Strategi Inovasi Peningkatan Daya Saing Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Keripik Pisang Kota Bandar Lampung

STRATEGI INOVASI PENINGKATAN DAYA SAING USAHA
MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KERIPIK PISANG
KOTA BANDAR LAMPUNG

HARTAMI DEWI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Strategi Inovasi
Peningkatan Daya Saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Keripik Pisang Kota
Bandar Lampung adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2017
Hartami Dewi
NIM F351140111

RINGKASAN
HARTAMI DEWI. Strategi Inovasi Peningkatan Daya Saing Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah Keripik Pisang Kota Bandar Lampung. Dibimbing oleh
MOHAMAD SYAMSUL MAARIF dan TITI CANDRA SUNARTI.
Inovasi dibutuhkan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah untuk tumbuh
dan bertahan di tengah persaingan usaha yang semakin kompetitif. Namun
demikian, inovasi harus disesuaikan dengan kendala yang ada mengingat
keterbatasan jumlah tenaga kerja, jumlah aset, jumlah pendapatan, dan jumlah
anggaran untuk melakukan inovasi. Bentuk dari inovasi yang dapat dilakukan
suatu usaha dalam upaya meningkatkan daya saingnya antara lain, inovasi model
bisnis, pemasaran, organisasi, proses dan teknologi, produk, pelayanan, serta
rantai pasok. Sumber daya manusia menjadi faktor penting dalam peningkatan
kinerja dan inovasi usaha mikro, kecil, dan menengah. Penelitian ini bertujuan
untuk merancang strategi inovasi yang sesuai dengan kendala, kemampuan
sumber daya manusia dan peluang inovasi dalam upaya peningkatan daya saing.

Metode analisis yang digunakan yaitu evaluasi model structural equation
modeling dengan pendekatan partial least square dan analytical hierarchy
process.
Hasil analisis menunjukkan sumber daya manusia berpengaruh sebesar
0.761 terhadap penyelesaian kendala dan berpengaruh sebesar 0.806 terhadap
keberhasilan pelaksanaan inovasi. Kendala utama yang harus diselesaikan adalah
pada sumber daya manusia (0.820), promosi (0.807), manajerial keuangan dan
administrasi (0.790), lokasi (0.761), serta pemasaran (0.753). Inovasi yang paling
mempengaruhi keputusan pembelian dan sesuai pada kemampuan UMKM saat ini
adalah inovasi pelayanan (0.830), organisasi (0.822), model bisnis (0.786), rantai
pasok (0.768), dan pemasaran (0.755). Sementara untuk pemrioritasan faktor yang
mempengaruhi kemampuan sumber daya manusia yaitu, kemampuan akses
informasi dan internet (0.821), pelatihan (0.764), pendidikan (0.756), besaran gaji
(0.663), dan pengalaman (0.361).
Formula strategi inovasi yang diperoleh adalah fokus pada inovasi
pemasaran dengan mendorong pelaku usaha untuk aktif ikut serta dalam kegiatan
pameran dan seminar sebagai analisis formulasi strategi yang memberikan
dampak signifikan terhadap omset dan memungkinkan secara teknis untuk
dilakukan dalam upaya peningkatan daya saing usaha. Selain itu strategi lain yang
menunjang peningkatan daya saing adalah bimbingan teknis sesuai kebutuhan,

serta diklat promosi dan pemasaran online.
Kata kunci: analytical hierarchy process, daya saing, inovasi, structural equation
modeling

SUMMARY
HARTAMI DEWI. Innovation Strategy of Increasing The Competitiveness of
Micro, Small, and Medium Enterprises Banana Chips of Bandar Lampung.
Supervised by MOHAMAD SYAMSUL MAARIF and TITI CANDRA
SUNARTI.
Innovation is needed by micro, small, and medium enterprises to grow and
survive amid increasingly fierce competition. However, that innovations are
intended to be adapted to the existing constraints in view of the limited number of
employess, total assets, total revenues, and total budget for innovation of SME’s.
The types of innovation that can be performed to increasing the competitiveness
are business model, marketing, organization, process and technology, product,
service, and supply chain. Human resources is known to be an important factor in
improving the performance and innovation of SME’s. This research aims to
device strategies in accordance with the constraints of innovation, human resource
capacity and opportunities for innovation in improving competitiveness. The
analytical method that been used are the evaluation model of structural equation

modeling using partial least square approach and analytical hierarchy process.
The analysis showed an effect of human resources amounting to 0.761 on
the settlement of the constraints and influence of 0.806 to successful innovation.
The main obstacle that have to be resolved are in human resources (0.820),
promotional (0.807), managerial finance and administration (0.790), location
(0.761), and marketing (0.753). The innovation that most influence are service
innovation (0.830), organization (0.822), business model (0.786), supply chain
(0.768), and marketing (0.755). While today, the prioritization of the factors that
effect the ability of human resources are ability to access information and internet
(0.821), training (0.764), education (0.756), salary (0.663), and experience
(0.361).
Innovation strategy formulation obtained is to focus on marketing
innovation by encouraging business to actively participate in the activities of
exhibition and seminar as an analysis of strategy formulation a significant impact
on turnover and technically feasible to do in improving business competitiveness.
The other strategies that can be support to improving business competitiveness are
the technical guidance as needed, then the promotion and marketing training
online.
Keywords: analytical hierarchy process, competitiveness, innovation, structural
equation modeling


© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2017
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

i

STRATEGI INOVASI PENINGKATAN DAYA SAING USAHA
MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KERIPIK PISANG
KOTA BANDAR LAMPUNG

HARTAMI DEWI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017

ii

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Elisa Anggraeni STP, MSc.

iv

v

PRAKATA
Bismillahirrahmanirrahim. Puji dan syukur kehadirat Allah subhanallahu

wa ta’ala atas segala karunia, rahmat, dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tesis yang berjudul “Strategi Inovasi Peningkatan Daya Saing
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Keripik Pisang Kota Bandar Lampung”.
Penelitian dan penulisan tesis dilakukan sejak Januari 2016.
Ucapan terimakasih yang utama penulis sampaikan kepada Ketua Komisi
Pembimbing Prof. Dr. Ir. Mohamad Syamsul Maarif, M.Eng dan Anggota Komisi
Pembimbing Dr. Ir. Titi Candra Sunarti, MSi., yang dengan penuh kesabaran
mengarahkan, membimbing, mendukung, serta memberikan masukan-masukan
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini dengan
baik. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada penguji perwakilan
Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Prof. Dr. Ing. Ir. Suprihatin, IPU.,
dan penguji luar komisi pada ujian tesis, Dr. Elisa Anggraeni STP, MSc., atas
kesediaan dan koreksinya.
Kepada orang tua penulis, ayahanda Fakhruddin AS, AMd dan ibunda
Sya’diah Sahat, SPd, ananda ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas doa
dan dukungan baik moril maupun materil yang tidak mungkin ananda mampu
untuk membalasnya. Kepada kakanda Nandi Pallawa, SE beserta istri dan ayunda
Nara Sari, SH beserta suami, adinda ucapkan terima kasih atas doa, perhatian,
semangat dan pengertiannya dalam proses meraih pendidikan Master yang sangat
adinda cita-citakan.

Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada
seluruh pemilik UMKM keripik pisang kota Bandar Lampung yang menerima
penulis dengan ramah dan terbuka, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi
Lampung serta Badan Pusat Statistika Provinsi Lampung yang membantu
memberikan data terkait penelitian. Penulis juga tak lupa menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Bapak Petir Papilo, Bapak Zulfiandri, Arna Ramadhan,
Harba Kautsar dan M. Asrol yang telah membantu mengajarkan metode penelitian
yang penulis gunakan. Serta ucapan terima kasih kepada seluruh pakar yang
terlibat dalam penelitian.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu, memberi
dukungan dan berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis ucapkan terima kasih dan tiada
balasan yang dapat disampaikan melainkan do’a tulus semoga Allah subhanallahu
wa ta’ala membalas amal baik yang telah diberikan agar senantiasa dalam
lindungan-Nya.
Penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapapun yang
membutuhkannya.

Bogor, Januari 2017
Hartami Dewi


vi

vii

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
2 TINJAUAN PUSTAKA
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Kondisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Sumber Daya Manusia
Inovasi dan Strategi

Penelitian Terdahulu
3 METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Waktu dan Tempat Penelitian
Pengumpulan Data
Metode Analisis dan Pengolahan Data
Analisis Pendahuluan
Identifikasi Kondisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Analisis Peran Sumber Daya Manusia
Formulasi Strategi Inovasi Peningkatan Daya Saing UMKM
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Informasi Konsumen dan Pelaku Usaha
Inovasi yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
dan Produk Harapan Konsumen
Profil Pelaku usaha Keripik Pisang di Bandar Lampung
Korelasi Profil Pelaku usaha terhadap Peningkatan Daya Saing
Kondisi UMKM dan Pengaruh Sumber Daya Manusia
Model Konstruk berdasarkan Identifikasi Model
Hasil Evaluasi Model Konstruk dan Analisis Pengaruh Variabel
Eksogen-Endogen

Model Strategi Inovasi
Strategi Operasional
Implikasi Manajerial
5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
viii
viii
1
1
2
2
3
3
3
3
4
5
7
9
10
10
11
11
12
12
12
13
15
16
16
17
17
18
20
20
24
26
29
30
31
31
31
32
35
73

viii

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Ciri-ciri usaha mikro, kecil dan menengah
Jumlah penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung
Jumlah pengangguran terbuka (usia 15 tahun +) Provinsi Lampung
Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan dan Kabupaten/
Kota di Provinsi Lampung, 2013
Profil usaha keripik pisang Kota Bandar Lampung
Korelasi Rank Spearman
Nilai outer model variabel laten dan sublaten
Nilai path coefficient variabel laten dan sublaten
Nilai path coefficient variabel eksogen-endogen

4
6
6
7
18
19
24
25
26

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7

Kerangka pemikiran
Hubungan variabel laten dan sublaten dalam metode SEM-PLS
Diagram alir metoda AHP (Indriati et al. 2015)
Hasil konstruk SEM-PLS algoritma awal
Konstruk akhir SEM-PLS
Hirarki dan hasil analisis AHP dalam penentuan strategi inovasi
Hasil analisis formulasi strategi inovasi

10
14
16
21
23
27
29

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Kuisioner online konsumen
Kuisioner structural equation modeling responden pelaku UMKM
Kuisioner analytical hierarchy process responden pakar
Informasi konsumen keripik pisang
Informasi usaha keripik pisang di Bandar Lampung
Informasi Profil UMKM keripik pisang Kota Bandar Lampung
Data variabel indepeden-dependen korelasi Rank Spearman
Nilai loading factor dan t-statistic variabel kendala-indikator
Nilai loading factor dan t-statistic variabel inovasi-indikator
Nilai loading factor dan t-statistic variabel SDM-indikator
Nilai cross loadings ketiga variabel laten yang dibangun
Perhitungan bobot aktor dalam metoda AHP
Perhitungan bobot kriteria dalam metoda AHP
Perhitungan bobot subkriteria dalam metoda AHP
Perhitungan bobot strategi dalam metoda AHP

36
42
52
59
61
62
64
65
66
67
68
69
70
71
72

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian suatu
negara memiliki peranan penting yaitu menciptakan lebih banyak kesempatan
kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha dengan skala
lebih besar. Kontribusi UMKM sebesar 57.48% terhadap produk domestik bruto
terbilang signifikan memberikan sumbangan devisa negara dengan nilai ekspor
yang cukup stabil (Kemenperin 2013). UMKM harus memiliki daya saing untuk
terus berkembang di tengah persaingan usaha yang semakin kompetitif.
Peranan UMKM hampir merata di seluruh wilayah Indonesia tidak
terkecuali Provinsi Lampung. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM
Provinsi Lampung, sampai pada Tahun 2013 tercatat sebanyak 375 415 unit
UMKM yang ada di Provinsi Lampung. UMKM ini terdiri dari 276 662 unit
usaha mikro, 78 827 unit usaha kecil, dan 19 929 unit usaha (Diskumkm 2015).
Jumlah UMKM tersebut tersebar keseluruh wilayah Provinsi Lampung yang
terbagi menjadi 13 kabupaten dan 2 kota, yaitu Lampung Barat, Lampung Selatan,
Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Utara, Mesuji, Pesawaran, Pesisir
Barat, Pringsewu, Tanggamus, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Way
Kanan, Bandar Lampung dan Metro (Diskominfo 2012).
Kota Bandar Lampung merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung
yang fokus dalam pengembangan UMKM yang bergerak di bidang produk olahan
pangan, diantaranya aneka keripik, produk olahan manggis, kacang, dodol durian
dan tomat, emping dan lain-lain. Dari berbagai hasil olahan tersebut, industri
aneka keripik berkembang cukup pesat. Keripik pisang adalah produk yang paling
diminati dan menjadi khas oleh-oleh Kota Bandar Lampung. Usaha ini juga
mendapat perhatian khusus dari Pemerintah setempat terlihat dari dibangunnya
kawasan sentra industri keripik di Kelurahan Gunung Terang Kecamatan Tanjung
Karang Barat yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama Telo Rejeki.
Berdasarkan survei lapang pendahuluan, tercatat sebanyak 29 pengusaha keripik
pisang yang berada di sentra keripik tersebut dan 3 pengusaha keripik yang berada
di luar kawasan sentra industri keripik.
Namun demikian, UMKM memiliki kekuatan dan kelemahan dalam
menjalankan usahanya. Afiah (2009) menjelaskan kekuatan UMKM secara umum
yaitu kebebasan bertindak untuk menyesuaikan produk dengan permintaan,
sedangkan kelemahannya yaitu tidak memiliki spesialisasi khusus, modal dalam
pengembangan terbatas serta sulit untuk mendapatkan karyawan yang berkualitas.
Indriati et al. (2015) juga menjelaskan kendala umum UMKM yang merupakan
hasil survei Badan Pusat statistika tahun 2011 diantaranya kurangnya permodalan,
kesulitan pemasaran, persaingan usaha yang ketat, kesulitan bahan baku, teknis
produksi dan keahlian, kurangnya keterampilan manajerial (SDM), dan kurangnya
pengetahuan manajemen keuangan dan akuntasi. Sedangkan kendala UMKM
keripik pisang yang ada di Kota Bandar Lampung diantaranya pemilihan lokasi
usaha yang kurang strategis, belum adanya pusat pasar atau jaringan, belum
adanya dukungan teknologi tepat guna dan terjangkau bagi pengelola UMKM,
dan penanganan limbah yang belum terencana dengan baik (Wulandari 2012).

