ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PRODUSEN KERIPIK PISANG DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

STUDY OF BANANA CHIPS SME FINANCIAL FEASIBILITY AND SENSITIVITY ANALYZE IN BANDAR LAMPUNG AREA

By

TAUFIK RAHMAN

The purposes of this study were to analyze the financial feasibility of generic Banana Chip SME and to analyze level of sensitivitydue to price fluctuation of raw material, cooking oil and fuel. The research was conducted using survey method at Banana Chip SME in Bandar Lampung area. The result showed that all of five banana chip SME were feasible based on NPV, Net B/C , IRR and PP criteria.The result of sensitivity analysis showed that price increasing up to 25% of scooking oil still feasible for all of five Banana Chip SME, but the combined of senstivity analysis that price increasing up to 25% of cooking oil with 10% of raw material were not feasible for Sumber Rezeki and Zom-Zom Family SME.


(2)

ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PRODUSEN KERIPIK PISANG DI KOTA BANDAR

LAMPUNG

By

TAUFIK RAHMAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalsis kelayakan finansial Usaha Kecil Menengah (UKM) keripik pisang dan untuk menganalisis tingkat sensitivitas terhadap fluktuasi kenaikan harga bahan baku, minyak goreng dan bahan bakar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey pada Usaha Kecil Menengah (UKM) keripik pisang di Kota Bandar Lampung. Hasil kelayakan finansial terhadap lima UKM keripik pisang ditunjukan berdasarkan pada nilai kriteria investasi yakni NPV, Net B/C, IRR dan PP. Hasil analisis senstivitas kenaikan harga minyak goreng hingga 25% masih tetap layak untuk dilanjutkan, namun pada hasil sensitivitas kombinasi kenaikan harga minyak goreng 25% dengan bahan baku 10% mengakibatkan UKM Sumber Rezeki dan UKM Zom-Zom Family menjadi tidak layak.


(3)

(4)

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PRODUSEN KERIPIK PISANG DI KOTA

BANDAR LAMPUNG

(Studi Kasus Di Jalan ZA. Pagar Alam. Gang PU. Kota Bandar Lampung) (Skripsi)

Oleh : Taufik Rahman

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(5)

(6)

(7)

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Jaya, Lampung Tengah pada tanggal 17 Agustus 1992, sebagai anak kedua dari dua bersaudara, dari Bapak Harmadi dan Ibu Herlina.

Pendidikan di Taman Pendidikan Kanak-kanak Bustanul Atfal, Tulang Bawang Tengah tahun 1996, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN N 3 Mulya Asri Tulang Bawang Tengah pada tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama di SMP N 1 Tulang Bawang Tengah pada tahun 2010 dan Sekolah Menenggah Atas (SMA) di SMAN 1 Tumijajar pada tahun 2010. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruaan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2010.

Penulis pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah Fisiologi Pascapanen (2011/2012 dan 2012/2013) dan tahun 2012 penulis menjadi Tutor BBQ Fakultas Pertanian. Selanjutnya penulis aktif menjadi Bendahara Umum TPA Percik PPM Darul Hikmah. Pada tahun 2012/2013 penulis aktif di UKMF FOSI FP menjadi Ketua Bidang Dana dan Usaha dan Ketua Tim Kewirausahaan usaha es krim, selanjutnya menjadi anggota Dewan Mahasiswa Perwakilan Fakultas (DMPF) dan Wakil Ketua I pada Majelis Permusywaratan Mahasiswa (MPM) Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Lampung (2013/2014).


(9)

“Wahai orang –

orang yang beriman! Jika kamu menolong

agama ALLAH, niscaya Dia akan menolong mu dan

meneguhkan

kedudukan mu” (QS. Muhammad:7)

“Kegagalan banyak terjadi karena ia mempunyai banyak

cara, sedangkan kesuksesan sukar untuk dicapai karena

jalan menuju kesuksesan hanyalah satu cara

“Berangkatlah

kamu baik dengan rasa ringan maupun

dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan

jiwamu di jalan ALLAH. Yang demikian itu adalah lebih baik

bagimu jika kamu

mengetahui” (QS. AT –

Taubah: 41)

“Seorang pelaut yang hebat tidak dilahirkan hanya untuk

menghadapi badai dan ombak yang kecil, melainkan ia yang

mampu untuk menghadapi badai dan ombak yang besar yang

menghantam. Hanyalah keikhlasan, kesabaran dan

keteguhan hati yang akan membuatnya

bertahan”

“Setiap orang memiliki kelebihan masing

-masing, dan

terdapat dua jenis manusia didunia ini, pertama orang yang

mementingkan logikanya (cerdas) dan orang yang


(10)

SANWACANA

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis sanjung agungkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang selalu istiqomah dalam mensyiarkan ajaran Islam sampai akhir hayatnya. Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih yang setulus – tulusnya kepada:

1. Bapak Drs. Azhari Rangga M.App.Sc selaku pembimbing pertama dan pembimbing akademik atas segala bimbingan, saran dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Tanto Pratondo Utomo. M.T.A selaku pembimbing kedua atas saran, nasehat dan kritik yang membangun selama penulis melakukan penulisan skripsi.

3. Bapak Ir. Harun Al Rasyid M.S selaku penguji atas segala saran dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Ibu Ir. Susilawati, M. Si. selaku ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung.


(11)

5. Bapak Prof. Dr. Wan Abbas Zakaria, M. S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

6. Kedua Orang tua dan kakak, terima kasih atas kasih sayang, do’a, dukungan dan perhatiannya selama ini

7. Keluarga 2010 (ANGGUR), Keluarga THP, Terima Kasih atas bantuan dan kebersamaannya...”Angguk – Angguk Mundur”

8. UKMF FOSI FP 2011/2012 dan 2012/2013 dan BIROHMAH UNILA 2013/2014 yang selalu mengingatkan penulis agar selalu mendekatkan diri pada Allah SWT.

9. Tim Kewirausahaan jurusan bidang es krim periode 2011/2012, 2012/2013 dan 2013/2014 yang telah saling mendukung dalam meningkatkan kemampuan keilmuan di bidang teknologi pangan.

10. Keluarga Besar Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Lampung atas kebersamaanya selama ini hingga menjelang wisuda.

11. Ustad/Sahabat/Saudara Saiful Ammar Al-Humam ketua Umum HIMATRO 2012/2013 atas motivasi dan teman berbagi pengalaman.

12. Pihak – pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala bantuan dan dukungan selama penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung,12 Juni 2014 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2.Tujuan Penelitian ... 3

1.3 Manfaat Penelitian ... 4

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelayakan Usaha. ... 5

2.1.1.Aspek finansial ... 5

2.1.2. Aspek kriteria investasi ... 6

2.1.3. Analisis sensitivitas ... 7

2.2. Berbagai Penelitian Terkait... 8

2.3. Bahan Baku Keripik Pisang ... 10

2.3.1 Pisang kepok ... 10

2.3.2 Pisang ambon ... 11

2.3.3 Pisang kapas ... 14

2.4.Keripik Pisang... 15

2.5. Penggorengan... 16


(13)

III.BAHAN DAN METODE

3.1.Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.2. Metode Penelitian ... 19

