4.1.2. Proses Pelaksanaan Penelitian 4.1.2.1.Persiapan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan
sebelum turun penelitian. Peneliti menentukan partisipan dan bertanya kepada beberapa orang tua
yang memiliki ABK yang sesuai dengan kriteria partisipan untuk menjadi partisipan dalam penelitian
di kota Salatiga.
Peneliti sebelumnya meminta ijin kepada pengurus POTAIS untuk melakukan penelitian
dengan persyaratan
mengajukan surat
ijin penelitian
dari Fakultas.
Untuk itu
peneliti mengajukan pembuatan surat ijin penelitian ke
Fakultas Ilmu Kesehatan dan mendapatkan surat ijin untuk penelitian di POTAIS pada tanggal 12
April 2016. Setelah mengajukan surat ijin dan mendapatkan ijin untuk mulai melakukan penelitian
di POTAIS, peneliti mulai melakukan pendekatan
kepada keluarga anak tunagrahita.
Pendekatan keluarga ini dilakukan untuk meminta ijin kepada keluarga untuk menjadi
partisipan dalam penelitian dan juga membangun
bina hubungan saling percaya BHSP antara peneliti dengan calon partisipan. Sebelum memulai
penelitian, peneliti meminta persetujuan partisipan dengan memberikan Informed consent untuk
dibaca oleh calon partisipan. Peneliti juga menjelaskan bila peneliti akan menggunakan alat
rekam untuk merekam seluruh wawancara dan peneliti akan menjaga kerahasiaan partisipan
dengan hanya
mencantumkan inisial
nama
partisipan.
Penelitian ini dimulai pada tanggal 12 April 2016 hingga 22 Mei 2016. Penelitian dilakukan di
POTAIS dan rumah partisipan, kecuali partisipan 2 karena partisipan menolak untuk melakukan
wawancara di rumahnya, sehingga wawancara
dilakukan di rumah partisipan 1.
4.1.3. Gambaran Umum Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini adalah lima keluarga yang memiliki anak tunagrahita. Empat orang anak
partisipan menjalani terapi di POTAIS dan satu orang partisipan lainnya tidak menjalani terapi di POTAIS.
Karakteristik kelima partisipan tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 1 Gambaran Umum Partisipan
Karakteristik P1 P2
P3 P4
P5 Nama Ibu
B.A E.Y
A.B L
K.S
Usia 53 tahun
40 tahun 40 tahun
46 tahun 47 tahun
Pendidikan S2
S1 SMA
SMA SMEA
Pekerjaan
Misionaris Guru les
Tutor Ibu rumah
tangga Ibu
rumah tangga
Ibu rumah
tangga
Nama Anak A.J
D V
A D
Usia Anak 16 tahun
14 tahun 10 tahun
10 tahun 6 tahun
a. Partisipan 1 P1 P1 adalah seorang misionaris yang memiliki anak
down syndrome. P1 bersedia untuk membantu peneliti saat peneliti mengatakan mengangkat topik ABK
sebagai skripsi peneliti. Wawancara pertama P1 dimulai tanggal 14 April 2016 pukul 10.30
– 11.35. Wawancara dilakukan selama 1 jam 5 menit untuk
mendapatkan data penelitian. Wawancara kedua dilakukan tanggal 15 April 2016 pukul 14.00
– 14.30. Pada wawancara kedua dilakukan wawancara selama
21 menit 44 detik. Anak dari P1 dalam penelitian ini adalah anak ke
3 dari 3 orang bersaudara. Anak P1 bersekolah di
Destiny Institute selama ± 2 tahun dan juga menjalani home schooling dengan P1 menjadi
gurunya. Pertama kali P1 mengetahui keadaannya anaknya P1 merasa sedih dan kecewa, namun
setelah menyadari jika kesedihan dan kekecewaan tidak akan mengubah keadaan anaknya serta
dengan adanya dukungan orang di sekitarnya, P1 dapat menerima keadaan anaknya.