2

Kendala-kendala yang dihadapi UMKM tersebut harus dapat diselesaikan
mengingat tahun 2016 ini perekonomian Indonesia menghadapi tantangan baru
dengan dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Usaha mikro, kecil dan
menengah membutuhkan inovasi untuk bertahan di tengah persaingan yang
semakin ketat. Selain itu, inovasi dibutuhkan oleh usaha mikro, kecil dan
menengah untuk tumbuh dan bertahan. Namun demikian inovasi yang
dimaksudkan harus disesuaikan dengan kendala yang ada mengingat keterbatasan
jumlah tenaga kerja, jumlah aset, jumlah pendapatan dan jumlah anggaran untuk
melakukan inovasi.
Inovasi merupakan kemampuan untuk menilai hubungan, peluang dan
kemudian mengambil keuntungan dari hal tersebut. Inti dari kegiatan inovasi
adalah bagaimana melakukan kegiatan yang menambah nilai dan keunggulan dari
kondisi saat ini (Dhewanto et al. 2015). Inovasi perlu didampingi oleh perumusan
strategi untuk menentukan bentuk inovasi yang layak secara ekonomi, teknis, dan
sesuai kebutuhan konsumen. Strategi berkaitan dengan efektivitas daripada
efisiensi, dan merupakan proses menganalisis lingkungan serta merancang
kesesuaian antara organisasi, sumber daya, tujuan dan lingkungan (Proctor 2000).
Dalam penyelesaian kendala dan pelaksanaan inovasi UMKM diduga bahwa
faktor yang menjadi fokus pengembangan adalah sumber daya manusia atau
pengusaha itu sendiri. Penelitian yang dilakukan Ardiana et al. (2010)
menjelaskan bahwa kualitas SDM yang ada di UKM akan berpengaruh terhadap
kinerja UKM. Kisengi et al. (2014) juga menerangkan bahwa ada hubungan
antara pendidikan dan perilaku kewirausahaan. Pendidikan telah memungkinkan
pelaku usaha untuk berkomunikasi secara efektif terhadap pembeli. Penelitian ini
dilakukan untuk menjawab seberapa besar peranan sumber daya manusia terhadap
penyelesaian kendala dan pelaksanaan inovasi yang kemudian dapat dijadikan
pertimbangan dalam merumuskan strategi inovasi peningkatan daya saing UMKM
keripik pisang di Bandar Lampung.

Perumusan Masalah
Penelitian ini memprioritaskan kendala dalam peningkatan daya saing
UMKM yang ingin diselesaikan dan memprioritaskan peluang bentuk inovasi
yang dapat diterapkan, serta menganalisis besar peranan sumber daya manusia
dalam menyelesaikan kendala dan melakukan inovasi untuk peningkatan daya
saing usaha. Selanjutnya, hasil tersebut dijadikan bahan pertimbangan untuk
merancang dan memformulasikan asumsi strategi sehingga menjadi strategi
inovasi yang berdampak signifikan terhadap upaya peningkatan daya saing usaha
keripik pisang di Kota Bandar Lampung.

Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk merancang strategi inovasi
peningkatan daya saing UMKM keripik pisang di Kota Bandar Lampung.
Sementara tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis kendala utama dalam peningkatan daya saing
2. Menganalisis peluang bentuk inovasi dalam upaya peningkatan daya saing

3

3. Menganalisis peran sumber daya manusia dalam meneyelesaikan kendala dan
melakukan inovasi untuk peningkatan daya saing
4. Memformulasikan strategi inovasi peningkatan daya saing UMKM.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada pihak UMKM untuk
mengambil keputusan yang tepat dalam upaya peningkatan daya saing usaha
keripik pisang, dan diharapkan juga penelitian ini memberi informasi keadaan
usaha mikro, kecil dan menengah saat ini sehingga pemerintah daerah dapat
mengambil peran dalam memberikan bantuan tepat guna untuk meningkatkan
daya saing produk keripik pisang di Kota Bandar Lampung.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada formulasi strategi inovasi
peningkatan daya saing UMKM di Kota Bandar Lampung. Faktor yang dikaji
adalah kendala-kendala dalam peningkatan daya saing UMKM yang didapat dari
penelitian terdahulu dan survei langsung, tujuh bentuk inovasi yang didapat dari
studi pustaka, dan faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia.
Objek penelitian adalah seluruh UMKM keripik pisang di Kota Bandar Lampung.

2 TINJAUAN PUSTAKA
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Pengertian UMKM dijelaskan menurut Undang - Undang Nomor 20
Tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan dengan kriteria aset maksimal 50 juta dan kriteria omset
maksimal 300 juta rupiah.
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria aset 50 juta - 500 juta dan kriteria
omset 300 juta – 2.5 miliar rupiah.
3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
besar dengan kriteria aset 500 juta - 10 miliar dan kriteria omset lebih besar
dari 2.5 miliar - 50 miliar rupiah.

