PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API ( PERSERO) SUB DIVISI REGIONAL III.2 TANJUNG KARANG BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

INFLUENCE OF MOTIVATION ON EMPLOYEE PRODUCTIVITY IN RAIL PT (Persero) SUB REGIONAL DIVISION III.2 TANJUNG KARANG

BANDAR LAMPUNG

BY Dessy Mayasari

PT Kereta Api (Persero) Sub Division of Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung is the government or state agency responsible and important role in meeting the needs of ground transport wheels which are able to absorb the employees / workers are quite large. PT Kereta Api (Persero) Sub Regional Division III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung has 400 employees, which is divided into ten parts which are interrelated to one another in achieving the goals expected by the company.

The issue to be investigated is whether motivation has an influence on employee productivity. The purpose of this paper is to investigate the influence of motivation on employee productivity and as a contribution to the company's thinking in order to increase employee productivity. Based on existing problems, the proposed hypothesis of motivation has an impact on the productivity of employees working on PT Kereta Api (Persero) Sub Regional Division III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung. Methods of data collection to test this hypothesis through a list of 40 questions addressed to respondents.

To determine whether variables have a positive motivation to work productivity of employees of PT Kereta Api in Tanjung Karang Bandar Lampung, used a simple regression analysis. To test the hypothesis used the F test and to see a partial contribution


(2)

of independent variables used in the test T. F test results count equal to 22.497 greater than the

F table for the error rate of 5% = 4.09, so that Ho refused and Ha is received, which means

that the independent variables that positively influence the motivation to work productivity of employees of PT Kereta Api in the Tanjung Karang Bandar Lampung. Coefficient R. Square regression results of 0.372. This shows the independent variables can explain 37.2% to the dependent variable, while the rest is explained by factors other causes from outside the regression model.

Advice given by the author to PT Kereta Api (Persero) Sub Regional Division III.2 of Cape Coral is a better implementation of the provision of motivation and welfare of employees is further enhanced in the future in order to increase employee productivity.


(3)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API ( PERSERO) SUB DIVISI

REGIONAL III.2 TANJUNG KARANG BANDAR LAMPUNG

OLEH

Dessy Mayasari

PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung adalah instansi pemerintah atau BUMN yang bertanggung jawab dan berperan penting dalam memenuhi kebutuhan roda transportasi darat yang mampu menyerap karyawan/tenaga kerja yang cukup besar. PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung memiliki 400 karyawan, yang terbagi dalam sepuluh bagian yang satu sama lain saling berkaitan dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan.

Permasalahan yang diteliti adalah apakah motivasi mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan dan sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak perusahaan dalam rangka meningkatkan produktivitas karyawan. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka diajukan hipotesis motivasi


(4)

mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung. Metode pengumpulan data untuk menguji hipotesis ini melalui daftar pertanyaan yang ditujukan kepada 40 responden.

Untuk mengetahui apakah variabel motivasi berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan PT Kereta Api di Tanjung Karang Bandar Lampung, digunakan analisis regresi sederhana. Untuk menguji hipotesis digunakan uji F dan untuk melihat kontribusi variabel bebas secara parsial digunakan uji T. Hasil uji Fhitung sebesar 22,497 lebih besar dari Ftabel untuk tingkat

kesalahan 5 % = 4,09, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa variabel bebas yaitu motivasi berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan PT Kereta Api di Tanjung Karang Bandar Lampung tersebut. Koefisien R. Square hasil regresi sebesar 0,372. Hal ini menunjukan variabel bebas dapat menjelaskan 37,2% terhadap variabel terikat, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lainnya yang berasal dari luar model regresi.

Saran yang diberikan penulis kepada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang adalah sebaiknya pelaksanaan pemberian motivasi dan kesejahteraan karyawan lebih ditingkatkan pada masa-masa mendatang di dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan.


