Scanning Electron Microscopy-Electron Dispersive X-Ray Analyser
22
perbedaan persen berat prekursor. Fotodegradasi Rhodamin B menggunakan fotokatalis CuO-Bentonit 10 dengan disinari lampu UV menunjukkan
penunurunan konsentrasi yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan CuO-Bentonit 10 yang tanpa disinari. Hal ini menunjukkan
bahwa CuO-Bentonit dapat berperan sebagai fotokatalis. Pada CuO-Bentonit 20 menunjukkan bahwa penurunan konsentrasi
Rhodamin B lebih besar dari CuO-Bentonit 10 yang keduanya disinari oleh lampu UV. Hal tersebut karena lebih banyak CuO yang menempati pori
bentonit sehingga fotodegradasi zat warna Rhodamin B lebih besar. Tetapi pada fotodegradasi menggunakan CuO-Bentonit 30 konsentrasi Rhodamin
B hanya sedikit mengalami penurunan karena sisi sorpsi bentonit yang semakin berkurang akibat ditempati oleh CuO yang membentuk agregat
sehingga kemampuan fotokatalis CuO berkurang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa CuO-Bentonit 20 yang optimum untuk mendegradasi
zat warna Rhodamin B. Nevi Dwi Andari dan Sri Wardhani 2014 telah berhasil melakukan
degradasi zat warna metilen biru menggunakan fotokatalis TiO
2
-Zeolit dengan dikenai sinar ultraviolet dan mempelajari pengaruh konsetrasi dan
waktu penyinaran terhadap degradasi fotokatalis TiO
2
-Zeolit. Berdasarkan kajian pengaruh waktu penyinaran mempengaruhi degradasi zat warna
metilen biru. Sedangkan pengaruh konsentrasi menunjukkan bahwa setiap penambahan konsentrasi metilen biru maka akan menurunkan aktivitas
fotokatalis. Penelitian tentang fotodegradasi zat warna Rhodamin B
23
menggunakan fotokatalis komposit CuO-Zeolit alam di bawah sinar ultraviolet yang akan dilakukan ini didasarkan pada penelitian-penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya.