PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI

(1)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Subyek Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode peneli-tian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tertentu (Sugiyono, 2010). Secara singkat, langkah-langkah penggunaan metode penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall (1989) dalam Sukmadinata (2011) digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan MetodeResearch and Development (R&D)

Penelitian hanya dilakukan sampai uji coba terbatas. Subyek penelitian yaitu siswa SMA dan guru mata pelajaran kimia di Bandar Lampung.

B. Alur Penelitian Potensi dan

masalah

Pengumpulan data

Desain produk Validasi desain

Revisi desain Uji coba

produk Revisi produk

Uji coba pemakaian

Revisi produk Uji coba pemakaian

Batas penelitian yang telah dilaksanakan


(2)

Alur penelitian adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2. Alur Penelitian

Rancangan Modul Kesetimbangan Kimia Berbasis Multipel Representasi Analisis Kebutuhan

Studi Kepustakaan/Literatur Studi Lapangan

- Analisis SK dan KD - Pengembangan Silabus - Pembuatan Analisis Konsep - Pembuatan RPP

- Literatur tentang bahan ajar

- Wawancara guru dan siswa di enam SMA Negeri di Bandar Lampung mengenai

penggunaan bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran.

- Analisis bahan ajar yang digunakan oleh guru dan siswa.

Pengembangan Modul

Penyusunan Rancangan Modul Kesetimbangan Kimia

Uji Coba Terbatas

Revisi Hasil Revisi Berdasarkan Hasil Uji Coba Terbatas

Analisis Data dan Pembahasan

Kesimpulan Validasi Ahli


(3)

Penjelasan alur di atas adalah sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tuju-an dari Tuju-analisis kebutuhTuju-an adalah memperoleh informasi tentTuju-ang kondisi yTuju-ang ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang dikembangkan. Analisis kebutuhan terdiri dari:

a) Studi Kepustakaan/Literatur

Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat suatu produk yang akan dikembangkan. Pada tahap ini dilakukan pembuatan analisis konsep, RPP, dan mencari literatur tentang bahan ajar dan modul. Dalam tahap ini juga dilakukan analisis materi kesetimbangan kimia terhadap Standar Isi (SI), yang meliputi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran kimia khususnya pada materi pokok kese-timbangan kimia yang terdapat pada KTSP.

Selanjutnya, menganalisis bahan ajar kimia yang beredar di pasaran maupun yang digunakan oleh para guru dan siswa untuk materi kesetimbangan kimia, analisis yang dilakukan meliputi aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, aspek penyajian materi, aspek grafika, aspek keterbacaan, identifikasi kelebihan dan kekurangan bahan ajar kimia tersebut.

b) Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan mewawancarai satu guru kimia kelas XI IPA dan tiga siswa kelas XI IPA pada masing-masing sekolah di enam SMA Negeri di kota Bandar Lampung terkait dengan bahan ajar dan pembelajaran dengan


(4)

menggunakan multipel representasi. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara.

2. Pengembangan Produk

a) Penyusunan Produk Awal

1. Penyusunan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi

Penyusunan modul dilakukan dengan mengacu pada referensi yang terkait dengan pengembangan modul serta hasil dari analisis kebutuhan yang telah dilakukan. Setelah selesai dilakukan penyusunan modul kesetimbangan kimia berbasis multi-pel representasi, selanjutnya modul tersebut divalidasi oleh satu orang ahli atau pakar di bidang kimia. Validasi ini dilakukan untuk menilai aspek kostruksi, aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, aspek penyajian materi, dan aspek grafika.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan setelah pelaksanaan uji ahli adalah seba-gai berikut:

a) Melakukan analisis terhadap hasil uji ahli.

b) Melakukan perbaikan/revisi berdasarkan analisis hasil uji ahli. c) Mengkonsultasikan hasil perbaikan.

2. Penyusunan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang disusun meliputi angket uji aspek kesesuaian dengan kurikulum, penyajian materi dan grafika untuk guru, serta angket uji keterbacaan untuk siswa. Sama halnya dengan modul yang telah dikembangkan, instrumen penelitian yang telah disusun kemudian divalidasi oleh pembimbing. Tujuannya untuk mengetahui kesesuaian instrumen penelitian dengan rumusan masalah pene-litian.


