8
Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme untuk Kelas VII
Selain itu, norma kesusilaan juga menetapkan peri laku yang baik dan yang buruk serta menciptakan
ketertiban dalam hubungan antar manusia. Sanksi bagi pelanggar norma kesusilaan adalah timbulnya rasa
penyesalan dalam diri akibat dikucilkan oleh lingkungan masyarakat.
3. Norma Sosial
Norma sosial atau adat adalah kaidah atau aturan yang hidup dalam masyarakat tertentu. Sumber dari
norma ini adalah kepantasan, kepatutan, dan kebiasaan yang berlaku pada suatu masyarakat. Kaidah ini sering
disamakan dengan kesopanan, tata krama, atau adat istiadat.
Bagi masyarakat Indonesia norma adat sebagai aturan tidak tertulis masih dipertahankan, baik di kota
maupun di desa karena norma adat merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia. Norma adat tumbuh seiring
dengan perkembangan masyarakat itu sendiri. Bagi orang yang mempelajari dan melaksanakan norma adat,
sebenarnya orang tersebut telah mempelajari sebagi an dari kebudayaan Indonesia.
Norma adat dalam masyarakat yang tidak mengan- dung sanksi disebut kebiasaan, sedangkan norma adat
yang memiliki sanksi disebut dengan hukum adat. Dalam masyarakat Indonesia, secara garis besar corak dan tradisi
norma adat dapat terlihat pada beberapa garis per talian keturunan, di antaranya sebagai berikut.
a. Pertalian keturunan menurut garis perempuan
matrilineal. Hal ini terdapat pada masyarakat hukum adat Minangkabau, Kerinci, dan orang
Semendo. b. Pertalian keturunan menurut garis laki-laki
patrilineal. Hal ini terdapat pada masyarakat hukum adat orang Batak, Bali, Ambon, dan Lampung.
c. Pertalian keturunan menurut garis ibu dan bapak bilateral. Hal ini terdapat pada masyarakat adat
orang Jawa, Sunda, Madura, Bugis, Dayak, dan Toraja.
Berbagai kelompok masyarakat atau suku di Indonesia memiliki tata cara dan kebiasaan yang berbeda,
terutama dalam melak sanakan hukum perkawinan dan hukum waris. Dalam masyarakat yang menarik garis
keturunan dari perempuan, pihak perempuanlah yang
Z
O O M
1. Matrilineal 2. Patrilineal
3. Bilateral
Gambar 1.7 Upacara Adat Potong Rambut
Upacara adat merupakan wujud nyata bahwa aturan tidak terlulis
masih ada di masyarakat dan tetap dilaksanakan.
Sumber: Indonesian Heritage, Religion and
Ritual, 1998
Norma dan Hukum
9
aktif melamar pihak laki-laki. Sistem perkawinan tersebut dikenal dengan istilah semendo. Dalam hal pembagian
waris, waris tidak di bagikan secara individual, tetapi diwariskan kepada ahli waris secara kolektif. Hasil
kekayaan warisan tersebut diperguna kan untuk biaya hidup sehari-hari para ahli waris.
Gambar 1.8 Suasana Upacara Perkawinan
Adat Sunda Perkawinan adat Sunda
merupakan salah satu contoh perkawinan yang menganut
sistem bilateral.
Sumber: www.indonesianewsonline.com
Pada masyarakat yang menarik garis keturunan dari ayah dan ibu, sistem perkawinan boleh dilakukan
dengan siapa saja, asal tidak melanggar norma agama dan keturunan. Pihak laki-laki dan perempuan akan
men dapatkan warisan dari kedua belah pihak. Dalam hal warisan, masyarakat yang menarik garis keturunan
dari ayah dan ibu, biasanya membagikan waris tersebut secara sama antara laki-laki dan perempuan. Namun
dalam masyarakat muslim, pembagian waris disesuai kan dengan hukum waris agama Islam yang tidak membagi
sama rata antara laki-laki dan perempuan.
4. Norma Hukum
Norma hukum sebagai kaidah yang mengikat kehidupan masyarakat bersumber dari negara sebagai
penguasa yang mengatur kehidupan dan ketertiban bernegara. Ada beberapa ciri dari norma hukum, yaitu
sebagai berikut. a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam
pergaulan masyarakat. b. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang
berwajib.
SOAL
Kesadaran hukum mengandung pengertian adanya kesadaran
warga negara untuk ....
Sumber: Ujian Nasional SMP, 2005
Pengayaan