33
35
36
38

METODE PENELITIAN
3.1. Gambaran Umum Penelitian
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3. Populasi dan Sampel
3.4. Rancangan Penelitian
3.5. Tahapan Penelitian
3.6. Jenis Data
3.7. Prosedur Penelitian
3.8. Instrumen Penelitian
iv

39
39
39
40
40
43
43
45

3.9. Teknik Analisis Data
3.9.1. Penilaian Kriteria Analisis Bahan Ajar dan Kelayakan
Modul Kimia
3.9.2. Penilaian Kriteria Terhadap Internalisasi Nilai-nilai
Karakter dan Modul Kimia
3.9.3. Penilaian Nilai-nilai Karakter Siswa Selama Proses
Pembelajaran
3.9.4. Uji Keberhasilan Modul Kimia Terhadap Hasil Belajar
Siswa
3.9.5. Uji Korelasi Nilai-nilai Karakter dengan Hasil Belajar
Siswa
3.10. Uji Prasyarat
3.11. Pengujian Hipotesis
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Umum Penelitian
4.2. Analisis Bahan Ajar Kimia
4.2.1. Analisis Bahan Ajar Penerbit A
4.2.2. Analisis Bahan Ajar Penerbit B
4.3. Hasil Pengembangan Modul Kesetimbangan Kimia
Inovatif Terinternalisasi Karakter
4.3.1. Penilain Uji Kelayakan Modul Berdasarkan BSNP
4.3.2. Penilaian Terhadap Internalisasi Karakter ke Dalam
Modul
4.4. Hasil Uji Coba Modul Kesetimbangan Kimia Inovatif
Terinternalisasi Karakter Terhadap Hasil Belajar Siswa
4.4.1. Analisis Instrumen Tes Hasil Belajar
4.4.2. Deskripsi Data Hasil Pretest dan Posttest
4.4.3. Deskripsi Data Hasil Belajar Kimia Siswa
4.4.4. Uji Prasyarat Terhadap Hasil Belajar Siswa
4.4.5. Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa
4.5. Hasil Observasi Nilai-nilai Karakter Selama Proses
Pembelajaran
dengan
Menggunakan
Modul
Kesetimbangan Kimia Inovatif Terinternalisasi Karakter
4.5.1. Analisis Instrumen Observasi Karakter Siswa
4.5.2. Deskripsi Data Hasil Observasi Karakter Siswa
4.6. Hasil Pengujian Korelasi antara Nilai-nilai Karakter
dengan Hasil Belajar Siswa
4.6.1. Uji Prasyarat Terhadap Karakter Siswa
4.6.2. Uji Hipotesis Korelasi Karakter dengan Hasil Belajar
Siswa

v

49
50
50
51
51
52
53
53

55
56
57
60
62
66
76
80
80
83
83
85
87

87
88
88
90
92
94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

96
97
98

DAFTAR PUSTAKA

vi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.

Nilai Karakter dalam Pendidikan Indonesia

Tabel 2.2.

Perbedaan Karakteristik Pembelajaran Kimia di SMA dan
SMK Kesehatan di Kelas XI berdasarkan Kurikulum 2013

32
34

Tabel 3.1.

Rancangan Penelitian

40

Tabel 3.2.

Kriteria Tingkat Kevalidan dan Revisi Produk

50

Tabel 3.3.

Kriteria Tingkat Kevalidan dan Revisi Produk

51

Tabel 3.4.

Klasifikasi Nilai N- Gain

52

Tabel 3.5.

Tingkat Koefisien Korelasi

52

Tabel 4.1.

Identitas Bahan ajar yang Dianalisis

58

Tabel 4.2.

Penjabaran Isi Modul

66

Tabel 4.3.

Deskripsi Hasil Rata-Rata Data Pretest dan Posttes Siswa

84

Tabel 4.4.

Deskripsi Data Gain Siswa Kedua Kelas

85

Tabel 4.5.

Hasil Uji Normalitas Pretest, Posttest, Gain dan Karakter

86

Tabel 4.6.

Hasil Uji Homogenitas Data Pretest

86

Tabel 4.7.

Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa

87

Tabel 4.8.

Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Setiap Variabel

91

Tabel 4.9.

Hasil Uji Normalitas Karakter

93

Tabel 4.10

Hasil Uji Homogenitas Data Karakter

93

Tabel 4.11

Hasil Hipotesis Korelasi

94

vii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.

Model pengembangan oleh Dick dan Carey

Gambar 3.1.

Desain Penelitian Pengembangan Modul Kesetimbangan

17

Kimia Inovatif Terinternalisasi Karakter pada Siswa
SMK Kimia Analis Kesehatan

42

Gambar 4.1.

Hasil Analisis Bahan ajar A berdasarkan BSNP

59

Gambar 4.2.

Hasil Analisis Bahan ajar B berdasarkan BSNP

61

Gambar 4.3.

Hasil Nilai Rata-rata Standar Uji Kelayakan Isi

68

Gambar 4.4.

Hasil Nilai Rata-rata Standar Uji Kelayakan Bahasa

70

Gambar 4.5.

Hasil Nilai Rata-rata Standar Uji Kelayakan Penyajian

72

Gambar 4.6.

