Penyuluhan Pertanian Tinjauan Pustaka

Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian, sasaran yang ingin dicapai juga berupa peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani sehingga mereka akan mampu untuk mandiri, karena tanpa adanya penambahan pengetahuan dan ketrampilan serta perbaikan sikap mereka, mereka akan sulit untuk memperbaiki kehidupan mereka yang masih tradisional. Maka dari itu peran penyuluhan pertanian adalah jembatan yang menghubungkan kesenjangan antara sumber pengetahuan dan para praktisi, sehingga harus ada komunikasi dua arah antara sumber pengetahuan dan para praktisi. Dalam kegiatan penyuluhan pertanian agar penyampaian informasi baru yang berupa hasil penelitian dari sumber informasi segera dapat disampaikan dan diterima oleh para praktisi terutama petani maka harus ada hubungan erat antara tiga unsur pokok pertanian yaitu: penelitian pertanian, pendidikan pertanian dan penyuluhan pertanian Suhardiyono, 1988. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 16 tahun 2006, penyuluh pertanian, penyuluh perikanan, atau penyuluh kehutanan, baik penyuluh PNS, swasta, maupun swadaya, yang selanjutnya disebut penyuluh adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan penyuluhan. Penyuluh pegawai negeri sipil PNS yang selanjutnya disebut penyuluh PNS merupakan PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian, perikanan, atau kehutanan untuk melakukan kegiatan penyuluhan. Penyuluh swasta adalah penyuluh yang berasal dari dunia usaha danatau lembaga yang mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan. Penyuluh swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahanya dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh. Menurut Kartasapoetra 1987, penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan kepada para petani agar mau mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara hidupnya yang lama dengan cara-cara baru yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi pertanian yang lebih maju. Kartasapoetra 1987 menyatakan bahwa seorang penyuluh pertanian dalam tugasnya mempunyai tiga peranan penting, yaitu: 1 Berperan sebagai pendidik, memberikan pengetahuan atau cara-cara baru dalam budidaya tanaman, agar para petani lebih terarah dalam usahataninya, meningkatkan hasil dan mengatasi kegagalan- kegagalan dalam usaha taninya. 2 Berperan sebagai pemimpin, yang dapat membimbing dan memotivasi para petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerjanya agar timbul keterbukaan dan mau menerapkan cara-cara bertani baru yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga hidupnya akan lebih sejahtera. 3 Berperan sebagai penasihat, yang dapat melayani, memberi petunjuk-petunjuk dan membantu petani baik dalam bentuk peragaan atau memberikan contoh-contoh kerja dalam usahatani dalam memecahkan segala masalah yang dihadapi para petani. Menurut Suhardiyono 1989, seorang penyuluh membantu para petani di dalam usaha mereka meningkatkan produksi dan mutu hasil produksinya guna meningkatkan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, penyuluh mempunyai banyak peran, antara lain: 1 Sebagai pembimbing petani Seorang penyuluh adalah pembimbing dan guru petani dalam pendidikan nonformal. Penyuluh harus mampu memberikan praktek demonstrasi tentang sesuatu cara atau metode budidaya sesuatu tanaman, membantu petani menempatkan atau menggunakan sarana produksi pertanian dan peralatan yang sesuai dengan tepat. Penyuluh harus mampu memberikan bimbingan kepada petani tentang sumber dana kredit yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan usahatani mereka dan mengikuti perkembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan petani yang berasal dari instansi- instansi yang terkait. 2 Sebagai organisator dan dinamisator petani Dalam penyelenggaraan kegiatan penyuluhan, para penyuluh lapang tidak mungkin mampu untuk melakukan kunjungan kepada masing- masing petani, sehingga petani harus diajak untuk membentuk kelompok-kelompok tani dan mengembangkannya menjadi suatu lembaga ekonomi dan sosial yang mempunyai peran dalam mengembangkan masyarakat di sekitarnya. 3 Sebagai teknisi Seorang penyuluh harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan tektis yang baik, tanpa adanya pengetahuan dan ketrampilan teknis yang baik maka akan sulit baginya dalam memberikan pelayanan jasa konsultasi yang diminta petani. 4 Sebagai jembatan penghubung antara lembaga peneliti dengan petani Penyuluh bertugas untuk menyampaikan hasil temuan lembaga penelitian kepada petani. Sebaliknya petani berkewajiban melaporkan hasil pelaksanaan penerapan hasil-hasil temuan lembaga penelitian yang dianjurkan tersebut kepada penyuluh yang membinanya sebagai jembatan penghubung, selanjutnya penyuluh menyampaikan hasil penerapan teknologi yang dilakukan oleh petani kepada lembaga penelitian yang terkait sebagai bahan referensi lebih lanjut. Dalam prakteknya penempatan penyuluh dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Penyuluh lapangan, yaitu penyuluh yang ditempatkan di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian WKPP. 2. Penyuluh tingkat kecamatan, yaitu penyuluh yang ditempatkan di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan BP3K. Penyuluh tingkat kecamatan seringkali disebut dengan Penyuluh Pertanian Urusan Programa PPUP. 3. Penyuluh pertanian tingkat kabupaten, yaitu penyuluh yang ditempatkan di Badan Pelaksana Penyuluhan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan BP4K. Penyuluh tingkat kabupaten seringkali disebut dengan Penyuluh Pertanian Spesialis PPS. 4. Penyuluh pertanian tingkat propinsi, yaitu penyuluh yang ditempatkan di Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 5. Penyuluh pertanian tingkat nasional, yaitu penyuluh yang ditempatkan pada kelembagaan penyuluhan tingkat pusat yang merupakan badan yang menangani penyuluhan pada setiap DepartemenKementerian yang bertanggung jawab di bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan.

