PERUBAHAN FUNGSI DAN NILAI TRADISI PESTA LEMET PADA MASYARAKAT MELAYU (Studi Kasus di Desa Kwala Sikasim, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batu Bara).
PERUBAHAN FUNGSI DAN NILAI TRADISI PESTA LEMET
PADA MASYARAKAT MELAYU
(Studi Kasus di Desa Kwala Sikasim, Kecamatan Sei Balai,
Kabupaten Batu Bara)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
AULIA HIDAYAH
3121122001
PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
ABSTRAK
AULIA HIDAYAH, NIM 3121122001, Perubahan Fungsi dan Nilai Tradisi Pesta Lemet pada Masyarakat Melayu (Studi Kasus di Desa Kwala Sikasim, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batu Bara). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang tradisi Pesta Lemet; untuk mengetahui makna Pesta
Lemet; untuk mengetahui perubahan fungsi dan nilai dalam pelaksanaan tradisi
Pesta Lemet; untuk mengetahui pandangan masyarakat atas pelaksanaan tradisi Pesta Lemet.
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dan diperoleh dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriftif melalui teknik wawancara dan melakukan observasi langsung dengan delapan orang informan masyarakat yang ada di desa Kwala Sikasim, kecamatan Sei Balai, kabupaten Batu Bara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi pesta lemet bagi masyarakat Melayu di desa Kwala Sikasim, kecamatan Sei Balai, kabupaten Batu Bara memiliki nilai dan fungsi atas rasa syukur masyarakat Melayu dalam hasil panen yang didapat. tetapi pemaknaan fungsi dan nilai tradisi pesta lemet pada saat ini mengalami perubahan, dimana mereka hanya mengetahui bahwa pesta lemet sebagai tradisi budaya masyarakat Melayu di desa Kwala Sikasim.
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyimpulkan bahwa tradisi Pesta Lemet harus dijaga dan dilestarikan agar tradisi ini tidak hilang dan ditinggalkan oleh masyarakat Melayu. Tradisi yang merupakan tradisi yang sudah mendarah daging bagi Masyarakat Melayu harus dipertahankan karena tradisi ini merupakan warisan dari nenek moyang yang secara turun temurun di percayai, hal tersebut haruslah dijaga sebagai penghargaan terhadap leluhur.
Kata kunci: Tradisi, Makanan Tradisional, Pesta Tahunan, Kue Lemet,
(6)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur terlebih dahulu penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunianya, akhirnya skripsi yang berjudul
“PERUBAHAN FUNGSI DAN NILAI TRADISI PESTA LEMET PADA
MASYARAKAT MELAYU (Studi Kasus di Desa Kwala Sikasim, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batu Bara)” telah terselesaikan. Tulisan ini merupakan salah satu syarat yang diperuntukkan bagi setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya, hal ini tentunya disebabkan karena segala keterbatasan yang dimiliki oleh penulis baik yang bersifat material maupun non material.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, sebagai Rektor UNIMED 2. Ibu Drs. Nurmala Berutu, M.Pd sebagai Dekan FIS UNIMED
3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi.
4. Ibu Noviy Hasanah, S.Sos, M.Hum sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dan memberikan arahan mulai dari awal pembuatan Skripsi.
(7)
5. Bapak Drs. Tumpal Simarmata sebagai Dosen Pembimbing Skripsi (pengganti) yang telah membimbing dan memberikan arahan hingga skripsi ini selesai.
6. Ibu Dra. Trisni Handayani, M,Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik sekaligus penguji, yang telah memberikan bimbingan arahan dan masukkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan dan pendapat yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Drs. Waston Malau sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan arahan dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 9. Seluruh Dosen dan Civitas akademik Program Studi Pendidikan Antropologi
yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu terima kasih atas ilmu, kenangan, pengalaman, dan motivasi selama ini.
10. Kedua orang tua penulis Ayahanda Amiruddin Batubara dan Ibunda Siti Hamida, A.Md yang telah senantiasa memberikan cinta, kasih sayang, semangat, motivasi, arahan dan dukungan baik material maupun non material, dan telah membantu penulis melakukan penelitian, serta senantiasa memberikan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dan dapat menyelesaikan perkuliahan ini dengan baik.