3.3.Metode Pengumpulan Data ... 21

3.4.Metode Analisis Data... 22

3.4.1. Break event point ... 22

3.4.2. Payback period ... 22

3.4.3. Net present value ... 23

3.4.4. Internal rate return ... 24

3.4.5. Net benefit cost ratio ... 24

3.4.6. Analisis sensitivitas ... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. BerbagaiAsumsi Dasar Analisis Finansial ... 26

4.2. Neraca Massa Bahan... 28

4.3. Kapasitas Produksi Usaha ... 31

4.4.Permodalan Usaha Keripik Pisang... 32

4.5. Penerimaan Usaha... 33

4.6. Analisis Titik Impas Usaha ... 34

4.7. Proyeksi Rugi-Laba Usaha ... 35

4.8. Aliran Kas Usaha ... 36

4.9. Analisis Kelayakan Investasi ... 37

4.10 Analisis Sensitivitas ... 38

4.11 Pengembangan dan Pemasaran Keripik Pisang Mendatang ... 43

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 47

5.2. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA... 49


(14)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi kimia pisang kepok dalam 100 g bahan ... 11

2. Komposisi kimia pisang ambon dalam 100 g bahan ... 12

3. Syarat Mutu Keripik Pisang, SNI 01-4315-1996 ... 15

4. Jumlah Produksi Keripik Pisang ... 32

5. Permodalan Usaha Keripik Pisang ... 33

6. Penerimaan Usaha Keripik Pisang ... 33

7. Analisis Titik Impas Usaha ... 34

8. Proyeksi rugi dan laba usaha ... 36

9. Analisis kelayakan usaha industri pengolahan keripik pisang skala kecil 37 10. Nilai kriteria investasi akibat kenaikan harga bahan baku pisang sebesar 10 persen... 39

11. Nilai kriteria investasi akibat kenaikan harga minyak goreng sebesar 25 persen... 39

12. Nilai kriteria investasi akibat kenaikan harga bahan bakar kayu sebesar 22 persen... 40

13. Kombinasi kenaikan harga bahan baku pisang 10 persen dan harga minyak goreng 25 persen ... 41

14 Kombinasi kenaikan harga bahan baku pisang 10 persen dan harga bahan kayu bakar 22 persen ... 42

15 Kombinasi kenaikan harga minyak goreng 25 persen dan harga bahan kayu bakar 22 persen ... 42


(15)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Kerangka Pemikiran Penelitian ... 20

2. Diagram neraca massa UKM Sumber Rezeki dan UKM Alinda ... 29

3. Diagram neraca massa UKM Lateb Jaya dan UKM Rizka... 30

4. Diagram neraca massa UKM Zom-zom Family ... 31

5. Wawancara bersama pemilik UKM Sumber Rezeki... 80

6. Wawancara bersama pemilik UKM Lateb Jaya ... 80

7. Foto bersama pemilik UKM Alinda ... 81

8. Foto bersama pemilik UKM Rizka ... 81

9. Wawancara bersama pemilik UKM Zom-Zom Family ... 82

10. Pengukuran bobot pisang utuh ... 82

11. Pengukuran bobot pisang tanpa kulit ... 83

12. Foto bersama ketua kelompok usaha keripik telo rezeki ... 83

13. Pengukuran bobot pisang yang telah diiris... 84


(16)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Provinsi Lampung merupakan daerah yang menyumbang produksi pisang peringkat ke-3 nasional, sehingga komoditas pisang ini menjadi salah satu komoditas andalan. Provinsi Lampung menyumbang produksi pisang nasional dengan pencapaian produksi hingga 687.761 ton pada tahun 2011 (Badan Kordinasi Penanaman Modal, 2012). Hal ini yang menjadi peluang besar bagi masyarakat Lampung untuk mengembangkan produk pangan olahan berbasis pisang.

Produk olahan berbasis pisang telah banyak beredar di pasaran baik itu pasar tradisional hingga supermarket di Lampung dan sampai ke Pulau Jawa. Produk olahan berbasis pisang yang sering dijumpai adalah sale pisang, bolu pisang, roti pisang, sari buah pisang, tepung pisang, dodol pisang, selai pisang dan keripik pisang (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008).

Keripik pisang merupakan salah satu produk olahan pangan yang berasal dari Provinsi Lampung. Kebutuhan akan bahan baku pisang yang digunakan untuk industri rumah tangga semakin meningkat, seiring meningkatnya jumlah pengrajin olahan berbasis pisang di Lampung. Jenis-jenis pisang yang baik untuk diolah


(17)

2

menjadi keripik pisang diantaranya pisang ambon,pisang kepok, pisang kapas dan pisang awa (Rukayah dkk, 2003).

Permasalahan yang sangat penting bagi industri pengolahan pisang yakni kelangkaan bahan baku pisang. Keberadaan bahan baku pisang yang baik untuk diolah menjadi keripik pisang semakin sulit untuk didapat karena terkendala oleh beberapa faktor seperti gagal panen akibat dari hama dan penyakit yang

menyerang, musim yang tidak menentu, distribusi akibat dari kondisi medan yang sulit, persaingan antara pengusaha dan pengepul yang mengirimkan

beberapa jenis pisang ke pulau Jawa dan berbagai pulau lainnya. Sebagai contoh, kendala kelangkaan buah pisang sebagai bahan baku pembuatan keripik pisang di Kalimantan Timur yakni lokasi penanaman terdapat jauh di pedalaman dan terbatasnya sarana angkutan air dan darat (Rukayah dkk, 2003). Selain itu, menurut salah seorang petani pisang di Lampung Selatan, kendala yang distribusi pisang kepada pembeli yakni kondisi jalan yang berlumpur dan licin, sehingga menyulitkan dalam pengangkutan (Lampost, 2013). Kelangkaan bahan baku menjadi penentu dalam keberlanjutan usaha keripik pisang dan kelangkaan ini juga dapat mengakibatkan harga bahan baku menjadi meningkat.

Permasalahan lain yang dialami oleh pengrajin keripik pisang yakni fluktuasi harga minyak goreng dan adanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Hal ini mengakibatkan pengrajin keripik pisang harus memilih menurunkan produktivitas keripik piasang yang dihasilkan atau meningkatkan harga jual. Salah seorang perajin keripik pisang di Gang PU, Bandar Lampung mengatakan bahwa,


(18)

3

keripik pisang di Bandar Lampung mengandalkan BBM sebagai bahan bakar untuk menggoreng (Kompas, 2013).

Berbagai penelitian mengenai analisis finansial dan sensitivitas untuk menganalisa tingkat kelayakan suatu usaha berdasarkan tingkat perubahan variabel seperti bahan baku dan bahan penolong. Menurut Suroso (2003), bila dilihat dari kelayakan finasial , maka unit usaha industri pengolahan casava chips skala kecil di Kabupaten lampung Selatan secara finansial layak untuk diusahakaan dan menguntungkan (IRR >20 %, NPV > 0, dan Net B/C >1).

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh perajin keripik pisang, maka perlu dilakukan sebuah kajian kelayakan finansial dan analisis sensitivitas perubahan harga dasar untuk menentukan harga jual produk keripik pisang di Bandar Lampung, sehingga dapat memperluas pasar dan menjadi usaha yang berkelanjutan layak untuk di kembangkan.

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Menganalisis tingkat kelayakan dan pengembangan usaha keripik pisang generik apabila dilihat dari aspek keuangan.

2. Menganalisis tingkat kepekaan (sensitivitas) pada keripik pisang generik terhadap flukatuasi kenaikan dan penurunan bahan baku, minyak goreng dan kayu bakar serta kombinasi kenaikan dan penurunan dari bahan baku, minyak goreng, dan kayu bakar.


