Alat Bantu Analisis dan Perancangan

c. Relationship, d. System boundary boxes optional, e. Packages optional, untuk mengelompokan use-case. Gambar 3.5. Contoh Diagram Use Case Sumber : Prabowo Pudjo 2011:17 2 Activity Diagram Diagram Aktivitas Activity Diagram. Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu system dan member tekanan pada aliran kendali antar objek. Penyetoran Uang Penarikan Uang Transfer Uang Tambah Bunga Nasabah Teller Diagram ini tidak hanya memodelkan software melainkan memodelkan model bisnis juga. Diagram aktivitas menunjukkan aktivitas sistem dalam bentuk kumpulan akse-aksi. 3 Sequence Diagram Diagram Sequence bersifat dinamis. Diagram ini adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu. Sequence diagram secara khusus menjabarkan behavior sebuah sekenario tunggal. Diagram ini menunjukan sebuah objek contoh dan pasan-pesan yang melewati objek-objek dalam use case. 4 Class Diagram Class diagram menunjukan property dan operasi sebuah class dan batasan-batasan yang terdapat dalam hubungan-hubungan objek dan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat diantara mereka. Class diagram bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, Antarmuka-Antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif. 5 Deployment Diagram Deployment diagram bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan run-time. Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang ada didalamnya. Diagram deployment berhubungan erat dengan diagram komponen dimana diagram ini memuat satu atau lebih komponen-komponen. Diagram ini sangat berguna saat aplikasi kita berlaku sebagai aplikasi yang dijalankan pada banyak mesin distributed computing. 1 Diagram Deployment menggambarkan bentuk layout secara fisik bentuk jaringan dan posisi komponen-komponen dari sistem. 2 Pendekatan yang digunakan dalah pendekatan terhadap hasil implementasi program.

3.2.4 Pengujian Software

Menurut Al Bahra 2006:352 Pada dasarnya pengujian merupakan satu langkah dalam proses rekayasa perangkat lunak yang dapat dianggap paling tidak secara psikologis sebagaai hal yang destruktif daripada konstruktif. Metode pengujian software adalah cara atau teknik untuk menguji perangkat lunak, mempunyai mekanisme untuk menentukan data uji yang dapat menguji perangkat lunak secara lengkap dan mempunyai kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan perangkat lunak dapat diuji dengan dua cara berdasarkan fungsionalnya, yaitu :

1. Pengujian Alpha

Pengujian alpha dilakukan pada sisi pengembang oleh seorang pelanggan, sebelum perangkat lunak benar-benar jadi. Tujuannya untuk mengidentifikasi dan menghilangkan sebanyak mungkin masalah sebelum perangkat lunak sampai ke pemakai yang sebenarnya.

2. Pengujian Betha

Pengujian betha merupakan pengujian yang dilakukan oleh pemakai akhir dalam lingkungan yang sebenarnya. Tujuannya untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan yang selanjutnya akan dipakai dalam revisi perangkat lunak yang telah dibuat. Berdasarkan metodenya, perangkat lunak dapat diuji dengan dua cara, yaitu: 1 Pengujian White Box Pengujian white box yang kadang-kadang disebut pengujian glass-box. Adalah metode desain test case yang menggunakan struktur kontrol desain prosedural untuk memperoleh test care. Dengan menggunakan metode pengujian white box , perekayasa sistem dapat melakukan test case yang: a. Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu modul telah digunakan paling tidak satu kali. b. Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false. c. Mengeksekusi semua loop pada batasan mereka dan pada batas operasional mereka. d. Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya. 2 Pengujian Black Box Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian black box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black box bukan merupakan alternatif dari teknik white box, tetapi merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kelas kesalahan daripada metode white box. Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut: a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, b. Kesalahan interface c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database internal, d. Kesalahan kinerja e. Inisialisasi dan kesalahan terminasi. Penulis menggunakan metode pengujian black box, Pengujian black box merupakan pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan. Faktor pengujian black box adalah sebagai berikut: a. Reliability Menekankan bahwa aplikasi akan dilaksanakan dalam fungsi sesuai yang diminta dalam periode waktu tertentu. Pembetulan proses tersangkut kemampuan sistem untuk memvalidasi proses secara benar.