memiliki kandungan anti-inflamasi yang sangat kuat dan antioksidan yang sangat tinggi. Namun, kandungan kurkumin dalam kunyit tidaklah tinggi hanya sekitar
3 dari beratnya Karyadi, 1997. Kurkumin adalah senyawa yang berasal dari tanaman kunyit dan sejenisnya.
Kurkumin dapat dimanfaatkan sebagai senyawa antioksidan. Tubuh memerlukan antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas
dengan meredam dampak negatif senyawa ini. Nugrahadi
dan Limantara, 2008
. Kunyit Curcuma domestica Val. meningkatkan kapasitas antioksidan
tubuh secara drastis. Kerusakan oksidatif diyakini menjadi salah satu mekanisme dibalik penuaan dan sejumlah penyakit. Kerusakan oksidatif melibatkan radikal
bebas, molekul yang sangat reaktif disertai dengan electron yang tidak memiliki pasangan. Radikal bebas cenderung bereaksi dengan zat organik yang penting,
seperti protein asam lemak atau DNA. Alasan utama mengapa antioksidan sangat penting adalah karena mereka melindungi tubuh kita dari radikal bebas. Kurkumin
ternyata memiliki kandungan antioksidan yang diperoleh dari struktur kimiawi yang dapat menetralisir radikal bebas. Namun kurkumin juga meningkatkan
aktivitas enzim antioksidan tubuh. Dengan cara tersebut, kurkumin mampu melawan radikal bebas. Kurkumin memblokir radikal bebas secara langsung,
kemudian menstimulasi mekanisme antioksidan tubuh.
2.2 Daun Asam Tamarindus indica L.
Menurut
Maiti dkk 2004, asam jawa Tamarindus Indica L. merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong. Nama
ilmiah asam jawa adalah Tamarindus indica L. dan termasuk ke dalam suku Fabaceae Leguminosae. Klasifikasi tanaman asam jawa Kurniawati, 2008:
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Anak kelas : Rosidae
Bangsa : Rosales
Suku : Caesalpiniaceae
Marga : Tamarindus
Jenis : Tamarindus indica L.
Menurut Mun’im dkk. 2009 dalam penelitiannya melaporkan bahwa identifikasi fitokimia pada ekstrak daun asam jawa menunjukkan adanya tanin,
flavonoid dan saponin. Senyawa-senyawa inilah yang membuat daun asam dapat berkhasiat sebagai obat. Asam jawa mempunyai pohon yang besar, daunnya
berwarna hijau, tinggi 25m, dan diameter batang di pangkal sampai 2m. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar, dan beralur-alur vertikal. Tajuknya
rindang, berdaun lebat, melebar, dan membulat. Daunnya majemuk menyirip genap dengan panjang 5-13cm. Pohon asam dapat tumbuh dengan baik sampai
ketinggian sekitar 1000m dpl, pada tanah berpasir atau tanah liat, khususnya di wilayah yang musim keringnya jelas dan cukup panjang. Penyebaran tanaman
ini, antara lain Sudan, Karibia, Amerika Latin, Indonesia, dan sebagainya.
2.2.1 Kandungan Senyawa Daun Asam Tamarindus indica L.
Menurut Kartika dkk., 1997 kandungan senyawa aktif flavonoid dan tanin yang ada di daun ini dipercaya dapat meluruhkan lemak dengan cara
meningkatkan system metabolisme tubuh. Dengan adanya peningkatan metabolisme tubuh, proses pembakaran lemak semakin maksimal. Maka tidaklah
heran kalau air rebusannya kerap digunakan sebagai pelengkap program diet
terutama bagi kaum hawa. Tanaman asam jawa mengandung senyawa tanin, alkaloid, saponin, seskuiterpena, dan flobatamin melalui uji fitokimia Sumiati,
2004. Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa fenolik yang banyak
terdapat pada jaringan tanaman. Flavonoid dapat berperan sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidatif flavonoid bersumber pada kemampuan mendonasikan atom
hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa flavonoid mempunyai aktivitas
antioksidan yang beragam pada berbagai jenis sereal, sayuran dan buah-buahan. Flavonoid tersusun atas kerangkakarbon C6-C3-C6, atau termasuk golongan
fenilbenzopiran. Dilihat pada posisi ikatan cincin aromatik benzopirano kromano, produk alami inidibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
1. Flavonoid 2-fenilbenzopiran 2. Isoflavonoid 3-fenilbenzopiran
3. Neoflavonoid 4-fenilbenzopiran
Gambar 4. Struktur flavonoid, isoflavonoid, dan neoflavonoid Zat flavonoid berfungsi sebagai penangkal radikal bebas yang dapat
mengacaukan sistem keseimbangan tubuh dan memicu timbulnya kanker dan tumor. Katekin pada daun teh dapat menurunkan kolesterol darah dan mengurangi
kemungkinan terserang kanker.
