5 a. Jalan Bebas Hambatan : 30 meter
b. Jalan Raya : 25 meter
c. Jalan Sedang : 15 meter
d. Jalan Kecil : 11 meter
2.1.5 Ruang Pengawasan Jalan RUWASJA
Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan, dimana
diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan. Terdapat lebar ruang pengawasan jalan
minimum yang ditentukan dari tepi badan jalan dengan ukuran sebagai berikut: a. Jalan Arteri Primer
: 15 meter b. Jalan Kolektor Primer
: 10 meter c. Jalan Lokal Primer
: 7 meter d. Jalan Lingkungan Primer : 5 meter
e. Jalan Arteri Sekunder : 15 meter
f. Jalan Kolektor Sekunder : 5 meter g. Jalan Lokal Sekunder
: 3 meter h. Jalan Lingkungan Sekunder: 2 meter
i. Jembatan 100 meter kearah hulu dan hilir. Menurut Penjelasan Pasal 35 PP Nomor 34 tahun 2006, yang dimaksud
badan jalan meliputi jalur lalu lintas, dengan atau tanpa jalur pemisah, dan bahu jalan.
2.2 Jalan Nasional di Provinsi Bali
Jalan nasional merupakan jalan arteri primer; jalan kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi; jalan tol; serta jalan yang mempunyai
nilai strategis terhadap kepentingan Nasional. Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 376KPTSM2004, Tentang
Penetapan Ruas-ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional, tanggal 19 Oktober 2004, maka pemerintah menetapkan sebanyak 58 ruas jalan di
provinsi Bali sebagai Jalan Nasional. Selain nama ruas jalan yang ditetapkan,
6 Kepmen tersebut juga menetapkan panjang masing-masing ruas jalan, dimana
panjang total ruas jalan tersebut adalah 501,64 km. Pemerintah membentuk dua SNVT yang bertanggung jawab atas kondisi ruas tersebut, yaitu SNVT P2JJ Bali
dan SNVT P2JJ Metropolitan Denpasar.
2.3 Pengertian Proyek
Proyek merupakan kombinasi sumberdaya manusia dan non manusia yang bekerja sama dalam suatu organisasi yang bersifat sementara untuk mencapai
tujuan tertentu. Proyek dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumberdaya
tertentu, dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Soeharto, 1995.
Ciri-ciri proyek sebagai berikut: 1
Memiliki tujuan yang khusus berupa produk atau hasil akhir 2
Jumlah biaya, sasaran jadwal serta mutu dalam proses mencapai tujuan telah ditentukan
3 Waktu awal dan akhir ditentukan jelas
4 Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung
5 Bersifat kompleks.
2.4 Kajian Transportasi
Kajian transportasi pada dasarnya berisi tentang acuan dan pedoman dalam penyusunan rencana suatu proyek yang akan dilaksanakan, sehingga
menghasilkan suatu rencana yang baik. Dalam kajian ini, akan diperoleh besarnya nilai kapasitas jalan, tingkat pelayanan jalan, kecepatan perjalanan, dan besarnya
volume lalu lintas.
2.4.1 Arus dan Komposisi Lalu Lintas
Nilai arus lalu lintas Q mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang smp. Semua nilai arus lalu
lintas per arah dan total diubah menjadi satuan mobil penumpang smp dengan
7 menggunakan ekivalensi mobil penumpang emp yang diturunkan secara empiris
untuk tipe kendaraan berikut: 1
Kendaraan Ringan
Light Vehicle
LV meliputi kendaraan penumpang, minibus, truk pick-up, dan jeep
2 Sepeda Motor
Motor Cycle
MC 3
Kendaraan Berat
Heavy Vehicle
HV termasuk truk dan bus 4
Kendaraan Menengah Berat
Medium Heavy Vehicle
MHV Truk 2 as dan Bus kecil
5 Bus Besar
Large Buss
LB 6
Truk Besar
Large Truck
LT Truk 3 as dan Truk kombinasi Untuk Kendaraan Ringan LV, nilai emp selalu 1,0. Ekivalensi mobil
penumpang emp untuk masing-masing tipe jalan dan arus lalu lintas total yang disyaratkan dalam kend.jam.
2.4.2 Kapasitas Jalan
Kapasitas suatu ruas jalan didefinisikan sebagai volume lalu lintas maksimum yang melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan
waktu pada kondisi tertentu. Ukuran kapasitas umumnya adalah kendaraanjam atau smpjam. Kapasitas jalan dihitung berdasarkan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia DPU, 1997
1. Kapasitas Jalan Perkotaan
Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah:
C = Co x FCw x FC
SP
x FC
sf
x FC
cs
smpjam 2.1
dimana: C = Kapasitas sesungguhnya smpjam
Co = Kapasitas dasar ideal untuk kondisi ideal tertentu smpjam FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan
FC
SP
= Faktor penyesuaian akibat pemisahan arah untuk jalan tak terbagi
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalankereb FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota
8 Kapasitas dasar untuk jalan lebih dari 4 lajur banyak lajur dapat
ditentukan dengan menggunakan kapasitas per lajur, walaupun lajur tersebut tidak mempunyai lebar yang standar.