Hasil Nilai Rata-rata Standar Uji Kelayakan Kegrafikaan

74

Gambar 4.7.

Hasil Nilai Rata-rata Perolehan Internalisasi Karakter

77

Gambar 4.8.

Persen Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa

85

Gambar 4.9.

Hasil Penilaian Observasi Siswa Kelas Ekserimen dan
89

Kontrol

viii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Silabus Pelajaran Kimia SMK Kesehatan

Lampiran 2.

Rencana

Pelaksanaan

104

Pembelajaran

(RPP)

Kelas

Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 3.

Standar

Penilaian

Modul

107
Kesetimbangan

Kimia
135

Berdasarkan BSNP
Lampiran 4.

Instrumen Penilaian Nilai-Nilai Karakter Terhadap
151

Pengembangan Modul
Lampiran 5.

Rubrik

Penilaian

Karakter

Siswa

Selama

Proses

Pembelajaran Berlangsung

153

Lampiran 6.

Lembar Observasi Karakter

155

Lampiran 7.

Kisi-Kisi Instrumen Tes

156

Lampiran 8.

Analisis Bahan Ajar Penerbit A Dan B

165

Lampiran 9.

Hasil Penilaian Uji Kelayakan Modul Kesetimbangan
Kimia Inovatif Terinternalisasi Karakter Berdasarkan
Penilaian Dosen Dan Guru

Lampiran 10.

167

Hasil Penilaian Internalisasi Nilai-nilai Karakter Terhadap
Modul Kesetimbangan Kimia Inovatif Terinternalisasi
Karakter Berdasarkan Penilaian Dosen dan Guru

170

Lampiran 11.

Hasil Perhitungan Uji Validitas Butir Soal

Lampiran 12.

Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

172

Lampiran 13.

Hasil Perhitungan Uji Daya Beda Soal

173

Lampiran 14.

Hasil Perhitungan Uji Distruktor

174

Lampiran 15.

Perhitungan Uji Reliabilitas Soal

175

ix

171

Lampiran 16.

Kesimpulan Kriteria Instrumen Yang Digunakan

176

Lampiran 17.

Instrumen Tes Hasil Belajar

177

Lampiran 18.

Instrumen Tes Hasil Belajar Sesuai dengan Modul

182

Lampiran 19.

Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar (N-Gain)

185

Lampiran 20.

Hasil Rata - Rata Observasi Karakter Siswa Selama Proses
Pembelajaran

187

Lampiran 21.

Data Uji Normalitas Kelas Eksperimen

188

Lampiran 22.

Data Uji Normalitas Kelas Kontrol

189

Lampiran 23.

Data Uji Homogenitas Hasil Belajar

190

Lampiran 24.

Uji Hipotesis Hasil Belajar

191

Lampiran 25.

Data Uji Normalitas Karakter

192

Lampiran 26.

Data Homogenitas Karakter

193

Lampiran 27.

Uji Hipotesis Korelasi Nilai-Nilai Karakter Dengan Hasil

Lampiran 28

Belajar Siswa

194

Hasil Dokumentasi

195

x

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan saat ini berada dalam domainnya sendiri, yang telah
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan pribadi kita masingmasing bahkan dari awal kehidupun kita pula. Tidak heran dari hal tersebut
bisa digambarkan sebagai “bidang tindakan dalam dirinya sendiri” menurut
Hogan (dalam Ruffi, 2015). Ini merupakan aspek praktis pendidikan sebagai
tindakan-tindakan yang ditinjau kembali, dimana bekal ini telah diberikan
kepada kita sampai kita tumbuh dewasa. John Wilson (dalam Agboola, A, dan
Tsai, K.C., 2012) mengatakan bahwa pendidikan harus dilihat sabagai alat
yang otoritas seperti sebuah perusahaan besar, pengaturan kelembagaankelembagaan penelitian, atau bahkan yang lebih baik lagi jika dianggap seperti
suatu negara. Itulah sebabnya pendidikan di dunia ini sangatlah penting dalam
kehidupan manusia.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dalam dirinya agar memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. Dalam hal ini pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta menciptakan peradaban suatu bangsa
yang bemartabat sebagai rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi para peserta didik supaya menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab (Jaya, S.P.S., 2010).
Tujuan pendidikan adalah untuk menumbuhkan percaya diri dan penuh
kasih antar siswa yang menjadikan peserta didik tersebut sukses, bisa