(19)

4

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pengrajin keripik pisang di Bandar Lampung dalam strategi pemasaran dan pertimbangan membuat kebijaksanaan oleh pemerintah mengenai pengembangan usaha selanjutnya di klaster keripik pisang di Gang PU Bandar Lampung


(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelayakan Usaha

2.1.1 Aspek finansial

Konsepcost of capital(biaya-biaya untuk menggunakan modal) dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang dipakai dalam investasi. Aspek finansial merupakan suatu gambaran yang bertujuan untuk menilai kelayakan suatu usaha untuk dijalankan atau tidak dijalankan dengan melihat dari beberapa indikator yaitu keuntungan,Break Event Point(BEP) danPayback Period(PP) yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Keuntungan suatu perusahaan didapatkan dari hasil penjualan produk setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

memproduksi produk tersebut. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan dari usaha yang dilakukan dan semakin besar keuntungan maka semakin baik.

2. Payback Periodadalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa lama modal yang telah


(21)

6

3.Break Event Point(BEP) Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sampai batas mana usaha yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau pada tingkat tidak rugi dan tidak untung. Estimasi ini digunakan dalam kaitannya antara pendapatan dan biaya(Syarif, 2011).

1.1.2 Aspek kriteria investasi

Menurut Umar (2009 dalam Syarif, 2011) studi kelayakan terhadap aspek keuangan perlu menganalisis bagaimana prakiraan aliran kas akan terjadi. Beberapa kriteria investasi yang digunakan untuk menentukan diterima atau tidaknya sesuatu usulan usaha sebagai berikut :

1. Net Present Value(NPV) merupakan ukuran yang digunakan untuk mendapatkan hasil neto(net benefit) secara maksimal yang dapat dicapai dengan investasi modal atau pengorbanan sumber-sumber lain. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh selama umur ekonomi proyek.

2. Net Benefit/ Cost Ratio, perbandingan antarapresent valuedarinet benefit positif denganpresent valuedarinet benefit negatif. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya keuntungan dibandingkan dengan pengeluaran selama umur ekonomis proyek. Proyek dinyatakan layak dilaksanakan jika nilai B/C Rasio yang diperoleh lebih besar atau sama dengan satu, dan merugi dan tidak layak dilakukan jika nilai B/C Rasio yang diperoleh lebih kecil dari satu.

3. IRR (Internal Rate of Return) merupakan tingkat suku bunga yang dapat membuat besarnya nilai NPV dari suatu usaha sama dengan nol (0) atau


(22)

7

yang dapat membuat nilaiNet B/C Ratiosama dengan satu dalam jangka waktu tertentu.

1.1.3 Analisis sensitivitas

Analisis sensitivitas dapat digunakan untuk menunjukkan bagian-bagian yang peka memerlukan pengawasan yang lebih ketat untuk menjamin hasil yang diharapkan akan lebih menguntungkan perekonomian dan membantu

menemukan variabel (unsur) input atau output yang sangat berpengaruh dalam proyek, sehingga dapat menentukan hasil usaha, dan juga dapat membantu mengarahkan perhatian orang pada unsur input atau output yang penting untuk memperbaiki perkiraan dan memperkecil bidang ketidakpastian ( Syarif, 2011). Analisis sensitivitas digunakan untuk mengubah variabel- variabel penting dengan suatu persentase dan menentukan berapa pekanya hasil perhitungan tersebut terhadap perubahan-perubahan tersebut (Kadariah, 2001 dalam Setyaningsih 2011).

Perhitungan untuk analisis sensitivitas umumnya didasarkan atas kenaikan harga satuan biaya terbesar, seperti bahan baku. Bahan baku merupakan

komponen biaya yang paling dominan, sementara harga jual produk merupakan komponen tunggal yang paling dominan terhadap komponen pendapatan

(revenue). Tingkat kenaikan harga bahan baku yang menyebabkan nilai NPV, IRR dan PBP tidak lagi menguntungkan, sehingga dapat diartikan bahwa proyek tersebut tidak layak lagi untuk diteruskan. Pada penurunan harga satuan produk jadi sebaliknya akan menyebabkan nilai NPV, IRR dan PBP tidak lagi meyakinkan, maka tingkat harga jual itulah batas kelayakan proyek tersebut


(23)

8

( Suroso, 2003).

1.2 Berbagai penelitian terkait

Menurut Simamora (2012), hasil analisis finansial menunjukan semua penjual sari tebu segar menguntungkan dan layak untuk dikembangkan dan penjual sari tebu segar yang paling menguntungkan di tunjukan oleh penula 1 (S3) dengan jumlah penjualan minimal sebanyak 80 kemasan perhari dan apabila hasil ananlisis finansial penjual dibandingkan dengan kriteria investasi maka akan diketahui NPV > 0, B/Cratio>1, IRR >discount factor(11,00 %) danpayback period< umur ekonomis (4 tahun).

Pada analisis kelayakan finansial industri tahu, hasil ananlisis sensitivitas 100 % modal sendiri dinyatakan layak dengan keempat variabel utama yang meliputi penurunan penerimaan 10%, harga kedelai 12%, harga solar naik 10%b dan biaya operasional naik 10 %. Sedangkan hasil analisis sensitivitas modal pinjaman sebesar 40% masih layak pada kenaikan harga solar sebesar 10%, akan tetapi bila terjadi penurunan penerimaan sebesar 10 %, kenaikan harga kedelai sebesar 12% dan kenaikan biaya operasional naik 10 % maka usaha ini menjadi tidak layak. hasil analisis finansial dinyatakan layak, terbukti dengan nilai NPV yang positif pada diskon faktor 16%, IRR lebih besar dari suku bunga yang berlaku (16 %) dan nilai Net B/C lebih besar dari satu (Emawati, 2007).

Menurut Syarif (2011), kenaikan harga bahan baku masih dapat ditoleransi oleh marun aromaterapi sebesar 9%, diamana akan menghasilkan nilai NPV sebesar 1.941.335, nilaiNet B/Csebesar 1.06, dan nilai IRR sebesar 23.10. Penurunan


(24)

9

harga jual sebesar 20 persen, usaha pembuatan minyak angin Marun

Aromatherapy masih layak untuk dilakukan dan kenaikan harga bahan baku dan penurunan harga jual produk usaha Marun Aromaterapi masih layak untuk

dijalankan adalah sebesar 6% dan 6 %, diaman nilai NPV sebesar 2.477.408, nilai Net B/C sebesar 1,08 dan nilai IRR sebesar 23,95.

Penelitian Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan Anggrek Potong pada Berbagai Alternatif Teknologi. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa

teknologi pengusahaan anggrek potong diklarifikasikan menjadi 6 jenis teknologi. Hasil kriteria kelayakan dengan tingkat suku bunga 16 persen dan 24 persen menunjukkan keenam teknologi menghasilkan nilai-nilai NPV > 0 IRR > tingkat diskonto yang berlaku, Net B/C > 1 dan MPI < umur proyek. Hal ini berarti keenam teknologi tersebut layak dilaksanakan (Candra,1998).

