Fungsi dan Efektivitas Hukum dalam Masyarakat

ini adalah dalam suatu peraturan perundang-undangan termasuk peraturan daerah diterapkan adanya sanksi bagi mereka yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan daerah tersebut. 2. Efektivitas Hukum dalam Masyarakat Efektivitas hukum akan lebih banyak menggunakan optik atau kacamata sosiologis dari pada optik normatif, namun bukan berarti optik normatif terlupakan sebab terlebih dahulu harus mengetahui perihal kaidah hukum itu sendiri dan tujuan dari hukum tersebut, barulah dapat dipahami apakah hukum itu efektif atau tidak. Pendapat mengenai efektivitas hukum dapat dilihat dari pendapat Hans Kelsen bahwa: “teori mengenai efektivitas yang disebut principle of effectiveness yang menyatakan orang seharusnya bertingkah laku atau bersikap sesuai dengan tata kaidah hukum ”. 45 Salah satu aspek pembicaraan efektivitas hukum sering kali dikaitkan dengan pengaruh hukum terhadap masyarakat inti dari pengaruh hukum terhadap masyarakat adalah pola perilaku warga masyarakat yang sesuai dengan hukum yang berlaku atau telah diputuskan. Jika tujuan hukum tercapai yaitu bila warga masyarakat berperilaku sesuai dengan yang diharapkan atau dikehendaki oleh hukum, hal ini dinamakan hukum efektif. Selanjutnya menurut Adam Podgorecky 45 Hans Kelsen, 1995, Teori Hukum Murni, Terjemahan Somardi, Rindi Press, Jakarta,. di dalam buku Achmad Ali, mengatakan bahwa agar suatu undang-undang diharapkan berlaku efektif yaitu : 46 1 Penggambaran yang baik situasi yang sedang dihadapi; 2 Melakukan analisis terhadap penilaian-penilaian tersebut ke dalam tata susunan yang hierarkis sifatnya. Dengan cara ini maka akan diperoleh suatu pegangan atau pedoman, apakah penggunaan suatu sarana menghasilkan sesuatu yang positif artinya apakah sarana penyembuhannya tidak lebih buruk daripada penyakitnya; 3 Verifikasi terhadap hipotesis-hipotesis yang diajukan menjamin tercapainya tujuan-tujuan yang dikehendaki atau tidak; 4 Pengukuran terhadap efek-efek peraturan yang diperlukan; 5 Identifikasi terhadap faktor-faktor yang akan menetralisir efek-efek yang buruk dari peraturan-peraturan yang diperlukan; 6 Pelembagaan peraturan-peraturan di dalam masyarakat, sehingga tujuan pembaharuan berhasil dicapai. Studi efektivitas adalah suatu strategi perumusan masalah yang bersifat umum yaitu perbandingan antara realitas hukum dengan ideal hukum. Secara khusus, terlihat jenjang antara hukum dalam tindakan dengan hukum dalam teori. Menurut Donald Black mengatakan bahwa : Studi-studi keefektifan hukum berbeda satu dengan yang lainnya dalam jenis-jenis ideal hukum setelah temuan-temuannya dinilai. Pada satu sisi yang ekstrim adalah studi dampak yang membandingkan antara realitas dan ideal hukum dengan suatu arti yang sangat sederhana dan dapat dilaksanakan secara spesifik. Dua sisi ini alat untuk mengukur hukum mungkin suatu undang-undang yang tujuannya adalah agak lebih jelas dapat dilihat dari suatu keputusan pengadilan yang dengan jelas menyatakan kebijaksanaan khusus. Pada akhirnya ahli sosiologi dapat berusaha untuk membandingkan realitas hukum dengan suatu ideal hukum, baik yang tidak berdasarkan undang-undang maupun yang tidak berdasarkan case law. Di sini peneliti menilai materi-materi empirisnya terhadap standar keadilan seperti pemerintahan berdasarkan hukum. Kesewenang-wenangan, legalitas atau konsep pembelaan diri yang tidak secara implisit dicantumkan dalam acara dari konstitusi. 47 46 Achmad Ali, 1998, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum, Yarsif, Jakarta, Hlm 198 47 Ibid, hlm. 198 Kesadaran hukum sebenarnya merupakan kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang diharapkan ada, kesadaran hukum yang dimiliki suatu warga belum menjamin bahwa warga akan menaati suatu peraturan hukum. Kesadaran hukum itu tidak lain adalah suatu kesadaran yang ada dalam kehidupan manusia untuk selalu patuh dan taat pada hukum. bahwa kesadaran hukum dalam masyarakat transisi memberikan batasan tentang kesadaran hukum itu meliputi, pengetahuan tentang hukum, penghayatan terhadap hukum dan ketaatan terhadap hukum. Pendapat Laica Marzuki bahwa pengertian kesadaran hukum yaitu : 48 “Pertama-tama bertitik tolak dari pemahaman yang memandang bahwa kesadaran hukum merupakan bagian alam kesadaran manusia. Hanya pada manusia yang berada dalam kondisi kesadaran yang sehat serta adekuat compos menitis dapat bertumbuh dan berkembang penghayatan kesadaran hukum. Kesadaran hukum bukan bagian dari alam ketidaksadaran manusia, meskipun pertumbuhannya dipengaruhi oleh naluriah hukum rectsinstinct yang menempati wujud bawah peraaan hukum lagere vorm van rechtsgevoed ”. H.C. Kelman menyatakan bahwa ketaatan hukum dapat dibedakan kualitasnya dalam tiga jenis yaitu : 49 1 Ketaatan yang bersifat compliance, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu aturan hanya karena ia takut terkena sanksi; 2 Ketaatan yang bersifat identification, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu aturan hanya karena takut hubungan baiknya dengan seseorang menjadi rusak; 3 Ketaatan yang bersifat Internalization, yaitu jika seeorang taat terhadap suatu aturan karena benar-benar ia merasa aturan itu sesuai dengan nilai-nilai intrinsik yang dianutnya 48 Laica Marzuki, 1995, seri : Bagian Kesadaran Hukum Rakyat Bugis Makassar, Disertasi Universitas Padjajaran, Bandung, hlm 152 49 Achmad Ali, 1998, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum, Yarsif, Jakarta, hlm 193 Suatu aturan dianggap efektif berlakunya jika sebagian besar masyarakat menaati aturan tersebut dengan kata lain aturan hukum tersebut efektif, maka kualitas efektivitas hukum tersebut berbeda. Semakin banyak warga masyarakat menaati suatu aturan hukum karena faktor internalization, maka kualitas efektivitasnya semakin tinggi sedangkan ketaatan masyarakat terhadap suatu aturan hukum karena faktor identification dan compliance maka kualitas efektivitasnya masih rendah.

