PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP HUKUMAN MATI BAGI KORUPTORDI INDONESIA (Studi Deskriptif Mahasiswa Angkatan2012 Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan).

(1)

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP HUKUMAN MATI BAGI KORUPTORDI INDONESIA (Studi Deskriptif Mahasiswa

Angkatan2012 Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Toba Sastrawan Manik NIM. 3122111015

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016


(2)

(3)

(4)

i ABSTRAK

Toba Sastrawan Manik. NIM. 3122111015. Persepsi Mahasiswa terhadap Hukuman Mati bagi Koruptor di Indonesia (Studi Deskriptif Mahasiswa Jurusan PPKn Angkatan 2012 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan).

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran faktual mengenai persepsi mahasiswa terhadap eksistensi hukuman mati dalam pidana Indonesia dan hukuman mati bagi koruptor di Indonesia dengan melakukan studi deskriptif pada mahasiswa jurusan PPKn angkatan 2012. Korupsi merupakan masalah utama yang menyita banyak perhatian masyarakat luas. Korupsi berdampak sangat luas dan sistematis serta kompleks sehingga dapat diklasifikasikan sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime). Namun sebagai kejahatan luar biasa, ternyata masyarakat menganggap bahwa hukuman bagi koruptor di Indonesia masih terlalu rendah dan belum memenuhi ekspektasi keadilan masyarakat. Disparitas hukuman koruptor masih dirasakan masyarakat. Hukuman mati diyakini dan dipilih masyarakat sebagai pilihan hukuman yang bisa menimbulkan efek jera. Mayoritas masyarakat menginginkan koruptor agar dihukum mati. Namun pertentangan tentang eksistensi hukuman mati baik dalam hukuman bagi korupsi maupun dalam sanksi pidana di Indonesia menuai kontroversi dengan alasan penegakan hak asasi manusia. Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa di Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan dengan teknik pengumpulan data observasi dan angket. Jumlah populasi dalam penelitian berjumlah 147 orang dan yang menjadi sampel adalah jumlah 20% dari populasi yakni sebanyak 30 orang dengan menggunakan metode purposive/judgemental sampling dengan dengan kriteria aktif di organisasi kemahasiswaan dan meraih IPK terakhir ≤3.00. Teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik analisis sederhana menggunakan perhitungan persentase yang kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa mahasiswa mayoritas setuju dengan hukuman mati baik dalam hukum positif di Indonesia serta penerapannya terhadap koruptor. Perdebatan hukuman mati melanggar HAM tidak menjadi pertimbangan penting. Mahasiswa yg menolak hukuman mati bagi koruptor tidak menjadikan alasan HAM sebagai pertimbangan utama. Hukuman mati dianggap mahasiswa sebagai terobosan yang harus diambil dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Hal ini tidak lain disebabkan kekecewaan atas penegakan hukum terhadap koruptor yang masih dirasakan.


(5)

i ABSTRACT

Toba Sastrawan Manik. NIM. 3122111015. Student Perceptions on Death Penalty for Corruptor in Indonesia (Descriptive Study of Student Programs Force PPKn 2012 Faculty of Social Sciences, State University of Medan).

This study aims to provide a factual overview of the student's perception of the existence of the death penalty in Indonesia's criminal and death penalty for corruptors in Indonesia by conducting descriptive studies on students majoring in force PPKn 2012. Corruption is a major problem that takes a lot of wide public concern. Impact of corruption is very widespread and systematic as well as the complex that can be classified as an extraordinary crime (extraordinary crime). But as an extraordinary crime, it turns out people considered that the punishment for corruption in Indonesia is still too low and does not meet the expectations of public justice. Disparities sentence criminals still felt by the public. The death penalty is believed and have society as a selection penalty that could have a deterrent effect. The majority of people want the criminals to be sentenced to death. But the controversy over the existence of the death penalty either in punishment for corruption and criminal sanctions in Indonesia in the controversy on the grounds of human rights. This research was conducted on students in the Department PPKn Faculty of Social Sciences University of Medan with data collection techniques of observation and questionnaires. Total population in the study amounted to 147 people, and the sample is the amount of 20% of the population that as many as 30 people by using purposive / judgmental sampling with criterion active in student organizations and grab latest GPA ≤3.00. Data analysis techniques that will be used is a simple analysis technique using the percentage calculations then quantitatively analyzed descriptively. Based on the research, found that the majority of students agree with the death penalty either in the positive law in Indonesia and its application against criminals. The debate over the death penalty violates human rights will not be an important consideration. Students who reject the death penalty for criminals do not make the excuse of human rights as a major concern. The death penalty is considered a student as a breakthrough that should be taken in the eradication of corruption in Indonesia. This is not due to disappointment over law enforcement against criminals who are still being felt.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya yang tiada terhingga senantiasa menyertai penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir akademik kemahasiswaan yakni Skripsi. Skripsi ini bagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Adapun Judul skripsi penulis ialah persepsi mahasiswa terhadap hukuman mati bagi koruptor di indonesia (studi deskriptif mahasiswa angkatan 2012 jurusan PPKn fakultas ilmu sosial universitas negeri medan).

Dalam penulisan karya ilmiah ini, Penulis sangat terbantu oleh kehadiran banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak bisa lain, keberhasilan dalam penyelesain skripsi ini adalah buah dari kehadiran dan kesertaan mereka yang tiada batas yang senantiasa ikhlas memberikan kontribusinya lewat caranya masing-masing. Ucapan terima kasih yang tulus patut untuk dihaturkan. Tidak semuanya dapat disebutkan secara satu per satu. Diantaranya yakni:

1. Kepada Ibu Yusna Melianti, SH, MH selaku dosen pembimgbing skripsi yang sangat berjasa atas memberikan kerangka dan petunjuk dari awal hingga selesai skripsi ini.

2. Teristiwa kepada kedua orangtua saya, Jules Manik dan Nurtamah Br, Situngkir atas iringan doa yang tiada lelah dan putusnya, perjuangan yang tiada tara, kebijaksaan, bimbingan serta kerinduan moral yang selalu hadir


(7)

iii

3. sehingga menjadi sumber semangat dan inspirasi penulis. Kiranya, Allah SWT mmberikan Limpahan rejeki berlimpah dan umur yang panjang sehingga penulis sebagai anak bisa sedikit membalas dengan kebahagiaan diakhir tua mereka nantinya.

4. Saudara-saudara yang selalu menjadi benteng terakhir atas segala kesulitan. Pihak yang selalu menjadi tempat penulis melepaskan keluh kesah. Abangda Rally Basri Manik dan Lis Mardiana Br Sembiring (Bapak dan Mamak Lio Manik), Abdi Putra Manik dan Sri Fitriani Br Padang ( Bapak dan Mamak Hanifa Manik), Turang Penulis, Nani Br Manik dan Silih Radisoan Sihotang (Mamak dan Bapak Sanny Sihotang), Nirwana Manik dan Boy Manik. Terima kasih atas segala bantuan dan dukung moral yang tidak mungkin penulis bisa balas. Kiranya Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik.

5. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Wakil Dekan I Dr. Deny Setiawan M.Si, Wakil Dekan II Dra. Flores Tanjung, M.A dan Bapak Drs. Waston Malau, M.Si selaku Wakil Dekan III FIS Unimed.

6. Ibu Dr. Reh Bungana Beru P.A, SH,M.Hum yang selalu energik dan senantiasa tersenyum selaku dosen Pembimbing Akademik Penulis dan Ketua Jurusan PPKn FIS Unimed.

7. Kepada Penghuni ruang Sekretariat jurusan PPKn. Ada Bapak Arif Wahyudi dan Pak John yang selalu menjadi tempat bertanya penulis dan menjadi bagian yang sangat penting dalam penyelesaikan skripsi ini.


(8)

iv

8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang turut membimbing, membentuk dan senantiasa berbagi ilmu kepada penulis selama 4 tahun.

9. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan Reguler B Stambuk 2012 yang menjadi keluarga penulis selama merantau ilmu di Unimed, menjadi teman bermain dan berlelah selama kuliah. Tidak terasa waktu telah menuju senja, semoga persaudaraan kita tetap terjaga.

10.Kepada Keluarga Ikatan Penulis Muda (I-Pena) yang menjadi keluarga penulis lainnya tempat penulis berkarya dan belajar semangat hidup. Pak Parlaungan Gabriel Siahaan, Pak Majda EL Muhtaj, Pak Deny Setiawan, Pak Arif dan dosen lainnya. Disana juga ada sahabat yang hebat dan paling gokil yakni Ryka Meliana Turnip (Cece), Dewi Nurita Piliang (Cungkret), Serlina Boru Sinaga (Landong), Dwi Prasasvita (Senior) dan Oksari Sihaloho. Juga senior penulis, Bang Darwin Putra Sitepu, Roy Martin, Eka Azwin Lubis dan Roy Martin Simamora. Semoga saya bisa mengikuti jejak kesuksesan mereka.

11.Bangda Eka Azwin Lubis yang sudah penulis anggap sebagai abang sendiri. Terimakasih atas sentuhan semangat untuk menulisnya di Semester II. Sehingga tulisan saya bisa dimuat di banyak media, yang penulis sadari menjadi bagian dari eksistensi dan kontinuitas kemahasiswaan penulis. Mohon maaf belum bisa menjawab banyak kepercayaan bangda kepada saya. Semuanya tidak lain disebabkan hal-hal yang tidak diduga.


(9)

v

12.Kepada beberapa Harian di Sumatera Utara yang pernah memuat tulisan – tulisan baik artikel opini maupun puisi dan cerpen penulis yakni Harian Analisa, Harian Medan Bisnis, Harian Waspada.

13.Teman-teman PPLT SMA N 1 Bangun Purba yang senantiasa menjaga persahabatan dan tegur sapa yang menjadi pemacu semangat. Ada Bapak Eko, Pak Dicky, Pak Egy, Pak Saka, Bu Elisa, Bu Martati, Bu Dona, Bu Nirya, Bu Sartika, Bu Dian dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga kesuksesan menjadi bagian hari depan kita.

14.Dompet Duafa Volounter (DDV) Sumatera Utara yang menjadi bagian penting diakhir semester perkuliahan penulis. Banyak pelajaran dan pengalaman yang penulis dapatkan. Semangat Berbagi Kebaikan.

15.Seluruh rekan-rekan perjuangan dari stambuk 2012 dari seluruh kelas Reguler A, Reguler B, Ekstensi A dan Ekstensi B yang tidak bisa dituliskan satu per satu. Semoga kita adalah penjawab harapan bangsa ditengah-tengah masyarakat.

16.Teman – teman penulis di Harian Analisa. Lae Firman Siringo-ringo, Putra Kaslin Hutabarat, Mbak Dewi Nurita Pilang, Mas Riski Fahrian, Yoga Saputra Tarigan.

17.The last but not least, Nurhalimah Siahaan, S.Pd atas segalanya yang tidak bisa terungkapkan lewat kata-kata. Semoga Saja.


(10)

vi

Semua sahabat, teman-teman penulis yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga kita senantiasa dalam lindunganNya, dilimpahkan rejeki dan masa depan yang baik. Dalam kesempatan ini pula, penulis mohon maaf atas segala tutur sapa dan kesalahan yang kurang berkenan selama rentang persahabatan ini.

Penulis sadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran adalah kehormatan tersendiri yang penulis harapkan. Terima kasih.

Medan, Juni 2016

Toba Sastrawan Manik 3122111015


(11)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...9

A. Kerangka Teoretis ... 9

1. Pengertian Persepsi Mahasiswa ... 9

2. Hukuman Mati ... 11

3. Tindak Pidana Korupsi di Indonesia ... 19

4. Hukuman mati ditinjau dari Teori Pemidanaan ... 31

5. Hukuman Mati suatu Progresifitas Hukum? “Mengakhiri Perdebatan Hukuman Mati.” ... 35


(12)

viii

BAB III METODE PENELITIAN ...42

A. Lokasi Penelitian ... 42

B. Populasi dan Sampel ... 43

1. Populasi ... 43

2. Sampel ... 43

C. Variabel Penelitian ... 44

D. Definisi Operasional ... 45

E. Instrumen Penelitian ... 46

F. Teknik Pengumpulan Data ... 47

G. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...48

A. Hasil Penelitian ... 48

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...87

A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ...88


(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pemahaman Mahasiswa terhadap Korupsi di Indonesia ... 49 Tabel 2. Intensitas mahasiswa mengikuti berita/perkembangan mengenai korupsi ... 50 Tabel 3. Gambaran Mahasiswa mengenai Korupsi di Indonesia ... 51 Tabel 4. Sumber Mahasiswa tentang pemahaman dan perkembangan korupsi ... 52 Tabel 5. Tentang persepsi mahasiswa bahwa korupsi di Indonesia sudah mengakar kuat ... 53 Tabel 6. Pemahaman mengenai bahwa lemahnya hukuman koruptor penyebab maraknya korupsi ... 54 Tabel 7. Tanggapan mahasiswa bahwa pemberantasan korupsi di Indonesia belum maksimal ... 55 Tabel 8. mengenai Tanggapan Mahasiswa vonis belum dapat memberikan efek jera dan menakuti pihak lain untuk tidak korupsi ... 57 Tabel 9. Tanggapan mengenai berdasarkan fakta pemberantasan kekinian Indonesia tidak akan berhasil memberantas korupsi ... 58 Tabel 10. Mengenai tingkat korupsi di Indonesia ... 59

Tabel 11. Mengenai Gugatan Hukuman mati agar dihapuskan dari UUDNRI Tahun 1945 ... 60 Tabel 12. Mengenai Eksistensi Hukuman mati dalam Pasal 2 ayat (2) UU No. 20 Tahun 2001 mengenai Pemberantasan Korupsi ... 62 Tabel 13. Mengenai Tanggapan Mahasiswa terhadap tuntutan Hukuman mati bagi koruptor ... 63 Tabel 14. Khusus yang memilih A dalam Soal Angket No 13. Mengenai keyakinan hukuman memberikan efek jera ... 64 Tabel 15. Khusus Yang memilih B dalam Angket No. 13. Alasan tidak mendukung hukuman mati ... 65