Menurut Agustina ( 1998), Analisis Pemasaran dan Kelayakan Usaha Pembibitan Buah Mangga Gedong Gincu di Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten

Indarmayu, Jawa Barat, pada tingkat bunga 16 persen dan umur proyek 25 tahun menghasilkan NPV yang benilai positif, Net B/C yang lebih besar dari satu dan IRR lebih dari 16 persen. Hasil analisis secara keseluruhan menunjukkan bahwa usaha tani tersebut layak diusahakan dan menguntungkan. Jika produksi turun 4 persen, harga input naik 15 dan 20 persen dan penurunan harga output sebesar 16 persen yang diikuti dengan perubahan tingkat suku bunga menjadi 24 persen, maka usahatani mangga gedong gincu tetap sangat layak untuk dilakukan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai NPV positif, Net B/C lebih besar dari satu serta nilai IRR lebih dari 16 persen.


(25)

10

1.3 Bahan baku keripik pisang

Keripik pisang merupakan produk olahan dari irisan daging pisang yang digoreng. Keripik pisang dapat dibuat dari semua jenis pisang, namun tidak semua jenis pisang yang dibuat menjadi keripik pisang dapat dikomersilkan. Berikut ini adalah beberapa jenis pisang yang sering dikomersilkan menjadi jenis produk olahan pisang yang disebut keripik pisang.

2.3.1 Pisang kepok (Musa paradisiaca formatypica)

Pisang kepok termasuk pisang berkulit tebal dengan warna kuning yang menarik jika sudah matang. Pisang kepok terdiri dari dua jenis yakni pisang kepok kuning dan pisang kepok putih. Pisang kepok mengandung serat, karbohidrat yang membantu mengatur sistem pencernaan tubuh dengan membantu

mempertahankan gerakan usus tetap teratur. Pisang kepok kuning memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan pisang kepok putih. Pisang kepok kuning

seringkali diolah, tidak dihidangkan untuk langsung dimakan. Hal ini karena rasanya akan lebih manis setelah diolah.

Bahan baku untuk keripik pisang secara umum yakni pisang yang kondisinya masih mentah dengan tingkat ketuaan 80 %. Ciri pisang yang sudah tua adalah buah tampak berisi, bagian tepi buah sudah tidak bersudut lagi dan warna buah hijau kekuningan serta tangkai dibagian putik telah gugur (Eddy Setyo

Mudjajanto dan Lilik Kustiyah, 2006). Rukayah dkk (2003)persentase rendemen pada pisang kepok adalah 44,86%bb pada tingkat masak optimal


(26)

11

dan 47,01%bb pada tingkat setengah masak, sedangkan komposisi kimia pada keripik pisang kepok tingkat masak optimal adalah kadar air 1,51%bb, kadar pati 27 ,34%bb dan kadar total gula 28,78 %bb , sedangkan pada tingkat setengah masak adalah kadar air 0,64%bb, kadar pati 7,88%bb dan kadar gula total 8,29%bb. Berikut adalah nilai gizi dari pisang kepok. Komposisi kimia pisang kepok dalam 100 gram bahan sebagai berikut:

Tabel 1. Komposisi kimia pisang kepok dalam 100 g bahan Komposisi Kimia Jumlah (gram)

Air 71,9g

Energi 109 kkal

Protein 0,8 Karbohidrat 26,3 Serat 5,7 Kalsium 10 Fosfor 30 Besi 0,5 Natrium 10 Tembaga 0,1 Seng 0,2 Tiamin 0,1 Niasin 0,1

Vitamin C 9

Sumber: Elvira (2013)

2.3.2 Pisang ambon(Musa paradisiaca S)

Buah pisang ambon mengandung senyawa seperti asam lemak rantai pendek, yang memelihara lapisan sel jaringan dari usus kecil, secara dramatis

meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi dan beberapa senyawa gula sederhana. Pisang ambon mentah masih banyak mengandung komponen pati. Selama proses pematangan buah, terjadi perubahan kandungan pati menjadi senyawa-senyawa gula sederhana seperti gula pereduksi yang


(27)

12

akan menimbulkan rasa manis (Winarno, 1992 dalam Noor. 2007). Komposisi kimia pisang ambon dalam 100 g bahan sebagai berikut:

Tabel 2. Komposisi kimia pisang ambon dalam 100 g bahan Komponen Kimia Jumlah

Air 72 g

Lemak 0,2 g

Protein 1,2 g

Karbohidrat 25,8 g

Vitamin A 146 SI

Vitamin B1 0,08 mg

Vitamin C 3 mg

Ca 8 mg

Fe 28 mg

P 0,5 mg

Sumber : Poedijiadi A ( 1994)

Penggorengan irisan pisang ambon sampai menjadi keripik pisang yang kering akan mengalami perubahan komposisi kimia akibat terjadinya reaksi kimia yaitu reaksiMaillardpada suhu penggorengan. Hasil reaksi ini akan mempengaruhi aroma dan warna produk keripik pisang ambon. Reaksi Maillard terjadi antara gula pereduksi dan komponen asam amino dalam bahan pangan (Ames, 1998 dalam Putri, 2011). Pisang ambon selama ini banyak digunakan sebagai buah meja artinya pisang ini sudah nikmat

dikonsumsi tanpa harus diolah terlebih dahulu. Hal ini pula salah satu alasan pengrajin keripik pisang lebih susah untuk mendapatkan stok pisang ambon. Jenis produk berbasis pisang ambon yang telah banyak dipasarkan seperti sale,


(28)

13

tepung pisang, roti pisang, pisang goreng, kolak, lambang sari dan keripik pisang.

Syarat kematangan pisang ambon yang dapat diolah menjadi keripik pisang yakni pisang ambon dengan kematangan yang belum penuh masak karena mudah untuk diiris membentuk lembaran tipis . Ciri-ciri bahan baku yang diinginkan antara lain warna kulit kehijauan dan tekstur yang masih keras (Oktafrina, 2009). Menurut Oktafrina (2009) hasil pengamatan menunjukan bahwa terjadi perubahan fisik pisang ambon mentah dalam waktu 1-2 hari penyimpanan, sehingga diperlukan tahap pengolahan yang cepat setelah bahan baku dipanen.

Hasil analisis terhadap sifat fisik dan kimia dari buah pisang ambon segar yang baru dipanen antara lain adalah kadar air 75,04%, kekerasan 7,00, warna kulit buah 1,00, kadar pati 23,18%, kadar gula reduksi 0,04%, dan perilaku enzim Selulase 9,02 unit/mg (Noor, 2007). Hasil analisis kadar air pisang ambon segar adalah 75,04% jika dibanding dengan analisis yang dilakukan oleh Stover adalah 88,28% maka kadar air tersebut relatif masih rendah sebab buah pisang ambon yang dipakai penelitian dalam kondisi masak optimum, baru dipanen, dan masih mentah sehingga kandungan patinya belum banyak yang terhidrolisis menjadi gula dan air (Stover, 1987 dalam Noor, 2007). Kadar air pisang ambon mentah berkisar 73,5 % (Oktafrina, 2009).