(5)

b) Uji Coba Terbatas

Setelah dihasilkan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi yang telah divalidasi oleh ahli, dilakukan uji coba terbatas pada satu guru SMA kelas XI IPA dan 20 siswa SMA kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Bandar Lampung untuk mengetahui kelayakan bahan ajar, melalui uji aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, penyajian materi, grafika dan keterbacaan.

c) Revisi Modul

Tahap akhir yang dilakukan pada penelitian ini adalah revisi dan penyempurnaan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi. Revisi dilakukan ber-dasarkan hasil uji coba terbatas, yaitu uji aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, uji aspek penyajian materi, uji aspek grafika, dan uji aspek keterbacaan modul yang telah dikembangkan.

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap persiapan

a. Menganalisis kurikulum

b. Menyusun analisis konsep, silabus, pemetaan dan rpp kesetimbangan kimia c. Mempelajari beberapa literatur terkait modul

d. Menganalisis buku-buku pelajaran yang telah beredar di pasaran dan beberapa buku pelajaran kimia yang sering digunakan di pasaran

e. Menganalisis bahan ajar yang telah dibuat oleh guru-guru di sekolah f. Menganalisis bahan ajar yang digunakan oleh guru dan siswa di sekolah

g. Menentukan buku teks sumber yaitutextbookkimia yang berjudul Kimia Dasar Konsep-konsep Inti karangan Raymond Chang (2004) dengan penerbit


(6)

Erlang-ga sertateksbookkimia yang berjudul Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Terapan karagan Ralph H.Petrucci-Suminar (1987) dengan penerbit Erlangga

h. Menentukan submateri pokok yang terdapat pada pokok bahasan kesetimba-ngan kimia

i. Mengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi yang sudah disesuaikan dengan kurikulum

j. Menyusun instrumen validasi ahli untuk mengukur aspek kostruksi, kesesuaian isi dengan kurikulum, penyajian materi dan grafika

k. Menyusun instrumen penelitian untuk guru untuk mengukur aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, aspek penyajian materi, dan aspek grafika

l. Menyusun instrumen untuk siswa untuk mengukur aspek keterbacaan m. Memvalidasi instumen yang telah disusun

n. Memperbaiki instrumen penelitian yang telah divalidasi oleh pembimbing o. Memvalidasi modul yang telah disusun

p. Memperbaiki modul.

2. Tahap pengumpulan data

Pada tahap pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Pengujian aspek kesesuaian isi dengan kurikulum melalui pengisian angket uji kesesuaian isi dengan kurikulum oleh guru.

b. Pengujian aspek penyajian materi melalui pengisian angket uji penyajian materi dengan kurikulum oleh guru.

c. Pengujian aspek grafika melalui pengisian angket uji grafika oleh guru. d. Pengujian aspek keterbacaan dilakukan melalui pengisian angket uji


(7)

3. Tahap akhir

a. Menganalisis hasil penelitian mengenai aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, penyajian materi, grafika, keterbacaan.

b. Merevisi modul

c. Mengambil kesimpulan d. Menyusun skripsi

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah: 1. Kesesuaian isi dengan kurikulum

Instrumen kesesuaian isi dengan kurikulum ini berupa angket yang terdiri dari pernyataan-pernyataan terkait dengan relevansi modul yang disusun terhadap kurikulum yang berlaku, kecukupan materi yang terkandung dalam modul dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan, keakuratan materi yang disajikan, dan lain sebagainya. Instrumen ini dilengkapi kolom saran.

2. Aspek penyajian materi

Instrumen aspek penyajian materi berupa angket yang terdiri dari pernyataan-pernyataan tentang kesesuaian materi dalam modul dengan tujuan pembelajaran, relevansi soal dan sebagainya.

3. Aspek grafika

Instrumen aspek grafika berupa angket yang terdiri dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan bentuk fisik modul sepertifont, desain, warna huruf, dan besar spasi. Instrumen ini juga dilengkapi dengan kolom saran.


(8)

4. Aspek keterbacaan bahan ajar

Instrumen aspek keterbacaan modul berupa angket yang terdiri dari pernyataan-pernyataan terkait dengan tingkat keterbacaan siswa berupa kemudahan bahasa untuk dipahami, kemenarikan modul, dan sebagainya.

