9 Salah satu logam berat yang banyak mencemari air sungai adalah timbal Pb.
Tercemarnya air sungai oleh limbah pabrik yang mengandung Pb menyebabkan tanaman konsumsi yang tumbuh di daerah sungai menjadi tercemar oleh Pb Kohar
et al., 2004. Timbal Pb merupakan salah satu pencemar yang dipermasalahkan karena bersifat sangat toksik dan tergolong sebagai bahan buangan beracun dan
berbahaya Purnomo dan Muchyiddin, 2007. Timbal Pb merupakan logam yang bersifat neurotoksin yang dapat masuk
dan terakumulasi dalam tubuh manusia ataupun hewan, sehingga bahayanya terhadap tubuh semakin meningkat Lu, 1995 dan Kusnoputranto, 2006. Menurut
Underwood dan Suttle 1999, Pb biasanya dianggap sebagai racun yang bersifat akumulatif dan akumulasinya tergantung levelnya. Hal itu menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh pada ternak jika terdapat pada jumlah di atas batas ambang. Lebih lanjut Underwood dan Suttle 1999 mencantumkan batas ambang untuk
ternak unggas dalam pakannya, yaitu: batas ambang normal sebesar 1 – 10 ppm,
batas ambang tinggi sebesar 20 – 200 ppm dan batas ambang toksik sebesar lebih
dari 200 ppm. Disisi lain Darmono 1995 mencantumkan dosis keracunan Pb pada beberapa ternak, seperti terlihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Dosis Keracunan Timbal pada Beberapa Ternak Jenis Ternak
Toksik dalam Pakanmg Babi
1.000 Pedet
200 – 400
Domba ` 200
– 400
Sumber: Darmono 1995
2.4 Struktur Hati dan Ginjal Babi
2.4.1 Struktur hati babi
10 Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh. Beratnya sekitar 3 dari total
berat badan pada hewan dewasa, sedangkan pada hewan muda berat hati sekitar 5 dari total berat badan Akers dan Denbow, 2008.
Hati babi terdiri atas lobus lateral kanan dan kiri, medial kanan dan kiri, lobus kuadratus, dan lobus kaudatus. Kantung empedu terletak diantara lobus medial dan
lobus kanan. Hati sebagian besar dilindungi oleh os costae kecuali bagian ventral. Bagian kranial hati bersentuhan dengan diafragma. Hati babi memiliki daerah
berbentuk concave di bagian kaudal yang berbatasan dengan lambung di bagian kiri dengan pankreas di bagian kanan Dyce et al., 2002.
Hati memiliki kemampuan meregenerasi sel hepatosit sebanyak lebih dari 40 kali saat terjadi kerusakan. Penyakit pada organ hati bisa menurunkan tingkat
regenerasi hepatosit hingga beberapa kali, sehingga konsekuensinya adalah terjadi penurunan fungsi hati karena terdapat beberapa sel hati yang mengalami kerusakan
hepatic fibrosis. Hati memiliki fungsi yang sangat penting yaitu mengatur proses metabolik dan homeostasis. Hati juga menghasilkan asam empedu dari pemecahan
kolesterol. Hati juga memiliki kemampuan untuk menyimpan beberapa cadangan substansi yang suatu saat akan diperlukan misalnya glikogen, ion logam, dan
vitamin dan juga berfungsi memproduksi sel darah merah pada saat embrio. Kasus penyakit hati akut dan sub-akut seringkali tidak hanya bersifat subklinis tetapi juga
menimbulkan gejala klinis pada pasien dengan penyakit kerusakan hati bersifat non-spesifik. Penyakit hati seringkali dihubungkan dengan gejala klinis yang tidak
spesifik tetapi dikarenakan disfungsi dari organ-organ penting Steiner, 2008. Organ hati terlibat dalam metabolisme zat makanan serta sebagian besar obat
dan toksikan. Secara struktural organ hati tersusun oleh hepatosit sel parenkim hati. Hepatosit bertanggung jawab terhadap peran sentral hati dalam metabolisme.
Sel-sel tersebut terletak di antara sinusoid yang terisi darah dan saluran empedu. Sel Kuffer melapisi sinusoid hati dan merupakan bagian penting dari sitem
retikuloendotelial tubuh. Darah dipasok melalui vena porta dan arteri hepatika, dan disalurkan melalui vena sentral dan kemudian vena hepatika ke dalam vena kava.
Saluran empedu mulai berperan sebagai kanalikuli yang kecil sekali yang dibentuk oleh sel parenkim yang berdekatan. Kanalikuli bersatu menjadi duktula, saluran
11 empedu interlobular, dan saluran hati yang lebih besar. Saluran hati utama
menghubungkan duktus kistik dari kandung empedu dan membentuk saluran empedu biasa, yang mengalir ke dalam duodenum Lu, 1995. Struktur histologi
hati yang normal seperti pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Struktur histologi hati babi William L, 2009
2.4.2 Struktur ginjal babi