(5)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap perusahaan baik swasta maupun pemerintah. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia adalah penggerak dari seluruh sarana perusahaan yang tersedia. Sumber daya yang berlimpah, modal yang besar, teknologi yang canggih tidak akan berarti apapun tanpa adanya kinerja atau kemampuan kerja yang baik dari para karyawan. Sumber daya yang ada dalam perusahaan, sumber daya manusia (human resources) adalah merupakan salah satu faktor kunci untuk membangun suatu keunggulan kompetitif yang berkisambungan tersebut (Gress, 1998 : 18)

Keberhasilan sebuah organisasi terletak pada bagaimana cara pengolahan sumber daya manusia yang berwawasan tinggi. Pengolahan terhadap sumber daya manusia dinyatakan sebagai manajemen sumber daya manusia atau manajemen personalia.

Menurut Flippo dalam Handoko, 2001:3 Mengenai manajemen sumber daya manusia bahwa sumber daya manusia adalah :

Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.


(6)

Berdasarkan uraian di atas bahwa usaha untuk terus menerus mempertahankan dan membina tenaga kerja hanya dapat dicapai apabila perusahan menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam mendayagunakan sumber daya yang ada di perusahaan tersebut. Pengelolaaan terhadap sumber daya manusia harus dilaksanakan secara efektif dan efisien agar tujuan organisasi dapat terealisasikan.

Sasaran manajemen sumber daya manusia pada dasarnya tercapainya kepuasan kerja anggota atau karyawan yang tindak lanjutnya dapat meningkatkan motivasi kerja. Motivasi dapat mengakibatkan adanya usaha dan merupakan proses keterkaitan erat antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu.

Menurut Hasibuan (2003 : 156)

Motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang maksimal.

Menurut Kartono, (2004) mengenai motivasi

Pengertian motivasi adalah sebab, alasan dasar, pikiran dasar gambaran dorongan bagi seseorang untuk berbuat, atau ide pokok yang berpengaruh besar sekali terhadap segenap tingkah laku manusia.

Pendapat di atas memberikan gambaran bahwa motivasi merupakan keseluruhan kegiatan yang mendorong seseorang (karyawan) untuk bekerja dengan kemampuan yang maksimal agar hasil yang dicapai sesuai dengan keinginan perusahaan. Pengertian lain dari motivasi adalah proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan. Memotivasi karyawan merupakan salah satu tugas dari seorang pemimpin.


(7)

Motivasi bekerja tidak hanya berbentuk kebutuhan ekonomis saja, tetapi juga mencakup kebutuhan non ekonomis. Kebutuhan ekonomis yang dapat menimbulkan motivasi misalnya : upah, fasilitas kerja, insentif, bonus dan lain-lainnya. Sedangkan motivasi non ekonomis berupa lingkungan kerja yang menyenangkan, penghargaan dari pimpinan, dan lain-lain yang bersifat immaterial. Pentingnya unsur dari tenaga kerja dalam mencapai tujuan organisasi maka pimpinan harus berusaha agar karyawan dalam suatu unit organisasi yang dipimpinnya mempunyai motivasi kerja yang tinggi untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila dihubungkan dengan kehidupan perusahaan yang menjadi sasaran utama pemberian motivasi oleh para manajer kepada bawahannya adalah peningkatan prestasi dan produktivitas kerja para bawahan dalam rangka pencapaian tujuan dari berbagai sasaran organisasi.

Produktivitas dipengaruhi oleh sikap mental yang berupa motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja. Selain itu produktivitas juga dipengruhi oleh tingkat pendidikan, keterampilan, manajemen, tingkat penghasilan, jaminan kerja dan sebagainya.

Meningkatkan produktivitas kerja, berbagai cara dilakukan agar tenaga kerja bersedia melaksanakan pekerjaan dengan baik dan mempunyai dedikasi yang tinggi untuk perusahaan. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memberikan motivasi dalam menjalankan tugas dan pekerjannya, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.


(8)

PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Bandar Lampung adalah instansi pemerintah atau BUMN yang bertanggung jawab dan berperan penting dalam memenuhi kebutuhan roda transportasi darat yang mampu menyerap karyawan/tenaga kerja yang cukup besar. Pada saat ini PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung merupakan organisasi yang besar sehingga memerlukan adanya pengelolaan sumber daya manusia yang efektif dan efisien.