11. Saudara-saudara kandung penulis yaitu Abang Andri Satya Nugraha Batubara, Abang Ikhwan Nulhadi Batubara, dan Kakak Disma Ilia
(8)
Khairunnisa Batubara yang selalu memberikan semangat, doa dan perhatiannya kepada penulis.
12. Bapak/Ibu administrasi Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan segala keperluan penulis.
13. Untuk Fakhri Gunawan, terimakasih atas semangat dan motivasi dukungan selama mengerjakan ataupun dalam menyelesaikan Skripsi penulis, dan terimakasih juga karena sudah menemani penulis menyelesaikan hasil dokumentasi dalam bentuk data dilapangan selama penelitian.
14. Terkhusus untuk Sahabat-sahabat penulis yang selalu ada : Nurhamidah Rangkuti, Dian Puspita Sari Sirait, Lestari Wulandari, Nidia Astuti Siregar, Remina Tarigan, Melly Melati Kusuma, Rabiatul Adawiyah, Kak Suhartina, Kak Marina Lestari, dan Dewi Sri Amela Nenggolan. Terima kasih untuk dukungan, semangat, air mata, perjuangan dan semua yang telah kita lakukan selama ini.
15. Untuk teman terbaik yang selalu ada : Herdi, Janwilson, Adonia, Ida, dan Riri. Terima kasih untuk dukungan dan semangatnya selama ini.
16. Keluarga Antropologi Angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan kenangan indah selama ini, memotivasi, dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
17. Seluruh informan yang telah banyak berpartisipasi, terima kasih atas segala pemberian informasi yang penulis butuhkan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, dan terima kasih atas semangatnya.
(9)
18. Bagi semua pihak dan responden yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat ditulis satu persatu, penulis ucapkan banyak terima kasih.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, serta dapat menjadi bahan masukan bagi yang membutuhkan.
Medan, Juli 2016 Penulis
Aulia Hidayah NIM 3121122001
(10)
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang………..….... 1
1.2.Identifikasi Masalah……….. 4
1.3.Pembatasan Masalah………. 4
1.4.Rumusan Masalah…..………... 4
1.5.Tujuan Penelitian………... 5
1.6.Manfaat Penelitian……….……… 5
1.6.1. Manfaat Teoritis……….. 5
1.6.2. Manfaat Praktis……… 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
2.1.Tinjauan Pustaka………..……….. 7
2.2.Kerangka Teori……….………..…………. 9
2.2.1. Perubahan... 9
2.2.2. Nilai... 11
2.2.3. Simbol………... 12
2.3.Kerangka Konseptual……….………..………... 14
2.3.1. Kebudayaan... 14
2.3.2. Tradisi... 15
2.3.3. Pesta Lemet... 16
(11)
2.4.Kerangka Berfikir…... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20
3.1. Jenis Penelitian…….………...……….…………. 20
3.2. Lokasi Penelitian……… 20
3.3. Objek dan Subjek Penelitian……….. 21
3.3.1. Objek Penelitian……….. . 21
3.3.2. Subjek Penelitian……...……… 22
3.4. Teknik Pengumpulan Data……….. 23
3.4.1. Observasi……… 23
3.4.2. Wawancara………. 24
3.4.3. Dokumentasi………... 25
3.5. Tekhnik Analisa Data………... 25
3.5.1. Mengelompokkan Hasil Data……….. 26
3.5.2. Menginterprestasikan Data………. 27
3.5.3. Menganalisis Data………... 27
3.5.4. Penarikan Kesimpulan………. 27
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 28
4.1. Hasil Penelitian…….………...……….…………. 28
4.1.1. Sejarah Desa………...……….. . 28
4.1.2. Letak Wilayah………...……… 30
4.1.3. Keadaan Penduduk………... 31