E. Prosedur Pengumpulan Data

1. Aspek kesesuaian isi dengan kurikulum

Pengumpulan data aspek kesesuaian isi dengan kurikulum dilakukan dengan cara guru diminta untuk menilai aspek-aspek sebagai berikut:

a. Kesesuaian materi pada modul dengan SK dan KD

b. Kemampuan indikator produk menguraikan semua kompetensi yang ada dalam KD

c. Indikator dapat diukur

d. Kesesuaian materi dengan indikator

2. Aspek penyajian materi

Untuk memperoleh data aspek penyajian materi dilakukan dengan cara guru meni-lai aspek-aspek sebagai berikut:

a. Kesesuaian soal-soal dengan materi b. Kesesuaian soal-soal dengan indikator

c. Kesesuaian representasi simbolik, makroskopik dan sub mikroskopik dalam setiap kegiatan pembelajaran

3. Aspek grafika

Pengumpulan data aspek grafika dilakukan dengan cara guru diminta untuk me-nilai aspek-aspek sebagai berikut:


(9)

a. Keproporsionalan ukuran font yang digunakan b. Kemudahan huruf yang digunakan untuk dibaca c. Kemenarikan warna yang digunakan

d. Keserasian warna yang digunakan e. Kejelasan pemisah antar paragraf

f. Penempatan tata letak judul, subjudul, teks, dan nomor halaman g. Penggunaan variasi huruf

4. Aspek keterbacaan

Pengumpulan data dari uji keterbacaan dilakukan dengan cara siswa diminta un-tuk menilai aspek-aspek sebagai berikut :

a. Kesesuaian ukuran dan warna tulisan yang digunakan b. Kesesuaian variasi dan jenis huruf yang digunakan c. Kesesuaian ukuran gambar yang digunakan

d. Kemenarikan modul untuk dibaca

e. Kemudahan gambar /tabel dalam mendukung pemahaman materi dalam modul f. Kebenaran bahasa yang digunakan

g. Keefektifan dan keefisienan kalimat yang digunakan

h. Penggunaan contoh soal yang baik

i. Kemudahan konsep, teori dan aplikasi konsep kehidupan untuk dipelajari.

F. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data pada penelitian ini adalah menganalisis angket dengan langkah-langkah sebagai berikut :


(10)

Angket dibuat menggunakan pernyataan positif dengan rentang Skala Likert se-perti tercantum pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Skor Angket Berdasarkan Skala Likert

Pernyataan Skor SS (Sangat Setuju) S (Setuju) KS (Kurang Setuju) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju)

Positif 5 4 3 2 1

b. Mengolah skor

Pengolahan skor angket adalah sebagai berikut : 1) Menentukan batas skor

Skor = bobot jawaban x jumlah responden

a) Batas skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS) Skor = 5 x jumlah responden

b) Batas skor untuk pernyataan Setuju (S) Skor = 4 x jumlah responden

c) Batas skor untuk pernyataan Kurang Setuju (KS) Skor = 3 x jumlah responden

d) Batas skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS) Skor = 2 x jumlah responden

e) Batas skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS) Skor = 1 x jumlah responden

2) Menghitung persentase respon


(11)

3) Kriteria interpretasi skor

Setelah mendapatkan persentase respon, maka dapat ditentukan kategori aspek yang diukur dengan menggunakan kriteria interpretasi skor sebagai berikut : Tabel 3.2.Kriteria interpretase skor

Rentang Persentase

Kategori

81 % - 100 % Sangat kuat

61 % - 80 % Kuat

41 % - 60 % Cukup

21 % - 40 % Lemah


(12)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa mata pelajaran kimia merupakan bagian ilmu sains di SMA/MA yang bertujuan agar siswa memiliki kemampuan dalam memupuk sikap ilmiah, seperti jujur dan objektif terhadap data; ulet dan tidak cepat putus asa; kritis terhadap pernyataan ilmiah, dapat bekerja sama dengan orang lain, serta memperoleh pengalaman da-lam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen (Depdiknas, 2003). Pelajaran kimia sering sekali dianggap sulit untuk dipahami oleh siswa. Hal ini dikarenakan sebagian besar konsep kimia bersifat abstrak. Oleh karena itu dalam membelajarkan ilmu kimia dibutuhkan representasi yang pas sehingga membuat ilmu kimia menjadi lebih mudah dipahami siswa.