2

berkontribusi dalam komunitas mereka, serta dapat melayani masyarakat
sebagai warga negara yang etis sehingga menciptakan sumber daya manusia
(SDM) yang tinggi. Untuk itu, pemerintah sedang gencar melakukan upaya
peningkatan suatu mutu pendidikan. Salah satu upaya pemerintah saat ini yang
telah dilakukan adalah dengan mengembangkan Kurikulum 2013 sebagai
penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan (KTSP). Perubahan kurikulum
yang diberlakukan mulai tahun 2013 ini bertujuan untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovaif dan afektif serta dapat
berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara hingga
perdaban dunia (Sudewi, Ni.L., Subagia, I.W., dan Tika, I.N., 2014).
Survei pendahuluan di lapangan dilakukan, ternyata banyak terdapat
masalah yang terjadi dan kegiatan proses pembelajaran atau bahkan siswa tidak
paham terhadap materi yang diajarkan oleh gurunya. Padahal tujuan
pendidikan salah satunya adalah agar tercipta siswa yang paham terhadap
materi yang diajarkan atau diberikan oleh gurunya. Dari penelitian
(Desmawati, 2010), menyatakan bahwa penyebab umum sulitnya materi atau
pelajaran tersebut untuk dipahami adalah seorang guru kurang mengenal
masalah pengajaran, guru terlau monoton dalam menjelaskan materi, serta
kurang efektifnya guru dalam menggunakan sumber ajar sehingga akan
mengakibatkan berkurangnya minat siswa dalam proses pembelajaran.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini, guru
dituntut untuk membuat proses belajar mengajar mereka untuk lebih aktif,
kreatif, efektif dan menarik untuk membuat siswa memiliki pengalaman
bersemangat dalam belajar. Salah satu faktornya yaitu dapat membuat
keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dengan memilih sumber belajar
yang sesuai. Penggunaan modul sangat efektif untuk membuat siswa menjadi
lebih aktif, kreatif dan reflektif. Sehingga akan membuat kegiatan
pembelajaran tidak didominasi oleh guru (Dewi N.K., dkk., 2015). Menurut
Winkel (dalam Ruffi, 2015) menyatakan bahwa modul yang baik harus
berinovatif yaitu berisi tujuan, lembar instruksi, bahan bacaan, kunci jawaban,

3

dan alat evaluasi yang dapat menarik perhatian siswa dari segi warna, bentuk,
kalimat dan sebagainya. Modul yang berinovatif dan menarik dapat digunakan
untuk alternatif bentuk penyajian sumber belajar yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan Permendiknas (dalam Rafika, dkk., 2015) bahwa
pentingnya sumber belajar seperti modul dalam suatu pembelajaran tercantum
dalam Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional
Pasal 1 Ayat 23 yang menyatakan bahwa sumber belajar merupakan hal
terpenting untuk mencapai Kompetensi Inti dan Dasar. Modul juga merupakan
penghubung antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga
sumber belajar yang baik dan berkualitas harus memiliki beberapa kriteria,
yaitu memiliki kebenaran isi, cara penyajian yang sistematis, penggunaan
bahasa dan keterbacaan yang baik, serta grafika yang fungsional.
Berdasarkan penelitian dari Horsley, dkk (2010) diperoleh data bahwa
siswa lebih suka dengan modul yang tertulis dibandingkan dengan modul
berbasis ICT. Dalam penyusunan atau pengembangan suatu bahan ajar harus
memperhatikan cara pengorganisasian dalam penyusunan materinya sebagai
fungsi pendidikan. Strategi pengorganisasian materi pelajaran mengacu pada
upaya penyajian materi pelajaran sebagai upaya menunjukkan kepada siswa
keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang terkandung dalam
materi pelajaran. Sehingga dengan adanya sumber belajar yang tepat seperti
modul maka siswa dapat belajar lebih terarah dan sistematis.
Selanjutnya Jipes, dkk (2010) yang mengemukakan bahwa suatu modul
yang baik harus dapat menyajikan materi pembelajaran sesuai dengan tuntutan
kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
dapat sebagai penghubung dalam pembelajaran agar kompetensi yang
ditetapkan akan tercapai. Begitu juga dengan Jungnickel, dkk (2009) modul
yang baik yaitu dalam penyusunan isinya harus sesuai dengan sistematika
tuntutan yang berlaku agar tercapai kompetensi yang diinginkan. Sesuai
dengan penelitian Mylvaganam, dkk (2014) mengungkapkan hasil dari
pengembangan dan evaluasi bahan ajar yang menggunakan Interactive

4

Whiteboard membuktikan bahwa modul sangat mendukung untuk pendekatan
pembelajaran dan modul juga sebagai alat pedagogis yang menjadi solusi untuk
meningkatkan rasa ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan dan tingkat
kepercayaan ilmiah peserta didik.
Hal ini senada dikemukakan Power dan Banerjee (2007), menyatakan
bahwa penggunaan modul berinovatif yang diberlakukan terhadap 46 siswa
pada kursus metodologi pelajaran kimia menunjukkan perkembangan yang
signifikan kompetensi dalam pengetahuan, pemahaman, proses pemecahan
masalah dan aplikasi domain. Penggunaan modul juga dapat mengurangi
kesalahpahaman dalam beberapa aspek materi kesetimbangan kimia.
Dengan ini, maka sumber belajar seperti modul akan menjadi suatu
kebutuhan atau komponen utama bagi guru dan siswa dalam keberlangsungan
proses pembelajaran. Salah satu upaya yang perlu mendapat perhatian adalah
dengan melakukan inovasi bahan pembelajaran yang dituangkan dalam sebuah
modul. Modul yang berinovasi harus dikemas dalam bentuk yang menarik
seperti penggunaan warna, gaya bahasa sesuai dengan pokok bahasan dan
dilengkapi dengan gambar, ilustrasi, contoh soal untuk mendukung proses
pembelajaran serta didalam modul harus bisa menciptakan pendidikan karakter
(Good, dkk., 2010).
Jika dilihat saat ini, banyak siswa yang melakukan tindakan
menyimpang sehingga karena hal ini membuat pendidikan karakter wajib
untuk diterapkan pada berbagai tingkat pendidikan. Fondasi yang kuat dari
karakter, akan membuat siswa mampu bersaing di masa depan pada arena
internasional. Pendidikan karakter adalah suatu budaya sistem nilai-nilai
karakter untuk komunitas sekolah yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau
kemauan serta tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai ini kepada Tuhan
YME, diri kita sendiri dan orang lain, lingkungan dan kebangsaan agar menjadi
manusia yang berguna. Jadi bukan hanya mengetahui apa yang baik dan yang
buruk saja (Buchori, A dan Setiawaty, R.A, 2015).
Upaya penerapan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran
inilah merupakan ciri khas dan menjadi kekuatan di kurikulum 2013.