4

Ciri-ciri usaha mikro, kecil dan menengah menurut Keputusan Menteri
Keuangan No. 40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003 dapat dilihat pada Tabel
1 berikut :
Tabel 1 Ciri-ciri usaha mikro, kecil dan menengah
No Ciri-ciri
Mikro
Kecil
1
Jenis barang/komoditi Tidak tetap
Tetap/tidak
mudah berubah
2 Tempat usaha
Tidak tetap
Tetap
3
Administrasi keuangan Belum
Sudah
melakukan
melakukan
4
Sumber daya manusia Belum
Memiliki
memiliki jiwa pengalaman
wirausaha
5 Tingkat
pendidikan Sangat rendah Rendah
SDM
6 Akses perbankan
Belum ada
Sudah ada
7 Akses non-perbankan
Sedikit
Sudah ada
8 Izin usaha dan NPWP
Tidak ada
Ada
9 Perencanaan bisnis
Belum ada
Sebagian besar
belum ada
10 Manajemen organisasi Tidak ada
Tidak ada
Sumber: Kemenkeu (2003)

Menengah
Tetap
Tetap
Menerapkan
Terlatih dan
terdidik
Sedang
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada

Badan Pusat Statistika (2015) memberikan pengertian Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM) berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha Mikro
merupakan entitas usaha dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang, usaha kecil
merupakan entitas usaha dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang, sedangkan usaha
menengah merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20-99 orang.

Kondisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Pada tahun 2011 UMKM memiliki peran besar terhadap penerimaan negara
dengan menyumbang 61.9% pemasukan produk domestik bruto (PDB) melalui
pembayaran pajak, yang diuraikan menjadi sektor usaha mikro menyumbang
36.28%, sektor usaha kecil 10.9%, dan sektor usaha menengah 14.7% melalui
pembayaran pajak. Sementara itu, sektor usaha besar hanya menyumbang 38.1%
PDB melalui pembayaran pajak (BPS 2011).
Sebagian besar (hampir 99%), UMKM di Indonesia adalah usaha mikro di
sektor informal dan pada umumnya menggunakan bahan baku lokal dengan pasar
lokal. Itulah sebabnya tidak terpengaruh secara langsung oleh krisis global.
Laporan World Economic Forum (WEF) 2010 menempatkan pasar Indonesia pada
ranking ke-15. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sebagai pasar yang
potensial bagi negara lain, namun potensi ini yang belum dimanfaatkan oleh
UMKM secara maksimal.
Tahun 2013 jumlah UMKM di Indonesia sebanyak 57.8 juta unit atau
99.99% dari total unit usaha di Indonesia (Kemenkukm 2015). Peran UMKM

5

hampir merata di seluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali Provinsi Lampung
dan Kota Bandar Lampung khususnya. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan
UMKM Provinsi Lampung, sampai dengan Tahun 2013 tercatat sebanyak 375
415 unit UMKM yang ada di Provinsi Lampung. UMKM ini terdiri dari 276 662
unit usaha mikro, 78 827 unit usaha kecil, dan 19 926 unit usaha kecil (Diskumkm
2015). Badan Pusat Statistika dalam katalog produk domestik regional bruto
menurut lapangan usaha menjelaskan bahwa peranan usaha atau industri makanan
dan minuman memiliki peranan tertinggi yaitu sebesar 69.32% pada tahun 2014.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil selama tahun
2014 di Provinsi Lampung mengalami pertumbuhan yang cukup baik sebesar
4.13% dibandingkan keadaan selama tahun 2013. Peningkatan pertumbuhan
terbesar terjadi pada subsektor industri makanan sebesar 10.99%. Sedangkan
untuk subsektor yang mengalami pertumbuhan terendah pada tahun 2014 terjadi
pada subsektor industri barang galian bukan logam turun 5.86% (BPS Provinsi
Lampung 2015).
Kota Bandar Lampung menjadi pusat perdagangan dan merupakan ibukota
provinsi Lampung. Industri makanan yang berkembang baik adalah usaha/
industri keripik khususnya keripik pisang yang menjadi ciri khas kota Bandar
Lampung. Usaha keripik pisang di Kota Bandar Lampung menunjukan
perkembangan yang sangat signifikan sejak dibentuknya kawasan sentra industri
keripik yang berdiri pada tahun 2007 dan terletak di Jalan Pagar Alam Kelurahan
Gunung Terang Kecamatan Tanjung Karang Barat Kotamadya Bandar Lampung.
Berdasarkan data survei pendahuluan, saat ini sedikitnya terdapat 29 pengusaha
keripik yang terdapat di sentra keripik dan 3 pengusaha di luar kawasan sentra
keripik. Jumlah kios keripik pisang yang terdapat di sentra tersebut sebanyak 46
kios, beberapa pengusaha tidak hanya memiliki satu kios saja.

Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia memiliki peran penting dalam mencapai
keberhasilan, karena fasilitas yang canggih dan lengkap belum merupakan
jaminan akan berhasilnya suatu organisasi tanpa diimbangi oleh kualitas SDM
yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut. Selain itu penelitian Chen (2009)
menghasilkan bahwa sumber daya manusia memberikan peran terbesar dan
terpenting dalam interaksi antara pembeli dan pelaku usaha. Hasil penelitian yang
dilakukan Ardiana et al. (2010) menjelaskan bahwa kualitas SDM yang ada di
UKM akan berpengaruh terhadap kinerja UKM. Manajemen SDM sangat
dipengaruhi oleh kinerja karyawan dalam jangka waktu beberapa lama untuk
menentukan baik tidaknya pekerjaan mereka.
Badan Pusat Statistika merilis data jumlah penduduk Provinsi Lampung
dalam angka 2015. Jumlah penduduk provinsi Lampung yang mencakup 13
Kabupaten dan 2 Kota dalam lima tahun terakhir (2010-2014) terus mengalami
kenaikan. Hal ini tentu menjadi ancaman tersendiri bagi pemerintah apabila tidak
dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan bidang dan keahlian
sumber daya manusia yang ada. Data jumlah penduduk Provinsi Lampung
disajikan pada Tabel 2.