Dalam melaksanakan kegiatannya, PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung didukung oleh 24 orang karyawan administrasi, dan sejumlah karyawan lainnya yang terbagi dalam setiap bagian-bagian. Jumlah karyawan untuk masing-masing bagian dapat dilihat pada Tabel 1.


(9)

Tabel 1. Jumlah Karyawan PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2008

No Bagian/Bidang Pekerjaan Jumlah (Karyawan)

1. Kabag Seksi Administrasi Sub Seksi SDM

Sub Seksi Pendatagunaan Keuangan Sub Seksi kerumahtanggaan dan Umum

1 8 8 7 2. Kabag Seksi Hiperkas dan Keselamatan kerja

Sub Seksi Hiperkes Sub Seksi Kesehatan kerja Unit Pelayanan Kesehatan

1 6 4 4 3. Kabag Pemeriksaan Kas Daerah

Urusan Tata Usaha Pemeriksaan Kas Stasiun

1 7 8

4. Hubungan Masyarakat 8

5. Urusan Keamanan dan Ketertiban 5

6. Kabag Seksi Jalan dan Rel Pengawas jalan rel dan jembatan Sub seksi program

Sub seksi jalan rel dan mekanik Sub seksi jembatan

UPT resor jalan rel UPT resor jembatan

1 9 10 12 10 8 9 7. Kabag Seksi Sarana

Pengawas sarana Sub seksi program

Sub seksi lokomotif dan KRD Sub seksi kereta dan gerbong UPT depo lokomotif UPT depo kereta UPT depo gerbong

1 5 7 15 18 7 6 7 8. Kabag Seksi Operasi dan Pemasaran

Pengawas operasi dan pelayanan sarana telekomunikasi Sub seksi program perjalanan kereta api

Sub seksi pemasaran dan bina pelanggan Sub seksi operasi kereta api

Sub seksi operasi teknis dan telegram UPT stasiun 1 22 23 24 21 18 16 9. Kabag Seksi Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik

Pengawas sinyal, telekomunikasi dan listrik. Sub seksi program

Sub seksi sinyal

Sub telekomunikasi dan listrik UPT resor sinyal

UPT resor telekomunikasi UPT listrik 1 12 7 8 9 6 7 6 10. Kabag Seksi Tanah dan Bangunan

Sub seksi program Sub seksi tanah Sub seksi bangunan

UPT resor tanah dan bangunan

1 5 9 10 10

Jumlah 400


(10)

Berdasarkan sumber di atas terlihat jumlah karyawan PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung adalah 400 karyawan, yang terbagi dalam sepuluh bagian yang satu sama lain saling berkaitan dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan yaitu produktivitas yang tinggi serta kepuasan karyawan dalam bekerja seperti sebuah sistem yang saling berkaitan dan mempunyai tujuan.

Setiap perusahaan manapun pasti mempunyai suatu target dan bagaimana realisasi tersebut dapat dicapai oleh perusahaan. Berikut ini adalah target volume angkutan barang dan realisasi PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung terlihat pada Tabel 2

Tabel 2. Realisasi serta Persentase Tingkat Pencapaian Volume Angkutan Barang Per Bulan Tahun 2008.

Bulan Target Volume Angkutan Barang (ton) Realisasi Volume Angkutan (ton) Tingkat Pencapaian (%)

Januari 446.759 429.256 96,08

Februari 549.591 493.667 89,82

Maret 724.635 544.743 75,17

April 699.755 509.393 72,80

Mei 725.585 595.216 82,03

Juni 700.558 642.187 91,67

Juli 726.106 666.043 91,73

Agustus 726.742 663.886 91,35

September 700.109 621.598 88,79

Oktober 725.210 623.625 85,99

November 698.439 635.361 90,97

Desember 718.672 636.370 88,55

Rata-rata 86,83

Sumber : Seksi Operasi Pemasaran PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2009


(11)

Tabel 2. terlihat bahwa target volume angkutan dan realisasi di dapat rata-ratanya pada bulan Januari – Desember sebesar 86,83%, dan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan pada setiap bulannya pada Tahun 2008 belum ada yang mencapai target. Berikut ini adalah data target volume angkutan penumpang dan realisasi PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung

Tabel 3. Realisasi serta Persentase Tingkat Pencapaian Volume Angkutan Penumpang Per Bulan Tahun 2008.