(14)

x

Tabel 16. Kapan hukuman mati bagi koruptor bisa diterapkan di Indonesia ... 66 Tabel 17. Tanggapan mengenai Optimisme mengenai keberhasilan memberantas korupsi berdasarkan perkembangan korupsi dibandingkan vonis yang sudah diterima koruptor ... 68 Tabel 18. Mengenai Keberhasilan Pendidikan Anti Korupsi di Indonesia .. 69 Tabel 19. Mengenai urgensi Pilihan antara Hukuman Mati atau Pendidikan Anti Korupsi untuk diterapkan saat ini di Indonesia ... 70 Tabel 20 Tanggapan apakah Hukuman mati adalah solusi pemberantasan korupsi di Indonesia ... 72 Tabel 21. Persepsi Mahasiswa Terhadap Korupsi Di Indonesia ... 74 Tabel 22. Persepsi mahasiswa terhadap hukuman mati baik dalam Tindak Pidana korupsi dan Hukum Indonesia ... 76 Tabel 23. Persepsi Mahasiswa Terhadap Pemberantasan Korupsi Di Indonesia ... 77


(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Angket Penelitian

Lampiran 2 : Nota Tugas

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian dari Jurusan

Lampiran 4 : Surat Izin mengadakan Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial Lampiran 5 : Surat keterangan dari tempat penelitian

Lampiran 6 : Surat Keterangan dari perpustakan Jurusan PPKn Lampiran 7 : Surat Keterangan dari Laboratorium PPKn Lampiran 8 : Surat Keterangan dari Perpustakaan Unimed

Lampiran 9 : Daftar Peserta seminar proposal penelitian mahasiswa jurusan PPKn Lampiran 10: Pernyataan keaslian tulisan


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hukuman mati bagi koruptor di Indonesia menjadi permasalahan yang dilematis di Indonesia. Setidaknya ada dua ruang tarik menarik mengenai pro- kontra hukuman mati bagi pelaku korupsi (koruptor) di Indonesia. Sebelumnya, terlebih dahulu diketengahkan mengenai persoalan korupsi di Indonesia yang menjadi permasalahan sentral dan alasan logis di satu sisi kenapa hukuman mati bagi koruptor di Indonesia mengemuka.

Korupsi menjadi permasalahan yang serius di Indonesia. Fenomena korupsi marak dipertontonkan dan dilakukan secara masif oleh banyak pejabat- pejabat publik. Dapat dikatakan korupsi di Indonesia sudah merajalela baik ditingkat pusat maupun di daerah.

Hal ini juga ditegaskan oleh Zaidun (dalam Soemodihardjo,2008: vii)

“semakin hari perkembangan korupsi di Indonesia bukan lagi semakin berkurang, bahkan seiring dengan perkembangan otonomi daerah, korupsi di Indonesia semakin meluas ke seluruh wilayah Indonesia dan merata ke seluruh daerah.”

Sesuai dengan data dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mencatat hingga bulan Januari 2014 sebanyak 318 orang dari total 524 orang kepala daerah dan wakil kepala daerah tersangkut dengan kasus korupsi


(17)

2

(http://www.jpnn.com/read/2014/02/15/216728/318-Kepala-Daerah-Terjerat-Korupsi- diakses 20/01/2016 pukul 08.53).

Data lain menunjukkan hal yang sama dalam konteks global. Menurut Transparancy Internasional Indonesia (TII), Indeks persepsi korupsi 2015 menempatkan Indonesia di posisi 117 dari 175 negara di dunia dengan level korupsi masih tinggi (http://nasional.news.viva.co.id/news/read/674510-indeks-persepsi-korupsi-indonesia-melorot-lagi diakses 20/01/2016 pukul 09.04 wib). Gejala- gejala perilaku koruptif ini tentu memiliki banyak penyebab yang kompleks. Namun salah satunya ialah dari aspek penegakan hukum (enforcement of law).

Negara Indonesia adalah negara hukum. Demikian bunyi Pasal 1 ayat (3) UUDNRI Tahun 1945 secara jelas dan afirmatif. Sebagai negara hukum, Indonesia meletakkan, menghormati dan menjadikan hukum sebagai penentu dalam mengatur hubungan secara vertikal yakni antara negara dan rakyatnya maupun secara horizontal yakni antara rakyat dengan rakyat itu sendiri.

Menurut Muhtaj (2005: 19-20),

Negara hukum adalah istilah Indonesia yan terbentuk dari suku kata, negara dan hukum. Padanan kata ini menunjukkan bentuk dan sifat yang saling isi mengisi antara negara disatu pihak dan hukum pada pihak lain. Tujuan negara adalah untuk memelihara ketertiban hukum (recthsorde). Korupsi adalah sebuah perbuatan melawan dan melanggar hukum. Hal ini dapat dilihat dalam definisi korupsi yang diatur dalam sebagaimana diubah UU. No 20 Tahun 2001 perubahan atas UU.No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 2 ayat (1) yakni,


(18)

3

Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

Semakin banyak pelaku korupsi yang terjadi baik ditataran pusat maupun daerah mengindikasikan bahwa suatu ketertiban hukum tengah terjadi yang memiliki dampak lain seperti terhambatnya pembangunan. Maka menjadi sebuah koreksi terhadap penegakan hukum atas korupsi.

Dari hal ini dapat ditarik suatu pemahaman bahwa dalam masifnya dan muncul pelaku korupsi baru salah satunya disebabkan kurang efektif atau berfungsinya hukum dalam menciptakan keadilan dan ketertiban hukum dalam proses penegakan hukum terhadap koruptor di Indonesia.

Hal ini senada dengan hasil kajian studi Indonesia Corruption Watch (ICW) (2014: 22),

Masyarakat masih menganggap vonis terhadap pelaku korupsi belum memenuhi rasa keadilan masyarakat. Masih dianggap belum proporsional. Salah satu alasannya karena vonis yang diberikan majelis hakim masih relatif rendah, dan diantara putusan perkara yng kurang lebih sejenis seringkali terjadi disparitas. Akibatnya, hukuman terhadap koruptor menjadi inkonsisten.

Masyarakat atau publik menginginkan hukum di Indonesia terhadap koruptor di Indonesia di hukum mati. Survei Indonesia Survey Center (ISC) mendapatkan, publik menginginkan hukuman mati sebagai sanksi yang dapat memberi efek jera. "Yang cukup mengejutkan adalah hukuman mati ternyata dipilih oleh masyarakat sebagai cara yang paling efektif dalam menghukum para koruptor di negeri ini (49,2%), lalu penjara seumur hidup (24,6%), dan


(19)

4

Pemiskinan koruptor (11,3%) (http://news.liputan6.com/read/810134/publik-pilih-hukuman-mati-untuk-koruptor diakses 20/01/2016 pukul 10.05 wib).

