BAB 1 PENDAHULUAN TATA TULIS KARYA ILMIAH

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian

Suatu karya tulis akan lebih bermakna bila dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang membacanya, serta bila mungkin dapat juga tersebar secara lebih meluas sesuai dengan sasaran atau target audiennya. Kita menyusun suatu karya tulis dengan maksud agar dapat dibaca oleh lain untuk orang tertentu, golongan masyarakat tertentu, atau masyarakat luas. Oleh karena itu, kualitas suatu karya tulis tersebut menjadi sangat penting artinya.

Kualitas suatu karya tulis dapat ditentukan oleh berbagai aspek. Pertama, tentunya kualitas karya tulis tersebut ditentukan oleh topik materi tulisan atau pokok bahasannya, dan hal ini sangat berperan terhadap upaya menarik minat pembaca. Namun, kedua, menarik minat pembaca saja belumlah memadai bila tidak diiringi dengan upaya agar terdapat kemudahan bagi pembaca untuk memahami pokok bahasan yang ingin diungkapkan oleh penulis. Untuk memudahkan pemahaman tersebut sehingga tidak menimbulkan berbagai persepsi dan interpretasi yang saling berbeda, baik oleh berbagai ragam pembaca maupun oleh berbagai bentuk karya tulis, tentunya penulisan tersebut harus dapat memenuhi persyaratan seperti bentuk format, gaya, maupun sistematika penulisan tertentu yang sudah baku. Dengan demikian, perlu dipahami lebih dahulu beberapa pengertian pokok yang akan digunakan dalam penulisan suatu karya tulis ilmiah seperti pengertian karya tulis, karya tulis ilmiah, laporan, makalah ilmiah (scientific paper), makalah semesterial (term paper), skripsi, tesis, dan disertasi.

Karya Tulis

Karya tulis merupakan uraian atau laporan tentang kegiatan, temuan, atau informasi yang berasal dari data primer dan/atau sekunder, serta disajikan untuk tujuan serta sasaran tertentu. Informasi tersebut dapat berasal dari data primer, yaitu didapatkan dan dikumpulkan langsung dan belum diolah dari sumbernya, seperti melalui pengujian (tes), kuesioner, wawancara, pengamatan (observasi). Informasi tersebut dapat juga berasal dari data sekunder yang telah dikumpulkan dan diolah oleh orang lain, seperti melalui dokumen (misal laporan),


(2)

hasil penelitian, jurnal, majalah maupun buku. Penyusunan karya tulis tersebut dimaksudkan untuk menyebarkan hasil tulisan atau laporan tersebut dengan tujuan tertentu yang khusus, sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang lain yang tidak terlibat dalam kegiatan penulisan tersebut. Dengan demikian, sasaran penulisan karya tulis adalah untuk : (1) masyarakat tertentu seperti para ilmuwan, (2) masyarakat luas, baik secara perorangan atau kelompok, (3) pemerintah atau lembaga tertentu.

Secara umum, karya tulis terdiri atas : karya tulis ilmiah dan karya tulis non-ilmiah. Namun demikian, karya tulis ilmiah dapat disajikan secara ilmiah, semi-ilmiah, maupun populer. Dalam buku ini, akan dibahas lebih rinci karya tulis ilmiah yang disajikan secara ilmiah.

Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah adalah suatu karya tulis yang disusun berdasarkan pendekatan dan metoda ilmiah (aplikasi dari metoda ilmiah) yang ditujukan untuk kelompok pembaca tertentu. Penulisan tersebut disebut ilmiah, karena penulisan tersebut adalah sistematik, generalisasi, eksplanasi, maupun terkontrol. Dengan demikian karya tulis ilmiah tersebut tidak mengandung unsur bias karena telah mempunyai ukuran atau standar tertentu. Penulisan ilmiah adalah sistematik, karena harus mengikuti prosedur dan langkah tertentu seperti : mengidentifikasi masalah, menghubungkan masalah dengan teori tertentu, merumuskan kerangka teoritis/konsepsional, merumuskan hipotesis, menyusun rancangan studi, menentukan pengukurannya, mengumpulkan data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat kesimpulan. Penulisan ilmiah adalah generalisasi, karena dapat dirumuskan atau diambil suatu kesimpulan umum. Penulisan ilmiah adalah eksplanasi, karena menjelaskan suatu keadaan atau fenomena tertentu. Penulisan ilmiah terkontrol, karena pada setiap langkahnya terencana dengan baik, mempunyai standar tertentu, dan kesimpulan disusun berdasarkan hasil analisis data. Aplikasi dari metoda ilmiah tersebut dapat dikatakan sebagai suatu penelitian. Karya tulis ilmiah berupaya mengungkapkan secara jelas dan tepat mengenai masalah yang dikaji, kerangka pemikiran untuk mendekati pemecahan masalah, mengapa dan bagaimana studi dilaksanakan untuk memecahkan masalah, serta pembahasan hasil maupun implikasinya. Karena itu, karya tulis ilmiah harus disusun secara logic dan terinci berupa uraian teoritis maupun uraian empirik.


(3)

Menyusun suatu karya tulis ilmiah bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan sederhana. Di samping penulis harus menguasai keterampilan dan pengetahuan bahasa yang baik dan benar, diperlukan pula pemahaman kaidah penulisan ilmiah serta persyaratannya. Pada masyarakat ilmiah, penamaan karya tulis ilmiah sangat bervariasi, tergantung pada tingkatan, ruang lingkup, maupun kegunaannya. Secara garis besar, ada yang disusun oleh kalangan masyarakat tertentu seperti laporan dan makalah ilmiah, dan ada yang disusun oleh kalangan masyarakat pendidikan untuk maksud kegiatan pendidikan tertentu seperti : makalah semesterial (“term paper”), skripsi, tesis dan disertasi.