6

Tabel 2 Jumlah penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung
Tahun
Kabupaten/Kota
2010
2011
2012
2013
2014
1 Lampung Barat
278 189
281 409
284 492 287 588
290 388
2 Tanggamus
538 418
545 909
553 165 560 322
567 172
3 Lampung Selatan
915 463
927 629
939 390 950 844
961 897
4 Lampung Timur
954 694
966 313
977 537 988 277
998 720
5 Lampung Tengah 1 174 534 1 188 316 1 201 689 1 214 720 1 227 185
6 Lampung Utara
585 973
590 596
594 881 598 924
602 727
7 Way Kanan
407 525
412 897
418 121 423 195
428 097
8 Tulang Bawang
399 291
405 574
411 705 417 782
423 710
9 Pesawaran
400 208
405 711
411 077 416 372
421 497
10 Pringsewu
366 615
370 886
375 098 379 190
383 101
11 Mesuji
188 030
189 673
191 314 192 759
194 282
12 Tubaba
251 489
254 278
257 136 259 674
262 316
13 Pesisir Barat
142 228
143 815
145 411 146 929
148 412
14 Bandar Lampung
885 363
904 322
923 175 942 039
960 695
15 Metro
145 985
148 586
151 117 153 517
155 992
Lampung
7 634 005 7 735 914 7 835 308 7 932 132 8 026 191
Sumber: Badan Pusat Statistika Provinsi Lampung (2015)
Badan Pusat Statistika juga merilis data jumlah pengangguran terbuka (usia
di atas 15 tahun) pada tahun 2013-2014. Data menunjukkan bahwa jumlah
pengangguran terbuka mengalami pertambahan, walaupun pertambahan jumlah
pengangguran terbilang tidak signifikan. Data jumlah pengangguran disajikan
pada Tabel 3.
Tabel 3 Jumlah pengangguran terbuka (usia 15 tahun +) Provinsi Lampung
2013
2014
No Kabupaten/Kota
Bekerja Pengangguran Bekerja Pengangguran
1 Lampung Barat
234 194
6 042
226 724
7 898
2 Tanggamus
250 725
12 864
275 018
8 556
3 Lampung Selatan
394 558
26 313
413 061
23 900
4 Lampung Timur
435 008
25 199
452 139
24 334
5 Lampung Tengah
585 425
20 184
619 792
17 676
6 Lampung Utara
242 561
19 374
282 401
15 899
7 Way Kanan
199 561
8 731
209 359
6 930
8 Tulang Bawang
174 425
7 994
191 149
6 013
9 Pesawaran
168 065
17 847
179 458
15 112
10 Pringsewu
163 778
6 392
164 027
5 760
11 Mesuji
73 724
7 745
90 078
6 980
12 Tubaba
120 544
4 511
117 621
5 115
13 Bandar Lampung
361 957
43 231
385 417
46 670
14 Metro
67 077
3 055
66 914
3 749
Lampung
3 471 602
209 482 3 673 158 5 194 592
Sumber: Badan Pusat Statistika Provinsi Lampung (2015)

7

Pada data sumber daya manusia yang bekerja menurut status pekerjaan
berdasarkan sak backcasting 2013 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk
Provinsi Lampung bekerja sebagai buruh/karyawan/pedagang, dan sisa lainnya
berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja keluarga, berusaha sendiri, pekerja
bebas, dan berusaha dibantu buruh tetap (Tabel 4).
Tabel 4 Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan di Kabupaten/Kota
Provinsi Lampung 2013
Berusaha Berusaha Berusaha Buruh/ Pekerja Pekerja
sendiri dibantu
dibantu karyawan bebas
keluarga
Kabupaten/Kota
buruh tidak buruh
/ pegawai
tetap
tetap
Lampung Barat
31 788
80 295 15 463
25 312
3 845 77 491
Tanggamus
46 263
74 060
7 790
33 808 15 315 73 489
Lampung Selatan 46 595
80 789 19 844 103 063 62 476 81 791
Lampung Timur
77 540 118 725 13 756
66 305 68 652 90 030
Lampung Tengah 82 219 147 938 16 969 111 052 88 220 139 027
Lampung Utara
53 628
34 052 10 915
65 995 38 074 39 897
Way Kanan
36 645
51 774
3 852
37 534 15 356 54 400
Tulang Bawang
41 064
37 676
3 003
57 397
7 410 27 875
Pesawaran
43 793
39 188
3 879
36 008
9 755 35 442
Pringsewu
33 157
25 692
8 063
42 948 18 429 35 489
Mesuji
14 718
28 480
350
16 473
3 637 10 066
Tubaba
21 833
25 154
2 720
34 760 11 534 24 543
Bandar Lampung 73 658
12 847
11 495 224 826
29 416
9 715
Metro
12 014
7 191
3 250
28 980
9 699
5 943
Lampung
614 915 763 861 121 349 884 461 381 818 705 198
Sumber: Badan Pusat Statistika Provinsi Lampung (2014)
Dalam upaya penyelesaian kendala utama dalam peningkatan daya saing
UMKM dan pelaksanaan bentuk inovasi yang dapat diterapkan, sumber daya
manusia dianggap memegang peranan penting. Keberadaan sumber daya manusia
dalam sebuah organisasi merupakan salah satu aspek penting dalam efektivitas
organisasi. SDM yang berkualitas dinilai dapat memberikan dampak positif
terhadap peningkatan daya saing UMKM. Menurut Khristianto (2008) beberapa
faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia adalah jenis kelamin,
pendidikan, usia, pengalaman, besaran gaji, pelatihan, dan kemampuan akses
informasi/internet.

Inovasi dan Strategi
Tahun 2015, perekonomian Indonesia menghadapi tantangan baru dengan
dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Untuk menghadapi tantangan tersebut,
usaha-usaha di Indonesia khususnya Bandar Lampung diharapkan tidak hanya
mengandalkan pada comparative advantage, tetapi juga competitive advantage
dibandingkan dengan usaha-usaha dari negara tetangga ASEAN. Oleh karena itu,