(29)

14

2.3.3 Pisang kapas (Musa paradisiaca formatypica)

Pisang kapas memiliki kulit yang tebal berwarna kuning dan berbintik-bintik hitam, daging buahnya putih kekuningan, rasanya manis dan aromanya kurang ( Kamsiati, 2010). Berat setiap tandannya pada umumnya 17,5 kg, jumlah sisir 7 dan setiap sisir terdiri dari 15 buah. Panjang buahny sekitar 6 cm. Pisang kapas dapat dikonsumsi dalam bentuk segar dengan tingkat kematangan yang optimal (Rukayah dkk, 2003). Jenis pisang ini juga tergolong pisang olahan yang hanya enak bila diolah terlebih dahulu. Pengolahan pisang kapas biasanya menjadi kolak, pisang goreng dan pisang kukus. Rasa keripik pisang kapas akan lebih manis pada masak optimal dibandingkan setengah masak karena didukung oleh kandungan gula yang lebih tinggi (Rukayah dkk, 2003).

Penyerapan kandungan minyak pada saat penggorengan tergantung dari kadar air yang dikandung oleh irisan buah pisang. Buah pisang yang digunakan untuk dijadikan keripik pisang yakni buah pisang yang masih mentah dan tua. Menurut Rukayah dkk (2003) Persentase rendemen pada pisang kapas adalah 37,27 % pada tingkat masak optimal dan 40,91 % pada tingkat setengah masak. Komposisi kimia pada keripik pisang kapas tingkat masak optimal adalah kadar air 7,65 %, kadar pati 27 ,94% dan kadar total gula 29,42 % dari berat basah, sedangkan pada tingkat setengah masak adalah kadar air 2,39 %, kadar pati 4,97% dan kadar gula total 5,32%.


(30)

15

1.4 Keripik pisang

Kripik pisang adalah produk makanan ringan dibuat dari irisan buah pisang dan digoreng, dengan atau tanpa bahan tambahan makanan yang diizinkan. Tujuan pengolahan pisang menjadi kripik pisang adalah untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan/memperpanjang kemanfaatan buah pisang. Adapun SNI keripik pisang dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Syarat Mutu Keripik Pisang, SNI 01-4315-1996

Sumber : Badan Standarisasi Nasional (1996)

Komposisi gizi per 100 gram keripik pisang mengandung energi sebesar 519 kkal, protein sebesar 2,3 gram, total lemak sebesar 33,6 gram, karbohidrat sebesar 58, 4 gram, serat sebesar 7,7 gram, kalsium sebesar 18 miligram, besi sebesar 1,25 miligram, magnesium sebesar 76 miligram, fosfor sebesar 56 miligram, kalium sebesar 536 miligram, natrium sebesar 6 miligram, seng sebesar 0,75 miligram, tembag a sebesar 0,205 miligram, dan mangan 1, 56 miligram. Tekstur atau kerenyahan keripik merupakan unsur utama penilaian konsumen. Keripik pisang


(31)

16

yang baik, jika digigit akan renyah, tidak keras, tidak lembek dan tidak mudah hancur. Selain itu unsur penampilan warna makanan juga menjadi parameter kualitas penilaian oleh konsumen. Sistem Pengukuran yang akurat, dan rinci merupakan cara dalam meningkatkan kontrol kualitas (Leonet al, 2005 dalam Putri, 2012).

1.5 Penggorengan

Proses penggorengan merupakan tahap perlakuan bahan makanan dengan

menggunakan suhu tinggi dengan medium minyak. Tujuan penggorengan adalah untuk memasak makanan dan mengeluarkan air dalam bahan makanan, sehingga diperoleh produk yang kering. Proses penggorengan selalu menggunakan suhu tinggi sesuai dengan titik didih minyak goreng. Suhu penggorengan normal terjadi pada kisaran suhu 168 -196oC (Fellow, 1997 dalam Putri, 2012).

Perubahan yang nampak setelah hasil penggorengan adalah terjadinya perubahan warna, tekstur dan aroma dari produk. Hal ini banyak disebabkan oleh adanya perubahan senyawa gula dan asam amino dalam bahan makanan sebagai kombinasi reaksi Maillard (Ames, 1998 dalam Putri, 2011).

Teknik penggorengan yang sering dilakukan oleh masyarakat yakni teknik penggorengan secara konvensiaonal. Teknik penggorengan seperti ini sering disebut denganDeep Fat Frayingyakni proses menggoreng dengan menggunakan pindah panas yang langsung dari minyak yang panas kemakanan yang dingin (Lawson, 1995 dalm Wijayanti, 2011). Teknik penggorengan seperti ini akan merusak nutrisi, karena lemak yang diserap oleh bahan yang digoreng akan mengalami oksidasi sehingga akan menyebabkan ketengikan.


(32)

17

Teknik penggorengan yang lebih aman dan mengurangi dampak kerusakan nutrisi setelah proses penggorengan yakni teknik penggorengan dengan teknik

pengorengan hampa. Teknik penggorengan hampa biasanya digunakan untuk mengeringkan buah-buahan, sayuran, daging, produk mengandung air dan lain-lain . Menurut Lastriyanto (1997), penggorengan hampa dilakukan dalam

ruangan tertutup dengan kondisi tekanan vakum, dimana kondisi yang baik untuk menggoreng buah secara vakum adalah suhu 90oC, tekanan vakum 700 mmHg dan waktu penggorengan 1 jam.

1.6 Penyerapan minyak goreng

Penyerapan minyak dinyatakan sebagai jumlah minyak yang terserap oleh

produk gorengan per unit berat produk akhir. Absorbsi minyak merupakan proses menyerapnya minyak goreng ke dalam bahan pangan. Absorbsi menyebabkan suatu bahan mengalami perubahan tekstur dimana minyak yang terabsorbsi tersebut akan melunakkan bagian luar (crust) dan membasahi produk (Robertson,1967 dalam Putri,2011).

Menurut Djatmiko dan Enie (1985) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan minyak oleh bahan selama proses penggorengan adalah kualitas dan komposisi minyak, temperatur dan lama waktu penggorengan, bentuk dan kandungan air bahan, komposisi bahan, perlakuan terhadap bahan sebelum digoreng, perlakuan terhadap lapisan permukaan bahan, porositas bahan, dan ketebalan lapisan renyahan pada bahan. Selama uap dibebaskan secara cepat dari irisan yang dimasak, tingkat penyerapan minyak akan berbeda pada tingkat yang paling rendah. Pada tahap akhir penggorengan, lapisan uap air pada


(33)

18

permukaan bahan dilepaskan, sehingga perannya sebagai lapisan pelindung akan hilang, akibatnya minyak akan masuk dan mengisi rongga-rongga dalam jaringan yang telah mongering (Block, 1964 dalam Wijayanti, 2011)


(34)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014. Lokasi pengambilan sampel meliputi tempat pengambilan sampel pengembangan produk dan tempat pengambilan sampel aspek finansial. Tempat Pengambilan sampel aspek finansial terdapat lima tempat yakni UKM Rizka, UKM Alinda, UKM Zom-zom Family, UKM Sumber Rezeki dan UKM Lateb Jaya yang terletak kawasan Sentra Industri Keripik, Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Kota Bandar Lampung

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu penelitian dilakukan terhadap sampel yang terpilih untuk mewakili seluruh

populasi dengan unit analisanya adalah individu. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang informasinya didapatkan langsung dari responden yaitu pengrajin dan pedagang, hasil wawancara dan pengisian kuesioner. Sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran pustaka dan laporan dari instansi pemerintahan terkait.