Bulan Target Volume Angkutan Penumpang (orang) Realisasi Volume Angkutan (orang) Tingkat Pencapaian (%)

Januari 36.778 26.410 71,81

Februari 35.702 24.771 69,38

Maret 36.991 21.973 59,40

April 35.109 19.808 56,42

Mei 33.510 21.696 64,74

Juni 37.419 25.000 66,81

Juli 43.745 33.530 76,65

Agustus 33.358 27.373 82,06

September 31.181 24.560 78,77

Oktober 45.302 48.257 106,52

November 36.578 21.153 57,83

Desember 32.600 25.145 77,13

Rata-rata 72,29

Sumber : Seksi Operasi Pemasaran PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2009

Tabel 3. terlihat bahwa target dan realisasi volume angkutan, persentase tingkat pencapaian volume angkutan yang dihasilkan oleh Seksi Operasi Pemasaran hanya mencapai target pada Bulan Oktober untuk bagian Penumpang dengan tingkat 106,52%, dan bulan yang lainnya tidak mencapai target volume angkutan yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Hal ini dikarenakan konsumen memakai jasa angkutan kereta api pada saat tertentu saja, contohnya pada hari besar atau hari raya.


(12)

Keproduktivan kerja karyawan akan terlihat dari kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugasnya, sedangkan usaha-usaha yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka meningkatkan kemampuan kerja karyawan diantaranya adalah dengan memberikan motivasi baik dalam bentuk insentip, penyediaan fasilitas kerja, lingkungan kerja yang menyenangkan dan sebagainya. Kebijakan motivasi yang diberikan oleh PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung antara lain :

1. Pemberian kebutuhan ekonomis

a. Gaji pokok, Berdasarkan golongan sesuai dengan Peraturan Pemerintah PP/No.7/1997/ tentang Peraturan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS).

b. Adanya bonus jika perusahaan mengalami keuntungan (tidak devisit). 2. Pemberian kebutuhan tunjangan-tunjangan

a. Tunjangan istri dan anak. b. Tunjangan pengobatan.

c. Tunjangan perbaikan penghasilan (TPP). d. Tunjangan jabatan.

e. Tunjangan pelaksana. f. Tunjangan prestasi kerja.

g. Tunjangan hari raya (THR) berupa satu bulan gaji penuh yaitu Idul Fitri. 3. Pemberian fasilitas kerja

a. Setiap Kabag mendapatkan fasilitas mobil dinas. b. Setiap Kasubag mendapatkan fasilitas motor dinas.


(13)

4. Pemberian fasilitas perumahan.

Fasilitas perumahan dilengkapi dengan listrik dan air selama karyawan bekerja di perusahaan dengan berbagai tipe mulai dari tipe yang paling kecil tipe 21 sampai dengan tipe 70 yang paling besar, dengan ketentuan tidak diharuskan tetapi disediakan karena banyak karyawan yang sudah memiliki rumah sendiri.

5. Memberikan penghargaan.

Sejauh ini, pihak perusahaan telah memberikan Material incentive kepada karyawan berupa pemberian bonus, jasa asuransi, fasilitas kerja dan liburan. Sedangkan untuk Non material incentive berupa pujian, sertifikat penghargaan, penghargaan masa bakti kerja dan cuti.

6. Menciptakan hubungan yang baik

Menciptakan hubungan yang baik antara pimpinan dan karyawan dan antara sesama karyawan diharapkan dapat tercipta hubungan yang menyenangkan, penuh tenggang rasa dan saling membangun yang selanjutnya dapat tercipta kesadaran berkarya kearah peningkatan keproduktivan.

PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung memberikan sanksi kepada karyawan jika melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh PT Kereta Api berupa : Pelanggaran ringan, berupa sanksi teguran dari pimpinan, contohnya terlambat datang ke kantor. Keluar kantor disaat jam bekerja yang tidak berkaitan dengan urusan pekerjaan, seringnya tidak masuk kerja tanpa keterangan. Pelanggaran sedang, berupa sanksi surat peringatan (SP) yang diberikan


(14)

betahap apbila pelanggaran ringan sering dilakukan karyawan, Pelanggaran berat, berupa sanksi pemecatan Atau pemutusan hubungan kerja.

Kebijakan motivasi diharapkan memacu produktivitas karyawan PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung , namun sejauh mana peningkatan produktivitas tersebut masih dilakukan penelitian. Semakin baik motivasi karyawan maka produktivitas kerja karyawan semakin tinggi dan sebaliknya bila motivasi karyawan rendah maka produktivitas akan menurun.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penulisan skripsi dengan judul : “Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung”.

1.2 Permasalahan

Masalah dapat diartikan sebagai suatu kesenjangan antara rencana (sesuatu yang diinginkan) dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga menjadi hambatan dalam menuju tercapainya suatu tujuan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka masalah yang dialami oleh PT Kereta Api (Persero) PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung adalah “Berfluktuasinya tingkat produktivitas kerja karyawan, walaupun perusahaan telah melaksanakan program penguatan motivasi baik secara material maupun immaterial, di mana terlihat pada tabel 2 ditunjukkan realisasi volume angkutan barang belum mencapai target volume angkutan barang. Rata-rata persentase realisasi volume angkutan barang baru


(15)

mencapai 86,83%. Terlihat pada tabel 3 ditunjukkan realisasi volume angkutan penumpang hanya satu kali mencapai target yaitu pada Bulan Oktober sebesar 106,52%, dan pada bulan lainnya belum mencapai target volume angkutan penumpang yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Rata-rata persentase realisasi angkutan penumpang baru 72,29%. Salah satu indikator produktivitas kerja karyawan dalam bekerja belum sesuai dengan target perusahaan adalah karena motivasi kerja yang diberikan perusahaan belum sepenuhnya memberikan semangat dalam bekerja dan belum optimalnya produktivitas karyawan maka, perusahaan perlu memotivasi agar semangat dan gairah kerja karyawannya dapat meningkat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Berdasarkan keterangan di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah “Bagaimana pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan dalam mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan”.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor motivasi yang paling dominan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan pada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung


(16)

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pimpinan perusahaan dalam upaya pengembangan sumber daya manusia PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung khususnya masalah produktivitas kerja karyawan.

1.4 Kerangka Pemikiran

Motivasi pada dasarnya proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan dengan kata lain adalah dorongan dari luar terhadap seseorang agar mau melakukan sesuatu. Pentingnya motivasi adalah hal yang meyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia agar mau bekerja dan antusias mencapai produksi yang optimal. Motivasi sangat penting bagi manajer dalam membagikan pekerjaan terhadap bawahannya agar bekerja dengan baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.

Seorang manajer dalam memotivasi karyawannya harus dapat mengetahui motif dan motivasi karyawan. Seseorang bekerja karena untuk memenuhi kebutuhan baik kebutuhan yang berbentuk materi maupun non materi, kebutuhan fisik maupun rohani yang merupakan faktor-faktor penggerak manusia untuk melakukan aktivitas manusia dalam mencapai setiap kebutuhan tersebut.

Faktor utama sebagai pendorong seseorang memasuki suatu organisasi atau perusahaan adalah dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan. Kekurangan akan


(17)

kebutuhan memunculkan seseorang peka terhadap motivasi. Faktor motivasi merupakan faktor produksi yang paling dominan dalam melakukan kegiatan perusahaan, maka diperlukan adanya pemberian motivasi yang sebaik-baiknya oleh perusahaan kepada karyawan. Sehingga diharapkan akan menurunkan tingkat absensi dan tingkat perputaran karyawan (trun over).