5

Kurikulum 2013 dirancang untuk memberikan keseimbangan, melatih serta
memperkuat kompetensi siswa dalam hal sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara utuh. Hal tersebut termuat dalam kompetensi inti 1 sampai
dengan kompetensi inti 4 yang ada di dalam kurikulum 2013 (Rhendy, 2015).
Seperti halnya dalam penelitian Wardani, dkk (2015) menyimpulkan bahwa
pembelajaran dengan dipandu modul kimia berbasis inkuiri lebih efektif dalam
memperbaiki karakter dan konsep pemahaman siswa.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, ditemukan banyak siswa SMK
Kesehatan Rs. Haji Medan yang menganggap mata pelajaran kimia umum sulit
dipelajari sehingga siswa sudah terlebih dahulu merasakan kurang mampu
untuk mempelajarinya. Hal ini bisa disebabkan oleh penyajian materi yang
kurang sistematis, tidak menarik dan membosankan sehingga siswa SMK sulit
belajar kimia. Padahal pelajaran kimia untuk sekolah kejuruan bidang
kesehatan sangatlah penting sebagai penopang atau pedoman materi pelajaran
produktif masing-masing jurusan.
Penggunaan modul sebagai sumber belajar untuk siswa memiliki arti
yang sangat penting, yaitu seperti dengan memperkaya sumber belajar dan
menerapkan nilai-nilai karakter sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Sesuai dengan tuntutan siswa SMK setelah tamat dituntut untuk
menjadi manusia yang produktif dan berkepribadian Pancasila serta mampu
bekerja sesuai bidang jurusannya, inilah yang menjadi ciri khas dari pendidikan
karakter.
Hasil survei awal juga menunjukkan bahwa bahan ajar pegangan yang
digunakan siswa pada saat ini khususnya dalam pembelajaran Kimia kelas XI
SMK, masih banyak yang belum di desain sesuai dengan kebutuhan siswa dan
belum bermuatan nilai karakter. Sedangkan dalam kurikulum 2013 menuntut
pentingnya penggunaan bahan ajar yang bisa menanam nilai-nilai karakter dan
dapat meningkatkan hasil belajar yang baik.
Upaya yang dapat dilakukan untuk masalah tersebut salah satunya
adalah melakukan pengembangan modul inovatif yang terinternalisasi
karakter. Modul yang berbasis karakter diharapkan bisa memberikan

6

sumbangan tidak langsung pada pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berkualitas. SDM yang demikian adalah SDM yang beretika, bermoral,
dan sopan santun. Mereka akan menjadi generasi penerus bangsa yang
berkarakter dan berkualitas akhlaknya sekaligus cerdas intelektualnya.
Selama menjadi seorang pendidik, peneliti banyak menemukan
pengalaman bahwa penggunaan modul dikalangan SMK Analis Kesehatan
masih minim digunakan dan peneliti juga menemukan banyak peserta didik
SMK yang cerdas, tetapi kualitas akhlaknya kurang baik, maka mereka tidak
dapat diharapkan untuk menjadi generasi penerus yang dapat membangun
bangsa kita. Saat ini sering terjadi tindakan siswa yang kurang mencerminkan
dirinya peserta didik yang berkarakter, misalnya menyontek ketika diadakan
ujian, kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru dan
kurang menanamkan rasa moral didalam diri anak didik. Sehingga perlu
diadakan pembelajaran modul kimia yang menanamkan nilai-nilai karakter.
Menurut Sudrajat dan Luthan (2014), yang menunjukkan hasil
penelitiannya bahwa bahan ajar kelas X semester 1 dan 2 yang dikembangkan
sesuai