8

usaha-usaha Indonesia diharapkan terus melakukan inovasi. Usaha yang tidak
inovatif akan kalah bersaing dengan kompetitor yang selalu berinovasi.
Inovasi dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Inovasi mencakup
inovasi produk, inovasi jasa dan inovasi proses (Dhewanto et al. 2015). Cara
paling sederhana untuk melakukan inovasi adalah dengan menerapkan prinsip 3N,
yaitu: Niteni artinya mengamati perkembangan supplier (pemasok), customer
(pembeli), competitor (pesaing), potential new entratnts (pendatang baru) dan
product subtitution (produk pengganti), Neroke artinya menirukan produk atau
jasa yang ada di pasar, dan Nambahi artinya menambahkan dan membuat produk
atau jasa baru yang berbeda dengan kompetitor.
Inovasi menurut Green JV (2013), terdapat tujuh macam kategori inovasi
yang dapat diterapkan sebuah usaha, diantaranya inovasi model bisnis, inovasi
pemasaran, inovasi organisasi, inovasi proses dan teknologi, inovasi produk,
inovasi pelayanan dan yang terakhir adalah inovasi rantai pasok. Inti dari sebuah
kegiatan inovasi adalah bagaimana melakukan sebuah kegiatan yang dapat
menambah nilai (added value) dan keunggulan dari keadaan atau kondisi saat ini.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah membutuhkan inovasi untuk bertahan
di tengah persaingan yang ketat. Selain itu, inovasi dibutuhkan oleh usaha mikro,
kecil dan menengah untuk tumbuh menjadi usaha yang besar. Namun demikian,
inovasi untuk cakupan usaha mikro, kecil, dan menengah perlu mengalami sedikit
penyesuaian mengingat keterbatasan jumlah tenaga kerja, jumlah aset, jumlah
pendapatan dan jumlah anggaran untuk melakukan inovasi.
Sumber-sumber inovasi dapat diperoleh dari melihat orang lain,
mengkombinasikan inovasi yang sudah ada, mengatasi regulasi dan peraturan,
kejadian, pelanggan atau pengguna, kustomisasi, dan belajar dari dokumen paten
orang lain. Dalam merumuskan inovasi apa yang akan dijalankan sebaiknya
menggunakan konsep strategi agar inovasi yang dilakukan tepat dan sesuai.
Strategi berkaitan dengan efektivitas daripada efisiensi, dan merupakan
proses menganalisis lingkungan dan merancang kesesuaian antara organisasi,
sumber daya dan tujuan serta lingkungan (Proctor 2000). Miles dan Snow (2003)
membagi strategi perusahaan dalam mengembangkan inovasi menjadi empat tipe
strategi, yaitu :
1. Prospector adalah ketika suatu usaha berusaha mencari pasar dan
mengembangkan produk atau jasa baru
2. Analyzers adalah ketika suatu usaha memiliki strategi seperti prospector,
berusaha untuk mencari pasar dan mengembangkan produk atau jasa baru
dengan tetap menjaga pasar yang sudah ada
3. Defenders adalah ketika suatu usaha berusaha untuk mempertahankan pasar
produk atau jasa yang sudah ada dengan melakukan pengembangan dalam hal
efisiensi seperti biaya produksi, dan saluran distribusi
4. Reactors adalah ketika suatu usaha melakukan tindakan reaktif terhadap apa
yang dilakukan pesaing tanpa pernah berusaha melakukan tindakan antisipatif
sebelumnya.
Konsep strategi adalah pola atau rencana yang mengintegrasikan sasaran
utama, kebijakan, dan tindakan organisasi disusun menjadi satu kesatuan yang
terpadu. Strategi pengembangan usaha mikro dan kecil harus meliputi aspekaspek seperti, peningkatan akses aset produktif, peningkatan akses pasar,
kewirausahaan, kelembagaan dan kemitraan usaha (Mintzberg 1993).

9

Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Indriati et al. (2015) menjelaskan beberapa
kendala umum yang dihadapi UKM berdasarkan hasil wawancara melalui dinas
terkait,
diantaranya adalah kendala permodalan, sumber daya manusia,
pemasaran, dan tingkat inovasi yang masih rendah. Penelitian ini menghasilkan
strategi pengembangan diklat berbasis kebutuhan merupakan hal yang amat sangat
penting dan sangat pasti memberikan pengaruh yang besar. Diklat berbasis
kebutuhan merupakan strategi prioritas untuk peningkatan kualitas SDM sehingga
akan berdampak pada tumbuhnya kinerja di UKM Manisan Cianjur.
Apriyani et al. (2014) tentang strategi pengembangan skenario usaha keripik
pisang Bandar Lampung menghasilkan faktor-faktor penentu keberhasilan dalam
upaya peningkatan pangsa pasar yaitu, kemampuan teknis, akses informasi,
kemampuan manajerial, proses produksi, dan ketersedian bahan baku. Formulasi
strategi pengembangan dilakukan dengan menggabungkan hasil analisis
stakeholders dan analisis prospektif menghasilkan skenario optimis. Rekomendasi
operasional disusun menggunakan analisis prospektif yaitu, peningkatan
kemampuan teknis pengusaha, akses informasi, kemampuan manajerial
pengusaha, proses produksi yang lebih modern, dan ketersedian bahan baku.
Penelitian yang dilakukan oleh Budiwati (2012) mengenai keputusan
pembelian produk unggulan keripik pisang di Kabupaten Lumajang. Penelitian
menunjukkan bahwa faktor kunci pengembangan UMKM keripik pisang yaitu
terletak pada produk, lokasi usaha, promosi atau pemasaran. Hasil menyebutkan
bahwa implementasi marketing mix menjadi solusi yang memberikan dampak
paling signifikan diantara solusi lainnya.
Penelitian tentang strategi pengembangan kawasan industri kecil berbasis
komoditas unggulan yang dilakukan oleh Wulandari (2012) menjelaskan kendala
UMKM keripik pisang yang ada di Kota Bandar Lampung diantaranya pemilihan
lokasi usaha yang kurang strategis, belum adanya pusat pasar atau jaringan, belum
adanya dukungan teknologi tepat guna dan terjangkau bagi pengelola UMKM,
dan penanganan limbah yang belum terencana. Hasil perumusan strategi dari
analisis SWOT kemudian ditentukan prioritasnya dengan menggunakan AHP,
sehingga dihasilkan beberapa strategi, yakni: membantu permodalan dan
membangun lokasi yang menjadi sentra utama kawasan, meningkatkan cara
pengolahan produk agar memiliki standar mutu yang sama, mendorong motivasi
pengusaha untuk mengikuti pelatihan, seminar maupun membangun
relasi/network dan meningkatkan pemahaman pengusaha dalam penerapan
manajemen yang baik pada UMKM, membuat leaflet, brosur, ataupun media
promosi lainnya, meningkatkan fasilitas atau infrastruktur di kawasan termasuk
lahan usaha maupun bangunan/ruko, spesifikasi terhadap kualitas produk untuk
meningkatkan jangkauan pasar.
Penelitian tentang upaya peningkatan daya saing UMKM dengan
menghubungkan peranan sumber daya manusia sebagai faktor terpenting dalam
penyelesaian kendala dan keberhasilan inovasi belum dilakukan oleh penelitipeneliti sebelumnya. Penelitian ini juga berbeda dengan penelitian sebelumnya
karena memprioritaskan kendala yang harus diselesaikan dan memprioritaskan
peluang bentuk inovasi yang layak secara teknis, ekonomi, dan sesuai kebutuhan
konsumen.