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah

Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum dan masyarakat, dengan jalan menganalisisnya. Yang diadakan pemeriksaan secara mendalam terhadap fakta hukum tersebut permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan. Agar suatu penelitian ilmiah dapat berjalan dengan baik maka perlu menggunakan suatu metode penelitian yang baik dan tepat. Metodologi merupakan suatu unsur yang mutlak harus ada di dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. 1 Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Pendekatan yuridis normatif yaitu pendekatan dengan cara menelaah kaidah- kaidah, norma-norma, aturan-aturan, yang berhubung dengan masalah yang akan diteliti. Pendekatan tersebut dimaksud untuk mengumpulkan berbagai macam Peraturan Perundang-undangan, teori-teori dan literatur-literatur yang erat hubungannya dengan masalah yang akan diteliti; 1 Soerjono Soekanto , 1984, “Pengantar Penelitian Hukum”, UI-Press Jakarta. 2. Pendekatan yuridis empiris yaitu dilakukan dengan berdasarkan pada fakta objektif yang didapatkan dalam penelitian lapangan baik berupa hasil wawancara dengan responden, hasil kuisioner atau alat bukti lain yang diperoleh dari narasumber.

B. Sumber Dan Jenis Data

Sumber data dalam penulisan tesis ini diperoleh dari dua sumber, yaitu data lapangan dan kepustakaan dengan jenis data: 1. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan menelusuri literatur-literatur maupun peraturan-peraturan dan norma-norma yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam tesis ini. Data sekunder dalam penulisan tesis ini terdiri dari: a. Bahan hukum primer, yaitu: a Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Jo Undang-Undang Nomor 73 Tahun 1958 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP; b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP; c Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia; d Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak; e Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak; b. Bahan hukum Sekunder, bahan hukum yang bersifat memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer yaitu berupa buku-buku literatur ilmu hukum, dan makalah-makalah yang berkaitan dengan pokok bahasan seperti: a Instruksi Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : INS-004 AJ.A082012 Tentang Pelaksanaan Peningkatan Tugas Penerangan dan Penyuluhan Hukum Program Pembinaan Masyarakat Taat Hukum; b Keputusan Jaksa Agung RI Nomor : KEP-001 aAJ.A012007 Tanggal 02 Januari 2007 Tentang Pelaksanaan Penyuluhan dan Penerangan Hukum. c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum penunjang yang mencakup bahan memberi petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti: kamus, biografi, karya-karya ilmiah, bahan seminar, hasil-hasil penelitian para sarjana yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam tesis ini. 2. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari hasil penelitian lapangan di Desa Sumber Rejo, Desa Nambah Rejo, dan Desa Sapto Mulyo kecamatan Kota Gajah Kejaksaan Negeri Gunung Sugih Lampung Tengah dan, baik melalui pengamatan atau wawancara dengan responden, dalam hal ini adalah pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan masalah penulisan tesis ini.

