Metode Penelitian CAHAYA Alat Ukur Intensitas Cahaya dengan Menggunakan Sensor LDR Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8

3. Menggunakan Software CodeVision AVR untuk melakukan pemrograman alat ukur intensitas cahaya. 4. Menganalisa rangkaian alat ukur intensitas cahaya yang telah dirancang berdasarkan skematik yang telah dibuat. 1.3.Batasan Masalah 1. Menjelaskan bagaimana prinsip kerja LDR. 2. Menggunakan prinsip Low Pass Filter LPF untuk mengurangi noise yang tidak diinginkan, 3. Membutuhkan Op-Am yang tepat untuk memperkuat sinyal yang diterima. 4. Pengujian dilakukan pada ruang perkuliahan Universitas Sumatera Utara. 1.4.Tujuan Penelitian 1. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan intensitas cahaya pada ruang perkuliahan. 2. Memperoleh kesimpulan mengenai pengaruh yang timbul aikbat perbedaan intensitas cahaya. 3. Menentukan intensitas cahaya yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. 4. Membantu mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhir. 5. Membantu mahsiswa belajar bertanggung jawab terhadap setiap permasalahan yang terjadi di bidang instrumentasi yang dipelajari.

1.5. Metode Penelitian

1. Studi pustaka Penulisan mengumpulkan data dan teori yang dibutuhkan dalam penulisan tugas akhir melalui buku-buku dan referensi laiinya yang berkaiatan dengan tugas akhir. 2. Lembar data Datasheet komponen yang dipakai pada alat Universitas Sumatera Utara Lembar data Datasheet merupakan data-data yang dikeluarkan oleh produsen komponen elektronika mengenai fungsi,karakteristik dan data data penting lainnya tentang komponen hasil produksi dari produsen komponen elektronika yang bersangkurtan. 3. Persiapan pembuatan konsep alat ukur Merupakan suatu tahap awal dalam merumuskan masalah dan membuat rancangan konsep dalam menyelesaikan suatu masalah. Bentuknya adalah konsep tertulis dan tergambarkan dalam bentuk diagram blok. 4. Perancangan dan pembuatan alat ukur Proses merancang desain dan bentuk alat ukur sampai membuat alat ukurnya. 5. Menguji mekanik dan elektronik dari alat ukur Merupakan tahap menguji mekanik dan elektronik dari alat ukur, untuk dilanjutkan agar dapat melakukan pemograman. 6. Proses pembuatan pemrograman 7. Uji tahap awal 8. Mengkalibrasi alat ukur 9. Membuat kesimpulan dari hasil alat ukur intensitas cahaya.

1.6. Sistematika Penulisan BAB I

PENDAHULUAN Berisi judul latar belakang permasalahan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan pembahasan, metodologi pembahasan, sistematika penulisan dan relevansi dari penulisan tugas akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung itu antara lain tentang Mikrokontroler Universitas Sumatera Utara Atmega 8, LDR, program yang dipergunakan, serta cara kerja dari mikrokontroler Atmega 8 dan komponen pendukung.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Membahas tentang perencanaan dan pembua tan sistem secara keseluruhan.

BAB IV PENGUJIAN RANGKAIAN

Berisi tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan spesifikasi alat dan lain-lain.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan kemungkinan pengembangan alat. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu sistem. Dengan pertimbangan hal-hal tersebut, maka landasan teori merupakan bagian yang harus dipahami untuk pembahasan selanjutnya. Pengetahuan yang mendukung perencanaan dan realisasi alat meliputi mikrokontroler ATMega 8A, sensor cahaya LDR, LCD dan program.

2.1. CAHAYA

Cahaya adalah suatu bentuk pancaran energi yang mana mempunyai kapasitas arau kemampuan untuk merangsag sensasi penglihatan. Cahaya dari kebanyakan sumber adalah tidak terpolarisasi yang berarti bahwa arah dari medan –E dan medan –B adalah acak, bahkan ketika cahaya bergerak dalam arah yang sama. Pada cahaya yang terpolarisasi, gelombang cahayanya mempunyai medan listrik dan medan magnetik yang bersekutu gambar 2.1. Salah satu dari sekian banyak cara agar cahaya menjadi terpolarisasi adalah dengan menembus sebuah filter polarisasi. Filter polarisasi merupakan lembaran- lembaran plastik dengan berjuta-juta molekul memanjang linear yang bersekutu. Apabila cahaya menembus filter polarisasi, gelombang-gelombang cahaya yang medan listriknya sejajar terhadap molekul-molekul tersebutt membentuk arus di dalam molekul dan kemudian diserap. Gelombang-gelombang cahaya yang medan listriknya tegak lurus terhadap molekul-molekul tersebut tidak diserap. Tak terpolarisasi Terpolarisasi Gambar 2.1 Cahaya yang tak terpolarisasi dan cahaya yang terpolarisasi Universitas Sumatera Utara Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat dengan mata. Suatu sumber cahaya memancarkan energy, sebagaian dari energy ini diubah menjadi cahaya tampak. Perambatan cahaya di ruang bebas dilakukan oleh gelombang elektromagnetik. Kecepatan rambat v gelombang elektromagnetik di ruang bebas sama dengan 3 x 10 8 meter per detik. Jika frekuensi f dan panjang gelombang �, maka berlaku : � = � � ………….1 Dimana � adalah panjang gelombang, dengan satuan meter m v adalah kecepatan cahaya, dengan satuan meter per detik ms f adalah frekunsi, dengan satuan hertz Hz Panjang gelombang cahaya tampak berkisar antara 350 namometer nm hingga 790 nanometer nm . Yang terdiri atas beberapa daerah warna seperti yang terlihat pada gambar 2.2 berikut ini : Gambar 2.2 Warna-warna spektrum Cahaya putih dapat diuraikan menggunakan prisma kaca, sinar-sinarnya dibiaskan sedemikian rupa sehingga terjadi suatu spektrum. Warna-warna spektrum ini dinamakan cahaya satu warna atau cahaya monokrom. Warna-warna tersebut juga tampak pada pelangi, yang terjadi karena pembiasan cahaya oleh titik-titik air hujan. Universitas Sumatera Utara Selain memiliki warna tertentu, setiap panjang gelombang juga memiliki intensitas. Mata manusia paling peka cahaya dengan panjang gelombang 555 nm, yaitu cahaya berwarna kuning-hijau. Warna- warna yang lain dengan intensitas yang sama lebih redup, seperti yang terlihat pada grafik kepekaan mata gambar 2.3 berikut ini. Gambar 2.3 Grafik Kepekaan Mata

2.2. LIGHT DEPENDENT RESISTOR LDR