10

3 METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Usaha mikro, kecil, dan menengah keripik pisang di Kota Bandar Lampung
merupakan bentuk usaha yang berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja
dan menjadi pemasukkan sebagian besar masyarakat. Pengembangan usaha ini
dilakukan untuk meningkatkan daya saing dan menjadikan keripik khususnya
keripik pisang sebagai salah satu produk unggulan kota Bandar Lampung.
Kebaharuan dari penelitian yang dilakukan terletak pada pendekatan analisis yang
digunakan yaitu menganalisis kendala-kendala yang dihadapi UMKM serta
memprioritaskannya berdasarkan yang paling penting untuk segera diselesaikan.
Kemudian menganalisis bentuk inovasi dan pengaruh peran sumber daya manusia
terhadap kendala dan inovasi dalam upaya peningkatan daya saing UMKM
keripik pisang Kota Bandar Lampung. Metode analisis yang digunakan dalam
melihat pengaruh tersebut adalah structural equation modeling dengan
pendekatan partial least square. Kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pemikiran
Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi gambaran keadaan usaha
mikro, kecil, dan menengah saat ini dari hasil analisis kendala-kendala yang
dihadapi dan inovasi yang memungkinkan untuk dilakukan. Kendala dan bentuk
inovasi didapat dari data sekunder yang telah dikumpulkan dan data primer hasil
konfirmasi langsung. Kendala dan bentuk inovasi ini dianalisis sehingga

11

didapatkan kendala utama yang akan diselesaikan dan bentuk inovasi yang paling
mempengaruhi keputusan pembelian dalam upaya peningkatan daya saing.
Dalam upaya penyelesaian kendala utama peningkatan daya saing UMKM
dan pelaksanaan bentuk inovasi yang dapat diterapkan, sumber daya manusia
dianggap memegang peranan penting dalam efektivitas organisasi. Sumber daya
manusia yang berkualitas dinilai dapat memberikan dampak positif terhadap
peningkatan daya saing UMKM. Menurut Khristianto (2008) beberapa faktor
yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia adalah jenis kelamin,
pendidikan, usia, pengalaman, besaran gaji, pelatihan, dan kemampuan akses
informasi/internet.
Selanjutnya adalah melakukan analisis peran sumber daya manusia dalam
menyelesaikan kendala dan kemampuan melaksanakan bentuk inovasi yang sesuai
serta dapat diterapkan untuk meningkatkan daya saing UMKM. Hasil pengolahan
selanjutnya digunakan untuk membentuk asumsi-asumsi yang berdampak
signifikan dalam upaya peningkatan daya saing UMKM. Asumsi-asumsi ini
kemudian digunakan untuk menentukan formulasi strategi inovasi peningkatan
daya saing UMKM yang akan dilakukan dengan cara mengintegrasikan hasil dari
data primer dan sekunder.

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juli 2016.
Lokasi penelitian dilakukan di UMKM keripik pisang yang ada di Kota Bandar
Lampung.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mencari literatur yang bersumber dari
jurnal, buku, artikel dan sumber lain terkait kendala yang dihadapi UMKM
dan model inovasi yang mungkin dapat diterapkan dalam upaya peningkatan
daya saing UMKM keripik pisang Kota Bandar lampung.
2. Wawancara
Metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan jalan tanya-jawab sepihak karena pertanyaan hanya
diajukan oleh peneliti (Arikunto 2007). Wawancara pada tahap ini digunakan
sebagai upaya konfirmasi kendala riil yang dihadapi UMKM saat ini.
Responden yang dilibatkan adalah seluruh pemilik UMKM keripik pisang di
Kota Bandar Lampung.
3. Penyebaran Kuisioner
Kuesioner disebarkan untuk memperoleh bentuk inovasi yang dapat
diterapkan sesuai kemampuan yang dimiliki UMKM dan sesuai permintaan
konsumen. Kuesioner yang disebarkan menggunakan kuesioner semantic
differential (SD) berskala 1-5. Responden yang dilibatkan adalah pemilik
UMKM dan konsumen yang dipilih secara purposive sampling.

12

Metode Analisis dan Pengolahan Data
Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Analisis data pada penelitian dilakukan dengan empat tahapan yaitu :
Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan dilakukan melalui dua tahapan survei yaitu, survei
terhadap 100 konsumen keripik pisang yang memenuhi kriteria (mengetahui
produk, pernah mengkonsumsi produk, domisili) dan survei terhadap seluruh
usaha keripik pisang di Kota Bandar Lampung yang berjumlah 32 usaha terkait
profil usaha yang saat ini berjalan. Metode pengambilan data dilakukan dengan
penyebaran kuisioner online untuk konsumen (Lampiran 1) dan wawancara untuk
pelaku usaha. Data konsumen dianalisis secara deskriptif, sedangkan data profil
pelaku usaha diuji korelasinya menggunakan metode rank spearman untuk
melihat hubungan kriteria usaha terhadap kemampuan daya saing. Keluaran dari
tahapan ini adalah informasi tentang konsumen keripik pisang, gambaran inovasi
yang diharapkan, dan kriteria usaha yang mempengaruhi upaya peningkatan daya
saing.
Korelasi dilambangkan dengan notasi “r” dengan ketentuan nilai “r”
memiliki harga -1 ≤ r ≤ 1. Apabila nilai r negatif (-) artinya memiliki korelasi
negatif atau berbanding terbalik, jika nilai r sama dengan nol (0) artinya tidak ada
hubungan antara variabel terkait, dan jika nilai r positif (+) artinya memiliki
korelasi yang searah. Besar nilai korelasi dapat dilihat pada data nilai signifikan
pada taraf 5% atau 1%.
Identifikasi Kondisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
a. Analisis kendala peningkatan daya saing UMKM,
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi
sehingga menghambat peningkatan daya saing UMKM. Data didapat dari
penelusuran data sekunder yang merupakan hasil penelitian terdahulu dan
penelusuran dokumen terkait. Data sekunder menurut Afiah (2009), Indriati et al.
(2015), Wulandari (2012), Apriyani et al. (2014), dan Budiwati (2012) tentang
kendala dan faktor kunci yang mempengaruhi peningkatan UMKM maka kendalakendala yang dihadapi dapat diuraikan sebagai berikut :
• Pemasaran
• Modal
• Teknologi tepat guna
• Bahan baku
• Sumber daya manusia
• Manajerial keuangan dan administrasi
• Lokasi
• Kemitraan
• Proses produksi kurang efisien
• Persaingan ketat
• Promosi
• Penanganan limbah belum terencana