2.1.2 Teori Kinerja

Kinerja berasal dari pengertian performance yang berarti hasil kerja atau prestasi kerja, namun kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja tetapi termasuk berlangsungnya suatu proses pekerjaan. Menurut Mangkunegara dan Prabu dalam Thoriq 2000, kinerja prestasi kerja ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Menurut Sulistiyani 2003, kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dinilai dari hasil kerjanya. Berdasarkan definisi diatas kinerja merupakan kemampuan menjalankan pekerjaan dan pencapaian standar kerja atau suatu hasil yang telah dikerjakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang dilaksanakan secara legal, tidak melanggar hukum serta sesuai dengan moral dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Menurut Kartasapoetra 1988, sifat-sifat yang harus dimiliki oleh penyuluh pertanian yang sebenarnya dapat menggambarkan kinerja penyuluh adalah memiliki disiplin kerja yang kuat,tekun, tahu akan tugasnya dan tidak cepat putus asa. Menurut Suhardiyono 1992, syarat-syarat yang harus ada dalam diri penyuluh pertanian adalah: a. Kemampuan berkomunikasi dengan petani. Agar dapat berkomunikasi dengan petani, maka seorang penyuluh harus memiliki dasar-dasar pengetahuan praktik usahatani, dapat memahami bagaimana kehidupan petani, kemampuan mengenal orang desa dan mau mendengarkan serta mau mengerti keluhan- keluhan yang disampaikan oleh mereka. b. Kemampuan bergaul dengan orang lain. Agar dapat menyatu dengan petani, maka seorang penyuluh harus memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. c. Antusias terhadap tugasnya. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang penyuluh memerlukan tanggung jawab yang besar, karena sebagian besar waktunya dipergunakan untuk bekerja sendiri dengan bimbingan dan pengawasan yang sangat minim, sehingga sebelum bertugas seorang penyuluh harus mengerti dan menghayati betapa besar tanggung jawab yang harus ditanggungnya. d. Berpikir logis dan berinisiatif. Berpikir logis merupakan pengertian praktis yang harus dimiliki oleh seseorang, biasanya diperoleh dari pengalaman hidup, sedangkan inisiatif adalah kemampuan seseorang untuk melihat apakah ada sesuatu hal yang perlu dilakukan dan mempunyai keberanian untuk berusaha melakukan sesuatu hal tersebut tanpa perintah atau saran dari orang lain. Penilaian kinerja seorang penyuluh pertanian dapat didasarkan pada indikator kinerja penyuluh menurut Departemen Pertanian 2010 yaitu antara lain: 1. Tersusunnya program penyuluhan 2. Tersusunnya Rencana Kerja Tahunan RKT penyuluh pertanian 3. Tersusunnya data wilayah untuk pengembangan teknologi spesifikasi lokasi 4. Terdiseminasinya informasi teknologi pertanian secara merata 5. Tumbuh kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama dan pelaku usaha 6. Terwujudnya kemitraan usaha pelaku utama dan pelaku usaha yang menguntungkan 7. Terwujudnya akses pelaku utama dan pelaku usaha ke lembaga keuangan, informasi, dan sarana produksi 8. Meningkatnya produktivitas komoditas unggulan di masing-masing wilayah kerja 9. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama

Dokumen yang terkait

BIODIVERSITAS BURUNG DI DESA SUNGAI LUAR KECAMATAN MENGGALA TIMUR KABUPATEN TULANG BAWANG PROVINSI LAMPUNG

2 18 49

BIODIVERSITAS BURUNG DI DESA KIBANG PACING KECAMATAN MENGGALA TIMUR KABUPATEN TULANG BAWANG PROVINSI LAMPUNG

0 28 47

ANALISIS EFISIENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI UBI KAYU (Manihot utilissima) DI KECAMATAN MENGGALA KABUPATEN TULANG BAWANG

7 51 96

KAJIAN INVENTARISASI TERASI INDUSTRI RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI KECAMATAN MENGGALA KABUPATEN TULANG BAWANG)

9 54 41

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KINERJA PENYULUH DI BP3K KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH SEBAGAI BP3K MODEL CENTER OF EXELLENCE (COE)

5 81 83

EFEKTIVITAS PROGRAM PENGEMBANGAN BP3K SEBAGAI MODEL COE (CENTER OF EXCELLENCE) TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PENYULUH DI BP3K BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 10 78

PENGELOLAAN DANA KAMPUNG DI KAMPUNG MENGGALA KECAMATAN MENGGALA TIMUR YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG Jurnal Penelitian

0 0 13

PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA PENYULUH DI BP3K SEBAGAI MODEL COE (CENTER OF EXCELLENCE) KECAMATAN METRO BARAT KOTA METRO (The Farmer’s Perception to the Extension Worker’s Performances in BP3K as a CoE (Center Of Excellence) Model, West Metro District

0 0 8

EFEKTIVITAS PROGRAM PENGEMBANGAN BP3K SEBAGAI MODEL CENTER OF EXCELENCE (CoE) DALAM PENINGKATAN KINERJA PENYULUH DI KECAMATAN BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (The Effectiveness of BP3K Development Program As Center of Excellence (CoE) Model Toward Rais

0 1 8

MAKNA FILOSOFIS DI DALAM PROSESI BEGAWI ADAT CAKAK PEPADUN DI KELURAHAN MENGGALA KOTA KECAMATAN MENGGALA KABUPATEN TULANG BAWANG - Raden Intan Repository

0 3 86