4.1.4. Keadaan Sarana dan Prasarana Sosial……… 34
4.1.5. Potensi Air dan Sumber Daya Air……….. 41
4.1.6. Pendidikan……….. 44
4.1.7. Keadaan Ekonomi……….. 46
4.1.8. Keadaan Sosial Budaya……….. 49
(12)
4.1.10.Pelaksanaan Tradisi Pesta Lemet..……….. 53
4.1.11.Proses Pembuatan Kue Lemet……….. 55
4.1.12.Makna Pelaksanaan……… 55
4.1.13.Pandangan Masyarakat Mengenai Tradisi……….. 59
4.1.14.Malam Lailatul Qadar……… 60
4.2. Pembahasan ………..……….. 61
BAB V KESIMPULAN……….. 69
5.1. Kesimpulan……….. 69
5.2. Saran………. 71
DAFTAR PUSTAKA
(13)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Keadaan dan Luas Wilayah ... 31
Tabel 2: Jumlah Penduduk……… 32
Tabel 3: Keadaan Penduduk menurut Agama……… 33
Tabel 4: Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa………… 33
Tabel 5: Sarana dan Prasarana Pribadatan……… 35
Tabel 6: Sarana dan Prasarana Pendidikan……… 36
Tabel 7: Sarana dan Prasarana Ekonomi……… 37
Tabel 8: Sarana dan Prasarana Kesehatan………. 38
Tabel 9: Sarana dan Prasarana Lainnya………. 39
Tabel 10: Potensi Air dan Sumber Daya Air Bersih………... 42
Tabel 11: Tingkat Pendidikan Masyarakat………. 45
Tabel 12: Keadaan Ekonomi Masyarakat……… 47
(14)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1: Peta Letak Wilayah Kabupaten Batu Bara ... 29
Gambar 1: Foto Bersama Bapak Kepala Desa……… 71
Gambar 2: Wawancara dengan Ibu Atik……….… 71
Gambar 3: Bangunan Kantor Kepala Desa………. 71
Gambar 4: Suasana Tradisi pada Siang Hari…………..……… 72
Gambar 5: Suasana Tradisi pada Malam Hari……… 72
Gambar 6: Foto Bersama Pemuda-pemuda CB (Comunitas Bicycle)… 73 Gambar 7: Foto Bersama Pemuda-pemuda Desa Kwala Sikasim…….. 73
Gambar 8: Aksi Bagi-bagi Kue Lemet Kepada Masyarakat……… 74
Gambar 9: Hasil Kue Lemet………….……… 74
Gambar 10: Wawancara dengan Pengunjung……… 75
(15)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan suatu wilayah di mana titik dan keluasan wilayah tersebut dari Sabang sampai Marauke. Seluas wilayah itu juga Indonesia memiliki berbagai macam etnis budaya yang dilengkapi dengan tujuh unsur kebudayaan. Objek dari etnis kebudayaan tersebut adalah masyarakat itu sendiri. Simanjuntak (2011: 137) menyatakan bahwa Kebudayaaan menyangkut keseluruhan ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat kebiasaan, serta kemampuan lainnya yang diperoleh sebagai anggota masyarakat. Koentjaraningrat dalam Simanjuntak (2011: 137) kemudian mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Oleh karena itu kebudayaan merupakan hasil belajar dan proses belajar itu sendiri.
Masyarakat merupakan suatu perkumpulan kelompok yang berada dalam suatu wilayah dengan memiliiki tujuan yang sama. Masyarakat dapat dikatakan sebagai masyarakat karena ia memiliki karakter dan struktur yang dapat membangun wilayah tersebut. Identitas suatu wilayah berkaitan dengan karakter masyarakatnya. Bermasyarakat berarti bersama dalam satu kelompok individu. Dalam masyarakat Melayu khususnya di desa Kwala Sikasim, kecamatan Sei Balai, kabupaten Batu Bara memiliki karakter tersendiri dalam kebudayaannya. Dimana ada tradisi di dalamnya yang membangun karakter masyarakat Melayu
(16)
2
dalam wilayah desa Kwala Sikasim. Tradisi ini yang membangun kebudayaan Melayu Kwala Sikasim dibandingkan dengan kebudayaan lainnya yang mereka miliki.
