Analisa Perhitungan Proses Ekesekusi Program

Kebutuhan air maksimum pada gedung bergantung pada pemakaian air. Pemakaian air dihitung dari jumlah karyawan. Dimana kebutuhan air per hari merupakan jumlah karyawan dikali dengan rata-rata kebutuhan air per orang per hari. Rata – rata kebutuhan air per orang per hari bergantung pada fungsi gedung.

4.2. Analisa Perhitungan

Data yang didapat dari perencanaan dihitung dalam analisa manual dengan menggunakan rumus kehilangan energi. Rumus kehilangan energi h f yang dipergunakan dalam perhitungan manual ini menggunakan rumus Darcy – Weisbach Persamaan 2.16. Dan besarnya kerugian minor h m akibat adanya kelengkapan pipa dirumuskan pada Persamaan 2.15. Nilai head pompa diperoleh dari penjumlahan antara nilai beda tinggi dan nilai kerugian energi seperti pada Persamaan 2.35. Dan , sehingga nilai head pompa menjadi Persamaan 2.38. Dari Persamaan 2.38, didapat nilai head yang berbeda sesuai debit yang diinginkan. Sehingga, didapat data head dan kapasitas yang selanjutnya dimasukkan kedalam system head curve . Pompa direncanakan sesuai kebutuhan gedung. Pemilihan pompa didasarkan pada nilai head dan kapasitas yang dibutuhkan. Pompa memiliki nilai karakteristik tertentu. Data karakteristik pompa dimasukkan dalam characteristic pump curve . Untuk mengkoreksi head pompa yang direncanakan agar memenuhi debit yang dibutuhkan dalam pemakaian air pada gedung tersebut, grafik characteristic pump curve di plot ke dalam grafik system head curve, sehingga diperoleh pump curve . Universitas Sumatera Utara Gambar 4. 2 Grafik Kurva Pompa Dari Gambar 4. 2 dapat diketahui bahwa perpotongan antara system head curve dan characteristik pump curve merupakan nilai kapasitas dan head yang dibutuhkan. Perencanaan pemilihan diameter pipa minimum diperhitungkan berdasarkan rumus pada Persamaan 2.1. Dimana nilai kecepatan dihitung berdasarkan tinggi jatuh air atau √ , maka nilai Q dapat dilihat pada Persamaan 2.2 Kehilangan energi pada pipa dihitung menggunakan rumus darcy – weisbach. Dimana koefisien gesekan f bergantung pada nilai bilangan Reynolds Re . Nilai total head diperoleh dari hasil pengurangan nilai head dengan kerugian head . Dapat dilihat pada Persamaan 2.24.

4.3. Perancangan Jaringan dengan

Software EPANET 2.0 Pada bab ini akan dilakukan analisa sistem jaringan distribusi pada gedung yang telah direncanakan pada bab III. Dimana analisa sistem jaringan distribusi yang dilakukan yaitu menggunakan software EPANET 2.0. Universitas Sumatera Utara

4.3.1. Tahapan menggunakan EPANET 2.0

Tahapan dalam menggunakan EPANET 2.0 untuk pemodelan sistem distribusi air yaitu: 1. Menggambar jaringan yang menjelaskan sistem distribusi atau mengambil dasar jaringan sebagai file text dimana pada penggambaran ini dilakukan input data yaitu berupa junction , pipa, pompa, tangki air, dan kurva pompa. 2. Mengedit properties dari object . 3. Menggambarkan bagaimana sistem beroperasi. 4. Memilih tipe analisis yang akan digunakan. 5. Melakukan Eksekusi Program atau jalankan run analisis hidolis atau kualitas air. 6. Hasil dari analisis yaitu berupa kapasitas aliran, headloss , kecepatan aliran dan gambaran visual.

