Upaya Penanggulangan Kejahatan Peran Kepolisian Dalam Menanggulangi Tingginya Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Terhadap Pengendara Yang Tidak Memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) (Studi di Polresta Bandar Lampung)

b. Upaya Preventif Upaya penanggulangan kejahatan yang lebih menitikberatkan pada sifat preventif pencegahanpenangkalanpengendalian sebelum kejahatan terjadi.Upaya ini lebih bersifat pencegahan terhadap terjadinya kejahatan, sasaran utamanya adalah mengenai faktor-faktor kondusif mengenai terjadinya kejahatan. Faktor-faktor itu antara lain adalah berpusat pada masalah atau kondisi- kondisi sosial secara langsung maupun tidak langsung yang dapat menimbulkan kejahatan. Dilihat dari sudut pandang kriminal secara makro dan global, upaya preventif menduduki posisi kunci dan strategis dari upaya politik kriminal. Upaya-upaya preventif misalnya kegiatan patrol dan pengawasan di dalam masyarakat secara berkelanjutan oleh pihak polisi dan aparat keamanan lainnya. Upaya preventif ini adalah untuk memperbaiki kondisi-kondisi sosial tertentu. Dengan demikian, dilihat dari sudut kriminal, keseluruhan kegiatan preventif melalui upaya itu mempunyai kedudukan yang strategis, memegang posisi kunci yang harus diintensifkan dan diefektifkan. Kegagalan dalam menggarap posisi strategis ini justru berakibat fatal bagi usaha-usaha dalam menanggulangi kejahatan. III.METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Masalah

Untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka peneliti perlu mengadakan pendekatan masalah. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan masalah yaitu langkah-langkah pendekatan untuk meneliti, melihat, menyatakan dan mengkaji yang ada pada obyek penelitian, untuk itu penulis menggunakan 2 cara, yaitu: 1. Pendekatan Yuridis Normatif Pendekatan normatif yaitu pendekatan dengan cara studi kepustakaan dengan menelah kaidah-kaidah hukum, undang-undang, peraturan dan berbagai literatur yang kemudian dibaca, dikutip dan dianalisis selanjutnya disimpulkan. 2. Pendekatan Yuridis Empiris Pendekatan empiris yaitu meneliti serta mengumpulkan data primer yang telah diperoleh secara langsung pada obyek penelitian melalui wawancara atau interview dengan responden atau narasumber di tempat obyek penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas salam penelitian ini.

1.1 Sumber dan Jenis Data

Sumber data pada penulisan ini berasal dari kepustakaan dan data lapangan. Jenis data pada penulisan ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer adalah data yang didapat secara langsung dari sumber pertama. 1 Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan secara langsung pada obyek penelitian, berupa keterangan dari aparat penegak hukum yang berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, pada waktu penelitian dimulai data telah tersedia. Data ini merupakan data pendukung yang bersifat memperkuat dan memperjelas data primer dan diperoleh dari studi pustaka, penelusuran literatur yang diperoleh dari studi pustaka, penelusuran literatur yang diperoleh di luar penelitian selama penelitian berlangsung. Data sekunder adalah yang digunakan dalam menjawab permasalahan pada penelitian ini melalui studi kepustakaan. 1 Soerjono Soekanto, 1984. penelitian hukum normatif. Jakarta:Rajawali pres. hlm.12 Data tersebut terdiri dari: a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat peraturan perundang-undangan. Adapun dalam penelitian ini bahan hukum yang peneliti pergunakan, yaitu: 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. 2 Bahan hukum sekunder di peroleh dengan cara studi dokumen, mempelajari permasalahan dari buku-buku, literatur, makalah dan bahan-bahan lainnya yang berkaitan dengan materi ditambah lagi dengan pencarian data menggunakan internet. c. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier adalah bersumber dari bahan-bahan hukum yang dapat membantu pemahaman dalam menganalisa serta memahami permasalahan, seperti literatur hukum, kamus hukum dan sumber lain yang sesuai. 2 Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Penganat Metode Penelitian Hukum, Jakarta:PT Raja Grafindo. hlm. 119

Dokumen yang terkait

Kajian Hukum Mengenai Pelanggaran Lalu Lintas Yang Dilakukan Oleh Anak Sekolah (Studi Di Satlantas Polresta Medan)

7 122 116

Persepsi Masyarakat Dalam Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi C ( SIM C ) (Studi Pada Kantor Sat Lantas Polresta Tebing Tinggi)

11 132 117

UPAYA KOMUNIKASI KEPOLISIAN DALAM PELAYANAN PENERBITAN SURAT IZIN MENGEMUDI KEPADA MASYARAKAT. (Studi Pada Polres Kabupaten Tuban Melalui Layanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi di Satuan Lalu Lintas)

0 4 19

UPAYA POLISI LALU LINTAS DALAM RANGKA PENERTIBAN DAN PENINDAKAN TERHADAP PENGENDARA KENDARAAN BERMOTOR YANG TIDAK MEMILIKI SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM)

1 29 65

PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINGGINYA TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA TERHADAP PENGENDARA YANG TIDAK MEMILIKI SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM)

1 10 64

KAJIAN TENTANG KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM KEPEMILIKAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) DEMI TERCAPAINYA KETERTIBAN LALU LINTAS DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PEMATANGSIANTAR.

6 18 22

PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINGGINYA TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA TERHADAP PENGENDARA YANG TIDAK MEMILIKI SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) (Studi Di Polresta Bandar Lampung)

0 1 12

UPAYA DIREKTORAT LALU LINTAS KEPOLISIAN DAERAH LAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN PELANGGARAN TERHADAP PENGENDARA KENDARAAN BERMOTOR YANG TIDAK MEMILIKI KELENGKAPAN SURAT (Jurnal Ilmiah)

0 0 18

PERAN SATUAN LALU LINTAS (SATLANTAS) DALAM MENANGGULANGI TINGGINYA TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi di Polres Cilacap)

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PERAN SATUAN LALU LINTAS (SATLANTAS) DALAM MENANGGULANGI TINGGINYA TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi di Polres Cilacap) - repository perpustakaan

0 3 7