dengan

kurikulum

2013

terinternalisasi

nilai-nilai

karakter

menunjukkan hasil kualitas yang baik yaitu sebesar 90,32% dan 87,40% lebih
tinggi dibandingkan bahan ajar KTSP. Hasil penelitian Izzati, dkk (2013)
menyatakan bahwa pembelajaran modul yang inovatif berkarakter pada materi
pencemaran lingkungan dapat meningkatkan karakter dan hasil belajar siswa
mencapai nilai KKM 100%.
Hal senada dikemukakan oleh Schwartz, R.D, dkk (2011) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hasil yang sangat signifikan dalam
pengetahuan tentang pelajaran kimia di SMK Farmasi. Nilai hasil belajar pretest dan post-test yang diperoleh sangat tinggi dengan menggunakan modul
pembelajaran (28,2 ± 14,7% dan 22,6 ± 15,3%) dibandingkan tanpa
menggunakan modul pembelajaran (25,2 ± 13,9% dan 21,3 ± 14,3%).
Penggunaan modul juga harus mampu mengembangkan nilai karakter pada
siswa seperti rasa percaya diri, peduli dan tanggung jawab dari tugas-tugas
yang terdapat dalam modul pembelajaran.

7

Dalam penelitian dari Situmorang, M dan Situmorang, A., (2014) yang
menunjukkan hasil penelitiannya bahwa keefektivitasan modul pembelajaran
inovatif dapat meningktakan prestasi siswa dalam materi kimia laju reaksi.
Siswa yang diajarkan dengan modul pembelajaran inovatif (M = 86,27 ± 5,92)
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (M = 76,20 ± 6,35), di mana kedua
kelompok berbeda secara signifikan (ttest 6,5 > ttabel 1,319).
Keberadaan modul kimia inovatif yang terinternalisasi karakter
diharapkan dapat membantu peserta didik untuk mengetahui pemahaman
terhadap pelajaran kimia dan dapat mengetahui pengaplikasian nilai-nilai
karakter, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Fakta inilah
yang membuat peneliti memilih untuk melakukan penelitian pengembangan
sumber belajar.
Dalam pembuatan modul pembelajaran biasanya hanya berisi satu
materi pokok. Salah satu materi kimia di SMK yang dapat dijadikan
pembahasan modul berbasis karakter adalah materi kesetimbangan kimia. Hal
ini dikarenakan materi tersebut merupakan materi yang banyak terdapat dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik begitu pula dengan pengaplikasiannya.
Contoh sederhana kesetimbangan kimia yang akrab dengan kehidupan seharihari, perubahan es yang menjadi air, kesetimbangan air dalam tubuh, proses
penguapan

air,

pengaplikasiannya

dalam

bidang

kesehatan

tentang

kesetimbangan pH darah dalam tubuh, bidang industri dan sebagainya.
Sehingga dari hal demikian peneliti dapat mengaplikasikan nilai-nilai karakter
ke dalam modul.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan
Kesetimbangan Kimia untuk tingkat SMK/MAK yang berbasis karakter,
dengan ini penulis mengangkat judul penelitian yaitu “Pengembangan Modul
Kesetimbangan

Kimia

Inovatif

Terinternalisasi

Karakter

Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa SMK Analis Kesehatan”.

8

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
masalah-masalah yang diidentifikasikan adalah sebagai berikut :
(1) Keefektifan penggunaan bahan ajar.
(2) Ketercapaian nilai-nilai pendidikan karakter pada peserta didik.
(3) Pemahaman peserta didik dalam memahami materi kimia.
(4) Ketercapaian nilai siswa pada pelajaran kimia.

1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi diatas, ada beberapa
hal dalam masalah-masalah tersebut dibatasi sebagai berikut :
(1) Isi materi yang akan dikembangkan dalam modul kimia kelas XI SMK
Analis Kesehatan yaitu pokok bahasan Kesetimbangan Kimia.
(2) Karakter yang dikembangkan untuk modul disesuaikan dengan materi
kesetimbangan kimia yaitu karakter religius, gemar membaca, berpikir
kritis, rasa ingin tahu, kreatif dan percaya diri.
(3) Validator ahli terhadap tingkat kelayakan modul yang akan
dikembangkan adalah 5 orang guru kimia SMK kelas XI dan memiliki
kelayakan akademis minimal S1 pendidikan kimia yang telah mengikuti
pelatihan kurikulum 2013, dan juga dosen Kimia Universitas Negeri
Medan dengan kriteria pendidikan minimal S2 yang menguasai
pelajaran kesetimbangan kimia dan minimal mengajar kimia dasar
selama 2 tahun sebanyak 2 orang.
(4) Uji coba modul ini dilakukan di SMK Kesehatan Rs. Haji Medan kelas
XI SMK Analis Kesehatan.

9

(5) Uji coba modul kesetimbangan kimia ini akan dilakukan di dua kelas
yaitu kelas eksperimen dan kontrol dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, rumusan masalah yang akan
diteliti adalah :
(1) Apakah bahan ajar yang dipakai di SMK Analis Kesehatan khususnya
pada materi kesetimbangan kimia memerlukan revisi ?
(2) Apakah modul kesetimbangan kimia inovatif terinternalisasi karakter
yang dikembangkan telah sesuai dengan BSNP ?
(3) Bagaimana nilai-nilai karakter religius, gemar membaca, berpikir kritis,
rasa ingin tahu, kreatif, peduli lingkungan dan percaya diri yang
diinternalisasikan ke dalam modul kesetimbangan kimia inovatif ?
(4) Apakah hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan
modul kesetimbangan kimia inovatif terinternalisasi karakter lebih
tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan menggunakan bahan ajar
kimia SMK/MAK pegangan siswa ?
(5) Bagaimana nilai-nilai tumbuhkembang karakter religius, berpikir kritis,
rasa ingin tahu, kreatif dan percaya diri siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan modul kesetimbangan kimia
inovatif terinternalisasi karakter ?
(6) Apakah ada korelasi antara nilai-nilai karakter religius, rasa ingin tahu,
berpikir kritis, kreatif dan percaya diri dengan hasil belajar siswa ?