Laporan

Laporan pada umumnya berkaitan dengan uraian tertulis dari hasil pengamatan langsung atau sumber data primer. Biasanya, penulis membuat suatu kesimpulan yang berasal dari informasi yang disajikan, atau menyajikan dasar untuk keputusan yang akan diambil oleh pembaca atau kelompok pembaca tertentu. Acapkali laporan ini digunakan juga oleh lembaga pendidikan tinggi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan jenjang pendidikan tertentu seperti Diploma, atau untuk kegiatan proyek tertentu.

Makalah Ilmiah (Scientific Paper, Research Paper)

Makalah ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan informasi, data atau hasil penelitian (research paper) yang ditujukan untuk golongan pembaca/masyarakat tertentu dan/atau pada kejadian (event) tertentu pula. Makalah ilmiah ini bisa digunakan sebagai masukan untuk keputusan yang akan diambil oleh pembaca. Misalnya makalah ilmiah yang dipersiapkan untuk suatu seminar.

Makalah Semesterial (Term Paper)

Makalah ini biasanya berhubungan dengan suatu kegiatan atau proyek dari suatu kegiatan pendidikan, dan merupakan rangkuman dalam suatu periode pendidikan (term) seperti semester, caturwulan, triwulan. Tergantung pada pelajarannya (mata kuliah), makalah ini bisa disusun berdasarkan hasil penelitian (yang menggunakan data sekunder dan/atau primer) atau tidak mengunakan penelitian. Dengan demikian, penyusunan suatu makalah ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan analisis mahasiswa dalam ketrampilan tertentu


(4)

sebagai upaya penerapan pelajaran yang diterimanya pada periode pendidikan (misal semester) yang bersangkutan.

Skripsi

Skripsi adalah karya tulis akademik hasil studi atau penelitian yang ditulis dan disusun secara sistematis berdasarkan metoda ilmiah baik melalui penelitian induktif maupun penelitian deduktif yang dilakukan oleh mahasiswa di bawah pengawasan pembimbingnya. Skripsi merupakan salah satu persyaratan akademik yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar strata 1 (S1) atau sarjana yang menempuh jalur skripsi. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang biasanya dilakukan setelah persyaratan akademik lainnya (seperti satuan kredit semester/sks) telah dipenuhi. Tujuan penyusunan skripsi (termasuk tesis dan disertasi) adalah untuk : (1) tersedianya ukuran untuk menilai kemampuan mahasiswa menerapkan ilmu dan pengetahuan yang diperolehnya selama menempuh program pendidikannya, sesuai dengan tujuan program / bidang studinya masing-masing, (2) terbantunya mahasiswa menggunakan ilmu dan pengetahuan menjadi suatu sistem yang terpadu. Karena mahasiswa baru pertama kali melaksanakan penelitian, acapkali dianjurkan agar mahasiswa menggunakan desain dan metoda yang unit dan cakupannya agak terbatas seperti studi kasus.

Tesis

Tesis adalah karya tulis akademik hasil studi dan/atau yang dilakukan secara mandiri yang ditulis dan disusun secara sistematis berdasarkan metoda ilmiah baik melalui penelitian induktif maupun penelitian deduktif yang dilakukan oleh mahasiswa di bawah pengawasan pembimbing (para pembimbing)nya. Tesis merupakan salah satu syarat akademik yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar magister atau strata 2 (S2) yang menempuh jalur tesis. Tesis ini dibuat berdasarkan hasil penelitian yang cakupan penelitiannya lebih luas (bila dibandingkan dengan skripsi) dan menggunakan teori maupun konsep yang lebih komprehensip guna mendapatkan kesimpulan yang lebih umum (berlaku umum), tidak hanya berlaku pada tempat dan/atau saat tertentu saja. Pada umumnya penyusunan tesis bagi mahasiswa bertujuan agar : (1) tersedianya ukuran untuk menilai kemampuan mahasiswa menerapkan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh selama berada di strata-2, sesuai dengan tujuan bidang studinya, (2)


(5)

terbantunya mahasiswa menggunakan ilmu dan pengetahuan menjadi suatu sistem yang terpadu.

Petunjuk dan bimbingan ini digunakan oleh mahasiswa untuk menyusun suatu karya ilmiah berbentuk tesis maupun pembuatan makalah (paper).

Dengan demikian, tesis yang dimaksud dalam buku ini adalah tulisan akademik komprehensif berupa hasil penelitian secara mandiri yang ditulis dan disusun secara sistematis berdasarkan metoda ilmiah yang ditujukan kepada golongan pembaca akademik tertentu dan dalam cakupan yang sangat terbatas seperti pembimbing, tim penguji atau tenaga pengajar (dosen). Pada umumnya karya ilmiah ini dimaksudkan untuk melengkapi salah satu syarat yang telah ditentukan.

Tesis berupaya mengungkapkan secara jelas dan tepat mengenai masalah yang dikaji, kerangka pemikiran untuk mendekati pemecahan masalah, mengapa dan bagaimana studi dilaksanakan untuk memecahkan masalah, serta pembahasan hasil maupun implikasinya. Karena itu tesis harus disusun secara logik dan terinci baik berupa uraian teoritis maupun uraian empirik.

