Unnes tahun 2008 dan menjadi autonomus consumption karena para mahasiswa belum mempunyai pendapatan.
4.2.2.1.5 Jumlah Konsumsi Pulsa di FT
Jumlah konsumsi pulsa yang ada di Fakultas Ilmu Teknik FT reratanya sebesar Rp.56.250,00. Jumlah rerata ini masih mendekati level
terbawah jumlah konsumsi pulsa yang ada di FT yaitu Rp.40.000,00. Dengan jumlah konsumsi pulsa yang tertinggi sebesar Rp.100.000,00 ini mempunyai
rasio skewness sebesar 2,44 dan rasio kurtosis sebesar 2,41 merupakan data tidak normal. Tidak normal disini menunjukkan adanya data jumlah konsumsi
pulsa yang tidak merata atau antar mahasiswa mempunyai jumlah konsumsi yang tidak sama. Data yang berdistribusi tidak normal menurut Santoso
Kuncoro, 2003 : 179, Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data berdistibusi normal atau tidak. Rasio skewness
adalah nilai skewness dibagi dengan standar error skewness, sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan nilai standar kurtosis. Sebagai
pedoman, bila rasio skewness dan kurtosis berada diantara -2 hingga +2. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah kiriman orangtua di
FT mempunyai distribusi data yang tidak normal, karena berada di luar range kenormalan data.
Keynes dalam Waluyo 2004 : 44 pengeluaran konsumsi sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan, dimana pendapatan dengan
konsumsi memiliki hubungan yang positif. Ada pengeluaran minimum yang harus dilakukan oleh masyarakat autonomus consumption dan pengeluaran
konsumsi akan meningkat dengan bertambahnya penghasilan. Pengeluaran yang dilakukan dalam hal ini adalah jumlah konsumsi pulsa mahasiswa
Unnes tahun 2008 dan menjadi autonomus consumption karena para mahasiswa belum mempunyai pendapatan.
4.2.2.1.6 Jumlah Konsumsi Pulsa di FIK
Jumlah konsumsi pulsa yang ada di Fakultas Ilmu Keolahragaan FIK reratanya sebesar Rp.64.000,00. Jumlah rerata ini masih mendekati level
terbawah jumlah konsumsi pulsa yang ada di FIP yaitu Rp.30.000,00. Dengan jumlah konsumsi pulsa yang tertinggi sebesar Rp.150.000,00 ini mempunyai
rasio skewness sebesar 2,73 dan rasio kurtosis sebesar 1,825 merupakan data tidak normal. Tidak normal disini menunjukkan adanya data jumlah konsumsi
pulsa yang tidak merata atau antar mahasiswa mempunyai jumlah konsumsi yang tidak sama. Data yang berdistribusi tidak normal menurut Santoso
Kuncoro, 2003 : 179, Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data berdistibusi normal atau tidak. Rasio skewness
adalah nilai skewness dibagi dengan standar error skewness, sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan nilai standar kurtosis. Sebagai
pedoman, bila rasio skewness dan kurtosis berada diantara -2 hingga +2. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah kiriman orangtua di
FIK mempunyai distribusi data yang tidak normal, karena berada di luar range kenormalan data.
Keynes dalam Waluyo 2004 : 44 pengeluaran konsumsi sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan, dimana pendapatan dengan
konsumsi memiliki hubungan yang positif. Ada pengeluaran minimum yang harus dilakukan oleh masyarakat autonomus consumption dan pengeluaran
konsumsi akan meningkat dengan bertambahnya penghasilan. Pengeluaran yang dilakukan dalam hal ini adalah jumlah konsumsi pulsa mahasiswa
Unnes tahun 2008 dan menjadi autonomus consumption karena para mahasiswa belum mempunyai pendapatan.
4.2.2.1.7 Jumlah Konsumsi Pulsa di FE