Pengujian Kekerasan luar tengah dalam luar tengah dalam

untuk material yang getas didasarkan pada tegangan maksimum ultimate strenght dan untuk material yang liat didasarkan pada tegangan luluh yield strength.

4.3 Pengujian Kekerasan

Spesimen uji kekerasan diambil dari bahan silinder liner dengan cara dipotong melintang, permukaan potongan dibuat segaris dengan diameter spesimen uji tarik, sehingga kekerasan yang diuji pada bagian ini lebih dekat terhadap hasil uji tarik. Pengujian kekerasan dilakukan pada tiga titik yang segaris dengan jari-jari bahan silinder liner, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Spesimen Uji Kekerasan Pengujian kekerasan dilakukan di Laboratorium Metalurgi USU dengan memakai alat Brinel Hardness Tester tipe BH-3CH, diameter indentor yang digunakan adalah 10 mm, dengan pembebanan 1500 kg selama 15 detik. Data pengujian kekerasan ditujukkan pada Tabel 4.4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Data Hasil Uji Kekerasan Cetakan Indentasi mm BHN rpm d. luar d. tengah d. dalam d. luar d. tengah d. dalam 900 3.12 3.29 3.4 191 172 160 1100 2.91 2.99 3.05 221 209 201 1300 2.87 2.91 2.95 227 221 215 1450 2.84 2.90 2.94 232 222 216 1600 2.81 2.85 2.90 237 230 222 1700 2.74 2.78 2.79 250 242 241 191 221 227 232 237 250 172 209 221 222 230 242 160 201 215 216 222 241 100 125 150 175 200 225 250 900 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 Putaran cetakan rpm K e k e ra sa n B H N Kekeras an d . luar HBN Kekeras an d . t eng ah BHN Kekeras an d .d alam BHN Po ly. Kekeras an d . luar HBN Po ly. Kekeras an d .d alam BHN Po ly. Kekeras an d . t eng ah BHN Gambar 4.6 Grafik Kekerasan Vs Putaran Cetakan Dari grafik hubungan kekerasan dengan putaran cetakan Gambar 4.6, ditemukan bahwa: Angka kekerasan Brinell pada spesimen uji kekerasan dari bahan silinder liner meningkat dari bagian diameter dalam ke bagian diameter luar. Universitas Sumatera Utara Peningkatan angka kekerasan ini dapat terjadi karena pada saat pembuatan bahan silinder liner, bahagian diameter luar dari coran bersentuhan langsung dengan cetakan yang terbuat dari logam. Karena temperatur cetakan lebih rendah dari temperatur logam cair maka bagian coran yang lebih dahulu membeku adalah pada bagian diameter luar dari coran. Laju pembekuan coran akan mengarah dari bagian diameter luar ke bagian diameter dalam. Jika diperhatikan bahwa bagian luar dari coran bersentuhan langsung dengan cetakan yang terbuat dari logam, sedangkan pada bagian diameter dalam bersentuhan dengan udara. Kecepatan pendinginan pada diameter luar coran lebih tinggi dibanding dengan bagian diameter dalam. Kecepatan pendinginan yang semakin tinggi akan menghasilkan grafit dan struktur mikro yang semakin halus. Semakin halus ukuran grafit dan semakin halus struktur mikro maka kekerasan akan semakin tinggi. Kecenderungan ini terjadi pada setiap spesimen uji kekerasan bahan silinder liner yang dihasilkan melalui variasi putaran cetakan. Semakin tinggi putaran cetakan yang dilakukan pada pembuatan bahan silinder liner, angka kekerasan dari bahan tersebut menjadi semakin besar. Putaran cetakan yang semakin tinggi mengakibatkan gaya sentrifugal yang terjadi pada coran juga semakin besar. Semakin besar gaya sentrifugal maka gaya yang diterima oleh partikel-partikel dalam logam cair akan semakin besar. Partikel yang mempunyai densiti yang lebih besar akan bergerak menuju diameter luar dan partikel dengan densiti yang lebih kecil akan tersisihkan pada daerah diameter dalam. Dalam hal ini partikel karbon bebas grafit akan tertarik pada diameter dalam coran, demikian juga bahan pengotor seperti terak, dan gas yang terjebak dalam logam cair akan tersisihkan Universitas Sumatera Utara pada diameter dalam coran. Pada saat coran membeku, jumlah grafit pada bagian diameter luar dari coran akan berkurang, dan porositas juga akan berkurang sehingga kekerasan menjadi semakin meningkat. Angka kekerasan material FC 300 berkisar antara 200 – 240 BHN JIS G 5501, jika dilihat angka kekerasan bahan silinder liner yang dihasilkan pada penelitian ini, angka kekerasan minimum diperoleh pada bahan silinder liner yang dicor pada putaran cetakan 900 rpm, yaitu 160 BHN sampai dengan 191 BHN. Angka kekerasan maksimum diperoleh pada bahan silinder liner yang cor pada putaran cetakan 1700 rpm yaitu 241 BHN sampai dengan 250 BHN. Jika dibandingkan dengan standar, maka angka kekerasan bahan silinder liner yang dihasilkan melalui penelitian ini, angka kekerasan yang memenuhi standar adalah bahan silinder liner yang dicor pada putaran cetakan 1100 rpm, 1300 rpm, 1450 rpm, dan 1600 rpm. Angka kekerasan bahan silinder liner yang dicor pada putaran cetakan 900 rpm terlalu rendah dan angka kekerasan bahan silinder liner yang dicor pada putaran cetakan 1700 rpm terlalu tinggi dan sudah masuk pada kategori FC 350.

4.4 Pengujian Metalograpi