Pengertian motivasi menurut Maslow dalam Kotler, Jilid 1(2005 : 215) menjelaskan bahwa :

Hierarki kebutuhan mengikuti teori jamak yakni seseorang berprilaku atau bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuan. Kebutuhan seseorang itu berjenjang. Artinya, jika kebutuhan ang pertama telah terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnyasampai tingkat kebutuhan kelima. Maslow mengemukakan kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang/hierarki, yang dikutip oleh Hasibuan (2007 : 153) adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan fisik dan biologis, yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup seperti makan, minum, perumahan, udara, dan sebagainya.

2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan, yaitu kebutuhan akan kebesasan dari ancaman, yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.

3. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan bergaul dengan orang lain dan untuk diterima sebagai bagian dari yang lain.


(18)

4. Kebutuhan akan penghargaan atau prestise, yaitu kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya.

5. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan/luar biasa.

Kekurangan akan kebutuhan memunculkan kurang pekanya seseorang terhadap motivasi. Motivasi guna perwujudan diri dapat dicapai dengan memaksimalkan kemampuan, keahlian dan potensi untuk pemenuhan, sehingga orang dapat bekerja dengan :

a. Berorientasi kepada masalah dan tugas

b. Pengendalian yang tinggi untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat c. Berminat dengan tujuan perusahaan dimana ia bekerja

d. Kreatif dalam pekerjaan.

Untuk mencapai itu semua, perusahaan harus mengelola dengan baik sumber daya manusia dengan memperhatikan faktor yang mempengaruhi produktivitas sumber daya manusia. Produktivitas karyawan dapat dirumuskan sebagai kemampuan menghasilkan kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan target perusahaan dengan menggunakan masukan-masukan tertentu.

Menurut Simanjuntak (2001) produktivitas karyawan ada yang berhubungan dengan karyawan itu sendiri ataupun dari faktor lain yang ada dalam perusahaan.


(19)

1. Kualitas dan kemampuan

Kualitas dan kemampuan karyawan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi, mental, kemampuan fisik karyawan lain-lain. Pendidikan merupakan suatu landasan untuk mengembangkan diri dan kemampuan serta memanfaatkan sarana yang ada untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi produktivitas kerja.

Latihan kerja melengkapi karyawan dengan keterampilan dan cara-cara yang tepat menggunakan peralatan kerja, dengan demikian latihan yang diadakan sifatnya melengkapi pendidikan. Motivasi dan sikap kerja antara lain dengan menciptakan iklim dan lingkungan yang menyenangkan dan hubungan industrial yang serasi. Kemampuan fisik karyawan perlu diperhatikan dengan cara pemenuhan gizi dan kesehatan terutama disesabkan oleh rendahnya dari tingkat upah.

2. Sarana Pendukung

Sarana pendukung dikelompokan menjadi dua golongan dibawah ini, yaitu : a. Menyangkut lingkungan kerja, temasuk teknologi dan cara produksi,sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja itu sendiri.

b. Menyangkut kesejahteraan karyawan yang tercermin di dalam sistem pengupahan jaminan sosial, dan jaminan kelangsungan kerja.

3. Pra Sarana

Pra sarana yang berupa kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintahan hubungan industrial serta kemampuan manajemen didalam perusahaan yang bersangkutan.


(20)

Kemampuan manajemen dalam penggunaan sumber-sumber secara maksimal dan menciptakan sistem kerja optimal akan menentukan tinggi rendahnya produktivitas kerja.

Peranan manajemen sangat penting untuk meningkatkan produktivitas yaitu dengan mengkombinasikan dan mendayagunakan semua sarana-sarana produksi, menerapkan fungsi-fungsi manjemen, dan juga menciptakan sistem kerja serta pembagian kerja, menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat, serta menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.

Gambar 1. Paradigma penelitian pengaruh motivasi terhadap produktivitas Karyawan pada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung”.