Kebudayaan atau Tradisi masyarakat Melayu Kwala Sikasim menjadi suatu identitas di wilayahnya. Tradisinya selalu dilaksanakan walaupun nilai dan fungsi ataupun maknanya sudah berubah, dalam hal ini terjadi perubahan budaya. Perubahan budaya yang dilihat dari pelaksanaan pada masa dulu dengan masa sekarang. Salah satu tradisi yang pada saat ini masi dilaksanakan adalah tradisi pesta lemet. Tradisi ini dapat dikatakan sebagai tradisi tahunan, tepatnya pada malam 27 Ramadhan (Lailatul qadar). Proses pelaksanaannya yaitu, setiap ibu rumah tangga harus membuat kue lemet sehari sebelum malam 27 Ramadhan. Setelah itu, malamnya lemet yang telah dibuat dibagikan kepada setiap masyarakat yang berkunjung ke wilayah desa Kwala Sikasim ataupun masyarakat yang berkunjung ke rumah setiap warga Kwala Sikasim. Pemberian kue lemet diberikan dengan gratis tanpa harus ada imbalan yang diterima oleh masyarakat melayu kwala sikasim dari setiap pengunjung.
Selain itu, adapun pelaksanaan ataupun kegiatan lain yang dilakukan oleh masyarakat Melayu sebagai pelengkap kemeriahan pelaksanaan pesta lemet, yaitu adanya pemasangan lampu lampion ataupun lampu obor, dan dilengkapi lagi dengan musik-musik Islamik. Biasanya sepanjang wilayah desa Kwala Sikasim akan di hiasi dengan pernak-pernik bahan alami yang di daur ulang, seperti pembuatan dan penghiasan tugu setiap dusunnya yang dihasilkan oleh karya tangan masyarakat Kwala Sikasim. Tujuan dibuatnya tugu (gabah) yang ada di
(17)
3
setiap dusun yaitu untuk menyambut kedatangan masyarakat luar, dengan tulisan
“Selamat datang di dusun 1”atau “Minal aidil walfaidzin” dan sebagainya. Selain itu, adapun penghiasan langit-langit desa yang dibuat dari kantong plastik bekas warna-warni, yang telah dicuci bersih dan kemudian di kaitkan dengan tali plastik, lalu di gantungkan dan diseberangkan dari pohon satu ke pohon lain dengan berbagai bentuk kreatif pemuda, ada yang berbentuk segitiga, adapun yang berbentuk lapis.
Pelaksanaan pesta lemet merupakan suatu lambang atau tanda terima kasih atau syukur masyarakat Melayu Kwala Sikasim dalam menjalani hari Ramadhan dan tanda syukur dalam hasil panen padi yang mereka miliki. Tetapi pada masa sekarang ini, nilai dan fungsi dalam makna tradisi pelaksanaan sudah mengalami perubahan. Pelaksanaan tradisinya hanya pada pesta tahunan yang dianggap masyarakat memang benar-benar harus dilaksanakan tanpa mangetahui makna pelaksanaan pesta lemet tersebut. Masyarakat hanya memandang pelaksanaan ini sebagai suatu tradisi yang harus dijalankan atau diteruskan sebagai suatu identitas budaya yang mereka peroleh dari para orang-orang petuah. Sebelumnya peneliti sudah melakukan penelitian terdahulu untuk mengetahui gambaran tradisi tersebut.
Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan tujuan agar mendapatkan pemahaman yang lebih mengenai PERUBAHAN FUNGSI DAN NILAI TRADISI PESTA LEMET PADA MASYARAKAT MELAYU DI DESA KWALA SIKASIM, KECAMATAN SEI BALAI, KABUPATEN BATU BARA.
(18)
4
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dikemukakan identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Sejarah awal munculnya pesta lemet pada masyarakat Melayu. 2. Simbol pesta lemet pada bulan Ramadhan.
