Kesimpulan Saran Latar Belakang

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Populasi aktinomisetes, bakteri dan fungi lebih tinggi pada vermicomposting limbah pasar dibandingkan dengan limbah dedaunan dan limbah jerami. 2. Populasi aktinomisetes, bakteri dan fungi lebih tinggi pada cacing tanah Eisenia fetida dibandingkan dengan yang diberi cacing Lumbricus rubellus kecuali populasi bakteri pada amatan minggu ke - 8 lebih tinggi pada cacing tanah Lumbricus rubellus. 3. Populasi aktinomisetes, bakteri dan fungi lebih tinggi pada vermicomposting yang diberi kapur dibandingkan dengan tanpa diberi kapur. 4. Populasi aktinomisetes, bakteri dan fungi tertinggi pada vermicomposting limbah padat pasar yang diberi cacing tanah Eisenia fetida dan diberi kapur.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka disarankan: Pengomposan dengan metode vermicomposting sebaiknya menggunakan cacing tanah Eisenia fetida. I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang pesat di daerah perkotaan mengakibatkan daerah pemukiman semakin luas dan padat menyebabkan meningkatnya sampah yang dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi jumlah sampah selain aktivitas penduduk antara lain adalah jumlah atau kepadatan penduduk, sistem pengelolaan sampah, keadaan geografi, musim dan waktu, kebiasaan penduduk, teknologi serta tingkat sosial ekonomi. Sampah padat perkotaan rnerupakan salah satu sumber masalah lingkungan dan sosial yang dihadapi di kota-kota besar. Secara umum jenis sampah dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sampah organik dan sampah anorganik Deddy, 2005. Pada umumnya sampah dikumpulkan dari berbagai tempat rumah tangga, pasar, industri dan lain-lainnya Simarmata, 2005. Limbah merupakan hasil sampingan dari suatu proses produksi yang mengandung bahan yang dapat mencemari lingkungan termasuk tanah, air dan udara Manik, 2002. Limbah tergolong ke dalam bahan organik limbah pasar, serasah dedaunan dan jerami padi yang merupakan sumber nutrisi bagi organisme di dalam tanah. Keberadaan limbah padat ini apabila tidak dikelola dengan baik akan menjadi masalah bagi manusia dan lingkungan berupa berupa bau yang tidak sedap, gangguan kesehatan penduduk, dan pencemaran lingkungan air sungai. Alternatif dalam mengatasi limbah padat secara alami yaitu dengan cara dibuat kompos pengomposan. Pengomposan adalah proses penguraian bahan organik secara biologis, khususnya oleh mikroorganisme yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi Isroi, 2008. Salah satu metode pengomposan adalah vermicomposting yang melibatkan cacing tanah sebagai dekomposer. Mashur 2001 mengemukakan bahwa vermikompos adalah kompos yang diperoleh dari hasil perombakan bahan-bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah. Vemikompos merupakan campuran kotoran cacing tanah casting dengan sisa media atau pakan dalam budidaya cacing tanah. Oleh karena itu vermikompos merupakan pupuk organik yang ramah lingkungan dan memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan kompos lain. Metode pengomposan dengan cara vermikompos memiliki beberapa keuntungan antara lain waktu pengomposan yang relatif lebih cepat, tidak menimbulkan bau, dan relatif mudah untuk dilakukan. Beberapa spesies cacing tanah yang berperan dalam mempercepat proses pengomposan yaitu Lumbricus rubellus dan Eisenia fetida. Cacing tanah berperan mencampurkan bahan organik kasar ataupun halus antara lapisan atas dan bawah Hakim dkk., 1986. Cacing tanah memiliki peran yang sangat penting dalam menghancurkan bahan organik sehingga dapat memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan populasi mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman. Cacing tanah juga dapat mendekomposisi sampah organik menjadi humus Sharma et al., 2005 dalam Ilyas, 2009. Keberadaan cacing tanah sebagai dekomposer juga dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah antara lain aktinomisetes 2,8 x 10 6 sel g -1 BK, bakteri 1,8 x 10 8 sel g -1 BK dan fungi 2,6 x 10 5 sel g -1 BK Mashur, 2001.

B. Tujuan