6. Renewal ability
Sebagai  seorang  entrepreneur,  secara  tidak  langsung  berada  pada lingkungan kerja, usaha yang sangat dinamis. Oleh karena itu, renewal
abilitymemperbaiki  diri  terus  menerus  adalah  keharusan  untuk  bisa survive.  Renewal  ability  sering  diartikan  sebagian  besar  pihak  hanya
pada  saat  masa  pembelajaran.  Namun  sebenarnya,  renewal  ability sangat  perlu  ketika  kita  berada  pada  kondisi  yang  mapan  dan  yang
terpenting  pada  saat  situasi  sekeliling  berubah.  Apabila  kita mendapatkan kegagalan, maka yang perlu dikoreksi adalah diri sendiri
bukan  orang  lain  atau  lingkungan  sekitar  yang  tidak  bisa  kita kendalikan.
F. Tinjauan  Motivasi  dengan  Teori  Modernisasi  dan  Teori
Kebutuhan
Masalah  kewirausahaan  dan  kaitannnya  dengan  perkembangan  ekonomi suatu  bangsa  untuk  pertama  kali  diangkat  ke  permukaan  oleh  seorang
sosiolog  Jerman,  yang  bernama  Max  Weber.  Weber  melihat  bahwa sesudah  Eropa  mengalami  proses  Reformasi  Protestan,  di  benua  itu
muncul satu  jenis manusia baru. Manusia ini menurut  Weber mempunyai budaya  yang  berbeda  dalam  hal  sikap  bekerja  dan  terhadeap  hidup  pada
umumnya.  Manusia  Eropa  baru  ini,  yang  kebanyakan  adalah  pemeluk agama  Kristen  Protestan,  merupakan  manusia  yang  bekerja  keras,  hidup
sederhana,  dan  sangat  mendambakan  kemandirian.  Sifat  inilah  yang kemudian  mampu  mendorong  munculnya  Eropa  sebagai  benua  kapitalis
industrial. Dengan kata lain, Weber melihat bahwa sifat kewirausahaan itu muncul sebagai akibat dari suatu reformasi budaya.
Sosiologi,  sebagai  sebuah  ilmu  yang  mengkaji  masyarakat  dan  manusia- manusia  yang  berada  di  dalamnya,  juga  tidak  luput  untuk  membahas
fenonema kewirausahaan. Selanjutnya, terinspirasi oleh Weber, David Mc Clelland melanjutkan kajian ini.  Bersama dengan Inkeles dan Smith 1961
dalam  Fakih,  2008:  51  Mc  Clelland  melakukan  penelitian  terhadap  tesis Weber  mengenai  etika  Protestan  dan  pertumbuhan  kapitalisme.
Menurutnya,  jika  etika  Protestan  menjadi  pendorong  pertumbuhan  di Barat, analog yang sama juga bisa untuk melihat pertumbuhan ekonomi.
Mc  Clelland,  seringkali  digolongkan  pada  kelompok  pemikir  teori pembangunan  dalam  kategori  teori  modernisasi,  yaitu  yang  berpadangan
bahwa  nasib  suatu  negara  atau  bangsa  lebih  banyak  terletak  pada  faktor non  material  atau  alam  psikologi  dari  penduduknya.  Arief  Budiman
2000:39  menyatakan  bahwa  faktor-faktor  non  material  atau  ide  ini dianggap  sebagai  faktor  yang  mandiri,  yang  bisa  dipengaruhi  secara
langsung  melalui  hubungan  dengan  dunia  ide  yang  lain.  Karena  itu, pendidikan  menjadi  salah  satu  cara  yang  sangat  penting  untuk  mengubah
psikologi seseorang atau nilai-nilai budaya sebuah masyarakat. Berdasarkan penelitian, penelitian ini mendukung teori modernisasi dalam
perilaku  atau  aktifitas  ekonomi  seseorang.  Teori  ini  dapat  memotivasi seseorang  dalam  perilaku  ekonomi  berwirausaha.  Sebagai  contoh  bahwa
hipotesis  utama  kapitalisme  adalah  penguasaan  modal  sebesr-besarnya.