3. Proses pembuatan pesta lemet pada masyarakat Melayu di bulan Ramadhan.
4. Pandangan masyarakat terhadap pelaksanaan budaya pesta lemet di bulan Ramadhan.
5. Pengaruh pola pikir terhadap makna pesta lemet pada bulan Ramadhan. 6. Pengaruh langsung bagi kehidupan masyarakat ketika menjalankan
kebudayaan pesta lemet.
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu hanya pelaksanaan pesta lemet di malam 27 Ramadhan (Lailatul Qadar) pada masyarakat Melayu di desa Kwala Sikasim, kecamatan Sei Balai, kabupaten Batu Bara.
1.4 Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang pelaksanaan pesta lemet di desa Kwala Sikasim Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara?
(19)
5
3. Bagaimana pelaksanaan pesta lemet pada masa lalu dengan masa saat ini? 4. Bagaimana pandangan masyarakat dalam pelaksanaan tradisi pesta lemet?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya pesta lemet pada masyarakat Melayu.
2. Untuk mengetahui makna nilai dan fungsi dari pelaksanaan pesta lemet di bulan Ramadhan.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan pesta lemet pada masa lalu dengan masa saat ini.
4. Untuk mengetahui pandangan masyarakat mengenai pelaksanaan kebudayaan pesta lemet di bulan Ramadhan.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh penulis yaitu : 1.6.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, manfaat penelitian ini adalah memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pembaca mengenai pelaksanaan pesta lemet dibulan suci Ramadhan pada masyarakat Melayu di desa Kwala Sikasim Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara.
(20)
6
1.6.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini akan memberikan wawasan bagi peneliti yang selama ini ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan pesta lemet tersebut dan bagaimana antusias masyarakat sekitar yang bahkan diluar dari suku Melayu tersebut dalam pelaksanaan pesta lemet tersebut.
(21)
BAB V KESIMPULAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang diuraikan dari Bab-bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan yang sekaligus menjawad permasalahan dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Makna yang terkandung dalam Tradisi Pesta Lemet di Desa Kwala Sikasim bahwa adanya rasa syukur mereka terhadap hasil panen dahulunya. Tetapi pada masa sekarang ini telah mengalami perubahan dimana perubahan tampak pada Nilai dan Fungsi dari pelaksanaan Pesta
Lemet. Kini masyarakat hanya melaksanakan Pesta Lemet sebagai
bentuk tradisi yang benar-benar harus dilaksanakan, seperti dapat memberikan wawasan kepada generasi muda bahwa kita dahulunya memiliki tradisi atas rasa syukur terhadap pemberian Yang Maha Kuasa dengan adanya hasil panen yang sangat memuaskan. Selain itu, masyarakat juga beranggapan bahwa ini merupakan suatu nilai budaya dalam bentuk tradisi yang benar-benar harus dilaksanakan sebagai tanda masyarakat menghargai hasil budaya yang dibangun oleh nenek moyang. Dengan nilai pandang seperti itu, maka masyarakat Desa Kwala Sikasim tetap melaksanakan dan menjalankan tradisi tersebut karena kepercayaan yang sudah dimiliki turun temurun.
(22)
70
2. Pesta rakyat (Pesta Lemet) bertujuan untuk menghidupkan kembali semangat keguyuban, semangat kebersamaan diantara rakyat sebagai komponen utama bangsa.
3. Simbol-simbol dalam tradisi pesta lemet dapat dilihat dari adanya pernak-pernik yang dibuat para pemuda pemudi desa untuk lebih memperiahkan suasana Malam Lailatul Qadar (malam 27 Ramadhan). Pernak-pernik tersebut yaitu seperti adanya lampu lampion, lampu obor dari bambu, dan baliho-baliho.
4. Kue lemet dalam tradisi pesta lemet juga memiliki nilai simbolik. Simbolik tersebut dilihat dari makna disetiap bahan racikkan kue lemet. Yang pertama makna dari singkong bahwa masyarakat akan harus mengingat orang terdahulu dalam arti nenek moyang yang dahulunya singkonglah sebagai bahan pokok primer untuk memenuhi kebutuhan asupan sehari-hari mereka. Sedangkan pemaknaan yang kedua yaitu gula merah yang ada didalamnya dimaknai sebagai suatu pemanis dalam rasa syukur dan dalam penyambutan Malam Lailatul Qadar. 5. Malam Lailatul Qadar dalam kitab suci (Al-Qur’an) umat Islam
sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan atau malam yang penuh kemuliaan dan juga diperingati sebagai malam di turunkannya Al-Qur’an.
