39
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini berupa dokumen. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala bentuk catatan tentang
berbagai macam peristiwa atau keadaan di masa lalu yang memiliki nilai atau arti penting dan dapat berfungsi sebagai data penunjang dalam
penelitian ini. Dokumen yang dimaksud berupa foto-foto, catatan wawancara, dan rekaman yang digunakan sewaktu peneliti mengadakan
penelitian, selain itu dapat juga buku-buku, arsip, dan dokumen yang terkait dengan penelitian mengenai prosesi dan makna simbolik ritual
dalam penggarapan sawah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang lengkap dalam melakukan analisis data dan pengolahan data maka digunakan beberapa metode dan alat pengumpulan
data sebagai berikut: a.
Observasi Obesrvasi merupakan pengamatan langsung terhadap fenomena yang
dikaji. Dalam hal ini berarti peneliti datang langsung dalam lingkungan masyarakat yang akan di teliti. Teknik ini dipakai untuk mendapatkan
data melalui kegiatan melihat, atau bisa juga mendengar dengan penginderaan lainnya yang mungkin dilakukan guna memperoleh data
atau informasi yang diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti melihat, mendengar secara langsung mengenai prosesi dan makna simbolik ritual
40
dalam penggarapan sawah, dengan datang ke rumah informan, yaitu Bapak Narsudi, Ibu Yiti dan Bapak Samingan saat mereka melakukan
ritual mimiti dan ritual ngelep. Dengan pengamatan ini diharapkan dapat melengkapi data dari wawancara.
Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonpartisipasi karena peneliti hanya mengamati dari ritual prosesi
penggarapan sawah, sehingga tidak menuntut banyak keterlibatan peneliti terhadap fenomena dari apa yang diteliti. Adapun fokus yang
diamati adalah bagaimana prosesi ritual dalam penggarapan sawah, makna simbolik apa yang terkandung dalam ritual penggarapan sawah
dan mengapa masyarakat masih melaksanakan ritual tersebut. Berkaitan dengan fokus pengamatan di atas yang peneliti akan amati
yaitu berkaiatan dengan ritual prosesi penggarapan sawah. Adapun beberapa tempat dan acara diamati antara lain persiapan yang
diperlukan, peralatan yang digunakan, dan sebagainya, baik itu sebelum menggarap sawah, mimiti maupun ngelep. Sebenarnya sebelum
mengadakan observasi, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal guna memperoleh informasi mengenai gambaran awal tentang
prosesi dan makna simbolik ritual dalam penggarapan sawah. b.
Wawancara Wawancara yaitu mencakup cara yang digunakan untuk tujuan suatu
tugas tetentu, mancoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka
41
dengan orang itu Koentjaraningrat, 1986: 129. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai seorang pewawancara. Wawancara dilakukan
dalam penelitian ini adalah wawancara terarah yang berarti pedoman wawancara ini disusun secara terinci dan wawancara yang hanya
memuat garis-garis besar yang akan ditanyakan. Dengan wawancara ini diharapkan dapat mendapat keterangan secara umum yaitu keterangan
yang tidak terduga dan tidak diketahui jika menggunakan wawancara terarah.
Untuk mendapatkan informasi tentang orang yang akan dijadikan informan, pertama-tama dilakukan wawancara dengan sesepuh desa,
yaitu Eyang Kumbi, karena dia bisa menunjuk beberapa informan yang masih melakukan ritual prosesi penggarapan sawah. Kemudia Eyang
Kumbi menunjuk Bapak Warsudi sesepuh desa yang juga mengetahui tentang ritual penggarapan sawah, dilanjutkan dengan Bapak Karyoto,
Ni Munji, Bapak Ratmo, Ibu Yiti, Bapak Samingan, Bapak Narsudi, pemimpin tahlil Bapak Taufik, Ibu Ida, Bapak Ubaidillah dan
masyarakat sekitar Ibu Manah dan Ibu Ufid yang tidak melakukan ritual dalam penggarapan sawah serta perangkat desa.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data arsip-arsip, buku-buku, majalah, sebagai bukti yang menunjukan peristiwa atau kegiatan yang
berhubungan dengan penelitian ini. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa data monografi mengenai letak geografis, mata
42
pencaharian, jumlah penduduk Desa Adiarsa, foto saat ritual baik mimiti maupun ngelep dan foto peneliti saat nelakukan wawancara dengan
informan.
F. Validitas Data