Disertasi

Disertasi adalah karya tulis akademik hasil studi atau penelitian mendalam yang dilakukan secara mandiri dan berisi sumbangan baru bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan, atau menemukan jawaban baru bagi masalah yang sementara telah diketahui jawabannya, atau mengajukan pertanyaan baru terhadap hal yang dipandang telah mapan di bidang ilmu, pengetahuan, teknologi dan seni yang dilakukan oleh calon Doktor (S3) di bawah pengawasan para pembimbingnya. Dengan demikian, disertai akan memberikan suatu keasilian atau originalitas kepada ilmu dan pengetahuan melalui metoda analisis yang baru, menghasilkan kesimpulan baru, dan bahkan bila mungkin menghasilkan temuan baru berupa teori, konsep, maupun model.

B. Pinsip Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Menulis suatu karya tulis ilmiah seperti skripsi atau tesis, agak berbeda dengan menyusun suatu karya tulis non-ilmiah. Suatu karya tulis ilmiah harus memenuhi dan menggunakan pendekatan atau metoda ilmiah. Ini berarti bahwa karya tulis tersebut merupakan aplikasi dari suatu metoda ilmiah. Karya tulis ilmiah berupaya mengungkapkan masalah yang diteliti, merumuskan kerangka


(6)

teoritis seperti tinjauan pustaka (mengkaitkan masalah penelitian dengan teori yang mendukungnya) dan kerangka pemikiran (yang merupakan pendekatan untuk memecahkan masalah penelitian), serta membahas hasil pengolahan data dan perumusan kesimpulannya.

Pada umumnya, dalam merencanakan suatu penulisan karya tulis ilmiah perlu mencakup beberapa tahapan seperti : (1) pemilihan masalah penelitian, (2) pengumpulan informasi, (3) pengorganisasian naskah, (4) penulisan naskah. Tahapan ini sebaiknya dilakukan secara berurutan, walaupun adakalanya dapat. 1. Pemilihan Topik Masalah Penelitian

Pemilihan dan penentuan masalah penelitian merupakan tahap awal dari suatu penulisan karya tulis ilmiah. Pemilihan topik masalah ini sangat menentukan arah kegiatan penulisan karya tulis berikutnya.

a. Sumber

Langkah awal dari suatu penulisan tesis adalah pemilihan dan penentuan masalah peneltiian. Pemilihan masalah ini merupakan langkah yang menentukan arah kegiatan selanjutnya. Namun demikian, pemilihan masalah ini bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana dan mudah. Masalah penelitian yang akan digunakan oleh penulis dapat bersumber (berasal) dari : (1) penulis sendiri, (2) orang lain, seperti : para ahli, dosen, atau teman anda sendiri, (3) buku referensi dan bahan bacaan yang telah dibaca oleh penulis. Masalah suatu karya tulis ilmiah, baisanya tidak muncul dan diperoleh begitu saja. Masalah tersebut merupakan perwujudan dari hal atau kejadian yang perlu diungkapkan. Masalah penelitian dapat muncul dari adanya kesenjangan (gap) antara yang seharusnya (menurut teori, konsep) dengan kenyataan yang terjadi di lapangan (praktek) berupa fakta, seperti : (1) terdapat hilangnya informasi sehingga menimbulkan kesenjangan pada pengetahuan kita, (2) terdapat hasil yang saling berlawanan dari penerapan teori dengan fakta di lapangan (praktek), (3) terdapat fakta yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. Dari salah satu area yang telah dipilih dan yang akan digunakan, perlu dilakukan identifikasi masalah yang lebih spesifik.

b. Keterbatasan

Suatu topik masalah harus merupakan topik masalah yang baik bagi anda, sehingga anda akan menaruh perhatian dan mempunyai dorongan yang kuat untuk melaksanakan dan menyelesaikan penulisan tersebut hingga


(7)

selesai. Dalam memilih dan menentukan topik masalah, acapkali kita menemukan beberapa keterbatasan (5 M) yang harus disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu : (1) Minat, masalah sebaiknya sesuai dengan minat anda. Usahakan agar masalah yang akan dipilih sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Masalah yang kurang sesuai dengan minat, akan menghambat konsentrasi dan keseriusan dalam penyelesaian karya tulis ilmiah tersebut; (2) Mampu dilaksanakan, masalah yang akan dipilih harus bisa dilaksanakan dengan baik, karena penulis harus : (i) mampu menguasai materi dan teori/konsep. Penulis harus mampu menguasai materi atau teori/konsep yang melatar belakangi masalah tersebut, dan sekaligus menguasai metoda pemecahannya; (ii) mempunyai waktu yang cukup. Peneliti harus dapat memperkirakan penggunaan waktu yang cukup dan tepat untuk menyelesaikan karya tulisnya; (iii) mempunyai tenaga pelaksana yang terlatih dan cukup. Bila diperlukan, penulis harus dapat mempersiapkan tenaga pembantu yang sudah menguasai materi dan terlatih serta jumlah yang memadai; (iv) mempunyai cukup dana. Penulis harus dapat menghimpun dana yang diperlukan; (3) Mudah dilaksanakan, penelitian dapat dilaksanakan karena cukup faktor pendukung seperti : (i) data cukup tersedia, (ii) izin dapat diperoleh dari yang berwenang; (4) Mudah dibuat masalah yang lebih luas, masalah yang telah dipilih sebaiknya dapat dikembangkan lagi sehingga dapat disusun rancangan yang lebih kompleks untuk penelitian berikutnya; (5) Manfaat, penelitian harus bermanfaat dan dapat digunakan hasilnya oleh orang tertentu atau kelompok masyarakat dalam bidang tertentu dan khusus. Dengan adanya keterbatasan ini, maka anda dihadapkan kepada pemilihan suatu prioritas masalah tertentu yang akan dilakukan. Untuk itu, anda harus mengamati kembali kelima faktor yang dapat mempengaruhi pemiihan masalah yang sesuai dengan pertimbangan anda. Misalnya, anda akan memilih masalah mengenai menurunnya produktivitas. Menurut pertimbangan dan pengamatan pendahuluan, ternyata penyebab utama menurunnya produktivitas adalah motivasi dan memanajemen waktu. Kemudian, anda perlu mengadakan pengamatan lebih lanjut, apakah kelima faktor keterbatasan tersebut dapat anda kuasai sesuai dengan kebutuhan anda.