10

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penilitian ini secara umum adalah :
(1) Mengetahui perlu tidaknya dilakukan revisi terhadap beberapa bahan
ajar yang dipakai di SMK Analis Kesehatan pada materi kesetimbangan
kimia.
(2) Memperoleh data tentang uji tingkat kelayakan modul kesetimbangan
kimia inovatif terinternalisasi karakter yang dikembangkan telah sesuai
dengan BSNP dari guru dan dosen.
(3) Memperoleh data tentang nilai-nilai karakter religius, gemar membaca,
berpikir kritis, rasa ingin tahu, kreatif, peduli lingkungan dan percaya
diri pada modul kesetimbangan kimia inovatif terinternalisasi karakter
dari guru dan dosen.
(4) Memperoleh data tentang hasil belajar kimia siswa yang diajarkan
dengan

menggunakan

modul

kesetimbangan

kimia

inovatif

terinternalisasi karakter lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan
menggunakan bahan ajar kimia SMK/MAK pegangan siswa.
(5) Memperoleh data tentang nilai-nilai tumbuhkembang karakter religius,
berpikir kritis, rasa ingin tahu, kreatif dan percaya diri siswa selama
proses pembelajaran dengan menggunakan modul kesetimbangan
kimia inovatif terinternalisasi karakter.
(6) Memperoleh data tentang korelasi antara nilai-nilai karakter religius,
berpikir kritis, rasa ingin tahu, kreatif dan percaya diri siswa dengan
hasil belajar siswa.
1.6. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penlitian ini adalah sebagai
berikut :
(1) Modul yang telah dikembangkan dapat dijadikan sebagai sumber
belajar untuk siswa.

11

(2) Bagi seluruh siswa kelas XI SMK Analis Kesehatan dapat
meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi kesetimbangan
kimia inovatif terinternalisasi nilai-nilai karakter.
(3) Bagi guru dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam proses
pembelajaran.
(4) Sebagai

inovasi

dan

masukan

bagi

peneliti

lainnya

dalam

mengembangkan suatu modul.
(5) Menjadi alat sebagai penanaman nilai-nilai karakter pada diri siswa.
1.7. Definisi Operasional
Adapun definisi operasional yang terkait dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
(1) Modul adalah suatu unit bahan ajar berbentuk cetak yang berisi satu
topik atau materi pelajaran yang saling berhubungan satu dengan yang
lain secara hierarkis.
(2) Inovasi adalah suatu ide atau gagasan baru yang berisi hal-hal yang baru
yang dilakukan melalui penelitian terencana.
(3) Terinternalisasi adalah penanaman nilai karakter ke dalam bahan ajar
ataupun modul sehingga nilai tersebut tercerminkan dalam sikap dan
perilaku yang diwujudkan dalam suatu perbuatan.
(4) Karakter adalah sifat khas, kualitas dan kekuatan moral dalam diri
kepribadian seseorang.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan,
sebagai berikut :
1. Bahan ajar kesetimbangan kimia yang terdapat dalam bahan ajar A dan B
memiliki kriteria 3,39 dan 3,38 yaitu cukup valid tetapi perlu dilakukan
revisi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan terhadap bahan ajar
tersebut yaitu khususnya pada bagian kelayakan isi dan kelayakan
penyajian.
2. Modul kesetimbangan kimia inovatif terinternalisai karakter yang
dikembangkan telah sesuai dengan BSNP yang dinilai oleh validator
sehingga layak untuk digunakan.
3. Modul kesetimbangan kimia inovatif yang telah dikembangkan dengan
menginternalisasikan nilai-nilai karakter termasuk dalam kriteria atau
kategori sangat baik dan tidak perlu direvisi dengan nilai rerata secara
keseluruhan sebesar 4,53.
4. Hasil belajar siswa yang menggunakan modul kesetimbangan kimia inovatif
terinternalisasi karakter lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kimia siswa
yang menggunakan bahan ajar pegangan siswa, dengan nilai signifikansi
sebesar 0,128 sehingga sig. (0,0128) < α (0,05) yang berarti Ha diterima.

5. Tumbuhkembang nilai-nilai karakter siswa selama proses pembelajaran
nilai tertinggi terletak pada karakter religius dengan nilai sebesar 90,84%,
sedangkan kelas kontrol karakter yang paling tertinggi juga terletak pada
karakter religius sebesar 76,04%.
6. Hubungan korelasi antara karakter dengan hasil belajar siswa dalam tingkat
yang cukup, dengan nilai koefisien korelasi yaitu rhitung > rtabel (0,521 >
0,361) yang berarti Ha diterima, dengan koefisien determinasinya sebesar
27,14%, sedangkan 72,86% ditentukan oleh faktor lain misalnya faktor
internal dan eksternal.