13

Langkah selanjutnya adalah mengkonfirmasi kendala-kendala yang didapat dari
data sekunder dengan metode survei langsung dan pengisian kuisioner untuk
kemudian dijadikan data primer. Responden pada tahap ini melibatkan seluruh
pelaku UMKM keripik pisang di Bandar Lampung (32 usaha). Responden menilai
dengan skala 1 – 5 yang digunakan untuk menggambarkan kendala yang dihadapi
(Lampiran 2). Data yang didapat diolah menggunakan metode partial least
squares structural equation modeling dengan bantuan Software SMARTPLS 2.0.
b. Analisis peluang bentuk inovasi yang sesuai dan dapat diterapkan,
Kegiatan ini dilakukan untuk mengkonfirmasi peluang inovasi yang paling
memungkinkan secara teknis untuk dilakukan. Identifikasi bentuk inovasi yang
akan dianalisis didapat dari studi pustaka yang menjelaskan ada tujuh model
inovasi yang dapat diterapkan oleh sebuah usaha, yaitu inovasi model bisnis,
pemasaran, organisasi, proses dan teknologi, produk, pelayanan dan rantai pasok.
Selanjutnya adalah tahap konfirmasi melalui metode survei langsung dan
pengisian kuisioner.
Pada tahap ini responden yang dilibatkan adalah pelaku UMKM keripik
pisang Kota Bandar Lampung. Responden menilai dengan skala 1 – 5 yang
digunakan untuk menggambarkan model inovasi yang sesuai (Lampiran 2).
Metode analisis yang digunakan adalah partial least squares structural equation
modeling dengan bantuan Software SMARTPLS 2.0. Hasil pengolahan data pada
tahap ini (a dan b) adalah nilai loading faktor tertinggi yang menunjukkan kendala
utama yang akan diselesaikan dan bentuk inovasi yang sesuai untuk diterapkan
dalam upaya peningkatan daya saing UMKM keripik pisang kota Bandar
Lampung.
Analisis Peran Sumber Daya Manusia
Dalam tahapan ini akan dilihat pengaruh peran sumber daya manusia
sebagai variabel independen/eksogen terhadap penyelesaian kendala-kendala
UMKM dan pelaksanaan bentuk inovasi yang ditetapkan sebagai variabel
dependen/endogen dalam upaya peningkatan daya saing UMKM. Pada tahap ini,
metode analisis yang digunakan yaitu partial least squares structural equation
modeling (SEM-PLS). Software yang digunakan adalah SMARTPLS versi 2.0.
Selain dapat melihat pengaruh beberapa parameter, metode SEM-PLS juga
digunakan untuk pengujian teori/pengembangan teori dan tujuan prediksi.
Pada tahapan analisis menggunakan metode structural equation modeling
dengan pendekatan partial least square, terbagi menjadi dua tahapan yaitu
evaluasi outer model dan evaluasi inner model (Mustafa dan Wijaya 2012).
a. Outer model mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan
variabel latennya. Pada outer model dilakukan untuk mengevaluasi validitas
dan reliabilitasnya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan indikator
refleksif. Uji outer model pada indikator reflektif meliputi:
• Nilai convergent validity adalah nilai loading faktor pada variabel laten
dengan indikator-indikatornya (nilai yang sarankan lebih dari 0.6), selain itu
average variance extract (AVE) dengan nilai yang diharapkan lebih dari
0.5. Selain itu juga communality diharapkan memiliki nilai lebih dari 0.5.
• Discriminant validity, nilai ini merupakan nilai cross loading yang berguna
untuk mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminasi yang memadai

14

yaitu dengan cara membandingkan nilai loading yang dituju harus lebih
besar dibandingkan dengan nilai loading dengan konstruk yang lain.
• Reliability. Ini dilakukan untuk membuktikan akurasi, konsistensi dan
ketetapan instrumen dalam mengukur konstruk. Untuk mengujinya
dilakukan dengan menggunakan composite reliability. Nilai yang
diharapkan harus lebih besar dari 0.6.
b. Inner model mendefinisikan bagaimana hubungan antara variabel latennya.
Tahap ini dilakukan apabila telah memenuhi syarat outer model. Uji inner
model meliputi:
• R-square pada konstruk endogen. Nilai R-square adalah koefisien
determinasi pada konstruk endogen. Menurut Hair et al (2010) nilai Rsquare sebesar 0.75 (kuat), 0.5 (moderat), dan 0.25 (lemah).
• Path coefficient merupakan nilai koefisien jalur atau besarnya
hubungan/pengaruh konstruk laten. Pengujian ini dengan menggunakan
bootstrapping.
Hubungan variabel laten-sublaten dapat dilihat pada Gambar 2, sebagai berikut:

Gambar 2 Hubungan variabel laten dan sublaten dalam metode SEM-PLS
Menurut Chin (1998), keunggulan penggunaan metode ini mampu menguji
penelitian yang kompleks dan banyak variabel secara simultan. Hwang et al.
(2010) juga menjelaskan bahwa metode structural equation modeling dapat
menyelesaikan analisis dengan satu kali estimasi dimana yang lain diselesaikan
dengan beberapa persamaan regresi. SEM dapat melakukan analisis faktor, regresi
dan jalur secara bersamaan. Menurut Rahmat (2014), terdapat beberapa alasan
yang menjadi penyebab digunakan PLS dalam suatu penelitian. Dalam penelitian

15

ini alasan-alasan tersebut yaitu: pertama, partial least square merupakan metode
analisis data yang didasarkan asumsi sampel tidak harus besar, yaitu jumlah
sampel kurang dari 100 bisa dilakukan analisis, dan residual distribution. Kedua,
partial least square dapat digunakan untuk menganalisis teori yang masih
dikatakan lemah, karena PLS dapat digunakan untuk prediksi. Ketiga, partial
least square memungkinkan algoritma dengan menggunakan analisis series
ordinary least square (OLS) sehingga diperoleh efisiensi perhitungan olgaritma.
Keempat, pada pendekatan PLS dapat diasumsikan bahwa semua ukuran variance
dapat digunakan untuk menjelaskan.
Formulasi Strategi Inovasi Peningkatan Daya Saing UMKM
Tahap ini dilakukan untuk memperoleh strategi peningkatan daya saing
UMKM keripik pisang Kota Bandar Lampung. Strategi dipilih berdasarkan
asumsi yang terbentuk. Hasil pengolahan tahap sebelumnya dijadikan landasan
dalam membentuk asumsi-asumsi peningkatan daya saing UMKM.
a. Pembentukkan kelompok
Tahapan ini dilakukan dengan mengumpulkan pihak-pihak yang terlibat dan
dipengaruhi situasi, kemudian membaginya menjadi kelompok-kelompok
kecil. Setiap kelompok harus berbeda pengetahuan dan sudut pandang
terhadap masalah yang dihadapi untuk memaksimalkan perbedaan. Kelompok
yang dipilih pada penelitian yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam
peningkatan daya saing UMKM, pihak-pihak tersebut terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu : Dinas pemerintah terkait, peneliti pengembangan UMKM
(akademisi), dan pelaku usaha.
b. Perumusan asumsi.
Asumsi-asumsi yang dibentuk harus memenuhi dua kriteria, yaitu :
• Asumsi yang memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan daya
saing berdasarkan kendala utama yang akan diselesaikan dan bentuk
inovasi yang akan dilaksanakan.
• Asumsi yang terbentuk