b. Partisipan 2 P2 P2 adalah seorang guru les atau tutor yang
mendampingi orang asing di Kota Salatiga. Anak dari P2 menjalani terapi di POTAIS. Semua wawancara
dengan P2 dilakukan di rumah P1, karena P2 menolak dilakukan wawancara di rumahnya. Wawancara
pertama P2 dimulai tanggal 14 April 2016 pukul 11.35 – 11.55. Lalu dilakukan wawancara selama 16 menit
36 detik untuk mendapatkan data penelitian. Wawancara kedua dilakukan tanggal 15 April 2016
pukul 14.30 – 14.50. Pada wawancara kedua
dilakukan wawancara selama 10 menit 13 detik. Anak dari P2 ini merupakan anak 1 dari 3
bersaudara. Anak dari P2 ini sudah menjalani terapi selama ± 4 tahun di POTAIS. Setelah mengetahui
anaknya adalah seorang anak spesial P2 langsung dapat
menerima anaknya,
namun dari
hasil wawancara tersirat bahwa P2 pernah merasa menolak
keadaan anaknya. Penolakan ini dapat pulih menjadi penerimaan setelah P2 mendapat saran dan nasihat
dari temen-teman P2. c. Partisipan 3 P3
P3 adalah orang tua yang membawa anaknya untuk terapi di POTAIS. BHSP pada P3 dilakukan di
POTAIS. Sedangkan untuk wawancara dilakukan di rumah P3. Wawancara pertama P3 dimulai tanggal 14
April 2016 pukul 13.00 – 14.30. Lalu dilakukan
wawancara selama 23 menit 56 detik untuk mendapatkan data penelitian. Wawancara kedua
dilakukan tanggal 15 April 2016 pukul 10.00 – 10.20.
Pada wawancara kedua dilakukan wawancara selama 5 menit 48 detik.
Anak P3 merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara. Anak P3 bersekolah di SLB Negeri Salatiga dan juga
menjalani terapi di POTAIS selama ± 4 tahun. P3 dapat menerima keadaan anaknya walaupun pernah
mengalami stres karena keadaan sang anak. P3 menyadari bahwa P3 harus menerima keadaan
anaknya agar anaknya dapat berkembang dengan baik.
d. Partisipan 4 P4 P4 adalah orang tua yang membawa anaknya
untuk terapi di POTAIS. BHSP pada P4 dilakukan di POTAIS. Sedangkan untuk wawancara dilakukan di
rumah P4. Wawancara pada P4 dimulai tanggal 21 April 2016 pukul 12.00
– 13.00. Lalu dilakukan wawancara selama 17 menit 50 detik untuk
mendapatkan data penelitian. Anak P4 adalah anak pertama dari 2 bersaudara.
Anak P4 bersekolah di SLB Negeri Salatiga dan juga menjalani terapi di POTAIS selama ± 4 tahun. P4
dapat menerima keadaan anaknya walaupun pernah meng
alami “down” karena keadaan sang anak. P4 menyadari bahwa P4 harus menerima keadaan
anaknya dan merasa bangga dengan anaknya setelah mendapat nasihat dari orang di sekitarnya maupun
dari orang tua yang juga memiliki ABK. e. Partisipan 5 P5
P5 adalah orang tua yang membawa anaknya untuk terapi di POTAIS. BHSP pada P5 dilakukan di
POTAIS. Sedangkan untuk wawancara dilakukan di
rumah P5. Wawancara pertama P5 dimulai tanggal 22 April 2016 pukul 13.00
– 14.00. Lalu dilakukan wawancara selama 29 menit 5 detik untuk
mendapatkan data penelitian. Wawancara kedua dilakukan tanggal 24 April 2016 pukul 12.00
– 12.30. Pada wawancara kedua dilakukan wawancara selama
7 menit 17 detik. Anak P5 adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara. Anak
P5 bersekolah di SLB Negeri Salatiga dan juga menjalani terapi di POTAIS selama ± 4 tahun. P5
dapat menerima keadaan anaknya walaupun pernah mengalami stres karena keadaan sang anak. P4
menyadari bahwa P4 harus menerima keadaan anaknya agar anak dapat berkembang dengan baik.
Semua partisipan dari penelitian ini adalah seorang ibu. Ibu adalah seorang yang sangat dekat dengan
anaknya. Ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus juga lebih memilih untuk tinggal di rumah dan
memberikan seluruh
waktunya untuk
anaknya. Sedangkan ayah dari keluarga tersebut mencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Deskripsi Hasil Penelitian