Pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang Terdaftar di BEI

(1)

SKRIPSI

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, FINANCIAL LEVERAGE, NET

PROFIT MARGIN, DAN OPERATING PROFIT MARGIN TERHADAP

PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN

PROPERTY, REAL ESTATE AND BUILDING CONSTRUCTION

YANG TERDAFTAR DI BEI”

OLEH:

SANDRES DANIEL. H 070503119

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2011

Yang Membuat Pernyataan,

Sandres Daniel. H NIM: 070503119


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena anugerah-Nya yang teramat besar sehingga Penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Net

Profit Margin, dan Operating Profit Margin Terhadap Perataan Laba

(Income Smoothing) Pada Perusahaan Property, Real Estate and Building

Construction yang Terdaftar di BEI”.

Dengan segala kerendahan hati Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si. Ak. selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak selaku Dosen Pembimbing saya yang sangat banyak membantu dan membimbing sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktunya menguji saya pada waktu sidang.

5. Ibu Risanty, SE, Ak, Msi selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran demi kemajuan penulisan skripsi saya.


(4)

6. Orangtua Penulis P. Hutagalung dan S. br Pardede yang telah memberi dukungan dan mendoakan Penulis hingga saat ini. Juga kepada adik Penulis Irwan yang telah memberikan inspirasi dalam pengerjaan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Zulyana Kristiany Simamora yang telah banyak menyemangati dan membawa warna baru dalam hidup Penulis. I can’t imagine life without you guys. Juga kepada seluruh rekan-rekan seperjuangan di Akuntansi stambuk 07. Buat Kristian, Boby, Romario, Daniel, Abda, Leonard, Bang Boy, Abram, thanks buat segala kegilaan dan kekonyolan yang telah dilalui bersama.

Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan mungkin skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membaca.

Medan, Juni 2011 Penulis


(5)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin terhadap perataan laba (income smoothing) pada perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di BEI. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin sebagai variabel independen dan perataan laba sebagai variabel dependen.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan jumlah sampel 11 dari 32 perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di BEI pada periode 2005-2009. Metode yang digunakan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin terhadap perataan laba (income smoothing) adalah metode regresi linier berganda.

Hasil pengujian Uji-t yang dilakukan menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan dan operating profit margin berpengaruh secara parsial terhadap perataan laba (income smoothing). Sedangkan financial leverage dan net profit margin tidak berpengaruh secara parsial terhadap perataan laba (income smoothing). Hasil pengujian Uji-F yang dilakukan menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin berpengaruh secara simultan terhadap perataan laba (income smoothing).

Kata Kunci: ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, operating profit margin, perataan laba.


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research was to test the effect of firm size, financial leverage, net profit margin, and operating profit margin to income smoothing on property, real estate and building construction company that listed in the IDX. The variables that used in this research is firm size, financial leverage, net profit margin, and operating profit margin as independent variables and income smoothing as the dependent variable.

The sampling method that used was purposive sampling with 11 total sample that selected from 32 property, real estate and building construction companies that listed in IDX in the period 2005-2009. The method that used to test the effect of firm size, financial leverage, net profit margin, and operating profit margins to income smoothing was multiple linear regression.

T-test results conclude that the firm size and operating profit margin was partially had a effect to income smoothing. While financial leverage and net profit margins are not affected by partial to income smoothing. F test results conclude that firm size, financial leverage, net profit margin, and operating profit margin have a effect simultaneously to income smoothing.

Keywords: firm size, financial leverage, net profit margin, operating profit margin, income smoothing.


(7)

DAFTAR ISI SKRIPSI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 8

1. Laporan Keuangan ... 8

2. Teori Agensi... 10

3. Perataan Laba (Income Smoothing) ... 13

4. Ukuran Perusahaan ... 16


(8)

6. Net Profit Margin ... 17

7. Operating Profit Margin ... 18

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 20

1. Kerangka Konseptual ... 20

2. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

C. Jenis dan Sumber Data... 26

D. Metode Pengumpulan Data... 27

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27

F. Metode Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 35

B. Perhitungan Index Smoothing ... 35

C. Analisis Hasil Penelitian ... 38

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 38

2. Uji Asumsi Klasik ... 40

a. Uji Normalitas ... 40


(9)

c. Uji Autokorelasi ... 45

d. Uji Heteroskedastisitas ... 46

3. Analisis Regresi ... 47

a. Persamaan Regresi ... 48

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 50

c. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 51

1) Uji F ( F test) ... 52

2) Uji t ( t test)... 53

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Keterbatasan Penelitian ... 58

C. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 21

Gambar 4.1 Histogram ... 41

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 42


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Seleksi Kriteria Sampel ... 25

Tabel 3.2 Proses Penyeleksian Sampel dari Populasi ... 25

Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test ... 31

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Coefficients of Varians Earnings ... 36

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Coefficients of Varians Sales ... 37

Tabel 4.3 Perusahaan yang Melakukan Perataan Laba ... 37

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 39

Tabel 4.5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 43

Tabel 4.6 Coefficients untuk Index = f(ukuran, financial leverage, net profit margin, operating profit margin)... 44

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 45

Tabel 4.8 Coefficients untuk Index = f(ukuran, financial leverage, net profit margin, operating profit margin)... 48

Tabel 4.9 Tabel Hubungan Antar Variabel ... 50

Tabel 4.10 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 51

Tabel 4.11 Hasil Uji F ... 52


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Data Variabel Penelitian ... 62

Lampiran ii Statistik Deskriptif ... 65

Lampiran iii Hasil Uji Normalitas ... 66

Lampiran iv Hasil Uji Multikolinieritas ... 68

Lampiran v Hasil Uji Autokorelasi... 69

Lampiran vi Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 70

Lampiran vii Hasil Analisis Regresi ... 71

Lampiran viii Hasil Uji F ... 72


(13)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin terhadap perataan laba (income smoothing) pada perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di BEI. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin sebagai variabel independen dan perataan laba sebagai variabel dependen.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan jumlah sampel 11 dari 32 perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di BEI pada periode 2005-2009. Metode yang digunakan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin terhadap perataan laba (income smoothing) adalah metode regresi linier berganda.