Artinya,  tiap  subyek  manusia  yang  menganut  ideologi  pembangunan  ini diasumsikan  akan  terus  berupaya  untuk  menguasai  modal  agar  dapat
menentukan  penguasaan  ekonomi.  Salah  satu  upaya  menguasai  modal adalah  dengan  menekankan  hidup  sederhana  dan  memperbanyak  saving
sumber dana material agar nantinya dapat dijadikan modal usaha baru atau memperbesar  usaha  ekonomi  yang  telah  dilakukan.  Sesuai  dengan  yang
peneliti,  bahwa  mahasiswa  dalam  berwirausaha  membutuhkan  modal sebagai penguasaan ekonomi, namun modal dapat berjalan sejalan dengan
berjalannya  usaha.  Disisi  lain  hasil  dari  keuntungan  dapat  dikumpulkan untuk dijadikan modal yang nantinya dapat memperbesar usaha yang akan
dijalani. Berkaitan  dengan  hal  tersebut,  teori  motivasi  merupakan  satu  penggerak
dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju
kesuksesan  dan  menghindari  kegagalan  hidup.  Dengan  kata  lain  motivasi adalah  sebuah  proses  untuk  tercapainya  suatu  tujuan.  Seseorang  yang
mempunyai  motivasi  berarti  ia  telah  mempunyai  kekuatan  untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Motivasi  dapat  berupa  motivasi  intrinsik  dan  ekstrinsik.  Motivasi  yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat
seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan  tersebut  bukan  karena  rangsangan  lain  seperti  status  ataupun
uang  atau  bisa  juga  dikatakan  seorang  melakukan  hobbynya.  Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen-elemen diluar pekerjaan yang
melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
Abraham  Maslow  1943;1970  dalam  teori  kebutuhan  mengemukakan bahwa  pada  dasarnya  semua  manusia  memiliki  kebutuhan  pokok.  Ia
menunjukkannya  dalam  Lima  tingkatan  yang  berbentuk  piramid,  orang memulai  dorongan  dari  tingkatan  terbawah.  Lima  tingkat  kebutuhan  itu
dikenal  dengan  sebutan  Hirarki  Kebutuhan  Maslow,  dimulai  dari kebutuhan  biologis  dasar  sampai  motif  psikologis  yang  lebih  kompleks;
yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Penelitian ini juga mendukung teori kebutuhan, karena dari kebutuhan-kebutuha tersebut
dapat  memotivasi  seseorang  untuk  berwirausaha.  Kebutuhan  tersebut berdasarkan Hirarki Kebutuhan Maslow antara lain:
1. Kebutuhan fisiologis rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya
2. Kebutuhan rasa aman merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki berafiliasi dengan orang
lain, diterima, memiliki 4.
Kebutuhan  akan  penghargaan  berprestasi,  berkompetensi,  dan mendapatkan dukungan serta pengakuan
5. Kebutuhan  aktualisasi  diri  kebutuhan  kognitif:  mengetahui,
memahami, dan
menjelajahi; kebutuhan
estetik: keserasian,
keteraturan,  dan  keindahan;  kebutuhan  aktualisasi  diri:  mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya
G. Kerangka Pemikiran
Mahasiswa  dalam  menjalankan  proses  berwirausaha  dipengaruri  oleh motivasi, karena motivasi  yang akan memacu semangat mahasiswa untuk
terus  menjalankan  usahan  sampai  mencapai  tujuannya.  Motivasi  menurut Robbins  dalam  Darpujiyanto  2011  :  66  merupakan  suatu  proses  yang
menyebabkan  intensitas  individu,  dalam  usaha  mengarkan  terus  menerus untuk  mencapai  tujuan.  Motivasi  yang  mendorong  mahasiswa  dalam
menjalankan  proses  berwirausaha  terbagi  menjadi  dua  hal  yaitu  motivasi yang ada dalam diri sendiri intrinsik dan motivasi dari lingkungan sekitar
Ekstrinsik Mahasiswa  termotivasi  menjadi  wirausha  dikarenakan  didorong  oleh
kebutuhan-kebutahan  dari  permasalahan  dalam  diri,  serta  coba  berinovasi dengan menjadi pengusaha. Hal tersebut didorong dengan keinginan yang
kuat sehingga mahasiswa tersebut harus merealisasikannya. Ini merupakan motivasi intrinsik karena motivasi tersebut terdapat pada diri sendiri.
Sedangkan  motivasi  ekstrinsik  yakni  motivasi  yang  berasal  dari  luar. Seperti  mahasiswa  termotivasi  karena  teman  pergaulan  yang  sudah
berwirausaha,  lingkungan  kampus  yang  membuka  peluang  untuk berwirausaha, serta motivasi setelah mengikuti sekolah kewirausahaan dan
workshop  mengenai  wirausaha.  Dengan  hal-hal  tersebut  mahasiswa termotivasi untuk mengerakan hatinya menjalankan wirausaha.