Sebenarnya, dalam UU tentang Pemberantasan Korupsi No. 20 tahun 2001 hukuman mati bagi koruptor telah disebutkan namun dibatasi dalam keadaan tertentu yakni dalam Pasal 2 ayat (2) “Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana

mati dapat dijatuhkan.”

Adapun dalam penjelasan, yang dimaksud keadaan tertentu adalah Yang

dimaksud dengan “keadaan tertentu” adalah

dalam ketentuan ini dimaksudkan sebagai pemberatan bagi pelaku tindak pidana korupsi apabila tindak pidana tersebut dilakukan pada waktu negara dalam keadaan bahaya sesuai dengan undang-undang yang berlaku, pada waktu terjadi bencana alam nasional, sebagai pengulangan tindak pidana korupsi, atau pada waktu negara dalam keadaan krisis ekonomi dan moneter.

Munculnya keinginan publik agar koruptor di Indonesia dihukum mati bukan tanpa pertentangan dari publik. Inilah yang penulis sebut ruang kedua yakni pihak yang mengatakan bahwa hukuman mati baik untuk koruptor maupun untuk tindak pidana lainnya melanggar HAM dan Konstitusi UUDNRI Tahun 1945. Akan tetapi di sisi lain banyak pihak yang tidak setuju dengan hukuman mati bagi koruptor sebab dalam Pasal 28 A-J Undang-Undang Dasar 1945 mengatakan bahwa kita harus menjunjung tinggi Hak-hak Asasi Manusia (HAM) (http://www.hukumpedia.com/mardiyanto23/pro-kontra-hukuman-mati-bagi-koruptor diakses 20/01/2016 pukul 10.24 wib).


(20)

5

Sedangkan menurut Mahasiswa sendiri dari hasil observasi dan wawancara sederhana yang penulis lakukan terhadap Mahasiswa Jurusan PPKn Angkatan 2012 ada pro-kontra dalam perdebatan Hukuman mati bagi pelaku korupsi (koruptor) di Indonesia. Dewi Nurita Pilyang (Ekstensi A), Hafiz Udin Batubara (Reguler B) dan Ryka Meliana Turnip (Ekstensi A) menegaskan hukuman mati pantas bagi koruptor. Ketiganya beralasan, koruptor telah membunuh ribuan hak- hak rakyat demi kepentingan sendiri. Ryka menegaskan sudah muak melihat koruptor yang merampok uang negara. Lestari Ningsih (Reguler B) menambahkan selain merugikan negara, hukuman selama ini belum memberikan efek jera dan bila hukuman mati tidak diterapkan maka akan semakin menyuburkan perilaku korupsi.

Lainnya halnya dengan Fenny Chairani (Reguler B) dan Dwi Prasasvita (Ekstensi B) menolak hukuman mati bagi koruptor. Fenny menegaskan hukuman mati pantas bagi koruptor tetapi bukan sebagai hukuman mati. Walaupun melakukan kesalahan berat dan besar mereka tetap memiliki hak untuk hidup sebagai hak asasi manusia dan lebih baik dimiskinkan saja. Dwi Prasasvita

menyuarakan hal senada. “Mengenai pantas atau tidak pantas, Koruptor pantas dihukum mati. Tapi tidak setuju karena hukuman mati melanggar HAM, konstitusi dan Pancasila.

Mahasiswa jurusan PPKn menurut pengalaman dan pengamatan penulis sendiri adalah mahasiswa yang dibekali tiga rumpun ilmu yakni Pendidikan, hukum dan politik. Dalam hal ini mahasiswa jurusan PPKn bisa dianggap bahwa permasalahan korupsi, penegakan hukum dan permasalahan Hak Asasi Manusia


(21)

6

(HAM) bukanlah hal asing bagi mereka sehingga dapat memiliki satu pandangan, pendapat atas permasalahan yang diajukan di atas yang dipengaruhi oleh kajian - kajian yan mereka miliki.

Dari pernyataan di atas, perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana persepsi mahasiswa jurusan PPKn Angkatan 2012 atas eksistensi hukuman mati dalam hukum Pidana Indonesia dan hukuman mati bagi koruptor di Indonesia.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini diidentifikasi sejumlah permasalahan antara lain :

1. Belum efektifnya penegakan hukum dalam menimbulkan efek jera bagi perilaku korupsi di Indonesia.

2. Adanya disparitas hukuman bagi koruptor di Indonesia yang dirasakan masyarakat.

3. Munculnya harapan atau ekspektasi masyarakat juga mahasiswa agar pelaku korupsi (koruptor) di Indonesia dihukum mati sehingga menimbulkan efek jera.

4. Pandangan masyarakat maupun mahasiswa bahwa hukuman mati dalam hukum pidana Indonesia termasuk bagi koruptor melanggar HAM dan konstitusi UUDNRI Tahun 1945.

5. Persepsi Masyarakat terkhusus Mahasiswa Jurusan PPKn Angkatan 2012 terhadap hukuman mati bagi koruptor juga terbelah dalam dua pandangan.


(22)

7

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi permasalahan di atas dibutuhkan pembatasan masalah sehingga masalah yang dibahas lebih fokus dan hasil penelitian yan didapatkan jelas dan mendalam. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Persepsi mahasiswa terhadap hukuman mati dalam Pidana Indonesia. 2. Persepsi Mahasiswa terhadap hukuman mati bagi koruptor di

Indonesia. D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana persepsi Mahasiswa terhadap hukuman mati dalam Pidana Indonesia?

2. Bagaimana persepsi Mahasiswa terhadap hukuman mati bagi koruptor di Indonesia?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran, fakta, keadaan mahasiswa tentang persepsi mahasiswa terhadap hukuman mati bagi koruptor di Indonesia.


(23)

8

F. Manfaat Penelitian

Peneliti mengharapkan penelitian ini bisa bermanfaat : A. Secara Teoritis :

1. Untuk menambah keluasan dan wawasan berpikir penulis tentang hukuman mati bagi koruptor di Indonesia dalam membangun wawasan dan pemikiran yang lebih luas tentang korupsi di Indonesia

2. Untuk menambah referensi bagi mahasiswa/peneliti lain yang ingin melakukan kajian yang sama dan lokasi yan berbeda.

B. Secara Praktis :

1. Untuk dijadikan bahan pengetahuan dan wawasan serta cara berpikir mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat yan memiliki banyak pengaruh dan peran penting.

2. Untuk menambahkan referensi pengetahuan yang berguna bagi nusa dan bangsa.

3. Untuk menjadi bahan pertimbangan bagi pihak- pihak pengambil keputusan penting negeri ini terkhusus dalam masalah korupsi.


(24)

87 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian panjang, berhasil menemukan hal- hal penting yang menjawab pertanyaan awal yang menjadi latar belakang atau mendorong penelitian ini. Penelitian ini menekankan pada eksistensi hukuman mati dalam hukum positif Indonesia dan dorongan agar diterapkan kepada koruptor melalui penggalian, perangkaian dan pemunculan hasil dalam bentuk persepsi mahasiswa.