Hasil pengujian Uji-t yang dilakukan menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan dan operating profit margin berpengaruh secara parsial terhadap perataan laba (income smoothing). Sedangkan financial leverage dan net profit margin tidak berpengaruh secara parsial terhadap perataan laba (income smoothing). Hasil pengujian Uji-F yang dilakukan menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin berpengaruh secara simultan terhadap perataan laba (income smoothing).

Kata Kunci: ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, operating profit margin, perataan laba.


(14)

ABSTRACT

The purpose of this research was to test the effect of firm size, financial leverage, net profit margin, and operating profit margin to income smoothing on property, real estate and building construction company that listed in the IDX. The variables that used in this research is firm size, financial leverage, net profit margin, and operating profit margin as independent variables and income smoothing as the dependent variable.

The sampling method that used was purposive sampling with 11 total sample that selected from 32 property, real estate and building construction companies that listed in IDX in the period 2005-2009. The method that used to test the effect of firm size, financial leverage, net profit margin, and operating profit margins to income smoothing was multiple linear regression.

T-test results conclude that the firm size and operating profit margin was partially had a effect to income smoothing. While financial leverage and net profit margins are not affected by partial to income smoothing. F test results conclude that firm size, financial leverage, net profit margin, and operating profit margin have a effect simultaneously to income smoothing.

Keywords: firm size, financial leverage, net profit margin, operating profit margin, income smoothing.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemakai laporan keuangan dapat dibedakan menjadi beberapa pihak yaitu: manajemen, pemegang saham, kreditor, pemerintah, karyawan perusahaan, pemasok, konsumen dan masyarakat umum lainnya yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu pihak internal dan eksternal. Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan, karena melalui laba dapat dinilai tingkat kinerja manajemen, tingkat kemampuan menghasilkan laba dalam jangka waktu panjang, serta tingkat risiko investasi dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan menjadi baik.

Teori keagenan (agency theory) menyatakan manajemen memiliki informasi yang lebih banyak mengenai perusahaan dibandingkan pemilik perusahaan yang sering terdorong untuk melakukan tindakan yang dapat memaksimalkan keuntungan dirinya sendiri (disfunctional behaviour) dan atau perusahaannya.


(16)

Untuk itu manajemen melakukan manajemen laba (earning management) karena laba merupakan salah satu informasi dalam laporan keuangan yang sering digunakan sebagai dasar dalam penentuan kompensasi manajemen.

Perataan laba merupakan bagian dari manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Perataan laba dijadikan sebagai usaha manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan. Usaha untuk mengurangi fluktuasi laba adalah suatu bentuk manipulasi laba agar jumlah laba suatu periode tidak terlalu berbeda dengan jumlah laba periode sebelumnya. Oleh karena itu perataan laba meliputi penggunaan teknik-teknik tertentu untuk memperkecil atau memperbesar jumlah laba suatu periode sama dengan jumlah laba periode sebelumnya. Dalam mengurangi fluktuasi laba itu juga dipertimbangkan tingkat pertumbuhan normal yang diharapkan pada periode tersebut.

Perataan laba dilakukan manajemen untuk memperbaiki citra perusahaan dimata pihak eksternal yaitu jika perusahaan memiliki risiko yang rendah, jika variabilitas laba diyakini merupakan faktor penting untuk menilai risiko. Selain itu, perataan laba dilakukan manajemen untuk memberi informasi yang relevan dalam melakukan prediksi terhadap laba dimasa yang akan datang, meningkatkan relasi- relasi usaha, serta untuk meningkatkan persepsi pihak eksternal terhadap kemampuan manajemen dan meningkatkan kompensasi manajemen.

Apapun tujuan dan alasan yang melatarbelakangi manajemen melakukan perataan laba, tetap saja tindakan tersebut dapat merubah kandungan informasi atas laba yang dihasilkan perusahaan. Hal ini perlu diwaspadai oleh pengguna laporan keuangan, karena informasi yang telah mengalami penambahan atau


(17)

pengurangan tersebut dapat menyesatkan pengambilan keputusan yang akan diambil.

Income smoothing didefinisikan sebagai sebuah praktik dengan menggunakan teknik-teknik akuntansi untuk mengurangi fluktuasi laba bersih selama beberapa periode waktu (Rivard, 2003 dalam Budiasih, 2009). Perataan laba mempunyai dua tipe yaitu perataan laba yang dilakukan secara sengaja oleh manajemen dan perataan laba yang terjadi secara alami. Perataan laba secara alami terjadi sebagai akibat dari proses menghasilkan suatu aliran laba yang merata, sementara perataan laba yang disengaja dapat terjadi akibat teknik perataan laba riil atau teknik perataan laba artifisial. Perataan laba riil adalah perataan laba yang terjadi apabila manajemen mengambil tindakan untuk menyusun kejadian-kejadian ekonomi sehingga menghasilkan aliran laba yang rata. Perataan laba artifisial adalah perataan laba yang terjadi apabila manajemen memanipulasi saat pencatatan akuntansi untuk menghasilkan aliran laba yang rata (Atmini, 2000 dalam Suwito, 2005).

Penulis melihat ada suatu fenomena yang terjadi dalam hal perataan laba ini. Sebab, perataan laba dapat dikatakan sebagai suatu tindakan yang tidak etis sebab manajemen suatu perusahaan dengan sengaja mengubah kandungan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang perataan laba ini. Penulis ingin mengetahui hal-hal apa saja yang mempengaruhi manajemen suatu perusahaan untuk melakukan tindakan yang tidak etis ini.


(18)

Ukuran perusahaan diproksikan sebagai total aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Perusahaan yang berukuran besar akan lebih cenderung untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil. Menurut Suwito (2005) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juniarti (2005). Akan tetapi hasil penelitian Budiasih (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perataan laba (income smoothing).

Financial leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Dengan adanya kondisi tersebut, manajemen perusahaan cenderung untuk melakukan perataan laba. Menurut Dewi (2010), financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba (income smoothing). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septoaji (2002). Akan tetapi hasil penelitian Budiasih (2009) menyatakan bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap perataan laba.

