Norma Agama Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 9 Lukman S 2009

8 Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme untuk Kelas VII Selain itu, norma kesusilaan juga menetapkan peri laku yang baik dan yang buruk serta menciptakan ketertiban dalam hubungan antar manusia. Sanksi bagi pelanggar norma kesusilaan adalah timbulnya rasa penyesalan dalam diri akibat dikucilkan oleh lingkungan masyarakat.

3. Norma Sosial

Norma sosial atau adat adalah kaidah atau aturan yang hidup dalam masyarakat tertentu. Sumber dari norma ini adalah kepantasan, kepatutan, dan kebiasaan yang berlaku pada suatu masyarakat. Kaidah ini sering disamakan dengan kesopanan, tata krama, atau adat istiadat. Bagi masyarakat Indonesia norma adat sebagai aturan tidak tertulis masih dipertahankan, baik di kota maupun di desa karena norma adat merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia. Norma adat tumbuh seiring dengan perkembangan masyarakat itu sendiri. Bagi orang yang mempelajari dan melaksanakan norma adat, sebenarnya orang tersebut telah mempelajari sebagi an dari kebudayaan Indonesia. Norma adat dalam masyarakat yang tidak mengan- dung sanksi disebut kebiasaan, sedangkan norma adat yang memiliki sanksi disebut dengan hukum adat. Dalam masyarakat Indonesia, secara garis besar corak dan tradisi norma adat dapat terlihat pada beberapa garis per talian keturunan, di antaranya sebagai berikut. a. Pertalian keturunan menurut garis perempuan matrilineal. Hal ini terdapat pada masyarakat hukum adat Minangkabau, Kerinci, dan orang Semendo. b. Pertalian keturunan menurut garis laki-laki patrilineal. Hal ini terdapat pada masyarakat hukum adat orang Batak, Bali, Ambon, dan Lampung. c. Pertalian keturunan menurut garis ibu dan bapak bilateral. Hal ini terdapat pada masyarakat adat orang Jawa, Sunda, Madura, Bugis, Dayak, dan Toraja. Berbagai kelompok masyarakat atau suku di Indonesia memiliki tata cara dan kebiasaan yang berbeda, terutama dalam melak sanakan hukum perkawinan dan hukum waris. Dalam masyarakat yang menarik garis keturunan dari perempuan, pihak perempuanlah yang Z O O M 1. Matrilineal 2. Patrilineal 3. Bilateral Gambar 1.7 Upacara Adat Potong Rambut Upacara adat merupakan wujud nyata bahwa aturan tidak terlulis masih ada di masyarakat dan tetap dilaksanakan. Sumber: Indonesian Heritage, Religion and Ritual, 1998 Norma dan Hukum 9 aktif melamar pihak laki-laki. Sistem perkawinan tersebut dikenal dengan istilah semendo. Dalam hal pembagian waris, waris tidak di bagikan secara individual, tetapi diwariskan kepada ahli waris secara kolektif. Hasil kekayaan warisan tersebut diperguna kan untuk biaya hidup sehari-hari para ahli waris. Gambar 1.8 Suasana Upacara Perkawinan Adat Sunda Perkawinan adat Sunda merupakan salah satu contoh perkawinan yang menganut sistem bilateral. Sumber: www.indonesianewsonline.com Pada masyarakat yang menarik garis keturunan dari ayah dan ibu, sistem perkawinan boleh dilakukan dengan siapa saja, asal tidak melanggar norma agama dan keturunan. Pihak laki-laki dan perempuan akan men dapatkan warisan dari kedua belah pihak. Dalam hal warisan, masyarakat yang menarik garis keturunan dari ayah dan ibu, biasanya membagikan waris tersebut secara sama antara laki-laki dan perempuan. Namun dalam masyarakat muslim, pembagian waris disesuai kan dengan hukum waris agama Islam yang tidak membagi sama rata antara laki-laki dan perempuan.

4. Norma Hukum

Norma hukum sebagai kaidah yang mengikat kehidupan masyarakat bersumber dari negara sebagai penguasa yang mengatur kehidupan dan ketertiban bernegara. Ada beberapa ciri dari norma hukum, yaitu sebagai berikut. a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat. b. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib. SOAL Kesadaran hukum mengandung pengertian adanya kesadaran warga negara untuk .... Sumber: Ujian Nasional SMP, 2005 Pengayaan