Johnstone (1982;1983) dalam Chitleborough (2004) membagi representasi ilmu kimia ke dalam tiga level, yaitu level makroskopik, level submikroskopik, dan level simbolik. Dalam proses pembelajaran kimia, penting untuk memulai dari level makroskopis dan simbolik sebab keduanya terlihat dan dapat dikonkritkan dengan contoh. Namun untuk level submikroskopik merupakan level yang paling sulit sebab menggambarkan teori atom suatu materi, termasuk partikel seperti elektron, atom, dan molekul yang biasanya termasuk sebagai level molekular. Selain itu, level submikroskopis juga merupakan level yang secara bersamaan dapat menjadi kekuatan dan kelemahan dalam pelajaran kimia. Sebagai kekuatan


(13)

karena level submikroskopik merupakan dasar intelektual dalam menjelaskan fenomena kimia, sebaliknya level submikroskopik sebagai kelemahan ketika siswa mencoba untuk belajar dan memahaminya siswa mengalami kesulitan. Penggunaan ketiga representasi kimia sangat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep kimia yang sebagian besar bersifat abstrak.

Salah satu materi kimia yang sebagian konsepnya bersifat abstrak adalah materi kesetimbangan kimia. Materi kesetimbangan kimia dimulai dengan reaksi searah dan dua arah, keadaan setimbang dinamis, reaksi homogen dan heterogen, serta tetapan kesetimbangan. Konsep-konsep yang bersifat abstrak ini sangat berpo-tensi dalam menimbulkan kesalahan konsep. Menurut Nakhleh, Lowrey, dan Reiner (1996) kesulitan siswa dalam memahami konsep dapat menimbulkan pemahaman yang salah, dan apabila pemahaman yang salah ini berlangsung seca-ra konsisten akan menimbulkan terjadinya salah konsep.

Adaminata dan Marsih (2011) melakukan penelitian yang berkaitan dengan kesa-lahan konsep siswa pada materi kesetimbangan kimia yaitu untuk konsep bangan homogen dan heterogen, konstanta kesetimbangan, dan keadaan kesetim-bangan memiliki tingkat kesalahan diatas 40%. Oleh karena itu untuk meminima-lisir miskonsepsi materi kesetimbangan kimia dibutuhkan bahan ajar yang dapat menjadi sumber pengetahuan maupun acuan siswa dalam pembelajaran kimia. Menurut Hernawan, Permasih, dan Dewi (2010) bahan ajar merupakan faktor eksternal siswa yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini diperkuat dengan pendapat Djamarah (2005) bahwa bahan ajar yang pokok disertai dengan bahan pelajaran yang menunjang akan membantu memotivasi siswa dalam


(14)

bela-jar. Selain itu, keberadaan bahan ajar diharapkan dapat membantu siswa belajar secara mandiri.

Salah satu bahan ajar yang dapat membantu siswa belajar secara mandiri adalah modul. Hal ini dikarenakan modul merupakan suatu program belajar mengajar terkecil yang dipelajari oleh siswa sendiri kepada dirinya sendiri (self instructi-onal) setelah siswa menyelesaikan yang satu dan melangkah maju dan mempela-jari satuan berikutnya (Winkel , 1987 dalam Dewi). Komponen-komponen yang dimiliki modul dapat membantu siswa untuk mengatur sendiri proses belajar yang akan dilalui. Selain itu, modul memiliki banyak keunggulan dibandingkan bahan ajar yang lain diantaranya dapat meningkatkan motivasi siswa, siswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya, dan sebagainya (Santyasa, 2009). Dengan adanya modul yang disusun dengan baik diharapkan siswa dapat memahami kon-sep kesetimbangan kimia secara mandiri.

Kenyataannya dilapangan ditemukan bahwa sejumlah besar buku teks pelajaran kimia yang beredar dan digunakan oleh guru maupun siswa hanya mengandung sejumlah konsep, fakta, dan penjelasan yang memaksa siswa untuk menghafal. Pada buku pelajaran kimia khususnya pada materi kesetimbangan kimia, repre-sentasi yang paling banyak digunakan adalah level simbolik. Ada beberapa buku pelajaran kimia yang di dalam materi kesetimbangan kimia menggunakan repre-sentasi level makroskopik, namun untuk penggunaan level submikroskopik pada materi kesetimbangan kimia masih sangat jarang digunakan .