(23)
71
5.2Saran
Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini yaitu :
1. Diharapkan kepada seluruh masyarakat Desa Kwala Sikasim terkhususnya masyarakat Melayu agar tetap menjaga kebudayaan yang sudah mendarah daging.
2. Tradisi Pesta Lemet merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan. Masyarakat hendaknya bekerja sama dalam melestarikan nilai dan fungsi ataupun simbol-simbol yang terkandung dalam tradisi ini. Hal ini bertujuan untuk menghormati para leluhur yang telah terlebih dahulu melaksanakan tradisi ini. Oleh karena itu masyarakat harus memperhatikan dan mempertahankan kemurnian tradisi melalui nilai dan fungsi ataupun makna pelaksanaan Tradisi Pesta Lemet. 3. Untuk mewujudkan upaya yang diharapkan agar Tradisi Pesta Lemet
ini tidak terus mengalami perubahan nilai dan fungsi dalam pelaksanaannya maka diharapkan kepada tokoh-tokoh adat untuk mengajak seluruh masyarakat untuk lebih memaknai lagi tradisi ini dengan baik. Sehingga tradisi ini sampai seterusnya dapat menjadikan kekhasan masyarakat Melayu Desa Kwala Sikasim dalam nilai budaya. Artinya tidak terkesan mengedepankan kebudayaan orang lain dibandingkan dengan kebudayaannya sendiri.
(24)
DAFTAR PUSTAKA
Albi, Ibrahim Yunit, dkk. Adat Budaya Resan Melayu Batubara. Bandung: PT. Puri Delco.
Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Fasya, Teuku Kemal. 2006. Kata dan Luka Kebudayaan. Medan: USU Press. Geertz, Clifford. 1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: KANISIUS.
Haviland, William A. Soekadijo, R.G. Antropologi Jilid 2 (Edisi Keempat). Jakarta: Erlangga.
Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan, Mentalitetdan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia.
---. 1998. Pengantar Antropologi Pokok-Pokok Etnografi II. Jakarta: Rineka Cipta.
---. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Monaghan, John., Just, Peter. 2008. Antropologi Sosial dan Kebudayaan. Medan: Bina Media Perintis.
Mulyana, Deddy. Rakhmat, Jaluddin. 1998. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pelly, Usman. 2013. Urbanisasi dan Adaptasi. Medan: UNIMED Press.
Saifuddin, Achmad Fedyani. 2006. Antropologi Kontemporer: Suatu Pengantar
(25)
Simanjuntak, B.A. 2010. Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan (Orientasi Nilai
Budaya). Jakarta: Yayasan Obor.
Spradley, James P. 2006. Metode Etnografi. Jakarta: TWY.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Suyono, Ariyono. 1985. KamusAntropologi. Jakarta: Akdemi Pressindo.
SumberSkripsidanJurnal :
1. Harahap, A.R. 2014. Pesta Tapai Sebagai Local Brand (studi Sosiologi
Terhadap Kearifan Lokal Masyarakat Melayu dalam Otonomi Daerah di Desa Dahari Selebar Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara). Medan:
Universitas Negeri Medan.
2. Marbun. Giot Marito. 2015. Pemanfaatan Lokasi Wisata Kuliner Pagaruyung
Sebagai Pengenalan Identitas Etnis Tamil di Daerah Kecamatan Medan Petisah. Medan: Universitas Negeri Medan.
3. Simanjuntak, B.A. 2007. Perubahan Sosial Budaya. Jurnal Antropologi
Sumatera, IV (1).