97

5.2. Saran
Berdasarkan simpulan telah dikemukakan, maka sesuai dengan hasil
penelitian yang didapat, maka peneliti menyarankan :
1. Hendaknya guru dan siswa yang menggunakan modul kesetimbangan kimia
inovatif terinternalisasi karakter terstandarisasi BSNP untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013.
2. Modul kimia kesetimabangan kimia inovatif terinternalisasi karakter sangat
baik untuk digunakan dalam memperbaiki karakter peserta didik Indonesia,
agar nilai – nilai karakter siswa muncul seiring dengan membaca dan belajar
di kelas.
3. Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini dapat dijadikan informasi dalam
mendesain penelitian lebih lanjut terkait dengan pengembangan modul
kimia inovatif yang dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada
umumnya, dan secara khusus pada proses pembelajaran kimia.
4. Bagi penulis dan penerbit bahan ajar, penelitian ini dapat dijadikan masukan
untuk memperhatikan pengembangan karakter pembelajaran yang sesuai
dengan standar kelayakan pada kurikulum 2013.
5. Hasil menunjukkan masih ada 72,86% dipengaruhi oleh faktor lain.
Olehnya peneliti menyarankan kepada peneliti lainnya untuk kiranya dapat
meneliti faktor lain tersebut. Misalnya faktor eksternal seperti lingkungan
keluarga, sarana dan prasarana tempat belajar dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Adriani, (2013), Hubungan Rasa Percaya Diri dengan Prestasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA Negeri 4 Gorontalo, Jurnal
Pendidikan Fisika, 1(1): 1-19.
Agboola, A, dan Tsai, K.C., (2012), Bring Character Education into Classroom,
European Journal of Educational Research, 1(1): 163-170.
Akinoglu, O. dan Tandogan, R.O., (2007) The Effects of Problem-Based Active
Learning in Science Education on Students’ Academic Achievement,
Attitude and Concept Learning, Eurasia Journal of Mathematics,
Science & Technology Education, 3 (1): 71-81.
Anggela, M., dkk., (2013), Pengembangan Buku Ajar Bermuatan Nilai-Nilai
Karakter Pada Materi Usaha Dan Momentum Untuk Pembelajaran Fisika
Siswa Kelas XI SMA, Pillar Of Physics Education, Vol.1: 63-70.
Arends, R.I., (2008), Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Arikunto,S., (2008), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Asrori,

(2011),

Proses

Internalisasi

Nilai-nilai

Karakter,

http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/prosesinternalisasinilai.ht
ml.
Badan Standar Nasional Pendidikan, (2006), Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional.
Buchori, A dan Setiawaty, R.A., (2015), Development Learning Model Of
Charactereducation

Through

E-Comic

In

Elementary

School,

International Journal of Education and Research, 9(3): 369-386.

99

Budimah, dkk., (2014), Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis
Karakter Materi Kalor SMP Kelas VII Di Bandar Lampung, Jurnal Sains
dan Pendidikan, 1(1): 1-8.
Desmawati, Y., (2010), Pengembangan Media Compact Disc (CD) Pada
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Biologi Pokok Bahasan
Sistem Reproduksi Manusia di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam
Terpadu Raudhatul Ulum Sakatiga Kabupaten Ogan Ilir, Program Studi
Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan
Sriwijaya.
Dewi, N.K., dkk., (2015), Development Of Ecosystem Subject Module With SetsVision And Islamic Value, International Conference on Mathematics,
Science, and Education, Postgraduate Program, State University of
Semarang.
Fristianti, (2011), Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis pada Pelajaran IPS
Sejarah dengan Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Mts
Nahdlatul Lama Malang, Universitas Negeri Malang.
Good, J.J., Woodzicka, J.A., dan Wingfield, L.C., (2010), The Effects of Gender
Stereotypic and Calcer-Stereoetypic Textbook Images on Science
Performance (Online), The Journal of Social Psychology, 150(2):132147, DOI: 10.1080 (http://www.tandfonline.com).
Horsley, M, Knight, B & Huntly, H , (2010), 'The role of textbooks and other
teaching and learning resources in higher education in Australia - change
and continuity in supporting learning', IARTEM, The Journal of
Education, 2(3): 43-61. (http://www.biriwa.com/iartem/ejournal).
Houston dan Howson, (1992), Penggunaan Bahan Ajar Bagi Guru dan Siswa,
Terjemahan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