(8)

2. Pengumpulan Informasi

Pengumpulan data dan informasi untuk penulisan karya tulis ilmiah adalah merupakan prinsip berikutnya yang perlu dikuasai. Disini hanya dibahas prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam penulisan, yaitu (1) evaluasi instrumen, guna mendapatkan data yang lebih akurat dan konsisten, (2) evaluasi terhadap sumber, guna dapat dipertanggung jawabkan, dan (3) pembuatan catatan.

a. Evaluasi Instrumen

Instumen adalah alat bantu penelitian untuk mengumpulkan data. Instrumen harus dapat diformulasikan dan disesuaikan dengan setiap teknik pengumpulan data (seperti tes, kuesioner, wawancara, observasi, dokumentasi). Karena itu, pengujian terhadap instrumen sangat penting dan mutlak dilaksanakan sebelum instrumen tersebut digunakan untuk pengumpulan data. Anda harus menguji instrumen dan mengetahui hasilnya terlebih dahulu, yaitu dengan pengujian keabsahan (validity) dan pengujian keterandalan (reliability). Hasil pengujian keabsahan ini bermanfaat untuk mengetahui sejauhmana kesesuaian antara konsep yang akan diteliti dengan uraian dan indikator yang digunakan pada instrumen, sedangkan pengujian keterandalan bermanfaat untuk mengetahui sejauhmana tingkat ketepatan (akurasi) dan kemantapan (konsistensi) instrumen tersebut.

b. Evaluasi Sumber Data

Data yang dikumpulkan dapat berasal dari data primer dan/atau data sekunder. Anda harus bisa menentukan apakah data yang diperlukan untuk penelitian tersebut berasal dari data primer, data sekunder, atau gabungan dari data primer dan data sekunder. Data primer, merupakan data yang langsung dikumpulkan dari sumber data tanpa diolah dan dianalisis terlebih dahulu oleh orang lain, dengan demikian anda sendirilah yang akan mengolah dan menganalisisnya. Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah dikumpulkan, diolah, dianalisis dan mungkin juga diinterpretasikan oleh orang lain. Di samping itu, anda perlu mengetahui sejauhmana tingkat obyektivitas sumber, seperti kemungkinan terdapatnya bias.


(9)

c. Pembuatan Catatan

Berbagai cara dapat dilakukan untuk memudahkan pencatatan terutama dari data sekunder, misalnya penggunaan kartu untuk mencantumkan kutipan dari pendapat seseorang dan pencarian kembali informasi tersebut. Untuk itu, perlu diketahui mengenai ukuran kartunya, cara penulisannya dan bentuk informasi/kutipannya.

(1) Ukuran kartu informasi. Sistem kartu ini lazim digunakan dan sangat dianjurkan bagi penulis/peneliti yang masih tingkat pemula. Gunakanlah kertas yang agak tebal (karton manila) dengan ukuran yang bisa anda sesuaikan dengan kebutuhan. Pertama, krtu ukuran kecil (7,5 x 12,5 cm), yaitu bila informasi dan atau kutipan yang diperlukan tidak terlalu banyak diambil dari setiap sumber. Kedua, kartu ukuran sedang (10 x 15 cm), bila anda membutuhkan beberapa informasi dan atau kutipan tambahan dari setiap sumber. Ketiga, kartu ukuran besar (12,5 x 20 cm, atau 14 x 21 cm), bila anda membutuhkan agak banyak informasi dan atau kutipan yang diambil dari setiap sumber data termasuk komentar anda.

(2) Sistem penulisan. Sebelum anda menulis catatan berupa kutipan yang diperlukan pada kartu informasi, sebaiknya anda menghubungkan kartu informasi anda terlebih dahulu dengan sumber atau daftar pustaka yang diacu. Cantumkanlah nama penulisnya, judul tulisan, kota penerbit, nama penerbit, tahun terbitan, dan nomor halaman yang diambil, pada bagian atas kartu informasi anda. Demikian pula, cantumkanlah bagian dari penelitian yang berkaitan dengan catatan anda tersebut, setelah itu anda tuliskan informasi dan/atau kutipan yang diperlukan. Penulisan hanya dilakukan pada satu muka saja, tidak bolak balik guna memudahkan pengaturan dalam penyimpanannya sesuai dengan bab atau bagian penulisan anda.