4. Jurnal Asia. Bupati Deli Serdang Buka Festival Budaya Melayu.
(http://jurnalasia.com/2015/10/01/bupati-deli-serdang-buka-festival-budaya-melayu) Diakses pada tanggal 03 Februari 2015.
(26)
SumberInternet :
1. Festival Lampu Colok, Tradisi Menyambut Malam Lailatul Qadar. (http://infopku.com/17071), diakses pada tanggal 14 Juli 2015.
2. Teori Perubahan Sosial. (http://www.scribd.com), diakses 15 Maret 2015.
3. Festival Budaya Sambut Lailatul Qadar. (http://infobudaya.net/2015/07),
diakses pada tanggal 12 Juli 2015.
4. Ali. Pengertian Tradisi, Sejarah Lahirnya Tradisi, Fungsi Tradisi dan
Penyebab Perubahan Tradisi.
(http://www.informasiahli.com/2015/09/pengertian-tradisi-sejarah-fungsi-dan.html?m=1#).
(1)
69 BAB V KESIMPULAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang diuraikan dari Bab-bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan yang sekaligus menjawad permasalahan dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Makna yang terkandung dalam Tradisi Pesta Lemet di Desa Kwala Sikasim bahwa adanya rasa syukur mereka terhadap hasil panen dahulunya. Tetapi pada masa sekarang ini telah mengalami perubahan dimana perubahan tampak pada Nilai dan Fungsi dari pelaksanaan Pesta
Lemet. Kini masyarakat hanya melaksanakan Pesta Lemet sebagai
bentuk tradisi yang benar-benar harus dilaksanakan, seperti dapat memberikan wawasan kepada generasi muda bahwa kita dahulunya memiliki tradisi atas rasa syukur terhadap pemberian Yang Maha Kuasa dengan adanya hasil panen yang sangat memuaskan. Selain itu, masyarakat juga beranggapan bahwa ini merupakan suatu nilai budaya dalam bentuk tradisi yang benar-benar harus dilaksanakan sebagai tanda masyarakat menghargai hasil budaya yang dibangun oleh nenek moyang. Dengan nilai pandang seperti itu, maka masyarakat Desa Kwala Sikasim tetap melaksanakan dan menjalankan tradisi tersebut karena kepercayaan yang sudah dimiliki turun temurun.
(2)
70
2. Pesta rakyat (Pesta Lemet) bertujuan untuk menghidupkan kembali semangat keguyuban, semangat kebersamaan diantara rakyat sebagai komponen utama bangsa.
3. Simbol-simbol dalam tradisi pesta lemet dapat dilihat dari adanya pernak-pernik yang dibuat para pemuda pemudi desa untuk lebih memperiahkan suasana Malam Lailatul Qadar (malam 27 Ramadhan). Pernak-pernik tersebut yaitu seperti adanya lampu lampion, lampu obor dari bambu, dan baliho-baliho.
4. Kue lemet dalam tradisi pesta lemet juga memiliki nilai simbolik. Simbolik tersebut dilihat dari makna disetiap bahan racikkan kue lemet. Yang pertama makna dari singkong bahwa masyarakat akan harus mengingat orang terdahulu dalam arti nenek moyang yang dahulunya singkonglah sebagai bahan pokok primer untuk memenuhi kebutuhan asupan sehari-hari mereka. Sedangkan pemaknaan yang kedua yaitu gula merah yang ada didalamnya dimaknai sebagai suatu pemanis dalam rasa syukur dan dalam penyambutan Malam Lailatul Qadar. 5. Malam Lailatul Qadar dalam kitab suci (Al-Qur’an) umat Islam
sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan atau malam yang penuh kemuliaan dan juga diperingati sebagai malam di turunkannya
(3)
71
5.2Saran
Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini yaitu :
1. Diharapkan kepada seluruh masyarakat Desa Kwala Sikasim
terkhususnya masyarakat Melayu agar tetap menjaga kebudayaan yang sudah mendarah daging.