Terkait dengan penggunaan multipel representasi dalam pembelajaran kesetimba-ngan kimia diperoleh data bahwa hampir seluruh guru belum mengetahui tentang representasi kimia, sehingga dalam proses pembelajaran belum melibatkan ketiga


(15)

level representasi kimia yaitu level simbolik, makroskopik dan submikroskopik secara bersamaan.

Melihat keadaan tersebut maka diperlukanlah suatu modul yang materi di dalam-nya disajikan melalui representasi simbolik, makroskopik, dan submikroskopik. Terkait dengan hal tersebut, maka dilakukanlah pengembangan modul kesetimba-ngan kimia berbasis multipel representasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi?

2. Bagaimana tanggapan guru terkait modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi?

3. Bagaimana tanggapan siswa terkait modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi?

4. Bagaimana faktor pendukung maupun kendala dalam proses pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :


(16)

2. Mendeskripsikan karakteristik modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi.

3. Mendeskripsikan tanggapan guru terhadap modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi.

4. Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi.

5. Mendeskripsikan faktor pendukung maupun kendala dalam proses

pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi.

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan atau manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Mempermudah siswa dalam mencapai kompetensi dasar pada pembelajaran kimia, khususnya pada materi kesetimbangan kimia.

2. Menambah referensi siswa dalam belajar.

3. Memberikan sumbangan bagi peningkatan mutu pendidikan dan pembela-jaran.

4. Sebagai bahan untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan bahan ajar kimia berbasis multipel representasi dalam pembelajaran kimia di SMA maupun tingkat satuan pendidikan lainnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Lokasi penelitian adalah di Bandar Lampung.


(17)

a. Menjelaskan kesetimbangan dan menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan

b. Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran arah reaksi kese-timbangan dengan melakukan percobaan

c. Menjelaskan penerapan prinsip kesetim-bangan dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

3. Modul yang dikembangkan ini memuat materi-materi kesetimbangan kimia yang disajikan secara multipel representasi.

4. Multipel representasi yang disajikan dalam bahan ajar yang dikembangkan adalah representasi kimia menurut Johnstone 1982;1983 (Chittleborough, 2004) yaitu level makroskopik , level submikroskopik, dan level simbolik. 5. Level makroskopik dalam bahan ajar yang dikembangkan yaitu fenomena

nyata yang dapat dilihat, contohnya perubahan warna, suhu, pH larutan, pembentukan gas dan endapan yang dapat diobservasi ketika suatu reaksi kimia berlangsung.

6. Level submikroskopik dalam bahan ajar yang dikembangkan yaitu level molekular yang menggambarkan atom, atau molekul yang tidak bisa dilihat. Level ini diekspresikan melalui gambar dua dimensi.

7. Level simbolik dalam bahan ajar yang dikembangkan yaitu dalam bentuk persamaan kimia, diagram, grafik dan rumus struktur.


(18)

Dengan ini Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan Saya juga tidak terdapat karya atau pen-dapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam per-nyataan Saya di atas, maka Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Bandar Lampung, Februari 2012

Chairunnisa


(19)

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 31 Juli 1991 sebagai putri kedua dari empat bersaudara buah hati Bapak Drs. Zainuri dan Ibu Dra. Mulyana.

Penulis mengawali pendidikan formalnya di SD Negeri 1 Kampung Baru 2003, SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun 2006, SMA Negeri 2 Bandar Lampung tahun 2009.

Tahun 2009 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur Tes SNMPTN. Penulis pernah menjadi Asisten Praktikum Kimia Dasar, Kimia Larutan, dan Kimia Anorganik I, juga sebagai Tutor Mata Kuliah Kimia Dasar, Kimia Larutan dan Dasar-dasar Kimia Analitik. Penulis juga aktif dalam UKM-U Paduan Suara Mahasiswa hingga tahun 2011, UKM-F Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI) dan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (Himasakta) FKIP Unila. Penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan eksternal seperti LampungChoirdan Sekar GitaChoir. Penulis pernah menjadi wakil Lampung dalam lombavocal groupdi Peksiminas Pontianak tahun 2010, dan paduan suara istana negara Gita Bahana Nusantara tahun 2011. Penulis juga memperoleh beasiswa Djarum di tahun 2011. Tahun 2012 penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di SMP Negeri 4 Sekampung, Lampung Timur.