4.3.2. Masukan Data Input

Input dalam analisa ini dimaksudkan sebagai data-data yang diperlukan sebagai masukan untuk proses analisa yang dilakukan. Data-data ini merupakan langkah awal untuk memulai analisa. Langkah awal yang dilakukan yaitu menampilkan id setiap junction dan pipa kemudian memilih unit satuan yang akan dipakai. Langkah yang dilakukan yaitu view options notation kemudian tandai display node id’s dan display link id’s lseperti pada Gambar 4. 3. Universitas Sumatera Utara Gambar 4. 3 Tampilan Map Options Setelah langkah tersebut maka akan dipilih dimensi satuan yang akan dipakai pada peta. Dimensi secara fisik pada peta harus didefinisikan, juga koordinat peta dapat diskalakan sesuai dengan penampakannya dilayar monitor. Langkah yang dilakukan untuk mengatur dimensi peta yaitu view dimensions Tampilan ID Node Tampilan ID Pipa Universitas Sumatera Utara Gambar 4. 4 Tampilan Map Dimensions Pada tampilan dimensions ditunjukkan pada Gambar 4. 4 menyediakan Lower Left coordinate dan Upper Right coordinate yang ditentukan berdasarkan luas tampilan peta yang direncanakan. Lower Left coordinate yaitu koordinat X dan Y dari poin kiri bawah dari peta, Upper Right coordinate yaitu koordinat X dan Y dari poin kanan atas dari peta. Map Units dipilih berdasarkan satuan peta yang kita inginkan dalam menggambar objek. Map Units merupakan unit yang digunakan untuk mengukur jarak pada peta. Pilihannya adalah feet, meters, derajat, dan none misal unit yang berubahubah. Kemudian setelah langkah tersebut dipilih tipe analisis yang dilakukan dan unit satuan untuk debit, langkah yang dilakukan yaitu project defaults hydraulics. Universitas Sumatera Utara Gambar 4. 5 Tampilan Defaults Setelah pengaturan awal pada Gambar 4. 5 dilakukan maka input selanjutnya yaitu semua komponen yang menyusun jaringan distribusi yang terdiri dari node, pipa, reservoir, tangki air, dan pompa. 1. Node Junction Node ini merupakan titik yang merupakan pertemuan masing –masing pipa dan nantinya akan menghubungkan setiap ujung pipa. Input dari node ini merupakan koordinat dari titik penghubung pipa dan permintaan kebutuhan air di titik ini. Langkah yang dilakukan yaitu memilih ikon node pada toolbar dan menggambarkannya pada peta. Misalnya untuk junction 41 yang berada pada ketinggian 11 meter dan membutuhkan air 0,417 liter per menit. Junction 41 ini teletak 5,85 meter disebelah Satuan Debit Aliran GPM, LPM, LPS, dll Formula Kehilangan Energi H-W D-M C-M Akurasi Universitas Sumatera Utara timur reservoir dan 4 meter dari sebelah selatan reservoir. Dan direncanakan reservoir terletak pada koordinat 100,-100. Pada software EPANET 2.0, kita dapat mengedit property dengan memilih junction 41 pada peta dari data browser , kemudian klik tombol edit pada data browser atau dengan mudah dapat dilakukan dengan melakukan double klik pada junction 41 di peta. Sehingga , junction properties pada junction 41 akan muncul dan kita dapat memasukkan data yang ada. Untuk junction 41 kita dapat memasukan data yang kita rencanakan, sebagai berikut: Junction ID : 41 Elevation : 11 Base Demand : 0,417 X-Coordinate : 105,85 Y-Coordinate : -104,00 Tampilan junction properties untuk junction 41 dapat dilihat pada Gambar 4. 6 berikut: Gambar 4. 6 Input Junction Universitas Sumatera Utara 2. Pipa pipe Dalam hal ini input yang diperlukan untuk pipa yaitu: o panjang pipa length o diameter pipa diameter o koefisien kekasaran pipa roughness Data yang dimaksukkan pada input ini disesuaikan pada data yang direncanakan pada bab III. Langkah yang dilakukan yaitu memilih ikon pipe pada toolbar kemudian menggambarkannya dalam peta dengan menghubungkan antara junction dengan junction , junction dengan valve , junction dengan reservoir , dan junction dengan tank . Misalnya untuk pipe 10 yang menghubungkan antara junction 8 dan junction 9, pipa ini mendistribusikan air yang berasal dari tangki air ke lantai 3. Pipa ini memiliki panjang 4 m dan diameter 76,2 mm. Pipa berjenis pvc yang memiliki koefisien kekasaran 0,0015 mm. Dan status pipa terbuka. Langkah pertama yang diambil adalah mengedit property dengan memilih pipe 10 pada peta dari data browser , kemudian klik tombol edit pada data browser atau dengan mudah dapat dilakukan dengan melakukan double klik pada pipe 10 di peta. Sehingga , pipe properties pipa 10 akan muncul dan kita dapat memasukkan data yang ada. Data-data pipa 10 yaitu: Start node dan end node : 8 dan 9 panjang pipa length : 4 diameter pipa diameter : 76,2 koefisien kekasaran pipa roughness : 0,0015 Universitas Sumatera Utara Tampilan pipe properties untuk pipe 10 dapat dilihat pada Gambar 4. 7 berikut: Gambar 4. 7 Input Pipa 3. Reservoir Pada analisa ini reservoir yang dimaksud merupakan tempat penampungan air dari sumber mata air. Pada reservoir data yang diinput yaitu besarnya total head. Langkah yang dilakukan untuk memasukkan input yaitu dengan memilih ikon reservoir pada toolbar . Dan menggambarkannya pada map . Direncanakan reservoir terletak pada koordinat 100,-100. Dimana total head pada reservoir adalah 3 m. Langkah pertama yang diambil adalah mengedit property dengan memilih reservoir pada peta dari data browser , kemudian klik tombol edit pada data browser atau dengan mudah dapat dilakukan dengan melakukan double klik pada reservoir di peta. Sehingga , reservoir properties akan muncul dan kita dapat memasukkan data yang ada, yaitu: X-Coordinate : 105,85 Y-Coordinate : -104,00 Total Head : 3 m Universitas Sumatera Utara Tampilan reservoir properties dapat dilihat pada Gambar 4. 8 berikut: Gambar 4. 8 Input Reservoir 4. Pompa pump Langkah yang dilakukan untuk menggambar pompa pada map yaitu memilih ikon pump pada toolbar . Pompa digambarkan sesuai arah pompa dari sumber air start node ke pipa pendistribusian air end node . Input yang dimasukkan pada pompa yaitu kurva pompa hubungan head dan flow. Misalnya kita memilih kurva 1 untuk pompa seperti pada Gambar 4. 9, maka kita masukkan label ID 1 pada field Pump Curve . Gambar 4. 9 Input pompa Universitas Sumatera Utara Selanjutnya kita akan membuat Pump Curve 1 . Dari halaman browser , Pilih Curve dari daftar pada kotak dan klik tombol add . Kurva 1 baru akan ditambahkan pada database dan curve editor akan muncul Lihat Gambar 4. 10 . Misalnya masukkan aliran pompa design 166,67 dan head 55 ke dalam form . EPANET secara otomatis akan membuat kurva pompa secara lengkap dari single point . Persamaan kurva akan terlihat bentuknya lihat Gambar 4. 10. Klik OK untuk menutup Editor. Gambar 4. 10 Input kurva pompa 5. Tangki Air tank Input yang dimasukkan pada tangki yaitu maksimum level air, initial level air, minimum level air, dan kurva tangki. Kurva tangki ini dimasukkan sesuai dengan nomor kurva tangki yang direncanakan. Langkah yang dilakukan yaitu memilih ikon tank dan menggambarkannya pada peta. Misalnya tangki terletak pada koordinat X 100,74 dan koordinatY -104,10 dan ketinggian 15,4 m. Initial level tinggi air awal simulasi adalah 2 m. Minimum level tinggi air minimum yang harus dijaga adalah 0.5 m. Maksimum level tinggi air maksimum yang harus dijaga adalah 2,1 m. Dimana diameter tangki air adalah Universitas Sumatera Utara 1,88 m dengan kapasitas 5000 liter. Volume tangki air ditunjukkan dalam kurva tangki. Misalnya kita memilih kurva 2 untuk tangki air, maka kita masukkan label ID 2 pada field volume curve lihat Gambar 4. 11. Gambar 4. 11 Input tangki air Selanjutnya kita akan membuat Volume Curve 2 . Dari halaman browser , Pilih Curve dari daftar pada kotak dan klik tombol add . Kurva 2 baru akan ditambahkan pada database dan curve editor akan muncul lihat Gambar 4. 12 . Misalnya masukkan data pada Tabel 4. 1 ke dalam form . EPANET secara otomatis akan membuat kurva volume tangki air secara lengkap dari data yang dimasukkan. Klik OK untuk menutup Editor. Tabel 4. 1 Data Volume Tangki Air Height Volume 247,825 2,5 618,26 3 1359,13 4 1507,304 4,8 2100 5 Universitas Sumatera Utara Tampilan Curve Editor dapat dilihat pada Gambar 4. 12 berikut: Gambar 4. 12 Input kurva tangki air

