3. Seberapa jauh cacat seseorang sehingga mempengaruhi keseluruhan gerak-
geriknya sangat mempengaruhi sikap orang tersebut. Misalnya orang yang buta atau lumpuh, jelas akan lebih terbatas gerakannya dibandingkan
dengan anak yang tuli. 4.
Apabila orang yang melihatnya tidak mampu menyembunyikan rasa belas kasihannya, maka dalam diri penyandang cacat akan timbul perasaan
mengasihani diri sendiri. 5.
Sikap penyandang cacat terhadap cacatnya juga akan menimbulkan akibat pada cacatnya itu. Misalnya ada beberapa penyandang cacat yang dapat
menerima bahwa dirinya cacat dan ada juga yang tetap berusaha meyakinkan dirinya tidak berbeda dari orang yang normal Hurlock, 1993:
135.
2.4 Kelompok Usaha Bersama
Berdasarkan Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Usaha bersama KUBE Departemen Sosial Republik Indonesia memberi pengertian
KUBE adalah: 1.
Kelompok Usaha Bersama KUBE adalah kelompok warga atau keluarga binaan sosial yang dibentuk oleh warga atau keluarga binaan sosial yang
telah dibina melalui proses kegiatan PROKESOS program kesejahteraan sosial untuk melaksanakan kegiatan kesejahteraan sosial dan usaha
ekonomi dalam semangat kebersamaan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya.
Universitas Sumatera Utara
2. KUBE merupakan metode pendekatan yang terintegrasi dan keseluruhan
proses PROKESOS dalam rangka MPMK memajukan permasalahan kemiskinan.
3. KUBE tidak dimaksudkan untuk menggantikan keseluruhan prosedur baku
PROKESOS kecuali untuk Program Bantuan Kesejahteraan Sosial Fakir Miskin yang mencakup keseluruhan proses. Pembentukan KUBE dimulai
dengan proses pembentukan kelompok sebagai hasil bimbingan sosial, pelatihan ketrampilan berusaha, bantuan stimulans dan pendampingan.
4. Kelompok Usaha Bersama KUBE, yaitu wadah yang menghimpun dan
mengelola keluarga binaan sosial yang telah mendapatkan bantuan sarana usaha dari pemerintah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan
atau kehidupannya. Tujuan KUBE diarahkan kepada upaya mempercepat penghapusan
kemiskinan termasuk juga bagi penyandang cacat, melalui: Peningkatan kemampuan berusaha para anggota KUBE secara bersama dalam kelompok,
Peningkatan pendapatan, Pengembangan usaha, dan Peningkatan kepedulian dan kesetiakawanan sosial diantara para anggota KUBE dan dengan masyarakat
sekitar. Proses pembentukan KUBE ditumbuhkembangkan melalui Program
Bantuan Kesejahteraan Fakir Miskin. langkahkegiatan pokok pembentukan KUBE untuk sasaran PMKS penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya
adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Pelatihan keterampilan berusaha, dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan praktis berusaha yang disesuaikan dengan minat dan keterampilan PMKS serta kondisi wilayah, termasuk kemungkinan
pemasaran dan pengembangan basil usahanya. Nilai tambah lain dari pelatihan adalah tumbuhnya rasa percaya diri dan harga diri PMKS untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi dan memperbaiki kondisi kehidupannya
2. Pemberian bantuan stimulan sebagai modal kerja atau berusaha yang
disesuaikan dengan keterampilan PMKS dan kondisi setempat. Bantuan ini merupakan hibah bukan pinjaman atau kredit akan tetapi diharapkan
bagi PMKS penerima bantuan untuk mengembangkan dan menggulirkan kepada warga masyarakat lain yang perlu dibantu
3. Pendampingan, mempunyai peran sangat penting bagi berhasil dan
berkembangnya KUBE, mengingat sebagian besar PMKS merupakan kelompok yang paling miskin dan penduduk miskin. Secara fungsional
pendampingan dilaksanakan oleh PSK yang dibantu oleh infrastruktur kesejahteraan sosial di daerah seperti Karang Taruna KT, Pekerja Sosial
Masyarakat PSM, Organisasi Sosial ORSOS dan Panitia Pemimpin Usaha Kesejahteraan Sosial WPUKS.
Program KUBE bukan program perberdayaan yang bersifat individual tetapi merupakan program kelompok karena program kelompok punya banyak
kelebihan. KUBE dilandasi pertimbangan akan kenyataan berbagai keterbatasan yang melekat pada perorangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Universitas Sumatera Utara
PMKS termasuk keluarga miskin dan penyandang cacat .
Penanganan secara kelompok ditujukan untuk menumbuhkembangkan semangat kebersamaan dalam
upaya peningkatan taraf kesejahteraan sosial .
Program Kesejahteraan Sosial PROKESOS bertujuan untuk
meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan PMKS agar dapat menikmati kehidupan secara layak dan berperan dalam pembangunan serta memantapkan
peran dan kontribusi PROKESOS melalui KUBE dalam rangka upaya menghapus kemiskinan dan penyandang cacat.
KUBE paling tidak ada dua unsur yang selalu ditekankan yaitu: Pertama keuntungan ekonomis dan kedua keuntungan sosial. Unsur pertama lebih
menekankan pada keuntungan ekonomis dari perguliran hasil usaha yang diterima melalui paket bantuan usaha ekonomis produktif USEP sedangkan unsur kedua
lebih menekankan pada terjadinya interaksi sosial, kesetiakawanan sosial, kohesi sosial dan adhesi sosial antar anggota kelompok KUBE maupun dalam
lingkungan sosialnya. Keuntungan ekonomis dengan mudah dapat dihitung tetapi keuntungan sosial memerlukan proses waktu untuk melihat keberhasilannya.
