Produksi Amonia NH JUDUL INDONESIA: PENGARUH SUPLEMENTASI HIDROLISAT BULU AYAM DAN MINERAL ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN KADAR VFA SERTA NH3 PADA CAIRAN RUMEN SAPI JUDUL INGGRIS: THE EFFECT OF HIDROLYZED POULTRY FEATHER AND ORGANIC MINERAL SUPPLEMENTATION IN

23 tepung bulu ayam dan mineral makro Ca dan Mg dan mikro Cu, Se, Zn dan Cr organik.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan 3 ekor sapi pedaging dengan Rancangan Bujur Sangkar Latin RBSL, 3 perlakuan dan 3 ulangan. R0 = Ransum basal, R1 = Ransum basal + 3 hidrolisat bulu ayam, R2 = R1 + Mineral Makro-organik 0,50 Ca organik, 0,04 Mg organik serta Mineral Mikro-organik 40 ppm Zn organik, 10 ppm Cu organik, 0,10 ppm Se organik, dan 0,30 ppm Cr organik.

D. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis of varian ANOVA apabila dari hasil analisis varian berpengaruh nyata pada satu peubah maka analisis akan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil BNT pada taraf nyata 5 dan atau 1.

E. Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap persiapan penelitian diawali dengan membersihkan kandang, peralatan, dan lingkungan sekitar kandang, dan penimbangan sapi. Kemudian masukkan ke dalam kandang sesuai dengan rancangan percobaan dan tata letak yang telah ditentukan. 24

1. Persiapan Bahan Ransum

A. Pembuatan ransum basal Ransum basal yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas silase hijauan, janggel jagung, onggok, dedak halus, dan urea. Ransum basal yang disusun mengandung 12 protein kasar. Kandungan nutrisi penyusun ransum basal Berdasarkan Bahan Kering Tabel 2. Kandungan bahan penyusun ransum basal Bahan Pakaan Kandungan Nutrisi BK PK LK SK Abu BETN Ca Silase hijauan 17,15 7,52 8,00 16,10 17,71 46,30 0,08 Onggok 86,80 1,36 1,28 9,21 7,59 79,02 0,22 Bekatul 88,00 12,80 8,10 7,13 9,98 61,09 0,08 Dedak halus 90,68 5,95 5,70 32,45 18,95 36,95 0,07 Kulit kopi 86,85 12,90 4,00 29,97 6,54 58,40 − Bungkil kelapa 88,60 16,67 14,46 15,46 6,12 47,29 0,04 Bungkil kelapa sawit 92,02 18,37 15,53 22,60 4,65 38,85 − Urea 261,87 Sumber :Analisis di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Unila 2013 Tabel 3. Komposisi dan kandungan nutrisi bahan penyusun ransum R0 Bahan Pakaan Imbangan KU Kandungan Nutrisi BK PK LK SK Abu BETN Ca Silase hijauan 30 5,15 2,26 2,40 4,83 5,31 13,89 0,02 Onggok 14 12,15 0,19 0,18 1,29 1,06 11,06 0,03 Bekatul 13 11,44 1,66 1,05 0,93 1,30 7,94 0,01 Dedak halus 18 16,32 1,07 1,03 5,84 3,41 6,65 0,01 Kulit kopi 8 6,95 1,03 0,32 2,40 0,52 4,67 − Bungkil kelapa 8 7,09 1,33 1,16 1,24 0,49 3,78 0,003 Urea 1 − 2,62 − − − − − Bungkil kelapa sawit 8 7,36 1,47 1,24 1,81 0,37 3,11 − Jumlah 100 66,46 11,64 7,38 18,33 12,47 51,11 0,08 Kebutuhan 100 12,00 8,00 14,00 12,00 60,00 Sumber : Analisis di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Unila 2013 Keterangan : R0 = Ransum Basal 25 Tabel 4. Kandungan nutrisi bahan penyusun ransum R1 Bahan Pakan Imbangan KU Kandungan Nutrisi BK PK LK SK Abu BETN Ca Ransum basal 97 64,46 11,29 7,16 17,78 12,09 49,58 0,08 Tep. Bulu 3 2,60 2,05 0,21 0,00 0,19 0,26 0,40 Jumlah 100,00 67,07 13,34 7,37 17,78 12,29 49,84 0,48 Kebutuhan 100 12,00 8,00 14,00 12,00 .60,00 Sumber : Analisis di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Unila 2013 Keterangan : R1 = Ransum Basal + 3 Hidrolisat Bulu Ayam Tabel 5. Komposisi dan kandungan nutrisi bahan penyusun ransum R2 Bahan Pakan Imbangan KU -------------------------Kandungan Nutrisi --------------------- --------ppm------- BK PK LK SK Abu BETN Ca Mg Zn Cu Cr Se Ransum Basal 97 64,46 11,29 7,16 17,78 12,09 49,58 0,08 Tep. Bulu 3 2,60 2,05 0,21 0,19 0,26 0,40 SabunCa 0.50 Sabun Mg 0.4 Zn-lysinat 4 -3 Cu-lysinat 1 -3 Cr-lysinat 3 -5 Se-lysinat 1 -5 Jumlah 100 66,06 13,34 7,37 17,78 12,29 49,84 0.48 0.4 4 -3 1 -3 3 -5 1 -5 Kebutuhan 100 12,00 8,0 14,00 60,00 0.5 0.4 4 -3 1 -3 3 -5 1 -5 Sumber : Analisis di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Unila 2013 Keterangan : R2 = R1+ 0,50 Ca Organik; 0,04 Mg Organik; 40 ppm Zn Organik, 10 ppm Cu Organik; 0,10 ppm Se Organik;dan 0,30 ppm Cr Organik