Net profit margin mencerminkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang diinginkan. Net profit margin dianggap mempengaruhi perataan laba karena secara logis merupakan alat pengukur kinerja manajemen yang penting sebagai dasar pembagian deviden kepada para pemegang saham. Menurut Syahriana (2006), net profit margin tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulianto (2007). Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Septoaji


(19)

(2002) menyatakan bahwa net profit margin berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba.

Operating profit margin menunjukkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba operasi dalam kegiatan rutin perusahaan. Sehubungan dengan hal itu, manajemen termotivasi untuk melakukan perataan laba supaya laba yang dilaporkan tidak berfluktuatif sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yulianto (2007) operating profit margin tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Namun penelitian yang dilakukan oleh Syahriana (2006) menyatakan bahwa operating profit margin berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba.

Penulis kembali memperhatikan adanya suatu fenomena menarik di mana dari penelitian terdahulu di atas ditemukan adanya ketidakkonsistenan hasil dari penelitian tersebut. Melihat ketidakkonsistenan tersebut, penulis ingin kembali meneliti tentang faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya perataan laba dalam sebuah perusahaan. Peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut pada perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di BEI. Alasan pemilih memilih perusahaan yang bergerak di bidang itu adalah karena perusahaan yang bergerak di bidang property, real estate and building construction cukup banyak dilirik oleh para investor untuk menginvestasikan dana milik mereka. Perusahaan yang bergerak di bidang property, real estate and building construction memiliki tingkat resiko yang relatif rendah, tidak begitu terpengaruh oleh kondisi perekonomian dan cenderung lebih stabil dibandingkan


(20)

dengan perusahaan bidang lainnya sehingga diharapkan hasil penelitian ini akan lebih akurat.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah periode penelitian, bidang perusahaan yang dipilih, serta variabel independen yang dipilih. Berdasarkan fenomena serta latar belakang yang telah diuraikan tersebut, peneliti ingin mengkaji fenomena tersebut lebih lanjut dalam penelitian ini.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka penulis merumuskan masalah yaitu: “apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin baik secara simultan maupun parsial terhadap perataan laba (income smoothing) pada perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di BEI?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel yakni ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin terhadap perataan laba (income smoothing).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan penulis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba pada perusahaan property,


(21)

real estate and building construction yang terdapat di Bursa Efek Indonesia .

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bermanfaat menjadi bahan referensi tambahan dalam penelitian yang berkaitan dengan perataan laba.

3. Bagi investor maupun calon investor, diharapkan dapat menjadi bahan referensi tambahan untuk memahami faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk melakukan perataan laba.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan menyajikan data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggunjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1(2009):

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Menurut Warren (2005:24), laporan keuangan suatu entitas bisnis terdiri atas:


(23)

a. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan atau pengaitan (matching concept). Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban yang terjadi yang disebut laba bersih. b. Laporan Ekuitas Pemilik

Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut disiapkan setelah laporan laba rugi karena laba bersih ataupun rugi bersih dalam periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan didalam neraca.

c. Neraca

Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Pada bagian aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut dikonversikan kedalan kas atau digunakan dalam operasi.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1(2009):

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendaptan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

Dalam laporan keuangan perusahaan tercantum informasi mengenai laba yang diperolehnya dalam satu periode tertentu. Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak manajemen perusahaan kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan tersebut. Informasi laba merupakan informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan


(24)

keuangan suatu perusahaan. Informasi ini dapat digunakan oleh pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan untuk mengetahui tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Melalui penelaahan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, dapat diketahui tindakan perataan laba yang kemungkinan dilakukan oleh perusahaan tersebut.

2. Teori Agensi

Teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent (Anthony dan Govindarajan, 2005 dalam Budiasih, 2009). Dalam suatu korporasi, pemegang saham merupakan prinsipal dan CEO adalah agen mereka. Pemegang saham menyewa CEO agar bertindak sesuai keinginan mereka.

Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak jasa antara satu atau lebih pihak (prinsipal) yang mempekerjakan pihak lain (agen) untuk melakukan suatu jasa untuk kepentingan mereka yang meliputi pendelegasian beberapa kekuasaan pengambilan keputusan kepada agen tersebut.

Pada teori keagenan yang disebut prinsipal adalah pemegang saham dan yang disebut agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Prinsipal diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka pada perusahaan. Sedangkan agen diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan lain yang terlibat dalam hubungan keagenan (Anthony dan Govindarajan, 2005 dalam Budiasih, 2009).


(25)

Masalah keagenan antara pemegang saham (pemilik perusahaan) dengan manajer potensial terjadi bila manajemen tidak memiliki saham mayotitas perusahaan (Kodrat dan Herdinata, 2009). Sesuai dengan asumsi tersebut, maka manajer akan mengambil kebijakan yang menguntungkan dirinya sebelum memberikan manfaat kepada pemegang saham.

Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk kepentingan mereka sendiri. Agen diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan yang telihat dalam hubungan suatu agensi, seperti waktu luang yang banyak, kondisi kerja yang menarik dan jam kerja yang fleksibel. Sedangkan prinsipal, diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka di perusahaan tersebut.

Dengan demikian teori keagenan (agency theory) berkaitan dengan usaha-usaha untuk memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan keagenan. Masalah keagenan muncul jika: (1) Terdapat perbedaan tujuan (goals) antara agen dan prinsipal, (2) Terdapat kesulitan atau membutuhkan biaya yang mahal bagi prinsipal untuk senantiasa memantau tindakan-tindakan yang diambil oleh agen. Selain itu, masalah keagenan juga akan terjadi jika antara agen dan prinsipal mempunyai sikap atau pandangan yang berbeda terhadap risiko.

Di dalam sebuah perusahaan terdapat tiga pihak utama (major participant) yang memiliki kepentingan berbeda yaitu manajemen, pemegang saham (sebagai pemilik), dan buruh atau tenaga kerja. Prinsip pengambilan keputusan


(26)

yang diambil oleh manajer adalah bahwa manajer harus memilih tindakan-tindakan yang akan memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Atau dengan kata lain, pengambilan keputusan tidak didasarkan atas kepentingan manajemen (agent) namun harus mengacu pada kepentingan pemegang saham (principal). Namun kenyataan yang terjadi dibanyak perusahaan adalah manajer cenderung memilih tindakan-tindakan yang menguntungkan kepentingannya misalnya yang dapat memaksimalkan kekayaannya daripada menguntungkan pemegang saham (Kodrat dan Herdinata, 2009).