Variabel X Motivasi Kerja 1. Kebutuhan fisik dan

biologis

2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan

3. Kebutuhan sosial 4. Kebutuhan akan

penghargaan atau prestise 5. Kebutuhan aktualisasi diri

Variabel Y Produktivitas kerja 1. Kualitas dan Kemampuan 2. Sarana Pendukung


(21)

1.5 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan permasalahan, tujuan dan kerangka pemikiran serta paradigma penelitian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Motivasi berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung”.


(22)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima yaitu motivasi berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan pada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung, hal ini didasarkan pada :

1. Motivasi dipengaruhi oleh produktivitas kerja karyawan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,372.

2. Hasil pengujian hipotesis secara menyeluruh dengan uji F pada tingkat kepercayaan 95% atau dengan nilai σ = 5 % diperoleh F hitung = 22,497> F tabel 4,09, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan secara statistik bahwa variabel bebas yaitu motivasi berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu produktivitas kerja karyawan pada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung


(23)

3. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t pada α 0,025 menunjukkan bahwa: t hitung4,743 > t tabel 2,024 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti secara signifikan variabel bebas yaitu motivasi berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu produktivitas kerja karyawan pada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka penulis memberikan saran – saran kepada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung sebagai berikut:

1. PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung hendaknya dapat mengetahui faktor-faktor motivasi apa sajakah yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Pemberian motivasi terendah dari rekapitulasi data penelitian adalah memberikan penghargaan jika mengerjakan pekerjaan melebihi dari target perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus lebih sering memberikan penghargaan baik berupa promosi kenaikan jabatan dan memberikan sertifikat penghargaan agar karyawan PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung lebih termotivasi dalam meningkatkan prestasi kerjanya.

2. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, pihak perusahaan sebaiknya memberikan motivasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi


(24)

karyawan dimana pada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung, Pimpinan dapat mengadakan pendekatan pada karyawan dengan berdasarkan pada teori kebutuhan, dimana pimpinan harus bisa dan melihat kebutuhan karyawan dalam hal menciptakan hubungan yang baik, kerjasama yang dilakukan dengan jalan mengadakan pertemuan informal, diikut sertakan karyawan dalam pengambilan keputusan sehingga karyawan tidak merasa sebagai pekerja saja melainkan ikut serta memiliki perusahaan dan memperoleh kepuasan kerja.

3. Sebaiknya pelaksanaan pemberian motivasi dan kesejahteraan karyawan lebih ditingkatkan pada masa-masa mendatang di dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan.


(1)

1. Kualitas dan kemampuan

Kualitas dan kemampuan karyawan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi, mental, kemampuan fisik karyawan lain-lain. Pendidikan merupakan suatu landasan untuk mengembangkan diri dan kemampuan serta memanfaatkan sarana yang ada untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi produktivitas kerja.

Latihan kerja melengkapi karyawan dengan keterampilan dan cara-cara yang tepat menggunakan peralatan kerja, dengan demikian latihan yang diadakan sifatnya melengkapi pendidikan. Motivasi dan sikap kerja antara lain dengan menciptakan iklim dan lingkungan yang menyenangkan dan hubungan industrial yang serasi. Kemampuan fisik karyawan perlu diperhatikan dengan cara pemenuhan gizi dan kesehatan terutama disesabkan oleh rendahnya dari tingkat upah.

2. Sarana Pendukung

Sarana pendukung dikelompokan menjadi dua golongan dibawah ini, yaitu : a. Menyangkut lingkungan kerja, temasuk teknologi dan cara produksi,sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja itu sendiri.

b. Menyangkut kesejahteraan karyawan yang tercermin di dalam sistem pengupahan jaminan sosial, dan jaminan kelangsungan kerja.

3. Pra Sarana

Pra sarana yang berupa kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintahan hubungan industrial serta kemampuan manajemen didalam perusahaan yang bersangkutan.


(2)

Kemampuan manajemen dalam penggunaan sumber-sumber secara maksimal dan menciptakan sistem kerja optimal akan menentukan tinggi rendahnya produktivitas kerja.

Peranan manajemen sangat penting untuk meningkatkan produktivitas yaitu dengan mengkombinasikan dan mendayagunakan semua sarana-sarana produksi, menerapkan fungsi-fungsi manjemen, dan juga menciptakan sistem kerja serta pembagian kerja, menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat, serta menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.