2.4.3 Derajat Kejenuhan
Derajat Kejenuhan DS adalah rasio arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja berdasarkan tundaan dan
segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak.
Persamaan umum derajat kejenuhan adalah:
DS = QC …..
2.2 dimana:
DS = Derajat Kejenuhan Q = Arus Lalu Lintas smpjam
C = Kapasitas smpjam
2.5 Infrastruktur Jalan Ramah Lingkungan Permintaan masyarakat untuk transportasi jalan yang bersih , lebih
tenang dan lebih hemat energi dengan dampak minimal pada masyarakat dan habitat alami , menimbulkan tantangan mengatasi kesenjangan yang saling
bertentangan antara keinginan masyarakat dengan industri yang terlibat dengan transportasi jalan . Melalui desain, konstruksi dan penggunaan bahan , rekayasa
sektor jalan dapat memberikan kontribusi yang ramah lingkungan
green
infrastruktur . Inovasi konsep infrastruktu yang ramah lingkungan yang dikembangkan di Eropa
dikenal dengan
New Road Construction Concept NR2C
visi Eropa 2040 fehrl.org,2010. Visi ini didasarkan pada empat kunci konsep yang mewakili
karakteristik dominan dari harapan masyarakat untuk infrastruktur jalan masa depan :
1. Infrastruktur yang handal reliable, berpijak untuk mengoptimalkan
ketersediaan infrastruktur.
9 2.
Infrastruktur Hijau ramah lingkungan green , berpijak untuk mengurangi dampak lingkungan lalu lintas dan pada masyarakat, sehinnga menjadi
infrastruktur berkelanjutan. 2
Infrastruktur yang aman dan cerdas
safe and smart
, berpijak untuk mengoptimalkan arus lalu lintas dari semua kategori pengguna jalan dan
konstruksi jalan yang berkeselamatan. 3
Infrastruktur manusiawi
human,
berpijak untuk menyelaraskan infrastruktur dengan dimensi manusia
Keempat konsep berlaku untuk tiga bidang proyek NR2C : jalan perkotaan dan antarkota dan konstruksi . Masyarakat kandang-kadang menuntut komposisi
infrastruktur handal, hijau, manusia, aman dan cerdas. Keempat konsep konstruksi membentuk kerangka berpikir tentang solusi teknis dan program
penelitian. Pada Gambar 2.1, digambar dan dijabarkan visi NR2C, yang meliputi 4 konsep NR2C yaitu konsep infrastruktur yang handal, ramah lingkungan, aman
serta cerdas dan humanitis.
Gambar 2.1 Karakteristik, Konsep Konstruksi dan Arahan Solusi dari NR2C
visi Eropa 2040 fehrl.org, 2010
10
2.6 Zona Kerja
Work Zone
Zona kerja
work zone
adalah suatu area atau segmen jalan dimana satu atau lebih lajur jalan ditutup untuk pelaksanaan konstruksi jalan yang
mengakibatkan berkurangnya pergerakan lalu lintas dan menurunannya kapasitas jalan Jiang
et al
, 2010; FHWA, 2011; MTI, 2012 Proyek rekonstruksi jalan bertujuan untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat Jiang
et al
, 2010. Namun selama masa konstruksi menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat pengguna jalan dan lingkungan sekitarnya akibat
adanya zona kerja
work zone
. Zona kerja ini mengakibatkan para pengemudi mengalami
stress
, terganggunya lalu-lintas seperti tertundanya perjalanan, kemacetan dan juga terjadinya kecelakaan Jiang et al, 2003. Dampak lainnya
adalah kerugian pelaku ekonomi masyarakat pada zona kerja dan tercemarnya lingkungan disekitarnya DJBM, 1991; Allauche
et al,
2004. Dampak merugikan pelaksanaan rekonstruksi jalan digolongkan menjadi dampak lalu lintas,
lingkungan dan ekologikesehatan Allauche
et al,
2004: 1
Dampak lalu lintas
traffic
meliputi dampak akibat penutupan lajur lebih panjang
prolonged closure of road space
yang diperuntukkan untuk proteksi tenaga kerja dan penempatan peralatan, dampak pengalihan arus
detoursaltered traffic pattern
, dampak terputusnya utilitas
utility cuts
infrastruktur seperti jaringan air bersih dan telekomunikasi yang tertanam pada jalan dan kecelakaan bagi pengendara dan pekerja
2 Dampak polusi
pollution
yang merugikan seperti bising
noise
, debu
dust
, getaran
vibration
dan polusi udara dan air airwater pollution. 3
Dampak ekologisosialkesehatan
ecologisocialhealth
seperti kerusakan permukaan dan sub permukaan
surfacesubsurface disruption
misalnya terganggunya aliran drainase dan kerusakan fisik fasilitas rekreasi
physical damage to recreasional facilities
.
2.7 Matrik Risiko