Klasifikasi Benign Prostate Hyperplasia

memperbesar lumen uretra, dan terapi antiandrogen untuk membuat atrofi kelenjar prostat Price Wilson, 2012. Pada BPH terjadi rasio peningkatan komponen stroma terhadap kelenjar. Pada prostat normal rasio stroma dibanding dengan kelanjar adalah 2:1, pada BPH, rasionya meningkat menjadi 4:1, hal ini menyebabkan pada BPH terjadi peningkatan tonus otot polos prostat dibandingkan dengan prostat normal. Dalam hal ini massa prostat yang menyebabkan obstruksi komponen statik sedangkan tonus otot polos yang merupakan komponen dinamik sebagai penyebab obstruksi prostat Purnomo, 2012.

2.2.6 Patologi

Patologis BPH ditandai dengan pertumbuhan kelenjar hiperplastik dan stroma yang bergabung menjadi nodul mikroskopis dan makroskopis di kelenjar prostat. Ada lima jenis umum dari nodul BPH, yaitu Fibromyoadenomatous umum, Fibroadenomatous, Fibrous fibrovaskular, Fibromuskular, dan Muskular jarang. Umumnya BPH terdiri dari kelenjar mengandung sebagian besar sel kelenjar prostat, campuran mengandung stroma dan sel epitel kelenjar, dan stroma yang hanya berisi sel stroma. Nodul awal yang berkembang pada BPH ditemukan di daerah periuretra dan biasanya stroma, terdiri dari jaringan fibrosa dan beberapa otot polos. Pada beberapa kasus, nodul BPH dapat ditemukan di zona perifer, yang dapat teraba dengan pemeriksaan colok dubur, dan biasanya terdiri dari unsur-unsur kelenjar epitel. Kurangnya unsur kelenjar di nodul stroma BPH, dan pengamatan perbedaan zona di awal nodul BPH menyebabkan etiologi yang berbeda dari nodul stroma dibandingkan dengan BPH komponen kelenjar. Ketika zona transisi membesar secara makroskopik, karena pertumbuhan BPH nodular, keadaan ini dapat menghambat aliran urin melalui uretra prostat dan karenanya menjadi LUTS Nicholson Ricke, 2012. Mikroskopik BPH disajikan pada gambar 8. Gambar 8. Mikroskopik BPH Sumber: Kumar dkk ., 2010.

2.2.7 Gejala Klinis

Gejala klinis hanya terjadi sekitar 10 pada laki-laki yang mengidap kelainan ini. Hal ini dikarenakan BPH mengenai bagian dalam prostat, manifestasinya yang tersering adalah gejala obstruksi saluran kemih bawah Kumar dkk., 2007. Gejala klinis berkembang lambat karena hipertrofi detrusor kandung kemih mengkompensasi untuk kompresi uretra. Seiring dengan osbtruksi berkembang, kekuatan pancaran urin menurun, dan terjadi keragu- raguan dalam memulai berkemih dan menetes diakhir berkemih. Disuria

Dokumen yang terkait

Pola Kuman dan Sensitivitas pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia dengan Infeksi Saluran Kemih di RSUP H. Adam Malik Medan

3 130 66

Karakteristik Pasien Benign Prostate Hyperlasia (BPH) yang Menjalani Transurethral Resection of Prostate (TURP) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada Periode Januari 2012-Desember 2013

9 79 79

Profil Pasien Benign Prostate Hyperplasia yang Dilakukan Ultrasonografi di Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Periode Bulan Juli 2012 Hingga Desember 2012

4 48 49

Gambaran Nilai International Prostate Symptom Score Pada Pasien Benign Prostate Hyperplasia Di Poliklinik Urologi Rsup Haji Adam Malik Medan

24 176 65

Gambaran Histopatologi Penyakit Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) dan Kanker Prostat di Laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Umum pusat Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, periode 2008-2009

2 33 78

PERBANDINGAN VOLUME PROSTAT ANTARA PASIEN BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA DENGAN DIABETES MELLITUS DAN TANPA DIABETES MELLITUS DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

0 0 11

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 14

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 4

Hubungan Antara Kadar Serum Lipid Dengan Volume Prostate Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 3

HUBUNGAN KENAIKAN BERAT BADAN INTERDIALISIS DENGAN KEJADIAN HIPOTENSI INTRADIALISIS PADA PASIEN CRONIC KIDNEY DESEASE DI RUANG HEMODIALISA RSUD Dr.H.ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014

0 0 6