Tata cara pemeriksaan KBKBakau di TPn

c. Melakukan pemeriksaan jenis dan ukuran terhadap sampel tersebut dan hasilnya dimasukkannya dalam Daftar Pemeriksaan Kayu Bulat DPKB dengan model blanko DK.A. 103.a Lampiran I.C.1. d. Menghitung dan membandingkan jenis dan ukuran kayu hasil pemeriksaan dengan jenis dan ukuran yang tertulis dalam DHH. e. Hasil perhitungan dipergunakan sebagai dasar pembuatan Berita Acara Pemeriksaan BAP Kayu Bulat dengan menggunakan model blanko DK.B.101a lampiran I.I.1. f. Apabila hasil pemeriksaan dalam BAP menunjukkan : 1 Tidak ada perbedaan jenis kayu dan perhitungan volume  5 , maka partai kayu tersebut dinyatakan benar dan sah pengangkutannya. 2 Tidak ada perbedaan jenis kayu namun perhitungan volume 5 , maka terhadap seluruh batang dalam partai kayu tersebut harus dilakukan pengukuran ulang 100 oleh pemilik kayu dengan didampingi P3KB. 3 Hasil pengukuran ulang 100 sebagaimana dimaksud pada angka 2, wajib dimasukkan ke dalam Daftar Pengukuran Ulang Penerimaan Kayu Bulat oleh pemilik kayu dengan menggunakan blanko model DK.A. 103.c lampiran I.C.3 dan segera dibuatkan Berita Acara Pengukuran Ulang Penerimaan Kayu Bulat oleh P3KB dengan menggunakan blanko model DK.B. 101.c lampiran I.I.3. 4 Atas kelebihan volume fisik terhadap volume yang tercantum dalam dokumen dikenakan sanksi denda sesuai ketentuan yang berlaku. g. Tata cara pengukuran dilakukan sesuai dengan ketentuan pengukuran yang berlaku.

D. Tata cara pemeriksaan KBKBakau di TPn

1. Melakukan pemeriksaan administratif terhadap LHP- KBKLHP-Bakau yang diajukan, yaitu : a. Memeriksa kebenaran blanko LHP-KBKLHP-Bakau yang digunakan, b. Memeriksa kebenaran pengisian LHP-KBKLHP-Bakau, c. Memeriksa kebenaran nama, nomor register dan specimen tandatangan pembuat. 2. Melakukan pemeriksaan fisik KBK dengan tahapan sebagai berikut : a. Meneliti apakah terdapat kelompok jenis kayu indah atau mewah atau kayu dengan diameter 30 cm atau lebih dalam partai kayu tersebut, dan apabila ada, maka segera dipisahkan dari partai KBK tersebut untuk dilakukan pengukuran ulang oleh pembuat LHP dengan disaksikan P2LHP. I-144 b. Hasil pengukuran butir a, selanjutnya dibuat LHP tersendiri dan sekaligus disahkan oleh P2LHP. c. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan untuk KBKBakau di luar kayu bulat tersebut pada butir b. dengan melakukan pengukuranpengujian terhadap partai dengan satuan stapel meter, namun bila kondisi tidak memungkinkan, pengukuran dapat dilakukan di atas alat angkut truk atau tongkang atau alat angkut lainnya berdasarkan ukuran tinggi panjang dan lebar tumpukan KBKBakau. d. Hasil pengukuran dan pengujian tersebut selanjutnya dibuatkan Berita Acara Pengukuran dan Pengujian KBKBakau dengan menggunakan blanko model DK.B. 101.f lampiran I.I.6. e. Apabila berdasarkan hasil pengukuran dan pengujian tersebut pada butir b jumlah totalnya masih berada pada toleransi 5 terhadap jumlah yang tercantum dalam usulan LHP-KBKLHP-Bakau, maka LHP-KBKLHP-Bakau dapat segera disahkan oleh P2LHP. f. Apabila berdasarkan hasil pengukuran dan pengujian tersebut pada butir b jumlah totalnya melebihi toleransi 5 terhadap jumlah yang tercantum dalam LHP-KBKLHP-Bakau, maka wajib dibuatkan LHP-KBKLHP-Bakau baru sesuai dengan jumlah hasil pengukuran dan pengujian.

E. Tata cara pemeriksaan KBKBakau untuk penerbitan SKSHH