2. Persiapan Mineral Makro Organik Ca dan Mg

A. Persiapan Mineral Organik Ca

Menurut Muhtarudin et al. 2004 pembuatan mineral organik Ca adalah a. menentukan penyabunan minyak goreng b. menyiapkan minyak minyak goreng sebanyak 912 g larutan a; c. menyiapkan NaOH 10 M sebanyak 400 g lalu dilarutkan ke dalam aquades sampai 1000 ml larutan b;

Dokumen yang terkait

Karakteristik Material Komposit Keratin Hasil Ekstraksi Limbah Bulu Ayam Dan Matriks Polietilena Kerapatan Rendah

19 105 62

Suplementasi Hidrolisat Tepung Bulu Ayam dan Mineral Esensial dalam Ransum Berbasis Limbah Perkebunan Terhadap Produksi VFA Total dan NH3 Pada Domba Jantan

0 31 49

Fermentabilitas dan Kecernaan In Vitro Bulu Ayam dan Limbah Udang yang Diolah dengan Beberapa Teknologi Pengolahan Bahan Pakan

3 46 58

Pengaruh Suplementasi Hidrolisat Bulu Ayam, Mineral Esensial dalam Ransum Berbasis Limbah Perkebunan terhadap Rasio Konversi Pakan dan Income Over Feed Cost pada Domba (The Effect of Hidrolyzed Poultry Feather and Mineral Essential Supplementation in Pl

0 32 6

Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Sebagai Sumber Protein Ayam Pedaging Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

4 40 108

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN MINERAL MIKRO ORGANIK TERHADAP KADAR AMONIA (NH3) dan VOLATILE FATTY ACID (VFA) CAIRAN RUMEN PADA SAPI PEDAGING

6 18 34

PENGARUH PEMBERIAN ZEOLIT BERAMONIUM DAN MINERAL ORGANIK TERHADAP KADAR AMONIA (NH3) dan VOLATILE FATTY ACID (VFA) CAIRAN RUMEN PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE

1 29 59

PENGARUH SUPLEMENTASI HIDROLISAT BULU AYAM DAN MINERAL ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN KADAR VFA SERTA NH3 PADA CAIRAN RUMEN SAPI

3 15 55

PENGARUH PENAMBAHAN MINERAL SULFUR PADA SERBUK SABUT KELAPA FERMENTASI TERHADAP PRODUKSI NH3, VFA DAN pH CAIRAN RUMEN SECARA IN-VITRO.

0 0 7

PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL SULFUR PADA RANSUM YANG MENGGUNAKAN TONGKOL JAGUNG AMONIASI TERHADAP KARAKTERISTIK CAIRAN RUMEN (pH, NH3, VFA) DAN SINTESIS PROTEIN MIKROBA SECARA IN-VITRO.

1 0 7