(20)

Semakin mereka mencaci, semakin mereka memberi kekuatan padamu, tutup telingamu, pejamkan matamu, ikuti kata hatimu dan melangkah lebih maju


(21)

viii Halaman

Tabel 3.1. Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 35

Tabel 3.2. Kriteria interpretase skor ... 36

Tabel 4.1 Struktur materi dalam modul ... 40

Tabel 4.2 Hasil validasi ahli... 41


(22)

ix Halaman

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan

Metode Research and Development(R&D) ... 26 Gambar 3.2. Alur Penelitian... 27


(23)

Abraham, M. R., Williamson, V. M., Westbrook, S. L. 1994.A cross-age study of the understanding of five chemistry concepts. Journal of Reaserch in Sience Teaching, 31(2), 147-165.

Adaminata, M. I Nyoman, M. 2011.Analisis Kesalahan Konsep Siswa SMA Pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia. ITB. Bandung

Amri, S,dan Ahmadi I, K 2010.Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

Arifin, M,et.al. 2003.Strategi Belajar Mengajar Kimia. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Bandung.

Chittleborough, G. D. 2004.The Role of Teaching Models and Chemical Phenomena. Curtin University of Technology.

Dewi, A. L. (2010).Pengaruh Penerapan Pembelajaran Sistem Modul Terhadap Hasil Belajar Warga Belajar Paket B Di PKBM Sumber Arum (Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Program Paket B Kelas VIII di PKBM Sumber Arum). Bandung: Skripsi Jur. Pendidikan Luar Sekolah, UPI. [Tidak diterbitkan].

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006.Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar.Depdiknas. Jakarta.

Djamarah, S.B. 2005.Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Depdiknas. 2003.Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA dan MA. Puskur, Balitbang Depdiknas. Jakarta.

Depdiknas 2007.Panduan Pengembangan Bahan Ajar.Depdiknas. Jakarta. Wibowo,E., Mungin. 2005. Hati-hati Menggunakan Buku Pelajaran. (online)

http://www.suaramerdeka.com/harian/0508/09/opi04.htm - 19 Juni 2012. Hernawan, A. H, Permasih., Dewi, L. 2010.Pengembangan Bahan Ajar. UPI.


(24)

Nakhleh, M. B., Lowrey, K. A., & Mitchell, R. C. J. 1996.Narrowing the Gap Between Concepts and Algorithms in Freshman Chemistry. Chemical Education, 73 (8) , 758-762.

Rahma, A. (2010).Pengaruh Penggunaan Modul Bergambar terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 3 Subang. Skripsi Jur. Teknologi Pendidikan, UPI. [Tidak diterbitkan].Bandung. Santyasa,I W.2009.Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan

Modul. FMIPA Universitas Ganesha.Universitas Ganesha. Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendi

Kualitatif dan R & D

Suhartanto, H. 2008. Standar Penilaian Buku Teks Pelajaran.

http://hsuhartanto.wordpress.com/standar-penilaian-buku-teks-pelajaran-ppt.html - 8 Oktober 2009.

Sukmadinata, N. S. 2011.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Supriadi, D. 2000.Anatomi Buku Sekolah di Indonesia. Yogyakarta: AdiCita. Suyanto, E. 2011.Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sertifikasi Guru dalam

Jabatan Tahun 2011 Rayon 07 Universitas Lampung. Bandar Lampung: FKIP Unila.

Widodo,T. A. 1993.Tingkat Keterbacaan Teks: Suatu Evaluasi Terhadap Buku Teks Ilmu Kimia Kelas I Sekolah Menengah Atas.Disertasi. Jakarta: IKIP Jakarta.


(1)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 31 Juli 1991 sebagai putri kedua dari empat bersaudara buah hati Bapak Drs. Zainuri dan Ibu Dra. Mulyana.

Penulis mengawali pendidikan formalnya di SD Negeri 1 Kampung Baru 2003, SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun 2006, SMA Negeri 2 Bandar Lampung tahun 2009.

