36
kPa pada usia 60-an. Orang Amerika hitam keturunan Afrika telah menunjukkan pula mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi daripada orang Afrika hitam.
Hal ini memberi kesan bahwa ada penambahan pengaruh lingkungan pada kecenderungan kesukuan. Peran kesukuan yang bebas dari faktor lingkungan
perlu dijelaskan pada golongan suku Lin di negara yang mempunyai keanekaragaman suku.
d. Status Sosioekonomi
Di negara-negara yang berada pada tahap pasca-peralihan perubahan ekonomi dan epidemiologi, selalu dapat ditunjukkan bahwa
tekanan darah dan prevalensi hipertensi yang lebih tinggi terdapat pada golongan sosioekonomi rendah.
Hubungan yang terbalik itu ternyata berkaitan dengan tingkat pendidikan, penghasilan, dan pekerjaan. Akan tetapi, dalam masyarakat yang berada dalam
masa peralihan atau pra-peralihan, tinggi tekanan darah dan prevalensi hipertensi yang lebih tinggi ternyata terdapat pada golongan sosioekonomi yang lebih tinggi.
Ini barangkali menggambarkan tahap awal epidemik penyakit kardiovaskular. Perubahan tekanan darah merupakan perubahan bentuk pengaruh antara
mekanisme neurohumor, metabolisme, dan hemodinamik yang mengatur basal dan tanggapan terhadap berbagai stimulus. Faktor risiko tersebut antara lain
Babba, 2007.
37
e. Faktor Genetika
Peran faktor riwayat keluarga terhadapa hipertensi esensial dapat dengan berbagai fakta yang dijumpai, seperti adanya bukti bahwa kejadian hipertensi lebih banyak
dijumpai pada pasien kembar monozigot daripada heterozigot, jika salah satunya diantaranya menderita hipertensi. Hipertensi akibat dari riwayat keluarga juga
disebabkan faktor genetik pada keluarga tersebut. Beberapa peneliti mengatakan terdapat kelainan pada gen angiotensinogen tetapi mekanismenya mungkin
bersifat poligenik. Gen angiotensinogen berperan penting dalam produksi zat penekan angiotensin, yang mana zat tersebut dapat meningkatkan tekanan darah.
Terjadinya perubahan bahan angiostensinogen menjadi menjadi angiotensin I dan di dalam sirkulasi pulmonal angiotensin I diubah menjadi angiotensin II dan
selanjutnya bahan angiostensin II inilah yang berperan merangsang beberapa pusat yang penting dan mengakibatkan terjadinya perubahan tekanan darah.
Dalam mekanismenya, bahan angiotensin II mempengaruhi dan merangsang pusat haus dan minum di bagian hypothalamus di dalam otak, sehingga menyebabkan
rangsangan yang meningkatkan masukan air dan selain itu juga merangsang pusat vasomotor dengan akibat meningkatkan rangsangan syaraf simpatis kepada
arteriola, myocardium dan pacu jantung yang mengakibatkan tekanan darah tinggi atau hipertensi Ibnu, 1996.
Menurut Susalit, et al., 2001, menjelaskan bahwa terjadinya hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi, dimana faktor utama
yang berperan dalam patofisiologi hipertensi adalah faktor genetik. Hal ini
mendukung pendapat bahwa faktor riwayat keluarga mempunyai pengaruh yang
38
besar terhadap timbulnya hipertensi. Penelitian sigarlaki 2000 yang dilakukan di RSU FK-UKI jakarta menemukan bahwa orang yang mempunyai riwayat
keluarga hipertensi mempunyai risiko hampir 6 kali untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga hipertensi.
f. Obesitas