Kesimpulan dalam penelitian merupakan hasil dari generalisasi atas data- data- data yang diperoleh dari responden yang telah dijelaskan sebelumnya secara komprehensif. Adapun kesimpulan yang diperoleh ialah sebagai berikut :

1. Mahasiswa secara mayoritas tidak menentang eksistensi hukuman mati dalam hukum pidana Indonesia. Bahkan, mahasiswa memandang hukuman mati adalah hukuman patut untuk dipertahakan.

2. Mahasiswa mendorong hukuman mati bagi koruptor di Indonesia dalam rangka pemberantasan korupsi di Indonesia adalah patut untuk diterapkan. Dukungan agar hukuman mati agar dihukum mati tidak lain merupakan dampak dari kekurangan sistem hukum saat ini dalam menegakkan hukum terkhusus dalam vonis atau hukuman yang incraht diterima oleh koruptor. Maka titik perdebatan hukuman mati tidak semata apakah hukuman mati melanggar HAM atau tidak melainkan lebih pada hukuman yang dianggap belum maksimal.


(25)

88

B. Saran

Adapun saran yang bisa diketengahkan dalam penelitian ini adalah : 1. Sebagai hasil hasil penelitian dan kajian ilmiah, kiranya hasil dari

penelitian ini bisa dijadikan sebagai pertimbangan dalam kerangka pemberantasan korupsi di Indonesia.

2. Bagi mahasiswa perlu untuk lebih mendalami dan memahami korupsi di Indonesia secara lebih mendalam. Pemahaman ini penting sehingga mahasiswa sebagai agen penerus bangsa bisa mengambil pilihan yang bijak dan penting dalam mengurangi permasalahan kebangsaan terkhusus korupsi. Hal ini juga mengingatkan pentingnya peran serta mahasiswa sebagai agen anti korupsi, pihak yang sangat berperan penting dalam menimalisir korupsi.

3. Bagi penegak hukum, segenap elit bangsa dan negara di Indonesia perlu ditegaskan bahwa tuntutan akan hukuman mati bagi koruptor tidak lain adalah manifestasi atas kekecewaan pemberantasan korupsi sejauh ini. Maka titik perdebatan hukuman mati tidak semata apakah hukuman mati melanggar HAM atau tidak melainkan lebih pada hukuman akibat hukum yang gagal.

4. Untuk menghindari perdebatan hukuman mati terhadap koruptor bisa ditempuh dengan membangun kembali optimisme rakyat dengan pemberantasan korupsi yang tegas, vonis yang seadil-adilnya serta pencegahan dan komitmen bersama untuk memberantas korupsi.


(26)

89

DAFTAR PUSTAKA BUKU

A.A, Wattimena.2012. Filsafat anti Korupsi. Jakarta : Penerbit Kanisius.

Aburaera, Sukarno, dkk. 2012. Filsafat Hukum Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Amiruddin dan Zainal Asikin.2004. Pengantar Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta : Penerbit RajaGrafindo Persada.

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsyad, Jawade Hafidz. 2013. Korupsi dalam Perspektif HAN ( Hukum Administrasi Negara). Jakarta Timur : Sinar Grafika.

Ashshofa,Burhan.2001. Metode Penelitian Hukum. Jakarta : Rineka Cipta.

Artiono Arbai, Yon. 2012. Aku Menolak Hukuman Mati. Telaah Atas Penerapan Pidana Mati. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Darmodiharjdo, Darji & Shidarta. 2004. Pokok- Pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Hukum Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.

Dirdjosisworo, Soedjono.2012. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta : Penerbit. RajaGrafindo Persada.

Djaja, Ermanjah. 2008. Memberantas Korupsi Bersama KPK. Jakarta: Sinar. Grafika.

Djamali, Abdoel.2011. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta : Penerbit. RajaGrafindo Persada.

El Muhtaj, Majda.2005. Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia. Dari UUD 1945 sampai Amandemen UUD 1945 Tahun 2002. Jakarta : Kencana . Prenadamedia Group.

Hartanti, Evi. 2008. Tindak Pidana Korupsi Edisi kedua. Jakarta : Sinar Grafika. Ishaq, H. 2014. Pengantar Hukum Indonesia (PHI). Jakarta : Penerbit.


(27)

90

Isra, Saldi.2009. Kekuasaan dan Peradilan Korupsi. Jakarta : Penerbit Buku. Kompas.

Kartono ,Kartini.2009. Patologi Sosial. . Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Latif, Abdul. 2014. Hukum Administrasi Negara Dalam Praktik Tindak Pidana Korupsi. Jakarta : Prena Media Group.

Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas Pancasila. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

M Setyadi, Elly dan Usman Kollip. 2013. Pengantar Sosioloi Politik. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Mardani.2008. Bunga Rampai Hukum Aktual. Bogor : Ghalia Indonesia.

Pope, Jeremy. 2007. Strategi Memberantas Korupsi Elemen Sistem Integrasi Nasional. Buku Panduan Transparancy International 2002. Jakarta.: Yayasan Obor Indonesia.

Rahardjo, Satjipto. 2009. Hukum Progresif Sebuah Sintesa Hukum Indonesia. Yogyakarta : Genta Publishing.

S Damanhuri, Didin. 2006. Korupsi, Reformasi Birokrasi dan Masa Depan Ekonomi Indonesia. Jakarta.: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Soemodihardjo, Dyatmiko. 2008. Mencegah dan memberantas korupsi. Mencermati dinamika di Indonesia. Jakarta : Pustaka Publisher.

Syamsudin, M. 2007. Operasionalisasi Penelitian Hukum. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Syamsuddin , Aziz. 2011. Tindak Pidana Khusus. Jakarta : Sinar Grafika.

Tanhowi, Pramono U dkk (Editor). 2005. Membasmi Kanker Korupsi. Jakarta: Pusat Studi Agama dan Penerbitan (PSAP) Muhammadiyah.

Triyanto. 2013. Negara Hukum dan HAM. Yogyakarta : Penerbit Ombak.

UUDNRI TAHUN 1945

UU No. 31 Tahun 1999 Jo. UU No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Korupsi.


(28)

91

UU. No 12 Tahun 2005 Pengesahan International Covenant On Civil And Political Rights.

UU. No. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi. JURNAL

Asmarawati ,T. (2012). “Pro dan Kontra Penerapan Hukuman Mati Di

Indonesia,”Supremasi Hukum” Volume 8, Nomor 1,. Hal 47 dan 50.

Kholiq, M.A. (2007). “Kontroversi Hukuman Mati dan Kebijakan Regulasinya Dalam RUU KUHP (Studi Komparatif Menurut Hukum Islam),” Jurnal Hukum No. (2) VOL. Hal 186 dan 193.

Mohammad. (2011). “Hukuman Mati Dan Hak Asasi Manusia Dalam Peraturan Perundang-Undangan,” Jurnal Yustittia. Volume 12, No.(1). Hal viii.