Untuk mengatasi hal itu pihak pemegang saham sebagai prinsipal melakukan pengendalian dengan tiga cara yaitu: monitoring, kebijakan pemberian insentif atau hukuman dan dengan cara menanggung secara bersama-sama atas risiko yang mungkin terjadi. Di dalam suatu organisasi cara yang paling efektif untuk mengubah perilaku anggota organisasi agar sesuai dengan yang diinginkan adalah dengan pemberian reward atau dengan kata lain, dengan positif reinforcement, bukan dengan pemberian hukuman (punishment). Pemberian reward (berupa penghargaan atau insentif) akan berdampak baik dalam arti perilaku yang diinginkan tersebut besar kemungkinan akan terulang lagi. Sebaliknya, bila digunakan hukuman, pengaruh yang bisa timbul adalah munculnya rasa tertekan, tidak tenang dan sebagainya. Satu-satunya informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja yang selanjutnya diinginkan sebagai dasar dalam pemberian reward adalah informasi akuntansi karena informasi ini dianggap lebih objektif daripada informasi lainnya.


(27)

Informasi akuntansi juga digunakan oleh para prinsipal untuk menilai kinerja para manajer, yang selanjutnya dijadikan dasar dalam pemberian reward (biasanya dalam bentuk bonus). Konsekuensi logis dari penggunaan informasi akuntansi sebagai satu-satunya dasar dalam pemberian reward tersebut adalah munculnya perilaku tidak semestinya (dysfunctional behaviour) dikalangan manajer. Manajer cenderung melakukan perataan (smoothing) dengan memanipulasi informasi sedemikian rupa agar kinerjanya tampak bagus.

3. Perataan Laba (Income Smoothing)

Perataan laba terkait erat dengan konsep manajemen laba (earning management). Manajemen laba dilakukan sebagai suatu proses yang dilakukan dengan sengaja, dalam batasan general accepted accounting principles, untuk mengarah pada suatu tingkatan yang diinginkan atas laba yang dilaporkan. Perataan laba termasuk dalam pengertian manajemen laba tersebut. Perataan laba dapat dipandang sebagai sebuah praktik dengan menggunakan teknik-teknik akuntansi untuk mengurangi fluktuasi laba bersih selama beberapa periode waktu

Penjelasan konsep manajemen laba menggunakan pendekatan teori keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Dalam hubungan


(28)

keagenan, manajer memiliki asimetri infomasi terhadap pihak eksternal perusahaan, seperti kreditor dan investor. Asimetri informasi terjadi ketika manajer memiliki informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan mengetahui informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan pihak eksternal tersebut. Dalam kondisi demikian, manajer dapat menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan dalam usaha memaksimalkan kemakmurannya.

Sejalan dengan konsep manajemen laba, pembahasan konsep perataan penghasilan juga menggunakan kerangka pikir teori keagenan, bahwa perataan penghasilan timbul ketika terjadi konflik kepentingan antara manajemen dan pemilik. Kesenjangan informasi antara manajemen dan pemilik memicu munculnya perataan laba. Dalam Belkaoui (2000) dikatakan bahwa:

Perataan laba yang dilaporkan dapat didefenisi sebagai upaya yang sengaja dilakukan untuk memperkecil atau fluktuasi pada tingkat laba yang dianggap normal bagi perusahaan. Dalam pengertian ini perataan merepresentasi suatu bagian upaya manajemen perusahaan untuk mengurangi variasi tidak normal dalam laba pada tingkat yang diijinkan oleh prinsip-prinsip akuntansi dan manajemen yang sehat.

Perusahaan-perusahaan besar memiliki dorongan yang lebih kuat melakukan perataan laba dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil, karena perusahaan besar mendapatkan pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah maupun masyarakat umum.

Masing-masing pihak dalam hubungan keagenan terdorong oleh motivasi yang berbeda sesuai dengan kepentingannya. Manajer yang termotivasi untuk melakukan perataan penghasilan pada dasarnya ingin mendapat berbagai


(29)

keuntungan ekonomi dan psikologis, yaitu pertama, mengurangi total pajak terutang. Kedua, meningkatkan kepercayaan diri manajer yang bersangkutan karena penghasilan yang stabil mendukung kebijakan dividen yang stabil pula. Ketiga, meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan karena pelaporan penghasilan yang meningkat tajam memberi kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah. Dan keempat, siklus peningkatan dan penurunan penghasilan dapat ditandingkan dan gelombang optimisme dan pesimisme dapat diperlunak.

Perataan laba yang melalui proses waktu tertentu dapat dilakukan melalui tiga cara. Pertama, manajemen dapat menentukan terjadinya kejadian tertentu melalui kebijakan yang dimilikinya (misal: biaya dan pengembangan) untuk mengurangi variasi laba yang dilaporkan. Sebagai alternatif, manajemen juga dapat menentukan waktu pengakuan kejadian tersebut. Kedua, manajemen dapat mengalokasikan pendapatan atau biaya tertentu untuk beberapa periode akuntansi. Ketiga, manajemen memiliki kebijakan tersendiri di dalam mengklasifikasikan pos-pos laba rugi tertentu di dalam kategori yang berbeda (Barnet et al dalam Belkaoui, 2000).

Perataan laba bisa dihasilkan dari salah satu diantara perataan riil maupun berasal dari perataan artificial (artificial smoothing), dimana dalam Dascher dan Malcolm dalam Belkaoui (2000) dikatakan bahwa:

Perataan riil merujuk pada transaksi aktual yang dilakukan atau tidak dilakukan atas dasar efek perataannya terhadap income, sedangkan perataan artifisial merujuk pada prosedur akuntansi yang diimplementasikan untuk memindahkan biaya dan atau pendapatan dari satu periode ke periode yang lain.


