Jumlah Konsumsi Pulsa di FIS Jumlah Konsumsi Pulsa di FMIPA

merupakan data tidak normal. Tidak normal disini menunjukkan adanya data jumlah konsumsi pulsa yang tidak merata atau antar mahasiswa mempunyai jumlah konsumsi yang tidak sama. Data yang berdistribusi tidak normal menurut Santoso Kuncoro, 2003 : 179, Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data berdistibusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standar error skewness, sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan nilai standar kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio skewness dan kurtosis berada diantara - 2 hingga +2. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah kiriman orangtua di FBS mempunyai distribusi data yang tidak normal, karena berada di luar range kenormalan data. Keynes dalam Waluyo 2004 : 44 pengeluaran konsumsi sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan, dimana pendapatan dengan konsumsi memiliki hubungan yang positif. Ada pengeluaran minimum yang harus dilakukan oleh masyarakat autonomus consumption dan pengeluaran konsumsi akan meningkat dengan bertambahnya penghasilan. Pengeluaran yang dilakukan dalam hal ini adalah jumlah konsumsi pulsa mahasiswa Unnes tahun 2008 dan menjadi autonomus consumption karena para mahasiswa belum mempunyai pendapatan.

4.2.2.1.3 Jumlah Konsumsi Pulsa di FIS

Jumlah konsumsi pulsa yang ada di Fakultas Ilmu Sosial FIS reratanya sebesar Rp.60.000,00. Jumlah rerata ini masih mendekati level terbawah jumlah konsumsi pulsa yang ada di FIP yaitu Rp.25.000,00. Dengan jumlah konsumsi pulsa yang tertinggi sebesar Rp.200.000,00 ini mempunyai rasio skewness sebesar 3,52 dan rasio kurtosis sebesar 4,49 merupakan data tidak normal. Tidak normal disini menunjukkan adanya data jumlah konsumsi pulsa yang tidak merata atau antar mahasiswa mempunyai jumlah konsumsi yang tidak sama. Data yang berdistribusi tidak normal menurut Santoso Kuncoro, 2003 : 179, Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data berdistibusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standar error skewness, sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan nilai standar kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio skewness dan kurtosis berada diantara -2 hingga +2. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah kiriman orangtua di FIS mempunyai distribusi data yang tidak normal, karena berada di luar range kenormalan data. Keynes dalam Waluyo 2004 : 44 pengeluaran konsumsi sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan, dimana pendapatan dengan konsumsi memiliki hubungan yang positif. Ada pengeluaran minimum yang harus dilakukan oleh masyarakat autonomus consumption dan pengeluaran konsumsi akan meningkat dengan bertambahnya penghasilan. Pengeluaran yang dilakukan dalam hal ini adalah jumlah konsumsi pulsa mahasiswa Unnes tahun 2008 dan menjadi autonomus consumption karena para mahasiswa belum mempunyai pendapatan.

4.2.2.1.4 Jumlah Konsumsi Pulsa di FMIPA

Jumlah konsumsi pulsa yang ada di Fakultas MIPA FMIPA reratanya sebesar Rp.85.035,00. Jumlah rerata ini masih mendekati level terbawah jumlah konsumsi pulsa yang ada di FMIPA yaitu Rp.20.000,00. Dengan jumlah konsumsi pulsa yang tertinggi sebesar Rp.2100.000,00 ini mempunyai rasio skewness sebesar 1,97 dan rasio kurtosis sebesar 0,68 merupakan data normal. Normal disini menunjukkan adanya data jumlah konsumsi pulsa yang merata atau antar mahasiswa mempunyai jumlah konsumsi yang sama. Data yang berdistribusi normal menurut Santoso Kuncoro, 2003 : 179, Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah suatu data berdistibusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standar error skewness, sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan nilai standar kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio skewness dan kurtosis berada diantara -2 hingga +2. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah kiriman orangtua di FMIPA mempunyai distribusi data yang normal, karena berada di dalam range kenormalan data. Keynes dalam Waluyo 2004 : 44 pengeluaran konsumsi sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan, dimana pendapatan dengan konsumsi memiliki hubungan yang positif. Ada pengeluaran minimum yang harus dilakukan oleh masyarakat autonomus consumption dan pengeluaran konsumsi akan meningkat dengan bertambahnya penghasilan. Pengeluaran yang dilakukan dalam hal ini adalah jumlah konsumsi pulsa mahasiswa Unnes tahun 2008 dan menjadi autonomus consumption karena para mahasiswa belum mempunyai pendapatan.

4.2.2.1.5 Jumlah Konsumsi Pulsa di FT