(3) Bentuk kutipan. Kutipan yang akan anda catat pada kartu informasi dapat berupa : (1) kutipan langsung, yaitu bila anda mengutip seluruh pendapat atau bagian tulisan berupa kata, kalimat atau alinea. Kutipan langsung ini dapat terdiri atas : (a) kutipan langsung pendek, yaitu kutipan langsung yang panjangnya tidak melebihi 3 baris, dan kutipan ini dimasukkan pada kalimat penulis (sehingga jarak antara baris adalah tetap 2 spasi) dengan menggunakan huruf miring dan diberi tanda dalam dua tanda kutip untuk membedakan dengan teks tulisan dari penulis sendiri, (b) kutipan


(10)

langsung panjang, yaitu kutipan ini disusun dalam suatu alinea khusus dengan jarak masing baris adalah 1 spasi dengan indensi (ruangan kosong dari batas tulisan hingga huruf pertama) 5 atau 7 (5 atau 7 ketukan); (2) kutipan tidak langsung, yaitu bila anda mengutip atau hanya ringkasannya saja terhadap pendapat atau tulisan orang lain dengan menggunakan gaya bahasa dan gaya penyampaian anda sendiri. Kutipan tidak langsung ini dapat terdiri atas : (a) kutipan tidak langsung pendek, yaitu kutipan tidak langsung yang panjangnya tidak melebihi 1 alinea, (b) kutipan tidak langsung panjang, kutipan tidak langsung yang panjangnya melebihi 1 alinea. Kutipan tidak langsung ini dimasukkan dalam teks tulisan penulis, sehingga jarak antar barisnya adalah tetap 2 spasi.

3. Pengorganisasian Naskah

Penyusunan naskah. Campbell et.al (1990 : 18-19) mengungkapkan terdapat beberapa prinsip yang penting untuk menyusun suatu karya tulis diantaranya pola kronologis, perbandingan, spatial, sebab dan akibat, serta analisis. Pola ini biasanya digunakan secara kombinasi, baik digunakan pada setiap alinea (paragraf) atau untuk keseluruhan isi karya tulisnya. Pola kronologis menjelaskan setiap langkah harus dilakukan secara bertahap dan beraturan. Pola perbandingan menyajikan persamaan dan/atau perbedaan antara dua atau lebih dari dua orang, tempat, benda, keadaan. Pola spatial mengungkapkan bentuk fisik atau dimensi geografis dari topik masalah, sehingga dapat mengarahkan pembaca melalui topik yang membahas beberapa lokasi. Pola sebab akibat menguraikan kejadian atau kekuatan yang dapat menghasilkan sesuatu, menjelaskan bagaimana sesuatu dapat berubah bila kondisinya berbeda, atau laporan percobaan yang membentuk faktor yang penting dari suatu kejadian. Pola analisis adalah suatu proses memperinci suatu subjek menjadi bagian dan dapat mengklasifikasikannya.

Pembabakan bab dan bagiannya. Untuk membagi dan mengklasifikasikan isi naskah sangat tergantung pada panjang dan kompleksitas materinya. Campbell et.al (1990 : 41) mengungkapkan bahwa “paper under twenty-five pages do not require division of any kind; in fact, dividing a short paper can be distracting rather than helpful”. Biasanya, panjang tulisan pada skripsi, tesis dan disertasi melebihi 60 halaman, karena


(11)

itu pembabakan dan bagiannya sangat diperlukan. Pada karya tulis ilmiah yang panjangnya tidak melebihi 25 halaman, pengorganisasian tulisan dalam bentuk pembabakan dan bagiannya tidak dianjurkan, namun pembagian yang sederhana untuk membedakan setiap pokok bahasan masih bisa dilakukan. Judul bab harus dinyatakan secara jelas dan tepat, yang menggambarkan isi bab tersebut dan hubungannya dengan karya tulis secara keseluruhan. Bagian bab dapat digunakan untuk membagi bab yang panjang dan beragam isinya. Judul bagian bab dianjurkan sama tingkatannya, dan pembagian ini sangat berbeda untuk setiap bab, tergantung pada logika pokok bahasannya.

4. Penulisan Naskah

Pada umumnya, penulisan karya tulis ilmiah terdiri atas persiapan naskah pertama, revisi naskah, persiapan format, editing akhir, koreksi akhir (proofreading).

a. Naskah Pertama

Bila anda telah mempunyai cukup informasi dan data untuk merumuskan idea dan menyempurnakan kerangka pemikiran, sudah tiba saatnya anda mulai menulis naskah pertama berupa konsep (draft). Sebelum anda mulai menulis, aturlah terlebih dahulu catatan atau kartu informasi sesuai dengan urutan topik yang sesuai dengan kerangka pemikiran. Dalam penulisan naskah pertama ini, anda harus memusatkan pada pengembangan idea. Anda bisa memulai tulisan dari awal hingga akhir secara berurutan atau memilih bagian intinya terlebih dahulu dengan mengabaikan pendahuluan dan kesimpulan. Yang manapun anda pilih, mulailah penulisan sesuai dengan saat yang terbaik bagi anda. Untuk memudahkan koreksi nantinya dan perlunya menambahkan informasi lain, persiapkanlah ruangan khusus beberapa spasi secukupnya. Atau, bisa juga anda membuat naskah pertama dalam 2 spasi untuk memudahkan revisi dan koreksi guna penyempurnaan pada langkah berikutnya.

b. Revisi

Setelah naskah pertama selesai, lakukanlah pemeriksaan kembali secara menyeluruh materi pada tulisan anda. Hal ini dilakukan dengan menyempurnakan yang kurang jelas dan perbedaan pada rangkaian tulisan,