(35)

20

Penentuan jumlah sampel aspek finansial yang akan digunakan adalah

menggunakan metodePurposive Sampling, sedangkan penentuan jumlah sampel pengembangan pemasaran produk dengan menggunakan metodeCluster

Sampling(Nursalam, 2008). Untuk menentukan jumlah sampel yang akan digunakan, dapat ditentukan dengan menggunakan metodePurposive Sampling dengan rumus :

Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi

Gambar 1. Diagram Kerangka Pemikiran Penelitian n=√ 2N


(36)

21

3.3 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara yang meliputi :

1. Wawancara :

Pihak-pihak yang diwawancarai terutama adalah manajemen bagian produksi, keuangan, pemasaran serta pihak lain yang berhubungan langsung dengan UKM ini, guna memperoleh data primer ini akan diambil bentuk wawancara tidak terstruktur dengan pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga

memberikan keleluasaan bagi responden untuk memberi pandangan secara bebas dan memungkinkan peneliti untuk mengajukan perntanyaan secara mendalam.

2. Observasi

Melihat secara langsung obyek yang akan diteliti terutama terhadap praktek praktek yang dilakukan perusahaan.

3. Studi literatur dan kepustakaan

Bertujuan untuk dapat menganalisa secara teoritis terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan penulisan dengan membaca skripsi, studi

kepustakaan dilakukan dengan membaca berbagai jurnal jurnal ilmiah, artikel-artikel yang relevan, sumber-sumber lain guna memperoleh data sekunder.


(37)

22

3.3 Metode Analisis Data

Analisis diawali dengan mengidentifikasi apa saja yang menjadi faktor internal dan eksternal dari lingkungan perusahaan pada keripik pisang. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis usaha berdasarkan nilai keuntungan, BEP, PP, NPV, IRR, Net B/C ratio dan analisis sensitivitas.

3.3.1 Break Even Point(BEP)

Penentuan titik impas dengan teknik persamaan dilakukan dengan mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah laba. Penentuan titik impas dengan pendekatan grafis dilakukan dengan cara mencari titik potong antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya dalam suatu grafik yang disebut grafik impas. Rahardi dan Hartono (2003)penentuan titik impas dengan teknik persamaan dapat dilakukan dengan dua cara yakni sebagai berikut:

Total Biaya BEP Produksi=

Harga Penjualan Total Biaya BEP Harga =

Total Produksi

3.3.2 Payback Period(PP)

Payback Period(PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha


(38)

23

Nilai Investasi

PP = x 1 tahun

Kas Masuk Bersih Kriteria :

PP > Periode maksimum, maka usaha tidak layak PP < Periode maksimum, maka usaha layak (Sjahrial, 2008 dalam Hartono dkk, 2009)

3.3.3 Net Present Value (NPV)

Net Present Valueadalah perbedaan antara nilai sekarang daribenefit

(keuntungan) dengan nilai sekarang biaya, yang besarnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

n Bt - Ct NPV=

t=1 (1 + i)t Dimana

Bt = benefit atau penerimaan pada tahun t Ct = cost atau biaya pada tahun t

i = Biaya modal proyek dengan faktor bunga t = Umur ekonomis (Setyaningsih, 2011)

Kriteria:

NPV >0 , maka proyek yang menguntungkan dan layak dilaksanakan NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tidak rugi


(39)

24

3.3.4 Internal Rate of Return(IRR)

Internal Rate of Return(IRR) dari suatu investasi adalah suatu nilai tingkat bunga yang menunjukan bahwa nilai sekarang netto (NPV) sama dengan jumlah

seluruh ongkos investasi proyek. Formula untuk IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPV1

IRR= i1 + x (i2–i1) (NPV1 - NPV2)

Dimana :

i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1 i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2

Keterangan :

IRR > tingkat bunga, maka usulan proyek diterima IRR < tingkat bunga, maka usulan proyek ditolak (Kadariah et all. 2009 dalam Setyaningsih. 2011)

3.3.5 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Analisis Net B/C bertujuan untuk mengetahui beberapa besarnya keuntungan dibandingkan dengan pengeluaran selama umur ekonomisnya. (Gittinger .1996 dalam Setyaningsih.2011) Net B/C yaitu membagi jumlah nilai sekarang aliran kas manfaat bersih positif dengan jumlah nilai sekarang aliran kas manfaat bersih negatif pada tahun- tahun awal proyek.


(40)

25

Keterangan :

Bt = manfaat penerimaan tahun ke-t (Rp) Ct = biaya yang dikeluarkan tahun ke-t (Rp) N = umur ekonomis usaha (tahun)

i = tingkat suku bunga (%) t = periode investasi (i = 1,2, Keterangan :

Net B/C > 1 : usaha layak dilaksanakan Net B/C = 1 : usaha berada pada titik impas Net B/C < 1 : usaha tidak layak dilaksanakan

3.3.6 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dapat merespon keadaan pada kondisi normal dan pada kondisi dimana ada perubahan pada berbagai faktor. Analisis sensitivitas

menggunakan metode analisis kuantitatif dan deskriptif. Analisis ini menghitung kepekaan analisis finansial (NPV, IRR dan Net B/C) terhadap perubahan yang terjadi pada faktor produksi dan harga hasil produksi sehingga berdampak pada kondisi kelayakan finansial UKM keripik pisang.

X1- X0

X X 100

Laju Kepekaan= Y1–Y2 X 100 Y

X1= NPV/IRR/Net B/C/PP setelah perubahan X0= NPV/IRR/Net B/C/PP sebelum perubahan X = rata-rata nilai NPV/IRR/Net B/C/PP

Y1=biaya produksi/harga jual/suku bunga setelah perubahan Y2= biaya produksi/harga jual/suku bunga sebelum perubahan


(41)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian pada kriteria kelayakan invstasi bahwa Usaha Kecil

Menengah (UKM) keripik pisang pada tingkat suku bunga 22 persen menunjukan kelima UKM keripik pisang menghasilkan nilai-nilai NPV >0, IRR >1, Net B/C >1 dan PP< umur proyek. Hal ini berarti kelima UKM keripik pisang layak untuk dilaksanakan.

2. Hasil sensitivitas kenaikan harga bahan baku 10 % , harga bahan bakar 22% dan harga minyak goreng 25% terhadap perubahan nilai kriteria kelayakan investasi terhadap kelima UKM keripik pisang yakni tetap layak untuk dilanjutkan.

3. Hasil sensitivitas usaha pada nilai kriteria investasi yakni NPV > 0, nilai Net B/C > 1, nilai IRR > tingkat bunga yakni 22% dan PP < 5 tahun umur proyek , maka kombinasi kenaikan harga bahan baku 10 % dengan harga bahan bakar 22% dan kenaikan harga minyak goreng 25% dengan harga bahan bakar 22% menjadikan kelima UKM keripik pisang tetap layak untuk dilanjutkan.


(42)

48

4. Hasil sensitivitas usaha terhadap kelayakan investasi pada UKM Sumber Rezeki dan UKM Zom-Zom Family pada kombinasi kenakan harga bahan baku 10 % dengan minyak goreng 25% menghasilkan nilai kriteria investasi yakni NPV sebesar Rp.- 4.061.896 dan 6.019.993, sedangkan nilai IRR sebesar 11% dan 18%, maka kedua UKM tersebut tidak layak dilanjutkan .

5.2 Saran

Saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah perlu melakukan pembinaan secara periodik dan rutin yang berupa pelatihan untuk meningkatkansoftskill dan menejemen usaha pengrajin keripik pisang dan mengikutsertakan pengusah keripik pisang Lampung dalam acara nasional sampai dengan internasional sebagai sarana untuk memperkenalkan daerah Lampung.