100

Izzati, dkk, (2013), Pengembangan Modul Tematik Dan Inovatif Berkarakter Pada
Tema Pencemaran Lingkungan Untuk Siswa Kelas VII SMP, Jurnal
Pendidikan, 2(2): 183-188.
Jaya, S.P.S., (2010), Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X Semester 2 Di
SMK Negeri 3 Singaraja, Program Studi Teknologi Pembelajaran,
Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha.
Jippes, E.; van Engelen, J.M. L.; Brand, P.L.P. dan Qudkerk, M., (2010),
Competency-basedm(CanMEDS) residency training programme in
radiology: systematic design procedure, curriculum and success factors,
Eur Radiol, 20(4): 967-977.
Jungnickel, P.W., Kelley, K.W., Hammer, D.P., Haines, S.T. dan Marlowe, K.F.,
(2009), Addressing Competencies for the Future in the Professional
Curriculum American, Journal of Pharmaceuticat Education, 73(8):115.
Koesoemo, 2010, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,
Jakarta, Kompas Gramedia.
Munthe, (2011), Analisis dan Standarisasi Bahan Ajar Kimia Kelas X Berdasarkan
Standar Isi KTSP, Program Studi Pendidikan Kimia, Program
Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Mylvaganam, dkk., (2014), Development of a Science Module through Interactive
Whiteboard, Journal of Science Education, 3(6): 31-38, DOI : 10.5539.
Nugrahini, A.D., (2013), Hubungan Antara Religius dengan Hasil Belajar Siswa
Kelas XI SMAIT Abu Bakar Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

101

Prastowo, (2012), Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media.
Power dan Banerjee, (2007), The Development of Modules Inovatives for The
Teaching of Chemmical Equilibrum (Online), Journal of Science
Education, 3(13): 355-362 (http://www.tandfonline.com, diakses 2010).
Purwanto, (2010), Psikologi Pendidikan, Bandung, P.T. Remaja Rosdakrya.
Rafika, E., Fauzi, A., dan Ramli, (2015), Analisis Media Pembelajaran Dalam
Penyusunan Buku Teks Fisika SMA Terintegrasi Bencana Alam,
Universitas Negeri Padang.
Rhendy, (2015), Pengembangan Modul Berbasis Pendekatan Saintifik Kompetensi
Dasar Mendeskripsikan Pengertian Pertemuan/Rapat Kelas XI Apk 2
SMK Negeri 2 Nganjuk, Program Studi Administrasi Perkantoran,
Universitas Negeri Surabaya.
Ruffi, (2015), Developing Module on Constructivist Learning Strategies to
Promote Students’ Independence and Performance, International
Journal of Education, 1(7), doi:10.5296/ije.v7i1.6675.
Setyosari, P., (2010), Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Seftiana, (2015), Pengembangan Modul Kimia Berbasis Problem Based Learning
Pada Materi Koloid Sebagai Sumber Belajar Mandiri, Jurusan Kimia,
Universitas Negeri Semarang.
Schwartz, R.D, dkk., (2011), Teaching High School Chemistry in the Context of
Pharmacology Helps Both Teachers and Students Learn, Journal
Chemistry Education, 88(6): 744-750, DOI : 10.1021.

102

Silitonga, P.M, (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA,
UNIMED, Medan.
Siregar, D.A., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Kimia Sma Inovatif Dan
Terintegrasi Karakter Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Dan Tabel
Periodik Berdasarkan Kurikulum 2013, Program Pasca Sarjana,
Universitas Negeri Medan.
Situmorang, M dan Situmorang, A., (2014), Efektivitas Modul Pembelajaran
Inovatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pengajaran Laju
Reaksi, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan, 20(2): 139-147.
Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi
Pembelajaran Dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa, Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung,
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan.
Smith, K.A., (2002), Effective Designs and Practices for Problem-Based
Cooperative Learning (PBCL), University of Minnesota, Hong Kong
University of Science and Technology.
Sudewi, Ni.L., Subagia, I.W., dan Tika, I.N., (2014), Studi Komparasi Penggunaan
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dan Kooperatif
Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Berdasarkan
Taksonomi Bloom, e-Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha, Volume 4 Tahun 2014.
Sudrajat, A., (2015), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA/MA Terintegrasi
Nilai-Nilai Karakter Siswa, Jurnal Pendidikan, 21(1): 12-20.
Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung,
Alfabeta.

103

Suharta dan Luthan, P.LA., (2013), Pengembangan Model Pembelajaran dan
Penyusunan Bahan Ajar dengan pendekatan PAKEM PLUS untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumkembangkan Karakter Mulia
Siswa dalam Pelajaran Kimia di SMA, Universitas Negeri Medan,
Medan.
Sumantri, (2001), Strategi Belajar Mengajar, Bandung, CV Maulana.
Suriyani, D.I, Suhery, T., dan Ibrahim, A.R., (2014), Pengembangan Modul Kimia
Reaksi Reduksi Oksidasi Kelas X SMA, J.Pen.Pend.Kim, 1(1): 18-28.
Trian, E.A, dkk., (2013), Pengembangan Modul IPA Terpadu Berkarakter Pada
Tema Pengelolaan Lingkungan Untuk Kelas VII SMP, Jurnal
Pendidikan, 2(2): 269-273.
Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran inovatif – progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Ubaedy, (2011), Total Confidence: 9 Alngkah Mendongkrak Pede, Jakarta, Bee
Media Pustaka.
Wardani, dkk, (2015), The Effectiveness of the Guided Inquiry Learning Module
towards Students’ Character and Concept Understanding, Chemistry
Department of Semarang State University, Semarang, Volume 5, Tahun
2016 : 1589-1594.
Wena, M., ( 2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara,
Jakarta.