(30)

Usaha perataan laba yang dilakukan oleh manajemen dengan sengaja mempunyai tujuan agar memberikan persepsi pada investor tentang kestabilan laba yang diperoleh perusahaan. Laba yang stabil memberikan persepsi pada investor bahwa tingkat return saham yang diharapkan tinggi dan tingkat resiko dari portofolio saham rendah, sehingga tingkat kinerja dari perusahaan tersebut kelihatannya baik. Selain itu pihak manajemen juga harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi perataan laba baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat return yang diharapkan dan risiko dari portofolio saham (kinerja saham) sehingga investor dapat mengambil suatu keputusan untuk investasi dengan tepat.

4. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan berfungsi untuk menginformasikan besaran perusahaan, dimana pada penelitian ini ukuran perusahaan dilihat dari total nilai aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Ada beberapa cara dalam mengukur ukuran perusahaan antara lain: total aset, nilai pasar saham, dan lain-lain. Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total aset perusahaan (Machfoedz, 1994 dalam Suwito, 2005).

5. Financial Leverage

Financial leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar


(31)

pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi (Sartono, 2001 dalam Budiasih, 2009).

Dalam menggunakan analisis rasio, diperlukan alat pembanding dari angka ratio perusahaan yang sejenis yang disebut sebagai standard ratio. Langkah-langkah penyusunan standart ratio pada financial leverage adalah dengan menghitung financial leverage untuk tiap perusahaan, lalu menghitung rata-rata hitungnya maupun median yang nantinya menjadi standard ratio dari financial leverage. Dengan catatan, jika ada dijumpai rasio financial leverage yang terlalu ekstrim, maka rasio tersebut dihapuskan (Munawir, 2007).

6. Net Profit Margin

Net profit margin ini mengukur seluruh efisiensi baik produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak. Net profit margin ini mengukur tingkat keefisienan seluruh aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut. Net profit margin dapat memberi gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai persentase dari penjualan (Septoaji, 2002).

Dalam menggunakan analisis rasio, diperlukan alat pembanding dari angka rasio perusahaan yang sejenis yang disebut sebagai standard ratio. Langkah-langkah penyusunan standart ratio pada net profit margin adalah dengan menghitung net profit margin untuk tiap perusahaan, lalu menghitung rata-rata hitungnya maupun median yang nantinya menjadi standard ratio dari net


(32)

profit margin. Dengan catatan, jika ada dijumpai rasio net profit margin yang terlalu ekstrim, maka rasio tersebut dihapuskan (Munawir, 2007).

7. Operating Profit Margin

Operating profit margin menunjukkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba operasi dalam kegiatan rutin perusahaan. Operating profit margin diukur dengan rasio antara laba operasi dengan penjualan bersih.

Dalam menggunakan analisis rasio, diperlukan alat pembanding dari angka rasio perusahaan yang sejenis yang disebut sebagai standard ratio. Langkah-langkah penyusunan standart ratio pada operating profit margin adalah dengan menghitung operating profit margin untuk tiap perusahaan, lalu menghitung rata-rata hitungnya maupun median yang nantinya menjadi standard ratio dari operating profit margin. Dengan catatan, jika ada dijumpai rasio operating profit margin yang terlalu ekstrim, maka rasio tersebut dihapuskan (Munawir, 2007).

.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin terhadap perataan laba (income smoothing) disajikan pada tabel 2.1.


(33)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul

Variabel yang Digunakan

Hasil Penelitian

1. Septoaji (2002) “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income

Smoothing) Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta” Net Profit Margin, Financial Leverage, Ukuran Perusahaan, Jenis Perusahaan

Variabel Net Profit Margin

dan Financial Leverage

berpengaruh secara signifikan terhadap perataan

laba (income smoothing). Sedangkan untuk variabel lain, tidak ada pengaruh ukuran perusahaan dan jenis perusahaan terhadap perataan laba (income smoothing).

2. Juniarti dan Carolina (2005) “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba (Income

Smoothing) Pada Perusahaan-Perusahaan Go Public” Ukuran Perusahaan, Net Profit Margin, Jenis Perusahaan

Tidak ada pengaruh ukuran perusahaan, Net Profit

Margin, dan jenis

perusahaan terhadap perataan laba (income

smoothing).

3. Igan Budiasih (2009) “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba” Ukuran Perusahaan, Net Profit Margin, Dividend Payout Ratio, dan Financial Leverage.

Variabel Ukuran Perusahaan, Net Profit Margin dan Dividend Payout Ratio

berpengaruh secara signifikan terhadap perataan

laba (income smoothing). Sedangkan untuk variabel lain, tidak ada pengaruh Financial Leverage terhadap perataan laba (income smoothing).

4 Suwito (2005) “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan yang Terdaftar Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage

Operasi, Net

Profit Margin

Tidak ada pengaruh dari variabel Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Operasi, Net Profit Margin terhadap perataan laba (income smoothing).


(34)

di Bursa Efek Jakarta”

5 Dewi (2010) “Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan Dan Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage

Variabel Jenis Usaha dan Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh

signifikan terhadap tindakan perataan laba. Financial Leverage

berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba.

6 Syahrian a (2006) “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” Besaran Perusahaan, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Return On Asset Variabel Besaran Perusahaan, Net Profit

Margin dan Return on Asset tidak berpengaruh pada

praktik perataan laba. Variabel Operating Profit Margin berpengaruh pada praktik perataan laba.

7 Yulianto (2007)

“Analisis Perataan Laba : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia” Besaran Perusahaan, Kelompok Usaha, Winner/lose r Stocks, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin Variabel Besaran Perusahaan, Kelompok Usaha,

Winner/loser Stocks, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin tidak berpengaruh pada

praktik perataan laba.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau eksplorasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang


(35)

diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004). Untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba, maka penulis menyusun kerangka konseptual (theoretical framework) sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Ha

Ukuran perusahaan berfungsi untuk menginformasikan besaran perusahaan, dimana pada penelitian ini ukuran perusahaan dilihat dari total nilai aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Perusahaan yang berukuran besar akan lebih cenderung untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena perusahaan kecil cenderung tidak akan mendapatkan perhatian yang lebih besar dari analis dan calon investor dibandingkan perusahaan besar. Sebaliknya perusahaan yang memiliki aktiva besar yang kemudian dikategorikan sebagai perusahaan besar umumnya akan mendapat lebih banyak perhatian dari berbagai pihak seperti, para analis, investor,

Financial Leverage

(X2)

Ukuran Perusahaan

(X1)

Net Profit Margin

(X3)

Operating Profit Margin

(X4)

Perataan Laba (Income

Smoothing) (Y)


(36)

maupun pemerintah. Oleh karena itu perusahaan besar diperkirakan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan perataan laba.