2. Bagi pengusaha keripik pisang diharapkan dapat meningkatkan

produktivitas, kualitas produksi sesuai dengan standar mutu yang nasional. 3. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk menghitung kelayakan finansial pada


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, E. 1998. Analisis Pemasaran dan Kelayakan Usaha Pembibitan dan Buah Mangga Gedong Gincu di Jawa Barat ( Studi Kasus Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat ) Skripsi, Jurusan Ilmu- Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Badan Kordinasi Penanaman Modal. 2012. Potensi Pisang Di Lampung.

http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/commodityarea.php?ia= 18&ic=2611. Diakses pada tanggal 18 Desember 2013.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008. Teknologi Budidaya Pisang. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung. Lampung. 34 hlm.

Badan Standarisasi Nasional. 1996. Keripik pisang SNI 01-4315-1996.Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Candra, 1998. Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan Anggrek Potong Dendrobium sp. Pada Berbagai Alternatif Teknologi. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Djatmiko B, dan A.B Enie. 1985. Proses Penggorengan dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Fisiko-Kimia Minyak dan Lemak. Agro Industri press. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fateta. IPB, Bogor.

Eddy, S.M dan Lilik Kustiyah. (2006). Membuat Aneka Olahan Pisang (Peluang Bisnis yang Menjanjikan). AgroMedia. Jakarta

Elvira, D. 2013.The Miracle of Fruit.AgroMedia Pustaka. Jakarta

Emawati, 2007. Analisi Kelayakan Finansial Industri Tahu. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. Hal 35- 37


(44)

50

Hartono, B Warsito, S.H dan Fanani, Z . 2009. Analisis Finansial, Resiko Dan Sensitivitas Usaha Peternakan Ayam Petelur. Jurnal. Universitas Brawijaya. Malang. Hal 8.

Hestiningsih, S. 2010. Landasan Teori Klaster Dan Managemen Klaster.

http://klaster- umkm.blogspot.com/2010/09/landasan-teori-klaster-dan-managemen.html. Diakses pada tanggal 18 Desember 2013.

Kamsiati, E.2010.Peluang Pengembangan Teknologi Pengolahan Keripik Buah Dengan Menggunakan Penggoreng Vakum. Jurnal.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah. Hal 3-5.

Kompas. 2013. Harga BBM Naik, Perajin Keripik Akan Beralih ke Kayu Bakar http://regional.kompas.com/read/2013/05/15/12570337/Harga.BBM.Naik. Perajin.Keripik.Akan.Beralih.ke.Kayu.Bakar. Diakses pada tanggal 11 November 2013

Lastriyanto A. 1997. Penggorengan Buah secara Vakum (Vaccum frying) dengan Menerapkan PemvakumanWater Jet. Temu Ilmiah serta Ekspos Alat dan Mesin Pertanian. Cisarua-Bogor, 27 Februari 1997.

Noor, Z. 2007. Prilaku Selulase Buah Pisang Dalam Penyimpanan Udara Termodifiksi. Jurnal. Seminar Nasional Teknologi. Yogyakarta. 8 hlm. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu

Keperwatan.Salemba Medika. Jakarta

Oktafrina, 2009. Upaya Pengurangan Pembentukan Senyawa Akrilamid Pada Pengolahan Keripik Pisang Ambon. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Poedjiadi,A. 1994. Dasar Dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Putri. A.R.2012. Pengaruh Kadar Air Terhadap Tekstur Dan Warna Keripik

Pisang Kepok (Musa Parasidiaca Formatypica). Skripsi.Jurusan

Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanudin.Makasar. 78 hlm.

Rahardi, F dan Hartono. 2003. Agribisinis Peternakan. Ed Rev. Penebar Swadaya. Jakarta

Rizki Sri N.R.A 2011. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ternak Sapi Perah di Desa Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Skripsi.Universitas Lampung.Lampung


(45)

51

Rukhayah, Yanti Rina D dan Sri Satya Antarlina. 2003. Analisis Finansial Usaha Tani dan Pengolahan Keripik Pisang Beberapa Jenis Pisang di Kalimantan Tengah. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen untuk Pengembangan Industri Bebrbasis Pertanian. Balai Besar Penelitian dan Pengemabangan Pascapanen Pertanian.Hal 4-5

Setyaningsih.H. 2011. Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput LautKappaphycus AlvareziiDengan MetodeLongline dan Strategi Pengembangannya Di Perairan Karimunjawa.Tesis. Sekolah Pascasarjana.Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal 12- 16

Simamora. Erik.B.P.2012. Evaluasi Mutu dan Analisis Potensi Usaha Sari Tebu (Sacharum Officinarum) Segar di Bandar Lampung. Skripsi. Fakultas Pertanian.Universitas Lampung. Hal 47.

Suroso E. 2003. Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Industri

Pengolahan Cassava Chips Skala Kecil di Kabupaten Lampung Selatan. Tesis. Program Studi Pascasarjana Teknologi Agroindustri. Universitas Lampung.Bandar. Lampung. Hal 28- 37

Syarif, K. 2011. Analisis Kelayakan Usaha Produk Minyak Aromatik Merek Flosh. Program Sarjana Alih Jenis Manajemen. Departemen

Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 55 hlm.

Tribun. 2013. Giliran Harga Pisang yang Naik. Tribun Lampung.

lampung.tribunnews.com/2013/03/18/giliran-harga-pisang-yang-naik. Diakses pada tanggal 10 November 2013.

Wijayanti R.2011. Kajian Rekayasa Proses penggorengan Hampa dan Kelayakan Usaha Produksi Keripik Pisang. Tesis.Sekolah Pasca Sarjana.Institut Pertanian Bogor. Bogor. 98 hlm.


(1)

25

Keterangan :

Bt = manfaat penerimaan tahun ke-t (Rp) Ct = biaya yang dikeluarkan tahun ke-t (Rp) N = umur ekonomis usaha (tahun)

i = tingkat suku bunga (%) t = periode investasi (i = 1,2, Keterangan :

Net B/C > 1 : usaha layak dilaksanakan Net B/C = 1 : usaha berada pada titik impas Net B/C < 1 : usaha tidak layak dilaksanakan

3.3.6 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dapat merespon keadaan pada kondisi normal dan pada kondisi dimana ada perubahan pada berbagai faktor. Analisis sensitivitas

menggunakan metode analisis kuantitatif dan deskriptif. Analisis ini menghitung kepekaan analisis finansial (NPV, IRR dan Net B/C) terhadap perubahan yang terjadi pada faktor produksi dan harga hasil produksi sehingga berdampak pada kondisi kelayakan finansial UKM keripik pisang.

X1- X0

X X 100

Laju Kepekaan= Y1–Y2 X 100 Y

X1= NPV/IRR/Net B/C/PP setelah perubahan X0= NPV/IRR/Net B/C/PP sebelum perubahan X = rata-rata nilai NPV/IRR/Net B/C/PP

Y1=biaya produksi/harga jual/suku bunga setelah perubahan Y2= biaya produksi/harga jual/suku bunga sebelum perubahan


(2)

5.1 Simpulan

Simpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian pada kriteria kelayakan invstasi bahwa Usaha Kecil

Menengah (UKM) keripik pisang pada tingkat suku bunga 22 persen menunjukan kelima UKM keripik pisang menghasilkan nilai-nilai NPV >0, IRR >1, Net B/C >1 dan PP< umur proyek. Hal ini berarti kelima UKM keripik pisang layak untuk dilaksanakan.