(12)

gunakanlah kata yang tepat dan struktur kalimat yang efektif. Sempurnakan makna dari setiap alinea. Upayakan agar setiap alinea hanya mengandung satu gagasan atau pokok bahasan. Revisi ini bisa dilakukan beberapa kali sehingga menjadi naskah kedua, ketiga dan seterusnya.

c. Format

Penggunaan format tulisan, acapkali saling berbeda. Namun, pada kenyataannya format tersebut mempunyai prinsip yang sama yaitu : Bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Hal ini akan dibahas secara lebih rinci pada bab II.

d. Editing Akhir

Editing akhir ini mencakup pemeriksaan terhadap masalah dan mengkaitkannya dengan seluruh penulisan terutama pada pembahasan dan kesimpulan. Dengan demikian, anda harus mampu menjawab : apakah pendahuluan telah mampu mempersiapkan pembaca? Apakah setiap kalimat sudah jelas? Apakah setiap alinea mempunyai makna yang jelas dan mempunyai urutan yang baik? Apakah setiap bagian saling mendukung dan tidak saling berlawanan? Apakah secara keseluruhan mudah dibaca dan mampu mengungkapkan alur pembahasan dari suatu idea ke idea berikutnya? Bila anda merasakan telah mencukupi secara keseluruhan, anda dapat langsung melakukan koreksi akhir.

e. Koreksi Akhir

Pekerjaan koreksi akhir biasanya dilakukan pada hasil cetakan percobaan. Pekerjaan ini sangat membosankan, namun perlu dilakukan untuk penyempurnaan tulisan anda. Lakukanlah koreksi akhir ini dengan tenang, mulai dari kata, kalimat hingga pengertian dan makna penulisan secara keseluruhan. Apakah masih terdapat kesalahan cetakan, tatabahasa, pemilihan kata, maupun penggunaan struktur kalimat?


(1)

selesai. Dalam memilih dan menentukan topik masalah, acapkali kita menemukan beberapa keterbatasan (5 M) yang harus disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu : (1) Minat, masalah sebaiknya sesuai dengan minat anda. Usahakan agar masalah yang akan dipilih sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Masalah yang kurang sesuai dengan minat, akan menghambat konsentrasi dan keseriusan dalam penyelesaian karya tulis ilmiah tersebut; (2) Mampu dilaksanakan, masalah yang akan dipilih harus bisa dilaksanakan dengan baik, karena penulis harus : (i) mampu menguasai materi dan teori/konsep. Penulis harus mampu menguasai materi atau teori/konsep yang melatar belakangi masalah tersebut, dan sekaligus menguasai metoda pemecahannya; (ii) mempunyai waktu yang cukup. Peneliti harus dapat memperkirakan penggunaan waktu yang cukup dan tepat untuk menyelesaikan karya tulisnya; (iii) mempunyai tenaga pelaksana yang terlatih dan cukup. Bila diperlukan, penulis harus dapat mempersiapkan tenaga pembantu yang sudah menguasai materi dan terlatih serta jumlah yang memadai; (iv) mempunyai cukup dana. Penulis harus dapat menghimpun dana yang diperlukan; (3) Mudah dilaksanakan, penelitian dapat dilaksanakan karena cukup faktor pendukung seperti : (i) data cukup tersedia, (ii) izin dapat diperoleh dari yang berwenang; (4) Mudah dibuat masalah yang lebih luas, masalah yang telah dipilih sebaiknya dapat dikembangkan lagi sehingga dapat disusun rancangan yang lebih kompleks untuk penelitian berikutnya; (5) Manfaat, penelitian harus bermanfaat dan dapat digunakan hasilnya oleh orang tertentu atau kelompok masyarakat dalam bidang tertentu dan khusus. Dengan adanya keterbatasan ini, maka anda dihadapkan kepada pemilihan suatu prioritas masalah tertentu yang akan dilakukan. Untuk itu, anda harus mengamati kembali kelima faktor yang dapat mempengaruhi pemiihan masalah yang sesuai dengan pertimbangan anda. Misalnya, anda akan memilih masalah mengenai menurunnya produktivitas. Menurut pertimbangan dan pengamatan pendahuluan, ternyata penyebab utama menurunnya produktivitas adalah motivasi dan memanajemen waktu. Kemudian, anda perlu mengadakan pengamatan lebih lanjut, apakah kelima faktor keterbatasan tersebut dapat anda kuasai sesuai dengan kebutuhan anda.


(2)

2. Pengumpulan Informasi

Pengumpulan data dan informasi untuk penulisan karya tulis ilmiah adalah merupakan prinsip berikutnya yang perlu dikuasai. Disini hanya dibahas prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam penulisan, yaitu (1) evaluasi instrumen, guna mendapatkan data yang lebih akurat dan konsisten, (2) evaluasi terhadap sumber, guna dapat dipertanggung jawabkan, dan (3) pembuatan catatan.