Financial leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung untuk melakukan perataan laba.

Net profit margin mencerminkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang diinginkan. Net profit margin dianggap mempengaruhi perataan laba karena merupakan alat pengukur kinerja manajemen yang penting sebagai dasar pembagian deviden kepada para pemegang saham. Semakin tinggi, net profit margin yang dihasilkan perusahaan maka akan meningkatkan pula nilai tambah perusahaan tersebut di mata para investor.

Operating profit margin menunjukkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba operasi dalam kegiatan rutin perusahaan. Semakin besar perubahan operating profit margin menunjukkan semakin besar fluktuasi kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba operasi. Hal ini mempengaruhi investor dalam memprediksi laba dan memprediksi kelangsungan usaha perusahaan sehingga memberikan dampak pada kepercayaan investor terhadap perusahaan. Sehubungan dengan itu, manajemen termotivasi untuk melakukan perataan laba supaya laba yang dilaporkan tidak berfluktuatif sehingga dapat meningkatkan kepercayaan


(37)

investor terhadap perusahaan. Dengan demikian, semakin besar perubahan operating profit margin maka semakin besar kemungkinan manajemen melakukan perataan laba.

2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penetian sebagai berikut:

Ha: ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin dan operating profit margin berpengaruh terhadap perataan laba (income smoothing) baik secara parsial maupun simultan.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara berbagai variabel (Erlina, 2008).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan batas dari suatu objek penelitian dan sekaligus merupakan batas bagi proses induksi (generalisasi) dari hasil penelitian yang bersangkutan (Efferin, 2008). Sampel penelitian ini adalah perusahaan property, real estate and building construction di Bursa Efek Indonesia, dipilih dengan menggunakan purposive random sampling method dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan property, real estate and building construction yang menerbitkan laporan keuangan secara rutin dalam tahun 2005-2009 dan terdaftar di BEI dari tahun 2005-2009 .

2. Perusahaan property, real estate and building construction yang laporan keuangannya dari tahun 2005-2009 tidak pernah merugi dalam 5 tahun tersebut, baik itu dari sisi laba operasi maupun laba setelah dikurangi pajak, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat perataan laba.


(39)

Tabel 3.1

Jumlah Sampel Berdasarkan Seleksi Kriteria Sampel

No. Kriteria Sampel Jumlah

Perusahaan property, real estate and building construction selama tahun 2005-2009 (populasi)

32

1 Sampel dikeluarkan karena tidak terdaftar di BEI selama 2005-2009 dan tidak menerbitkan laporan keuangan tahun 2005-2005-2009 secara rutin.

(2)

2 Sampel dikeluarkan karena pernah merugi dalam jangka waktu 2005-2009.

(19)

Jumlah populasi yang masuk kriteria sampel 11 Sumber: Indonesia Capital Market Directory dan

Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh banyaknya sampel yaitu 11 perusahaan yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.2

Proses Penyeleksian Sampel dari Populasi

No Kode Populasi Perusahaan Kriteria Sampel

1 2

1 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk √ X -

2 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk √ X -

3 BKSL Bukit Sentul Tbk √ X -

4 CKRA Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk √ X -

5 CTRA Ciputra Development Tbk √ √ 1

6 CTRS Ciputra Surya Tbk √ √ 2

7 DILD Dharmala Intiland Tbk √ X -

8 DART Duta Anggada Realty Tbk √ √ 3

9 DUTI Duta Pertiwi Tbk √ √ 4

10 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk √ X -

11 GMTD Gowa Makassar Tourism Development


(40)

12 OMRE Indonesia Prima Property Tbk √ X -

13 JAKA Jaka Inti Realindo Tbk X X -

14 JRPT Jaya Real Property Tbk √ √ 6

15 KARK Karka Yasa Profilia Tbk √ X -

16 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk √ X -

17 KPIG Kridaperdana Indahgraha Tbk √ X -

18 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk √ √ 7

19 LPCK Lippo Cikarang Tbk √ √ 8

20 LPKR Lippo Karawaci Tbk √ √ 9

21 MDLN Modernland Realty Ltd. Tbk √ X -

22 MLND Mulialand Tbk X X -

23 PTRA New Century Development Tbk √ X -

24 PWON Pakuwon Jati Tbk √ X -

25 PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk √ X -

26 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk √ X -

27 RODA Roda Panggon Harapan Tbk √ X -

28 SMRA Summarecon Agung Tbk √ √ 10

29 SIIP Suryainti Permata Tbk √ X -

30 SMDM Suryamas Duta Makmur Tbk √ X -

31 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk √ √ 11

32 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk √ X -

Sumber: Indonesia Capital Market Directory dan

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka. Data ini merupakan data yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), buku-buku referensi, internet dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan bahasan penelitian.


(41)

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data sekunder yang berupa laporan keuangan, dokumen-dokumen, laporan yang dipublikasikan, catatan-catatan, dan informasi lainnya dari situs internet.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan variabel independen dan dependen.

1. Variabel Independen (Variabel X)

Variabel Independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain.

a. Ukuran Perusahaan

Variabel ini diukur dengan menggunakan jumlah nilai kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan (total aktiva).

b. Financial Leverage

Financial leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Financial leverage dihitung dengan rumus:

Financial Leverage = X 100 %


(42)

c. Net Profit Margin

Net profit margin mencerminkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang diinginkan. Net profit margin dihitung dengan rumus:

Net Profit Margin = X 100 %

d. Operating Profit Margin

Operating profit margin menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba operasi dalam kegiatan rutin perusahaan. Operating profit margin dihitung dengan rumus:

Operating Profit Margin = X 100 %

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah perataan laba yang diukur dengan indeks Eckel. Penggunaan indeks ini dapat digunakan untuk mengetahui perusahaan yang melakukan perataan laba.