C. Penentuan Narasumber

Pada tahap ini menggunakan daftar pernyataan yang bersifat terbuka dimana dilakukan terhadap pihak-pihak yang berkaitan dengan permasalahan dalam menganalisis data, diperlukan pendapat dari narasumber yang dijadikan sebagai informan. Adapun narasumber penelitian ini adalah: 1 Jaksa Penuntut Umum Pada Kejaksaan Negeri Gunung Sugih : 2 Orang 2 Tokoh Masyarakat Lampung Tengah : 1 Orang + Jumlah : 3 Orang

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Pengumpulan data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: a. Studi Pustaka Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu melakukan serangkaian studi dokumentasi, dengan cara membaca, mencatat dan mengutip buku-buku atau referensi yang berhubungan dengan peran kejaksaan dalam pencegahan tindak pidana kesusilaan yang dilakukan oleh remaja di kabupaten lampung tengah. b. Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer. Adapun cara mendapatkan data primer dilakukan dengan metode wawancara terpimpin, yaitu dengan mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu dan dilakukan secara langsung dengan responden. 2. Pengolahan Data a. Editing, yaitu data yang diperoleh dari penelitian diperiksa dan diteliti kembali mengenai kelengkapan, kejelasan dan kebenarannya, sehingga terhindar dari kekurangan dan kesalahan; b. Tabulating, yaitu memuat data yang diperoleh melalui sebuah rangkaian tabel sesuai dengan data yang diperoleh; c. Interpretasi data, yaitu menghubungkan, membandingkan dan menguraikan data serta mendeskripsikan data dalam bentuk uraian, untuk kemudian ditarik kesimpulan; d. Sistematisasi data, yaitu penyusunan data secara sistematis sesuai dengan pokok permasalahan, sehingga memudahkan analisis data. E Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini, dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif, yaitu menggambarkan kenyataan-kenyataan yang ada berdasarkan hasil penelitian dengan menguraikan secara sistematis untuk memperoleh kejelasan dan memudahkan pembahasan. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis data tersebut kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode induktif, yaitu suatu metode penarik data yang didasarkan pada fakta-fakta yang bersifat khusus untuk kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum guna menjawab permasalahan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Dokumen yang terkait

UPAYA STRATEGIS INTELIJEN YUSTISIAL KEJAKSAAN DALAM PROSES PENYELIDIKAN PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi Pada Kejaksaan Negeri Bandar Lampung)

2 61 57

PERAN JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM MELAKSANAKAN PENUNTUTAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Studi di Kejaksaan Negeri Gunung Sugih)

1 8 48

I B KEBIJAKAN KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KESUSILAAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DI KOTA YOGYAKARTA.

0 2 15

II KEBIJAKAN KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KESUSILAAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DI KOTA YOGYAKARTA.

0 2 8

SKRIPSI Peran Kejaksaan Dalam Tahap Penuntutan Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana (Studi Kasus di Kejaksaan Negeri Boyolali dan Kejaksaan Negeri Surakarta).

0 2 13

PENDAHULUAN Peran Kejaksaan Dalam Tahap Penuntutan Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana (Studi Kasus di Kejaksaan Negeri Boyolali dan Kejaksaan Negeri Surakarta).

0 5 11

PERAN KEJAKSAAN DALAM TAHAP PENUNTUTAN TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA Peran Kejaksaan Dalam Tahap Penuntutan Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana (Studi Kasus di Kejaksaan Negeri Boyolali dan Kejaksaan Negeri Surakarta).

0 2 19

Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Kejaksaan Negeri Kuala Simpang Setelah Dibentuknya Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Di Daerah

0 1 14

Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Kejaksaan Negeri Kuala Simpang Setelah Dibentuknya Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Di Daerah

0 0 2

Implementasi Diversi dalam Tindak Pidana Penganiayaan yang Dilakukan oleh Anak (Studi Kasus Kejaksaan Negeri Enrekang) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 94