2. Tradisi Pesta Lemet merupakan warisan budaya yang perlu
dilestarikan. Masyarakat hendaknya bekerja sama dalam melestarikan nilai dan fungsi ataupun simbol-simbol yang terkandung dalam tradisi ini. Hal ini bertujuan untuk menghormati para leluhur yang telah terlebih dahulu melaksanakan tradisi ini. Oleh karena itu masyarakat harus memperhatikan dan mempertahankan kemurnian tradisi melalui nilai dan fungsi ataupun makna pelaksanaan Tradisi Pesta Lemet. 3. Untuk mewujudkan upaya yang diharapkan agar Tradisi Pesta Lemet
ini tidak terus mengalami perubahan nilai dan fungsi dalam pelaksanaannya maka diharapkan kepada tokoh-tokoh adat untuk mengajak seluruh masyarakat untuk lebih memaknai lagi tradisi ini dengan baik. Sehingga tradisi ini sampai seterusnya dapat menjadikan kekhasan masyarakat Melayu Desa Kwala Sikasim dalam nilai budaya. Artinya tidak terkesan mengedepankan kebudayaan orang lain dibandingkan dengan kebudayaannya sendiri.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Albi, Ibrahim Yunit, dkk. Adat Budaya Resan Melayu Batubara. Bandung: PT. Puri Delco.
Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Fasya, Teuku Kemal. 2006. Kata dan Luka Kebudayaan. Medan: USU Press. Geertz, Clifford. 1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: KANISIUS.
Haviland, William A. Soekadijo, R.G. Antropologi Jilid 2 (Edisi Keempat). Jakarta: Erlangga.
Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan, Mentalitetdan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia.
---. 1998. Pengantar Antropologi Pokok-Pokok Etnografi II. Jakarta: Rineka Cipta.
---. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Monaghan, John., Just, Peter. 2008. Antropologi Sosial dan Kebudayaan. Medan: Bina Media Perintis.
Mulyana, Deddy. Rakhmat, Jaluddin. 1998. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pelly, Usman. 2013. Urbanisasi dan Adaptasi. Medan: UNIMED Press.
Saifuddin, Achmad Fedyani. 2006. Antropologi Kontemporer: Suatu Pengantar
(5)
Simanjuntak, B.A. 2010. Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan (Orientasi Nilai
Budaya). Jakarta: Yayasan Obor.
Spradley, James P. 2006. Metode Etnografi. Jakarta: TWY.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Suyono, Ariyono. 1985. KamusAntropologi. Jakarta: Akdemi Pressindo.
SumberSkripsidanJurnal :
1. Harahap, A.R. 2014. Pesta Tapai Sebagai Local Brand (studi Sosiologi
Terhadap Kearifan Lokal Masyarakat Melayu dalam Otonomi Daerah di Desa Dahari Selebar Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara). Medan:
Universitas Negeri Medan.
2. Marbun. Giot Marito. 2015. Pemanfaatan Lokasi Wisata Kuliner Pagaruyung
Sebagai Pengenalan Identitas Etnis Tamil di Daerah Kecamatan Medan Petisah. Medan: Universitas Negeri Medan.
3. Simanjuntak, B.A. 2007. Perubahan Sosial Budaya. Jurnal Antropologi
Sumatera, IV (1).
4. Jurnal Asia. Bupati Deli Serdang Buka Festival Budaya Melayu.
(http://jurnalasia.com/2015/10/01/bupati-deli-serdang-buka-festival-budaya-melayu) Diakses pada tanggal 03 Februari 2015.
(6)
SumberInternet :
1. Festival Lampu Colok, Tradisi Menyambut Malam Lailatul Qadar. (http://infopku.com/17071), diakses pada tanggal 14 Juli 2015.
2. Teori Perubahan Sosial. (http://www.scribd.com), diakses 15 Maret 2015.
3. Festival Budaya Sambut Lailatul Qadar. (http://infobudaya.net/2015/07),
diakses pada tanggal 12 Juli 2015.
4. Ali. Pengertian Tradisi, Sejarah Lahirnya Tradisi, Fungsi Tradisi dan
Penyebab Perubahan Tradisi.
(http://www.informasiahli.com/2015/09/pengertian-tradisi-sejarah-fungsi-dan.html?m=1#).