2. Hasil sensitivitas kenaikan harga bahan baku 10 % , harga bahan bakar 22% dan harga minyak goreng 25% terhadap perubahan nilai kriteria kelayakan investasi terhadap kelima UKM keripik pisang yakni tetap layak untuk dilanjutkan.

3. Hasil sensitivitas usaha pada nilai kriteria investasi yakni NPV > 0, nilai Net B/C > 1, nilai IRR > tingkat bunga yakni 22% dan PP < 5 tahun umur proyek , maka kombinasi kenaikan harga bahan baku 10 % dengan harga bahan bakar 22% dan kenaikan harga minyak goreng 25% dengan harga bahan bakar 22% menjadikan kelima UKM keripik pisang tetap layak untuk dilanjutkan.


(3)

48

4. Hasil sensitivitas usaha terhadap kelayakan investasi pada UKM Sumber Rezeki dan UKM Zom-Zom Family pada kombinasi kenakan harga bahan baku 10 % dengan minyak goreng 25% menghasilkan nilai kriteria investasi yakni NPV sebesar Rp.- 4.061.896 dan 6.019.993, sedangkan nilai IRR sebesar 11% dan 18%, maka kedua UKM tersebut tidak layak dilanjutkan .

5.2 Saran

Saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah perlu melakukan pembinaan secara periodik dan rutin yang berupa pelatihan untuk meningkatkansoftskill dan menejemen usaha pengrajin keripik pisang dan mengikutsertakan pengusah keripik pisang Lampung dalam acara nasional sampai dengan internasional sebagai sarana untuk memperkenalkan daerah Lampung.

2. Bagi pengusaha keripik pisang diharapkan dapat meningkatkan

produktivitas, kualitas produksi sesuai dengan standar mutu yang nasional. 3. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk menghitung kelayakan finansial pada


(4)

Agustina, E. 1998. Analisis Pemasaran dan Kelayakan Usaha Pembibitan dan Buah Mangga Gedong Gincu di Jawa Barat ( Studi Kasus Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat ) Skripsi, Jurusan Ilmu- Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Badan Kordinasi Penanaman Modal. 2012. Potensi Pisang Di Lampung.

http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/commodityarea.php?ia= 18&ic=2611. Diakses pada tanggal 18 Desember 2013.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008. Teknologi Budidaya Pisang. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung. Lampung. 34 hlm.

Badan Standarisasi Nasional. 1996. Keripik pisang SNI 01-4315-1996.Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Candra, 1998. Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan Anggrek Potong

Dendrobium sp. Pada Berbagai Alternatif Teknologi. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Djatmiko B, dan A.B Enie. 1985. Proses Penggorengan dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Fisiko-Kimia Minyak dan Lemak. Agro Industri press. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fateta. IPB, Bogor.

Eddy, S.M dan Lilik Kustiyah. (2006). Membuat Aneka Olahan Pisang (Peluang Bisnis yang Menjanjikan). AgroMedia. Jakarta

Elvira, D. 2013.The Miracle of Fruit.AgroMedia Pustaka. Jakarta

Emawati, 2007. Analisi Kelayakan Finansial Industri Tahu. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. Hal 35- 37


(5)

50

Hartono, B Warsito, S.H dan Fanani, Z . 2009. Analisis Finansial, Resiko Dan Sensitivitas Usaha Peternakan Ayam Petelur. Jurnal. Universitas Brawijaya. Malang. Hal 8.

Hestiningsih, S. 2010. Landasan Teori Klaster Dan Managemen Klaster.

http://klaster- umkm.blogspot.com/2010/09/landasan-teori-klaster-dan-managemen.html. Diakses pada tanggal 18 Desember 2013.

Kamsiati, E.2010.Peluang Pengembangan Teknologi Pengolahan Keripik Buah Dengan Menggunakan Penggoreng Vakum. Jurnal.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah. Hal 3-5.

Kompas. 2013. Harga BBM Naik, Perajin Keripik Akan Beralih ke Kayu Bakar http://regional.kompas.com/read/2013/05/15/12570337/Harga.BBM.Naik. Perajin.Keripik.Akan.Beralih.ke.Kayu.Bakar. Diakses pada tanggal 11 November 2013

Lastriyanto A. 1997. Penggorengan Buah secara Vakum (Vaccum frying) dengan Menerapkan PemvakumanWater Jet. Temu Ilmiah serta Ekspos Alat dan Mesin Pertanian. Cisarua-Bogor, 27 Februari 1997.

Noor, Z. 2007. Prilaku Selulase Buah Pisang Dalam Penyimpanan Udara Termodifiksi. Jurnal. Seminar Nasional Teknologi. Yogyakarta. 8 hlm. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu

Keperwatan.Salemba Medika. Jakarta

Oktafrina, 2009. Upaya Pengurangan Pembentukan Senyawa Akrilamid Pada Pengolahan Keripik Pisang Ambon. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Poedjiadi,A. 1994. Dasar Dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Putri. A.R.2012. Pengaruh Kadar Air Terhadap Tekstur Dan Warna Keripik

Pisang Kepok (Musa Parasidiaca Formatypica). Skripsi.Jurusan

Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanudin.Makasar. 78 hlm.

Rahardi, F dan Hartono. 2003. Agribisinis Peternakan. Ed Rev. Penebar Swadaya. Jakarta

Rizki Sri N.R.A 2011. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ternak Sapi Perah di Desa Purwosari Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Skripsi.Universitas Lampung.Lampung


(6)

Rukhayah, Yanti Rina D dan Sri Satya Antarlina. 2003. Analisis Finansial Usaha Tani dan Pengolahan Keripik Pisang Beberapa Jenis Pisang di Kalimantan Tengah. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen untuk Pengembangan Industri Bebrbasis Pertanian. Balai Besar Penelitian dan Pengemabangan Pascapanen Pertanian.Hal 4-5

Setyaningsih.H. 2011. Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput LautKappaphycus AlvareziiDengan MetodeLongline dan Strategi Pengembangannya Di Perairan Karimunjawa.Tesis. Sekolah Pascasarjana.Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal 12- 16

Simamora. Erik.B.P.2012. Evaluasi Mutu dan Analisis Potensi Usaha Sari Tebu (Sacharum Officinarum) Segar di Bandar Lampung. Skripsi. Fakultas Pertanian.Universitas Lampung. Hal 47.

Suroso E. 2003. Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Industri

Pengolahan Cassava Chips Skala Kecil di Kabupaten Lampung Selatan. Tesis. Program Studi Pascasarjana Teknologi Agroindustri. Universitas Lampung.Bandar. Lampung. Hal 28- 37

Syarif, K. 2011. Analisis Kelayakan Usaha Produk Minyak Aromatik Merek Flosh. Program Sarjana Alih Jenis Manajemen. Departemen

Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 55 hlm.

Tribun. 2013. Giliran Harga Pisang yang Naik. Tribun Lampung.

lampung.tribunnews.com/2013/03/18/giliran-harga-pisang-yang-naik. Diakses pada tanggal 10 November 2013.

Wijayanti R.2011. Kajian Rekayasa Proses penggorengan Hampa dan Kelayakan Usaha Produksi Keripik Pisang. Tesis.Sekolah Pasca Sarjana.Institut Pertanian Bogor. Bogor. 98 hlm.