Menurut Suwito (2005) Indeks Perataan Laba dihitung sebagai berikut:

Indeks Perataan Laba = Keterangan:

CViearnings : Coefficients of varians earnings CVisales : Coefficients of varians sales


(43)

Dalam Suwito (2005), berdasarkan indeks Eckel , suatu perusahaan diklasifikasikan ke dalam kelompok perataan laba apabila:

CViearnings > CVisales

Untuk Coefficients of Variation (CV) dari sales dan earnings dapat dihitung sebagai berikut:

CVisales = CViearnings =

Keterangan :

σI Sales : Standart deviation of sales σI Earnings : Standart deviation of earnings Sales : Means of sales

Earnings : Means of earnings

F. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, maksimum dan minimum. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami.


(44)

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Erlina dan Sri, 2007). Uji ini dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov dengan kaidah sebagai berikut:

• Jika ρ value (Asymp. Sig) ≤ α (0,05) maka data berdistribusi tidak normal.

• Jika ρ value (Asymp. Sig) ≥ α (0,05) maka data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Varience Inflation Factor). Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai dalam uji ini adalah jika nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas (Situmorang, 2007).


(45)

Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya) (Erlina dan Sri, 2007). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi kita menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Uji ini menghasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dl & du).

Berikut kriteria pengambilan keputusan DW test:

Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl≤d≤du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl<d<4 Tidak ada autokorelasi negatif No Decision 4-du≤d≤4-dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du<d<4-du Sumber :Situmorang (2007)

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Erlina dan Sri, 2007). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan


(46)

menggunakan scatterplot. Apabila pada scatterplot terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Metode regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yakni ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin terhadap variabel terikat yaitu perataan laba (income smoothing) dengan menggunakan rumus:

Y = α + b1x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 + e

Dimana:

Y = Perataan laba (income smoothing) α = Koefisien konstanta

b1-4 = Koefisien regresi variabel independen

x1 = Ukuran Perusahaan

x2 = Financial Leverage

x3 = Net Profit Margin

x4 = Operating Profit Margin


(47)

Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu uji F dan uji t.

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji-F menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh signifikan atau tidak secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan:

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 , artinya secara simultan variabel ukuran

perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin tidak memenuhi model penelitian.

Ha : tidak semua b1 = b2 = b3 = b4 ≠ 0, maka dianggap variabel telah

memenuhi model penelitian. Pengambilan keputusan:

Ho diterima jika fhitung < ftabelpada α = 5%

Ha diterima jika fhitung > ftabel pada α = 5%

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji -t)

Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

Ho : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel ukuran

perusahaan terhadap variabel perataan laba secara parsial.

Ha : b1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel ukuran


(48)

Ho : b2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel

financial leverage terhadap variabel perataan laba secara parsial.

Ha : b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel financial

leverage terhadap variabel perataan laba secara parsial.

Ho : b3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel net

profit margin terhadap variabel perataan laba secara parsial.

Ha : b3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variable net profit

margin terhadap variabel perataan laba secara parsial.

Ho : b4 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel

operating profit margin terhadap variabel perataan laba secara parsial. Ha : b4 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel operating


(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling, maka diperoleh sebanyak 11 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel yang ditetapkan. Periode penelitian dimulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengumpulkan serta mengolah data yang diperlukan dengan menggunakan Microsoft Excel. Selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda dengan menggunakan software SPSS. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.

B. Perhitungan Index Smoothing

Setelah diperoleh sampel yang sesuai dengan kriteria sampel, maka dilakukan perhitungan index smoothing terhadap masing-masing perusahaan yang menjadi sampel. Perhitungan index smoothing dimaksudkan untuk menentukan kategori suatu perusahaan apakah perusahaan tersebut melakukan perataan laba atau tidak


(50)

dalam periode penelitian ini. Perusahaan dikategorikan tidak melakukan perataan laba apabila memperoleh nilai index smoothing lebih kecil dari satu, sedangkan perusahaan yang memperoleh index smoothing lebih dari satu dikategorikan sebagai perusahaan yang melakukan perataan laba.

Menurut Suwito (2005) Indeks Perataan Laba dihitung sebagai berikut: Indeks Perataan Laba =

Keterangan:

CViearnings : Coefficients of varians earnings CVisales : Coefficients of varians sales

Hasil perhitungan Coefficients of varians earnings yang dilakukan terhadap 11 perusahaan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Perhitungan Coefficients of Varians Earnings

No Kode

Earnings

Standar

Deviasi Mean CV Earnings

2005 2006 2007 2008 2009

1 CTRA 79.231 572.100 167.961 202.219 136.328 195.670 231.568 0,844977878 2 CTRS 119.778 169.115 171.506 144.327 57.119 47.027 132.369 0,355270156 3 DART 197.510 121.878 100.103 100.851 30.186 59.898 110.106 0,544002735 4 DUTI 60.857 72.943 58.938 40.088 211.986 69.770 88.962 0,784265944 5 GMTD 6.605 7.377 7.857 8.023 13.485 2.748 8.669 0,316944732 6 JRPT 67.226 84.120 110.128 147.818 191.705 50.212 120.199 0,417743238

7 LAMI 1.690 967 2.955 9.295 12.602 5.157 5.502 0,937342954

8 LPCK 3.733 3.270 11.061 14.173 25.681 9.171 11.584 0,791762422 9 LPKR 358.943 324.836 353.027 370.872 388.053 23.387 359.146 0,065117824 10 SMRA 151.210 168.099 159.839 94.141 167.343 30.941 148.126 0,208880165 11 ADHI 77.919 95.581 111.601 81.482 165.530 35.611 106.423 0,334617334

Sumber: Lampiran i

Hasil perhitungan Coefficients of varians sales yang dilakukan terhadap 11 perusahaan dapat dilihat dalam tabel 4.2 sebagai berikut:


(51)