4.4. Proses Ekesekusi Program

Proses dilakukan setelah semua input yang diperlukan dimasukkan pada setiap komponen maka dilakukan proses eksekusi terhadap jaringan pemipaan yang telah dibuat. Eksekusi ini akan menunjukkan bisa atau tidaknya jaringan yang telah direncanakan dapat beroperasi dengan baik. Langkah eksekusi dilakukan dengan memilih ikon run pada toolbar atau Project Run analysis . Setelah dilakukan proses eksekusi maka akan dihasilkan gambaran visual dari sistem jaringan distribusi tersebut. Jika proses Run tidak berhasil, maka akan muncul jendela report yang mengindikasikan problem apa yang terjadi. Jika prosesnya berhasil, dapat dilihat hasil perhitungannya dalam berbagai cara. Universitas Sumatera Utara Cara untuk melihat hasil analisa yaitu: o Pilih Node Pressure dari halaman Browser’s map dan perhatikan bagaimana nilai pressure pada node dapat ditandai dengan warna. Untuk melihat legenda untuk pengkodean warna, pilih View Legends Node atau klik kanan pada bagian kosong pada peta dan pilih Node Legend dari menu popup. Untuk mengubah interval dan warna legenda, klik kanan pada legenda untuk memunculkan Legend Editor . o Aktifkan Property Editor double klik pada node dan link dan lihat bagaimana hasil perhitungan ditampilkan pada akhir dari daftar properti. o Membuat daftar tabular dari hasil perhitungan dengan memilih ReportTable atau mengklik tombol Table pada Standard Toolbar . Gambar 4.13 menampilkan tabel untuk hasil link setelah di run . Terlihat tanda negatif pada aliran menandakan bahwa alirannya memiliki arah yang berlawanan dengan yang digambar sebelumnya. Gambar 4.13 Contoh tabel hasil Run pada Link Universitas Sumatera Utara

4.5. Keluaran Data