Sirin, K. (2013). “Penerapan Hukuman Mati Bagi Pelaku Kejahatan Korupsi Di Indonesia: Analisis Pendekatan Teori Maqàshid Al-Syarì’ah”. Istibath, Jurnal Hukum IslamKorupsi. Vol. 12, No. (1) hal. 72 & 77.

Sya’roni Rofii, M. “Hukuman Mati Bagi Koruptor: Sebuah Diskursus Mendesak Di Masa Kritis”. Istibath, Jurnal Hukum IslamKorupsi. Vol. 12, No (12) hal. 59.

Toule, E. R.M. (2013). “Eksistensi ancaman pidana matidalam undang-undang tindak pidana Korupsi”, Jurnal Hukum Prioris, Vol. 3 No. (3). Hal 106.

HASIL KAJIAN/ PENELITIAN

ICW. 2014. Studi atas Disparitas Putusan Pemidanaan Perkara Tindak Pidana Korupsi.

Risalah sidang perkara nomor 2/PUU-V/2007 dan perkara nomor 3/PUU-V/2007 perihal pengujian UU Nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika terhadap undang-undang dasar 1945.

Amnesty Internasional.(2015). Keadilan Yang Cacat Peradilan Yang Tidak Adil Dan Hukuman Mati Di Indonesia,” hal. 9.


(29)

92

Hutabarat, Junianti. 2013. Persepsi Mahasiswa tentang Kesetaraan Gender (Studi deskriptif Pada Mahasiswa PPKn Stambuk 2012. Skripsi. Unimed.

MAJALAH

Darmayadi, Andrias. “Pergerakan Mahasiswa Dalam Perspektif Partisipasi Politik : Partisipasi Otonom Atau Mobilisasi,” Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 1 . hal 65-66. 2012.

Sulistyo , Heru Drajat. “ Pidana Mati Di Indonesia,” Media Soerjo Vol. 14 No.1 April 2014.

Majalah MK No. 96 Februari 2015.

INTERNET

http://www.jpnn.com/read/2014/02/15/216728/318-Kepala-Daerah-Terjerat-Korupsi- diakses 20/01/2016 pukul 08.53

http://news.liputan6.com/read/810134/publik-pilih-hukuman-mati-untuk-koruptor diakses 20/01/2016 pukul 10.05

(http://www.hukumpedia.com/mardiyanto23/pro-kontra-hukuman-mati-bagi-koruptor diakses 20/01/2016 pukul 10.24 wib

http://www.hukumpedia.com/mardiyanto23/pro-kontra-hukuman-mati-bagi-koruptor diakses 20/01/2016 pukul 10.24 wib


(30)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

A.A, Wattimena.2012. Filsafat anti Korupsi. Jakarta : Penerbit Kanisius.

Aburaera, Sukarno, dkk. 2012. Filsafat Hukum Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Amiruddin dan Zainal Asikin.2004. Pengantar Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta : Penerbit RajaGrafindo Persada.

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsyad, Jawade Hafidz. 2013. Korupsi dalam Perspektif HAN ( Hukum Administrasi Negara). Jakarta Timur : Sinar Grafika.

Ashshofa,Burhan.2001. Metode Penelitian Hukum. Jakarta : Rineka Cipta.

Artiono Arbai, Yon. 2012. Aku Menolak Hukuman Mati. Telaah Atas Penerapan Pidana Mati. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Darmodiharjdo, Darji & Shidarta. 2004. Pokok- Pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Hukum Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.

Dirdjosisworo, Soedjono.2012. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta : Penerbit. RajaGrafindo Persada.

Djaja, Ermanjah. 2008. Memberantas Korupsi Bersama KPK. Jakarta: Sinar. Grafika.

Djamali, Abdoel.2011. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta : Penerbit. RajaGrafindo Persada.

El Muhtaj, Majda.2005. Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia. Dari UUD 1945 sampai Amandemen UUD 1945 Tahun 2002. Jakarta : Kencana . Prenadamedia Group.

Hartanti, Evi. 2008. Tindak Pidana Korupsi Edisi kedua. Jakarta : Sinar Grafika. Ishaq, H. 2014. Pengantar Hukum Indonesia (PHI). Jakarta : Penerbit.


(31)

Isra, Saldi.2009. Kekuasaan dan Peradilan Korupsi. Jakarta : Penerbit Buku. Kompas.

Kartono ,Kartini.2009. Patologi Sosial. . Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Latif, Abdul. 2014. Hukum Administrasi Negara Dalam Praktik Tindak Pidana Korupsi. Jakarta : Prena Media Group.

Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas Pancasila. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

M Setyadi, Elly dan Usman Kollip. 2013. Pengantar Sosioloi Politik. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Mardani.2008. Bunga Rampai Hukum Aktual. Bogor : Ghalia Indonesia.

Pope, Jeremy. 2007. Strategi Memberantas Korupsi Elemen Sistem Integrasi Nasional. Buku Panduan Transparancy International 2002. Jakarta.: Yayasan Obor Indonesia.

Rahardjo, Satjipto. 2009. Hukum Progresif Sebuah Sintesa Hukum Indonesia. Yogyakarta : Genta Publishing.

S Damanhuri, Didin. 2006. Korupsi, Reformasi Birokrasi dan Masa Depan Ekonomi Indonesia. Jakarta.: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Soemodihardjo, Dyatmiko. 2008. Mencegah dan memberantas korupsi. Mencermati dinamika di Indonesia. Jakarta : Pustaka Publisher.

Syamsudin, M. 2007. Operasionalisasi Penelitian Hukum. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Syamsuddin , Aziz. 2011. Tindak Pidana Khusus. Jakarta : Sinar Grafika.

Tanhowi, Pramono U dkk (Editor). 2005. Membasmi Kanker Korupsi. Jakarta: Pusat Studi Agama dan Penerbitan (PSAP) Muhammadiyah.

Triyanto. 2013. Negara Hukum dan HAM. Yogyakarta : Penerbit Ombak.

UUDNRI TAHUN 1945

UU No. 31 Tahun 1999 Jo. UU No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Korupsi.


(32)

UU. No 12 Tahun 2005 Pengesahan International Covenant On Civil And Political Rights.

UU. No. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi. JURNAL

Asmarawati ,T. (2012). “Pro dan Kontra Penerapan Hukuman Mati Di

Indonesia,”Supremasi Hukum” Volume 8, Nomor 1,. Hal 47 dan 50.

Kholiq, M.A. (2007). “Kontroversi Hukuman Mati dan Kebijakan Regulasinya Dalam RUU KUHP (Studi Komparatif Menurut Hukum Islam),” Jurnal Hukum No. (2) VOL. Hal 186 dan 193.

Mohammad. (2011). “Hukuman Mati Dan Hak Asasi Manusia Dalam Peraturan Perundang-Undangan,” Jurnal Yustittia. Volume 12, No.(1). Hal viii.