Senyawa tanin termasuk ke dalam senyawa polifenol yang artinya senyawa yang memiliki bagian berupa fenolik. Senyawa tanin dibagi menjadi dua
berdasarkan pada sifat dan struktur kimianya, yaitu tanin yang terhidrolisis dan tanin yang terkondensasi. Tanin terhidrolisis biasanya ditemukan dalam
konsentrasi yang lebih rendah pada tanaman bila dibandingkan dengan tanin terkondensasi.
Hal ini dikarenakan sifat tanin yang sangat kompleks mulai dari
pengendap protein hingga pengkhelat logam. Tanin juga dapat berfungsi sebagai
antioksidan biologis. Struktur kimia tanin adalah kompleks dan tidak sama. Asam
tanat tersusun 5 – 10 residuester galat, sehingga galotanin sebagai salah satu senyawa turunan tanin dikenal dengan nama asam tanat. Senyawa tanin dibagi
menjadi dua yaitu tanin yang terhidrolisis dan tanin yang terkondensasi. Tanin Terhidrolisis :
Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk jembatan oksigen, maka dari itu tanin ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan
asam sulfat atau asam klorida. Salah satu contoh jenis tanin ini adalah gallotanin yang merupakan senyawa gabungan dari karbohidrat dengan asam galat. Selain
membentuk gallotanin, dua asam galat akan membentuk tanin terhidrolisis yang bisa disebut ellagitanin. Ellagitanin sederhana disebut juga ester asam
hexahydroxydiphenic HHDP. Senyawa ini dapat terpecah menjadi asam galik jika dilarutkan dalam air.
Gambar 5. Tanin Terhidrolisis
Tanin Terkondensasi Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasi
menghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari polimer flavonoid yang merupakan senyawa fenol. Nama lain dari tanin ini adalah
Proantosianidin. Proantosianidin merupakan polimer dari flavonoid yang dihubungkan melalui C8 dengan C4. Salah satu contohnya adalah Sorghum
prosianidin, senyawa ini merupakan trimer yang tersusun dari epikatekin dan katekin. Senyawa ini jika dikondensasi maka akan menghasilkan flavonoid jenis
flavan dengan bantuan nukleofil berupa floroglusinol.
Gambar 6. Tanin Terkondensasi Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas
pada tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan membentuk busa yang mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan
asam.
Klasifikasi Saponin : Saponin diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia menjadi dua yaitu saponin
steroid dan saponin triterpenoid.Saponin steroid tersusun atas inti steroid C27 dengan molekul karbohidrat. Steroid saponin dihidrolisis menghasilkan satu
aglikon yang dikenal sebagai sapogenin. Tipe saponin ini memiliki efek antijamur.
Gambar 7. Struktur Dasar Steroid Saponin tritetpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul
karbohidrat. Dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang disebut sapogenin ini merupakan suatu senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat
dimurnikan.
Gambar 8. Struktur Dasar Triterpen
2.2.2 Manfaat Asam Bagi Kesehatan
Manfaat daun asam jawa ternyata cukup banyak bila digunakan sebagai obat, kosmetik dan meningkatkan kesehatan, akan tetapi tidak banyak orang
yang tahu akan hal itu. Daun asam dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Daun asam
Tamarindusindica L.
Maiti, 2004. Tanaman asam jawa memiliki nama ilmiah Tamarindus indica L,
merupakan tanaman yang lazim kita jumpai di Indonesia. Pada umumnya tanaman ini digunakan sebagai pembatas jalan raya karena bentuknya yang
rindang dan pohonnya kokoh atau ulet. Asam jawa sudah sejak dulu dikenal sebagai obat herbal penurun kadar kolesterol. Hal ini karena adanya kandungan
kimia yang berlimpah di dalam daunnya berupa saponin, tannin dan flavonoid yang banyak Rukmana, 2005.
Asam jawa sering kita kenal sebagai bumbu masakan yang bermanfaat untuk menghilangkan bau anyir pada ikan Kartika dkk, 1997. Jarang orang mengetahui
jika asam jawa ini memiliki manfaat untuk kecantikan bagi wanita. Cara alami yang tentunya sangat aman untuk digunakan ini membuat siapapun dapat
mencobanya sebagai perawatan kecantikan tubuh dan kulit Anda. Selain harganya yang murah, tentu saja hasil yang didapatkan sangat baik dibanding dengan
menggunakan bahan-bahan berbahaya lainnya. Menggunakan bahan herbal seperti asam jawa ini memang sangat dianjurkan sebagai bahan alami untuk merawat
kecantikan, daripada harus menggunakan bahan kimia. Namun manfaat asam jawa ini tidak digunakan untuk semua wanita, bagi para wanita yang memiliki jenis
kulit yang sangat sensitif tidak dianjurkan untuk menggunakan asam jawa, karena hal ini dapat memperburuk kulit. Salah satu manfaat asam jawa adalah untuk
mencerahkan kulit, membersihkan kulit dan bisa digunakan sebagai masker, asma, batuk, demam, sakit panas, reumatik, sakit perut, morbili, alergi, sariawan, luka
baru, eksim, dan sebagainya Kartika dkk., 1997
2.3 Antioksidan