KUBE terus diberdayakan secara berkelanjutan. Asumsinya adalah: jika KUBE telah berhasil dari sisi ekonomi dan sosial, diharapkan KUBE tersebut
berkembang menjadi sebuah Lembaga Keuangan Mikro LKM yang menjangkau pelayanan kepada penyandang miskin lainnya untuk berkembang.
Kelompok Usaha Bersama KUBE merupakan salah satu pendekatan yang digunakan Program Kesejahteraan Sosial PROKESOS dalam
memberdayakan perubahan. Perubahan pada pengetahuan, keterampilan, sikap
Universitas Sumatera Utara
dan tingkah laku secara bersamaan dan berkesinambungan. Pemberdayaan terhadap penyandang cacat mengandung makna pengakuan terhadap potensi,
pemberian kepercayaan, mendorong kemandirian dan peningkatan kemampuan untuk memecahkan masalah. KUBE dibentuk dengan harapan agar para
penyandang masalah kesejahteraan sosial PMKS yang terdapat di Indonesia dapat tereliminir sedikit demi sedikit. KUBE merupakan metode pendekatan yang
terintegrasi dari keseluruhan proses PROKESOS dalam rangka MPMK Memajukan Permasalahan Kemiskinan. KUBE tidak dimaksudkan untuk
menggantikan keseluruhan prosedur baku PROKESOS, kecuali untuk Program Bantuan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat yang mencakup keseluruhan
proses. Pembentukan KUBE dimulai dengan proses pembentukan kelompok
sebagai hasil bimbingan sosial, pelatihan keterampilan berusaha, bantuan stimulans dan pendampingan. Sebagai salah satu program untuk memberdayakan
dan mendorong masyarakat untuk mandiri. Program Kelompok Usaha Bersama KUBE yang ada selama ini dapat berkembang menjadi usaha ekonomi produktif
yang dapat memberikan profit sehingga KUBE tersebut tidak saja memberikan manfaat bagi anggotanya saja, tetapi juga dapat memberikan manfaat bagi warga
masyarakat lainnya. Untuk dapat berkembang menjadi usaha ekonomi produktif yang menguntungkan, KUBE sangat tergantung dengan manajemennya. Dengan
pengelolaan secara bersama-sama bukan tidak mungkin KUBE akan berkembang menjadi sebuah bidang usaha yang menguntungkan. Oleh karena KUBE
merupakan wadah yang dibentuk dari oleh dan untuk keluarga binaan sosial
Universitas Sumatera Utara
sendiri, maka kepengurusannya juga dikerjakan oleh para anggotanya sendiri sekaligus melaksanakannya.
Dalam pembentukan KUBE ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Lokasi tempat tinggal
penyandang cacat berdekatan sehingga
memungkinkan mereka melakukan kegiatan secara teratur. 2.
Adanya kesamaan jenis usaha ekonomis produktif. 3.
Kemudahan dalam memperoleh bahan baku. 4.
Kemudahan dalam pemasaran. 5.
Kemudahan dalam pembinaan. 6.
Pengelolaan jenis usaha. 7.
KUBE dikelola oleh anggota kelompok sendiri dibawah bimbingan seorang pembina atau pendamping. Pelaksanaan KUBE harus melibatkan
semua anggota kelompok. 8.
Pembina atau pendamping bersama-sama anggota kelompok berusaha agar KUBE tersebut dapat lebih ditingkatkan dan dikembangkan pada waktu
mendatang. 9.
Aparat Desa atau Kecamatan agar memberikan petunjuk, bimbingan dan mengikuti pelaksanaan KUBE serta membantu memecahkan kesulitan
yang dihadapi anggota KUBE dimasyarakat. 10.
Perlu dibuat aturan main dalam kelompok yang mengatur tentang hak dan kewajiban serta sanksi bagi anggota kelompok
Universitas Sumatera Utara
Dalam pengembangan KUBE agar dapat maju dan berkembang dengan baik, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Penentuan nasib sendiri. Setiap anggota KUBE sebagai manusia yang
memiliki harkat dan martabat, mempunyai hak untuk menentukan dirinya sendiri.
2. Kekeluargaan. Pengembangan KUBE perlu dibangun atas dasar
kekeluargaan sehingga dapat menumbuhkan semangat dan sikap dalam mewujudkan keberhasilan KUBE.
3. Kegotong-royongan. Pengembangan KUBE menuntut perlu adanya
semangat kebersamaan diantara anggota KUBE. 4.
Pengembangan potensi anggota. Pengelolaan dan pengembangan KUBE didasarkan pada kemampuan dan potensi anggota KUBE.
5. Pemanfaatan sumber-sumber setempat. Pengembangan usaha ekonomi
produktif yang dilaksanakan harus didasarkan pada ketersediaan sumber- sumber yang ada di lingkungannya.
6. Kegiatan berkelanjutan. Pengelolaan KUBE harus diwujudkan dalam
program-program yang berkelanjutan. 7.
Usaha yang berorientasi pasar. Pengembangan KUBE diarahkan pada jenis usaha yang memiliki prospek yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
pasar.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Pemikiran