Sirin, K. (2013). “Penerapan Hukuman Mati Bagi Pelaku Kejahatan Korupsi Di Indonesia: Analisis Pendekatan Teori Maqàshid Al-Syarì’ah”. Istibath, Jurnal Hukum IslamKorupsi. Vol. 12, No. (1) hal. 72 & 77.

Sya’roni Rofii, M. “Hukuman Mati Bagi Koruptor: Sebuah Diskursus Mendesak Di Masa Kritis”. Istibath, Jurnal Hukum IslamKorupsi. Vol. 12, No (12) hal. 59.

Toule, E. R.M. (2013). “Eksistensi ancaman pidana matidalam undang-undang tindak pidana Korupsi”, Jurnal Hukum Prioris, Vol. 3 No. (3). Hal 106.

HASIL KAJIAN/ PENELITIAN

ICW. 2014. Studi atas Disparitas Putusan Pemidanaan Perkara Tindak Pidana Korupsi.

Risalah sidang perkara nomor 2/PUU-V/2007 dan perkara nomor 3/PUU-V/2007 perihal pengujian UU Nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika terhadap undang-undang dasar 1945.

Amnesty Internasional.(2015). Keadilan Yang Cacat Peradilan Yang Tidak Adil Dan Hukuman Mati Di Indonesia,” hal. 9.


(33)

Hutabarat, Junianti. 2013. Persepsi Mahasiswa tentang Kesetaraan Gender (Studi deskriptif Pada Mahasiswa PPKn Stambuk 2012. Skripsi. Unimed.

MAJALAH

Darmayadi, Andrias. “Pergerakan Mahasiswa Dalam Perspektif Partisipasi Politik : Partisipasi Otonom Atau Mobilisasi,” Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 1 . hal 65-66. 2012.

Sulistyo , Heru Drajat. “ Pidana Mati Di Indonesia,” Media Soerjo Vol. 14 No.1 April 2014.

Majalah MK No. 96 Februari 2015.

INTERNET

http://www.jpnn.com/read/2014/02/15/216728/318-Kepala-Daerah-Terjerat-Korupsi- diakses 20/01/2016 pukul 08.53

http://news.liputan6.com/read/810134/publik-pilih-hukuman-mati-untuk-koruptor diakses 20/01/2016 pukul 10.05

(http://www.hukumpedia.com/mardiyanto23/pro-kontra-hukuman-mati-bagi-koruptor diakses 20/01/2016 pukul 10.24 wib

http://www.hukumpedia.com/mardiyanto23/pro-kontra-hukuman-mati-bagi-koruptor diakses 20/01/2016 pukul 10.24 wib


(1)

91

UU. No 12 Tahun 2005 Pengesahan International Covenant On Civil And Political Rights.

UU. No. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi. JURNAL

Asmarawati ,T. (2012). “Pro dan Kontra Penerapan Hukuman Mati Di Indonesia,”Supremasi Hukum” Volume 8, Nomor 1,. Hal 47 dan 50. Kholiq, M.A. (2007). “Kontroversi Hukuman Mati dan Kebijakan

Regulasinya Dalam RUU KUHP (Studi Komparatif Menurut Hukum Islam),” Jurnal Hukum No. (2) VOL. Hal 186 dan 193.

Mohammad. (2011). “Hukuman Mati Dan Hak Asasi Manusia Dalam Peraturan Perundang-Undangan,” Jurnal Yustittia. Volume 12, No.(1). Hal viii.

Sirin, K. (2013). “Penerapan Hukuman Mati Bagi Pelaku Kejahatan Korupsi Di Indonesia: Analisis Pendekatan Teori Maqàshid Al-Syarì’ah”. Istibath, Jurnal Hukum IslamKorupsi. Vol. 12, No. (1) hal. 72 & 77.

Sya’roni Rofii, M. “Hukuman Mati Bagi Koruptor: Sebuah Diskursus Mendesak Di Masa Kritis”. Istibath, Jurnal Hukum IslamKorupsi. Vol. 12, No (12) hal. 59.

Toule, E. R.M. (2013). “Eksistensi ancaman pidana matidalam undang-undang tindak pidana Korupsi”, Jurnal Hukum Prioris, Vol. 3 No. (3). Hal 106.

HASIL KAJIAN/ PENELITIAN

ICW. 2014. Studi atas Disparitas Putusan Pemidanaan Perkara Tindak Pidana Korupsi.

Risalah sidang perkara nomor 2/PUU-V/2007 dan perkara nomor 3/PUU-V/2007 perihal pengujian UU Nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika terhadap undang-undang dasar 1945.

Amnesty Internasional.(2015). Keadilan Yang Cacat Peradilan Yang Tidak Adil Dan Hukuman Mati Di Indonesia,” hal. 9.


(2)

92

Hutabarat, Junianti. 2013. Persepsi Mahasiswa tentang Kesetaraan Gender (Studi deskriptif Pada Mahasiswa PPKn Stambuk 2012. Skripsi. Unimed.

MAJALAH

Darmayadi, Andrias. “Pergerakan Mahasiswa Dalam Perspektif Partisipasi Politik : Partisipasi Otonom Atau Mobilisasi,” Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 1 . hal 65-66. 2012.

Sulistyo , Heru Drajat. “ Pidana Mati Di Indonesia,” Media Soerjo Vol. 14 No.1 April 2014.

Majalah MK No. 96 Februari 2015.

INTERNET

http://www.jpnn.com/read/2014/02/15/216728/318-Kepala-Daerah-Terjerat-Korupsi- diakses 20/01/2016 pukul 08.53

http://news.liputan6.com/read/810134/publik-pilih-hukuman-mati-untuk-koruptor diakses 20/01/2016 pukul 10.05

(http://www.hukumpedia.com/mardiyanto23/pro-kontra-hukuman-mati-bagi-koruptor diakses 20/01/2016 pukul 10.24 wib

http://www.hukumpedia.com/mardiyanto23/pro-kontra-hukuman-mati-bagi-koruptor diakses 20/01/2016 pukul 10.24 wib


(3)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

A.A, Wattimena.2012. Filsafat anti Korupsi. Jakarta : Penerbit Kanisius.

Aburaera, Sukarno, dkk. 2012. Filsafat Hukum Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Amiruddin dan Zainal Asikin.2004. Pengantar Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta : Penerbit RajaGrafindo Persada.

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsyad, Jawade Hafidz. 2013. Korupsi dalam Perspektif HAN ( Hukum Administrasi Negara). Jakarta Timur : Sinar Grafika.

Ashshofa,Burhan.2001. Metode Penelitian Hukum. Jakarta : Rineka Cipta.

Artiono Arbai, Yon. 2012. Aku Menolak Hukuman Mati. Telaah Atas Penerapan Pidana Mati. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Darmodiharjdo, Darji & Shidarta. 2004. Pokok- Pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Hukum Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.

Dirdjosisworo, Soedjono.2012. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta : Penerbit. RajaGrafindo Persada.

Djaja, Ermanjah. 2008. Memberantas Korupsi Bersama KPK. Jakarta: Sinar. Grafika.

Djamali, Abdoel.2011. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta : Penerbit. RajaGrafindo Persada.