a. Evaluasi Instrumen

Instumen adalah alat bantu penelitian untuk mengumpulkan data. Instrumen harus dapat diformulasikan dan disesuaikan dengan setiap teknik pengumpulan data (seperti tes, kuesioner, wawancara, observasi, dokumentasi). Karena itu, pengujian terhadap instrumen sangat penting dan mutlak dilaksanakan sebelum instrumen tersebut digunakan untuk pengumpulan data. Anda harus menguji instrumen dan mengetahui hasilnya terlebih dahulu, yaitu dengan pengujian keabsahan (validity) dan pengujian keterandalan (reliability). Hasil pengujian keabsahan ini bermanfaat untuk mengetahui sejauhmana kesesuaian antara konsep yang akan diteliti dengan uraian dan indikator yang digunakan pada instrumen, sedangkan pengujian keterandalan bermanfaat untuk mengetahui sejauhmana tingkat ketepatan (akurasi) dan kemantapan (konsistensi) instrumen tersebut.

b. Evaluasi Sumber Data

Data yang dikumpulkan dapat berasal dari data primer dan/atau data sekunder. Anda harus bisa menentukan apakah data yang diperlukan untuk penelitian tersebut berasal dari data primer, data sekunder, atau gabungan dari data primer dan data sekunder. Data primer, merupakan data yang langsung dikumpulkan dari sumber data tanpa diolah dan dianalisis terlebih dahulu oleh orang lain, dengan demikian anda sendirilah yang akan mengolah dan menganalisisnya. Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah dikumpulkan, diolah, dianalisis dan mungkin juga diinterpretasikan oleh orang lain. Di samping itu, anda perlu mengetahui sejauhmana tingkat obyektivitas sumber, seperti kemungkinan terdapatnya bias.


(3)

c. Pembuatan Catatan

Berbagai cara dapat dilakukan untuk memudahkan pencatatan terutama dari data sekunder, misalnya penggunaan kartu untuk mencantumkan kutipan dari pendapat seseorang dan pencarian kembali informasi tersebut. Untuk itu, perlu diketahui mengenai ukuran kartunya, cara penulisannya dan bentuk informasi/kutipannya.

(1) Ukuran kartu informasi. Sistem kartu ini lazim digunakan dan sangat dianjurkan bagi penulis/peneliti yang masih tingkat pemula. Gunakanlah kertas yang agak tebal (karton manila) dengan ukuran yang bisa anda sesuaikan dengan kebutuhan. Pertama, krtu ukuran kecil (7,5 x 12,5 cm), yaitu bila informasi dan atau kutipan yang diperlukan tidak terlalu banyak diambil dari setiap sumber. Kedua, kartu ukuran sedang (10 x 15 cm), bila anda membutuhkan beberapa informasi dan atau kutipan tambahan dari setiap sumber. Ketiga, kartu ukuran besar (12,5 x 20 cm, atau 14 x 21 cm), bila anda membutuhkan agak banyak informasi dan atau kutipan yang diambil dari setiap sumber data termasuk komentar anda.

(2) Sistem penulisan. Sebelum anda menulis catatan berupa kutipan yang diperlukan pada kartu informasi, sebaiknya anda menghubungkan kartu informasi anda terlebih dahulu dengan sumber atau daftar pustaka yang diacu. Cantumkanlah nama penulisnya, judul tulisan, kota penerbit, nama penerbit, tahun terbitan, dan nomor halaman yang diambil, pada bagian atas kartu informasi anda. Demikian pula, cantumkanlah bagian dari penelitian yang berkaitan dengan catatan anda tersebut, setelah itu anda tuliskan informasi dan/atau kutipan yang diperlukan. Penulisan hanya dilakukan pada satu muka saja, tidak bolak balik guna memudahkan pengaturan dalam penyimpanannya sesuai dengan bab atau bagian penulisan anda.

(3) Bentuk kutipan. Kutipan yang akan anda catat pada kartu informasi dapat berupa : (1) kutipan langsung, yaitu bila anda mengutip seluruh pendapat atau bagian tulisan berupa kata, kalimat atau alinea. Kutipan langsung ini dapat terdiri atas : (a) kutipan langsung pendek, yaitu kutipan langsung yang panjangnya tidak melebihi 3 baris, dan kutipan ini dimasukkan pada kalimat penulis (sehingga jarak antara baris adalah tetap 2 spasi) dengan menggunakan huruf miring dan diberi tanda dalam dua tanda kutip untuk membedakan dengan teks tulisan dari penulis sendiri, (b) kutipan


(4)

langsung panjang, yaitu kutipan ini disusun dalam suatu alinea khusus dengan jarak masing baris adalah 1 spasi dengan indensi (ruangan kosong dari batas tulisan hingga huruf pertama) 5 atau 7 (5 atau 7 ketukan); (2) kutipan tidak langsung, yaitu bila anda mengutip atau hanya ringkasannya saja terhadap pendapat atau tulisan orang lain dengan menggunakan gaya bahasa dan gaya penyampaian anda sendiri. Kutipan tidak langsung ini dapat terdiri atas : (a) kutipan tidak langsung pendek, yaitu kutipan tidak langsung yang panjangnya tidak melebihi 1 alinea, (b) kutipan tidak langsung panjang, kutipan tidak langsung yang panjangnya melebihi 1 alinea. Kutipan tidak langsung ini dimasukkan dalam teks tulisan penulis, sehingga jarak antar barisnya adalah tetap 2 spasi.