Tahun 2009 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur Tes SNMPTN. Penulis pernah menjadi Asisten Praktikum Kimia Dasar, Kimia Larutan, dan Kimia Anorganik I, juga sebagai Tutor Mata Kuliah Kimia Dasar, Kimia Larutan dan Dasar-dasar Kimia Analitik. Penulis juga aktif dalam UKM-U Paduan Suara Mahasiswa hingga tahun 2011, UKM-F Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI) dan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (Himasakta) FKIP Unila. Penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan eksternal seperti LampungChoirdan Sekar GitaChoir. Penulis pernah menjadi wakil Lampung dalam lombavocal groupdi Peksiminas Pontianak tahun 2010, dan paduan suara istana negara Gita Bahana Nusantara tahun 2011. Penulis juga memperoleh beasiswa Djarum di tahun 2011. Tahun 2012 penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di SMP Negeri 4 Sekampung, Lampung Timur.


(2)

MOTTO

Semakin mereka mencaci, semakin mereka memberi kekuatan padamu, tutup telingamu, pejamkan matamu, ikuti kata hatimu dan melangkah lebih maju


(3)

viii DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 35

Tabel 3.2. Kriteria interpretase skor ... 36

Tabel 4.1 Struktur materi dalam modul ... 40

Tabel 4.2 Hasil validasi ahli... 41


(4)

ix DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan

Metode Research and Development(R&D) ... 26 Gambar 3.2. Alur Penelitian... 27


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, M. R., Williamson, V. M., Westbrook, S. L. 1994.A cross-age study of the understanding of five chemistry concepts. Journal of Reaserch in Sience Teaching, 31(2), 147-165.

Adaminata, M. I Nyoman, M. 2011.Analisis Kesalahan Konsep Siswa SMA Pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia. ITB. Bandung

Amri, S,dan Ahmadi I, K 2010.Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

Arifin, M,et.al. 2003.Strategi Belajar Mengajar Kimia. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Bandung.

Chittleborough, G. D. 2004.The Role of Teaching Models and Chemical Phenomena. Curtin University of Technology.

Dewi, A. L. (2010).Pengaruh Penerapan Pembelajaran Sistem Modul Terhadap Hasil Belajar Warga Belajar Paket B Di PKBM Sumber Arum (Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Program Paket B Kelas VIII di PKBM Sumber Arum). Bandung: Skripsi Jur. Pendidikan Luar Sekolah, UPI. [Tidak diterbitkan].

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006.Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar.Depdiknas. Jakarta.

Djamarah, S.B. 2005.Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Depdiknas. 2003.Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA dan MA. Puskur, Balitbang Depdiknas. Jakarta.

Depdiknas 2007.Panduan Pengembangan Bahan Ajar.Depdiknas. Jakarta. Wibowo,E., Mungin. 2005. Hati-hati Menggunakan Buku Pelajaran. (online)

http://www.suaramerdeka.com/harian/0508/09/opi04.htm - 19 Juni 2012. Hernawan, A. H, Permasih., Dewi, L. 2010.Pengembangan Bahan Ajar. UPI.


(6)

61

Nakhleh, M. B., Lowrey, K. A., & Mitchell, R. C. J. 1996.Narrowing the Gap Between Concepts and Algorithms in Freshman Chemistry. Chemical Education, 73 (8) , 758-762.

Rahma, A. (2010).Pengaruh Penggunaan Modul Bergambar terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 3 Subang. Skripsi Jur. Teknologi Pendidikan, UPI. [Tidak diterbitkan].Bandung. Santyasa,I W.2009.Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan

Modul. FMIPA Universitas Ganesha.Universitas Ganesha. Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendi

Kualitatif dan R & D

Suhartanto, H. 2008. Standar Penilaian Buku Teks Pelajaran.

http://hsuhartanto.wordpress.com/standar-penilaian-buku-teks-pelajaran-ppt.html - 8 Oktober 2009.

Sukmadinata, N. S. 2011.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Supriadi, D. 2000.Anatomi Buku Sekolah di Indonesia. Yogyakarta: AdiCita. Suyanto, E. 2011.Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sertifikasi Guru dalam

Jabatan Tahun 2011 Rayon 07 Universitas Lampung. Bandar Lampung: FKIP Unila.

Widodo,T. A. 1993.Tingkat Keterbacaan Teks: Suatu Evaluasi Terhadap Buku Teks Ilmu Kimia Kelas I Sekolah Menengah Atas.Disertasi. Jakarta: IKIP Jakarta.