El Muhtaj, Majda.2005. Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia. Dari UUD 1945 sampai Amandemen UUD 1945 Tahun 2002. Jakarta : Kencana . Prenadamedia Group.

Hartanti, Evi. 2008. Tindak Pidana Korupsi Edisi kedua. Jakarta : Sinar Grafika. Ishaq, H. 2014. Pengantar Hukum Indonesia (PHI). Jakarta : Penerbit.


(4)

Isra, Saldi.2009. Kekuasaan dan Peradilan Korupsi. Jakarta : Penerbit Buku. Kompas.

Kartono ,Kartini.2009. Patologi Sosial. . Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Latif, Abdul. 2014. Hukum Administrasi Negara Dalam Praktik Tindak Pidana Korupsi. Jakarta : Prena Media Group.

Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas Pancasila. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

M Setyadi, Elly dan Usman Kollip. 2013. Pengantar Sosioloi Politik. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Mardani.2008. Bunga Rampai Hukum Aktual. Bogor : Ghalia Indonesia.

Pope, Jeremy. 2007. Strategi Memberantas Korupsi Elemen Sistem Integrasi Nasional. Buku Panduan Transparancy International 2002. Jakarta.: Yayasan Obor Indonesia.

Rahardjo, Satjipto. 2009. Hukum Progresif Sebuah Sintesa Hukum Indonesia. Yogyakarta : Genta Publishing.

S Damanhuri, Didin. 2006. Korupsi, Reformasi Birokrasi dan Masa Depan Ekonomi Indonesia. Jakarta.: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Soemodihardjo, Dyatmiko. 2008. Mencegah dan memberantas korupsi. Mencermati dinamika di Indonesia. Jakarta : Pustaka Publisher.

Syamsudin, M. 2007. Operasionalisasi Penelitian Hukum. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Syamsuddin , Aziz. 2011. Tindak Pidana Khusus. Jakarta : Sinar Grafika.

Tanhowi, Pramono U dkk (Editor). 2005. Membasmi Kanker Korupsi. Jakarta: Pusat Studi Agama dan Penerbitan (PSAP) Muhammadiyah.

Triyanto. 2013. Negara Hukum dan HAM. Yogyakarta : Penerbit Ombak.

UUDNRI TAHUN 1945

UU No. 31 Tahun 1999 Jo. UU No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Korupsi.


(5)

UU. No 12 Tahun 2005 Pengesahan International Covenant On Civil And Political Rights.

UU. No. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi. JURNAL

Asmarawati ,T. (2012). “Pro dan Kontra Penerapan Hukuman Mati Di Indonesia,”Supremasi Hukum” Volume 8, Nomor 1,. Hal 47 dan 50. Kholiq, M.A. (2007). “Kontroversi Hukuman Mati dan Kebijakan

Regulasinya Dalam RUU KUHP (Studi Komparatif Menurut Hukum Islam),” Jurnal Hukum No. (2) VOL. Hal 186 dan 193.

Mohammad. (2011). “Hukuman Mati Dan Hak Asasi Manusia Dalam Peraturan Perundang-Undangan,” Jurnal Yustittia. Volume 12, No.(1). Hal viii.

Sirin, K. (2013). “Penerapan Hukuman Mati Bagi Pelaku Kejahatan Korupsi Di Indonesia: Analisis Pendekatan Teori Maqàshid Al-Syarì’ah”. Istibath, Jurnal Hukum IslamKorupsi. Vol. 12, No. (1) hal. 72 & 77.

Sya’roni Rofii, M. “Hukuman Mati Bagi Koruptor: Sebuah Diskursus Mendesak Di Masa Kritis”. Istibath, Jurnal Hukum IslamKorupsi. Vol. 12, No (12) hal. 59.

Toule, E. R.M. (2013). “Eksistensi ancaman pidana matidalam undang-undang tindak pidana Korupsi”, Jurnal Hukum Prioris, Vol. 3 No. (3). Hal 106.

HASIL KAJIAN/ PENELITIAN

ICW. 2014. Studi atas Disparitas Putusan Pemidanaan Perkara Tindak Pidana Korupsi.

Risalah sidang perkara nomor 2/PUU-V/2007 dan perkara nomor 3/PUU-V/2007 perihal pengujian UU Nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika terhadap undang-undang dasar 1945.

Amnesty Internasional.(2015). Keadilan Yang Cacat Peradilan Yang Tidak Adil Dan Hukuman Mati Di Indonesia,” hal. 9.


(6)

Hutabarat, Junianti. 2013. Persepsi Mahasiswa tentang Kesetaraan Gender (Studi deskriptif Pada Mahasiswa PPKn Stambuk 2012. Skripsi. Unimed.

MAJALAH

Darmayadi, Andrias. “Pergerakan Mahasiswa Dalam Perspektif Partisipasi Politik : Partisipasi Otonom Atau Mobilisasi,” Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 1 . hal 65-66. 2012.

Sulistyo , Heru Drajat. “ Pidana Mati Di Indonesia,” Media Soerjo Vol. 14 No.1 April 2014.

Majalah MK No. 96 Februari 2015.

INTERNET

http://www.jpnn.com/read/2014/02/15/216728/318-Kepala-Daerah-Terjerat-Korupsi- diakses 20/01/2016 pukul 08.53

http://news.liputan6.com/read/810134/publik-pilih-hukuman-mati-untuk-koruptor diakses 20/01/2016 pukul 10.05

(http://www.hukumpedia.com/mardiyanto23/pro-kontra-hukuman-mati-bagi-koruptor diakses 20/01/2016 pukul 10.24 wib

http://www.hukumpedia.com/mardiyanto23/pro-kontra-hukuman-mati-bagi-koruptor diakses 20/01/2016 pukul 10.24 wib


Dokumen yang terkait

Studi dokumentasi tentang kecenderungan penelitian mahasiswa departemen ilmu komunikasi fakultas ilmu social dan ilmu politik Universitas Sumatra Utara 2010 - 2013

0 26 123

Persepsi Mahasiswa Terhadap Tayangan “Stand Up Comedy”(Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU Terhadap Tayangan “Stand Up Comedy” di Metro TV)

14 154 130

Efektivitas Iklan di Youtube Dan Persepsi Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU)

8 34 104

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG DEMONSTRASI SEBAGAI IMPLEMENTASI HAM (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan PPKn Angkatan 2013 Universitas Negeri Medan).

0 3 24

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG ELIT POLITIK DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA (STUDI DESKRIPTIF PADA MAHASISWA JURUSAN PPKN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

0 1 24

PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TENTANG KORUPSI DI INDONESIA.

0 9 22

GAYA HIDUP DAN PERILAKU KONSUMTIF DI KALANGAN MAHASISWA (STUDI DESKRIPTIF MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN).

0 5 17

STUDI DESKRIPTIF RELIGIUSITAS MAHASISWA SEMESTER AKHIR JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

0 2 1

PERSEPSI MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN TERHADAP KUALITAS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

0 0 22

Efektivitas Iklan di Youtube Dan Persepsi Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU)

0 0 11