Praaksara di Indonesia
MenalarMengasosiasikan
  Setiap  siswa  mencatat  hasil diskusi  dengan  kelompoknya
tentang  hasil  budaya  kehidupan masyarakat
Praaksara di
Indonesia
Mengomunikasikan
  Masing-masing    kelompok menyampaikan  hasildiskusinya
di  depan  kelas  dan  kelompok lain menanggapi
Kegiatan Penutup
  Peserta didik  dibantu oleh guru menyimpulkan  materi  tentang
hasil budaya
kehidupan masyarakat
Praaksara di
Indonesia   Evaluasi  untuk  mengukur
ketercapaian tujuan
pembelajaran   Siswa  membuat  tugas  materi
hasil budaya
kehidupan masyarakat
Praaksara di
Indonesia   Peserta  didik  diberi  informasi
mengenai  materi  yang  akan dibahas minggu berikutnya
20
F. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Alat  Media Pembelajaran
a.  Laptop dan LCD b.  Gambar-gambar  dan  video  mengenai  hasil  budaya  kehidupan  masyarakat
Praaksara di Indonesia c.  Powerpoint Presentation PPt
2. Sumber Belajar
a.  Kementerian  Pendidikan  dan  Kebudayaan  RI.  2013
.  Sejarah  Indonesia Kelas X
. Kemdikbud: Jakarta. b.  Marwati  Djoened  Poesponegoro,  Nugroho  Notosusanto.  1990.
Sejarah NasionalJilid I
. Jakarta: Balai Pustaka. c.  R.  Soekmono.  1992.
Pengantar  Sejarah  Kebudayaan  Indonesia  Jilid  I.
Yogyakarta: Kanisius.
G. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
- Teknik penilaian
: tes dan non tes -
Bentuk Tes : uraian dan unjuk kerja
- Instrumen
:
Tes uraian: Soal Post Test Essay
1.  Jelaskan persebaran kebudayaan pada zaman praaksara 2.  Jelaskan periodesasi kebudayaan pada zaman praaksara
3.  Jelaskan hasil peninggalan kebudayaan pada zaman praaksara
Kunci Jawaban 1.  persebaran kebudayaan pada zaman praaksara adalah sebagai berikut,
a.  Kebudayaan Pacitan yang berkembang di daerah Pacitan Jawa Timur. b.  Kebudayaan  Ngandong  berkembang  di  daerah  Ngandong  dan  juga  Sidorejo,
dekat Ngawi. c.  Kebudayaan  Kjokkenmoddinger  pantai  Sumatra  Timur  antara  Langsa  di  Aceh
sampai Medan. d.  Kebudayaan  abris  sous  roche  ini  banyak  ditemukan  misalnya  di  Besuki,
Bojonegoro, juga di daerah Sulawesi Selatan seperti di Lamoncong. e.  Kebudayaan  kapak  persegi  di  Lahat  Palembang,  Bogor,  Sukabumi,
Tasikmalaya  Jawa  Barat,  kemudian  Pacitan-Madiun,  dan  di  Lereng  Gunung Ijen Jawa Timur.
f.  Kebudayaan  kapak  lonjong  di  Kepulauan  Indonesia  bagian  timur,  misalnya  di daerah Papua, Seram, dan Minahasa.
2.  Priodesasi kebudayaan zaman praaksara secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu zaman  batu  dan  zaman  logam.  Pada  zaman  batu  dibagi  menjadi  tiga  yaitu,
Paleolitikum, Mesolitikum dan Neolitikum. Kebudayaanya adalah sebagai berikut: a.  Kebudayaan  zaman  Paleolitikumin  secara  umum  ini  terbagi  menjadi
Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong. b.  Kebudayaan  mesolitikum  terbagi  menjadi  dua  kelompok  besar  yang  ditandai
lingkungan tempat tinggal, yakni di pantai dan di gua. c.  kebudayaan  yang  terkenal  di  zaman  neolitikum  ini  secara  garis  besar  dibagi
menjadi  dua  tahap  perkembangan  Kebudayaan  kapak  persegi  dan  Kebudayaan kapak lonjong.
Pada zaman Logam di Kepulauan Indonesia hanya mengalami zaman perunggu
dan besi. Mengakhiri zaman batu di masa neolitikum mulailah zaman logam sebagai bentuk masa perundagian.
3.  hasil kebudayaan pada zaman praaksara dapat dikategorikan sesuai periode sebagai berikut:
a.  Kebudayaan Pacitan antara lain Kapak perimbas dan alat genggam b.  Kebudayaan Ngandong antara lain alat tulang dan flakke
c.  Kebudayaan Kjokkenmoddinger antara lain Kapak Genggam dan Batu Pipihan d.  Kebudayaan  Abris  Sous  Roche  antara  lain  ujung  panah,  flakke,  batu
penggilingan. Juga ditemukan alat-alat dari tulang dan tanduk rusa e.  Kebudayaan kapak persegi antara lain Kapak persegi yang  besar sering disebut
dengan  beliung  atau  pacul  cangkul,    Sementara  yang    berukuran  kecil dinamakan tarah  atau tatah.
f.  Kebudayaan  kapak  lonjong  antara  lain  di  samping  berkembangnya  jenis  kapak batu juga ditemukan barang-barang perhiasan, seperti gelang dari batu, juga alat-
alat gerabah atau tembikar. g.  zaman  logam  antara  lain:  kapak  corong,  nekara,  moko,  berbagai    barang
perhiasan, dan yang terkait dengan praktik keagamaan misalnya nekara