3. Pengorganisasian Naskah

Penyusunan naskah. Campbell et.al (1990 : 18-19) mengungkapkan terdapat beberapa prinsip yang penting untuk menyusun suatu karya tulis diantaranya pola kronologis, perbandingan, spatial, sebab dan akibat, serta analisis. Pola ini biasanya digunakan secara kombinasi, baik digunakan pada setiap alinea (paragraf) atau untuk keseluruhan isi karya tulisnya. Pola kronologis menjelaskan setiap langkah harus dilakukan secara bertahap dan beraturan. Pola perbandingan menyajikan persamaan dan/atau perbedaan antara dua atau lebih dari dua orang, tempat, benda, keadaan. Pola spatial mengungkapkan bentuk fisik atau dimensi geografis dari topik masalah, sehingga dapat mengarahkan pembaca melalui topik yang membahas beberapa lokasi. Pola sebab akibat menguraikan kejadian atau kekuatan yang dapat menghasilkan sesuatu, menjelaskan bagaimana sesuatu dapat berubah bila kondisinya berbeda, atau laporan percobaan yang membentuk faktor yang penting dari suatu kejadian. Pola analisis adalah suatu proses memperinci suatu subjek menjadi bagian dan dapat mengklasifikasikannya.

Pembabakan bab dan bagiannya. Untuk membagi dan mengklasifikasikan isi naskah sangat tergantung pada panjang dan kompleksitas materinya. Campbell et.al (1990 : 41) mengungkapkan bahwa “paper under twenty-five pages do not require division of any kind; in fact, dividing a short paper can be distracting rather than helpful”. Biasanya, panjang tulisan pada skripsi, tesis dan disertasi melebihi 60 halaman, karena


(5)

itu pembabakan dan bagiannya sangat diperlukan. Pada karya tulis ilmiah yang panjangnya tidak melebihi 25 halaman, pengorganisasian tulisan dalam bentuk pembabakan dan bagiannya tidak dianjurkan, namun pembagian yang sederhana untuk membedakan setiap pokok bahasan masih bisa dilakukan. Judul bab harus dinyatakan secara jelas dan tepat, yang menggambarkan isi bab tersebut dan hubungannya dengan karya tulis secara keseluruhan. Bagian bab dapat digunakan untuk membagi bab yang panjang dan beragam isinya. Judul bagian bab dianjurkan sama tingkatannya, dan pembagian ini sangat berbeda untuk setiap bab, tergantung pada logika pokok bahasannya.

4. Penulisan Naskah

Pada umumnya, penulisan karya tulis ilmiah terdiri atas persiapan naskah pertama, revisi naskah, persiapan format, editing akhir, koreksi akhir (proofreading).

a. Naskah Pertama

Bila anda telah mempunyai cukup informasi dan data untuk merumuskan idea dan menyempurnakan kerangka pemikiran, sudah tiba saatnya anda mulai menulis naskah pertama berupa konsep (draft). Sebelum anda mulai menulis, aturlah terlebih dahulu catatan atau kartu informasi sesuai dengan urutan topik yang sesuai dengan kerangka pemikiran. Dalam penulisan naskah pertama ini, anda harus memusatkan pada pengembangan idea. Anda bisa memulai tulisan dari awal hingga akhir secara berurutan atau memilih bagian intinya terlebih dahulu dengan mengabaikan pendahuluan dan kesimpulan. Yang manapun anda pilih, mulailah penulisan sesuai dengan saat yang terbaik bagi anda. Untuk memudahkan koreksi nantinya dan perlunya menambahkan informasi lain, persiapkanlah ruangan khusus beberapa spasi secukupnya. Atau, bisa juga anda membuat naskah pertama dalam 2 spasi untuk memudahkan revisi dan koreksi guna penyempurnaan pada langkah berikutnya.

b. Revisi

Setelah naskah pertama selesai, lakukanlah pemeriksaan kembali secara menyeluruh materi pada tulisan anda. Hal ini dilakukan dengan menyempurnakan yang kurang jelas dan perbedaan pada rangkaian tulisan,


(6)

gunakanlah kata yang tepat dan struktur kalimat yang efektif. Sempurnakan makna dari setiap alinea. Upayakan agar setiap alinea hanya mengandung satu gagasan atau pokok bahasan. Revisi ini bisa dilakukan beberapa kali sehingga menjadi naskah kedua, ketiga dan seterusnya.

c. Format

Penggunaan format tulisan, acapkali saling berbeda. Namun, pada kenyataannya format tersebut mempunyai prinsip yang sama yaitu : Bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Hal ini akan dibahas secara lebih rinci pada bab II.

d. Editing Akhir

Editing akhir ini mencakup pemeriksaan terhadap masalah dan mengkaitkannya dengan seluruh penulisan terutama pada pembahasan dan kesimpulan. Dengan demikian, anda harus mampu menjawab : apakah pendahuluan telah mampu mempersiapkan pembaca? Apakah setiap kalimat sudah jelas? Apakah setiap alinea mempunyai makna yang jelas dan mempunyai urutan yang baik? Apakah setiap bagian saling mendukung dan tidak saling berlawanan? Apakah secara keseluruhan mudah dibaca dan mampu mengungkapkan alur pembahasan dari suatu idea ke idea berikutnya? Bila anda merasakan telah mencukupi secara keseluruhan, anda dapat langsung melakukan koreksi akhir.

e. Koreksi Akhir

Pekerjaan koreksi akhir biasanya dilakukan pada hasil cetakan percobaan. Pekerjaan ini sangat membosankan, namun perlu dilakukan untuk penyempurnaan tulisan anda. Lakukanlah koreksi akhir ini dengan tenang, mulai dari kata, kalimat hingga pengertian dan makna penulisan secara keseluruhan. Apakah masih terdapat kesalahan cetakan, tatabahasa, pemilihan kata, maupun penggunaan struktur kalimat?