Gambar 1. Paradigma penelitian pengaruh motivasi terhadap produktivitas Karyawan pada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung”.

Variabel X Motivasi Kerja 1. Kebutuhan fisik dan

biologis

2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan

3. Kebutuhan sosial 4. Kebutuhan akan

penghargaan atau prestise 5. Kebutuhan aktualisasi diri

Variabel Y Produktivitas kerja 1. Kualitas dan Kemampuan 2. Sarana Pendukung


(3)

1.5 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan permasalahan, tujuan dan kerangka pemikiran serta paradigma penelitian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Motivasi berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung”.


(4)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima yaitu motivasi berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan pada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung, hal ini didasarkan pada :

1. Motivasi dipengaruhi oleh produktivitas kerja karyawan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,372.

2. Hasil pengujian hipotesis secara menyeluruh dengan uji F pada tingkat

kepercayaan 95% atau dengan nilai σ = 5 % diperoleh F hitung = 22,497> F

tabel 4,09, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan secara statistik bahwa variabel bebas yaitu motivasi berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu produktivitas kerja karyawan pada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung


(5)

3. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t pada α 0,025 menunjukkan bahwa: t hitung4,743 > t tabel 2,024 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti secara signifikan variabel bebas yaitu motivasi berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu produktivitas kerja karyawan pada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka penulis memberikan saran – saran kepada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung sebagai berikut:

1. PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung hendaknya dapat mengetahui faktor-faktor motivasi apa sajakah yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Pemberian motivasi terendah dari rekapitulasi data penelitian adalah memberikan penghargaan jika mengerjakan pekerjaan melebihi dari target perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus lebih sering memberikan penghargaan baik berupa promosi kenaikan jabatan dan memberikan sertifikat penghargaan agar karyawan PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung lebih termotivasi dalam meningkatkan prestasi kerjanya.

2. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, pihak perusahaan sebaiknya memberikan motivasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi


(6)

karyawan dimana pada PT Kereta Api (Persero) Sub Divisi Regional III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung, Pimpinan dapat mengadakan pendekatan pada karyawan dengan berdasarkan pada teori kebutuhan, dimana pimpinan harus bisa dan melihat kebutuhan karyawan dalam hal menciptakan hubungan yang baik, kerjasama yang dilakukan dengan jalan mengadakan pertemuan informal, diikut sertakan karyawan dalam pengambilan keputusan sehingga karyawan tidak merasa sebagai pekerja saja melainkan ikut serta memiliki perusahaan dan memperoleh kepuasan kerja.

3. Sebaiknya pelaksanaan pemberian motivasi dan kesejahteraan karyawan lebih ditingkatkan pada masa-masa mendatang di dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan.


Dokumen yang terkait

Pemeliharaan Dan Pengamanan Arsip Pada PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

1 35 56

INOVASI DI BIDANG LAYANAN PERKERETAAPIAN (Studi di PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III.2 Tanjung Karang)

0 9 71

PENGARUH KOMITMEN KARYAWAN DAN PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) SUBDIVRE III.2 TANJUNG KARANG BANDAR LAMPUNG

1 24 91

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) SUB DIVRE III.2 TANJUNG KARANG BANDAR LAMPUNG

1 19 70

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT KERETA API INDONESIA REGIONAL III.2 TANJUNG KARANG BANDAR LAMPUNG

2 32 70

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIVISI REGIONAL III SUMATERA SELATAN -

0 0 115

PELATIHAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIVISI REGIONAL HI PALEMBANG -

0 0 103

PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARVAWAN KANTOR PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO ) DIVISI REGIONAL III PALEMBANG -

0 3 122

PENGARUH DISIPLIN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN OPERASIONAL PT. KERETA API INDONESIA DIVISI REGIONAL IV TANJUNG KARANG WILAYAH D PAGARGUNUNG -

0 3 100

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIVISI REGIONAL III SUMATERA SELATAN

0 0 16