Tabel 4.2

Hasil Perhitungan Coefficients of Varians Sales

No Kode

Sales

Standar

Deviasi Mean CV Sales

2005 2006 2007 2008 2009

1 CTRA 1.049.896 1.185.718 1.347.518 1.303.221 1.332.372 125.604,083 1.243.745 0,100988614

2 CTRS 555.069 657.589 690.927 581.175 391.452 116.602,918 575.242 0,202702232

3 DART 356.920 442.062 481.705 371.713 314.355 67.481,4412 393.351 0,171555281

4 DUTI 891.190 1.101.410 1.274.546 1.062.379 1.002.555 140.837,985 1.066.416 0,132066647

5 GMTD 51.141 58.520 60.051 60.084 63.013 4.455,83916 58.562 0,076087811

6 JRPT 346.512 408.218 527.359 648.573 662.063 140.845,468 518.545 0,271616674

7 LAMI 57.756 43.566 93.204 112.947 134.899 37.871,1804 88.474 0,428046762

8 LPCK 140.810 120.763 158.771 276.558 323.159 90.042,4436 204.012 0,441358133

9 LPKR 2.004.950 1.905.330 2.091.354 2.553.307 2.565.101 313.018,140 2.224.008 0,140745035 10 SMRA 797.932 965.250 1.027.230 1.267.063 1.197.693 187.192,106 1.051.034 0,178102875 11 ADHI 3.027.081 4.328.860 4.973.867 6.639.942 7.714.614 1.859.747,54 5.336.873 0,348471402

Sumber: Lampiran i

Hasil perhitungan index smoothing yang dilakukan terhadap 11 perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Perusahaan yang Melakukan Perataan Laba

No Kode CV Earnings CV Sales Index

Smoothing Status

1 CTRA 0,844977878 0,100988614 8,36706089 Perata 2 CTRS 0,355270156 0,202702232 1,752670174 Perata 3 DART 0,544002735 0,171555281 3,171005476 Perata 4 DUTI 0,784265944 0,132066647 5,938410349 Perata 5 GMTD 0,316944732 0,076087811 4,16551255 Perata 6 JRPT 0,417743238 0,271616674 1,537988192 Perata 7 LAMI 0,937342954 0,428046762 2,189814376 Perata 8 LPCK 0,791762422 0,441358133 1,793922812 Perata 9 LPKR 0,065117824 0,140745035 0,462665156 Bukan Perata 10 SMRA 0,208880165 0,178102875 1,172806248 Perata 11 ADHI 0,334617334 0,348471402 0,960243314 Bukan Perata

Sumber: Lampiran i

Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 11 perusahaan property, real estate and building construction yang menjadi sampel pada penelitian ini, ada 9 perusahaan yang terindikasi melakukan perataan laba dalam periode penelitian ini. Sehingga, langkah berikutnya yang akan dilakukan adalah menguji pengaruh


(52)

ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin terhadap 9 perusahaan yang terindikasi melakukan perataan laba tersebut.

C. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif (descriptive statistic) adalah menu yang memberikan gambaran mengenai nilai mean, sum, standar deviasi, variance, range, minimum, dan maximum (Lubis, 2007). Statistik deskriptif berfungsi untuk memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin sebagai variabel independen dan perataan laba (income smoothing) sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif dari variabel tersebut yang diperoleh dari sampel perusahaan dalam periode pengamatan 2005-2009 disajikan dalam tabel 4.4.


(53)

Tabel 4.4

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X1 45 12.4916 15.9619 14.367426 .9678809

X2 45 .1706 .8459 .539811 .1885867

X3 45 .0222 .5534 .155462 .1113198

X4 45 .0958 .4239 .242609 .0816315

Y 45 1.1728 8.3671 3.343243 2.3088241

Valid N (listwise) 45

Sumber : Lampiran ii

Pada variabel ukuran perusahaan, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata yang dimiliki sebesar 14,367426. Pada variabel ukuran perusahaan diketahui bahwa sebaran data untuk ukuran perusahaan lebih condong menyebar di atas nilai mean, dan tidak ada didapati nilai ukuran perusahaan yang terlalu ekstrem. Standar deviasi sebesar 0,9678809 menunjukkan variasi penyebaran data pada variabel ukuran perusahaan.

Pada variabel financial leverage, diketahui bahwa nilai mean yang dimiliki sebesar 0,539811. Untuk sebaran data, diketahui bahwa pada variabel financial leverage tidak ada didapati data yang memiliki nilai ekstrem dan data menyebar secara seimbang di sekitar nilai mean, baik itu di atas nilai mean maupun di bawah nilai mean. Standar deviasi sebesar 0,1885867 menunjukkan variasi penyebaran data pada variabel financial leverage.

Pada variabel net profit margin, diketahui bahwa nilai mean yang dimiliki sebesar 0,155462. Pada variabel net profit margin diketahui bahwa data menyebar secara seimbang di sekitar nilai mean, baik itu di atas nilai mean maupun di bawah nilai mean, serta tidak didapati adanya data yang memiliki


(54)

nilai ekstrem. Standar deviasi sebesar 0,1113198 menunjukkan variasi penyebaran data pada variabel net profit margin.

Pada variabel operating profit margin diperoleh nilai mean sebesar 0,242609. Pada variabel operating profit margin tidak ada didapati nilai yang terlalu ekstrem, serta diketahui bahwa data menyebar secara seimbang di sekitar nilai mean, baik itu di atas nilai mean maupun di bawah nilai mean. Standar deviasi sebesar 0,0816315 menunjukkan variasi penyebaran data pada variabel operating profit margin.

Pada variabel perataan laba diketahui bahwa nilai rata-ratanya adalah sebesar 3,343243. Pada variabel perataan laba diketahui bahwa sebaran data untuk perataan laba lebih condong menyebar di bawah nilai mean, serta didapati bahwa ada beberapa data yang menyebar dengan rentang jarak yang tidak dekat dengan nilai rata-ratanya. Standar deviasi sebesar 2,3088241 menunjukkan variasi penyebaran data pada variabel perataan laba.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Erlina dan Sri, 2007). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal (Situmorang, 2007).

Dasar pengambilan keputusannya, bila grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal dan grafik normal plot menyebar teratur mengikuti


(55)

garis diagonal, maka data terdistribusi normal. Sedangkan pada Uji Kolmogorov-Smirnov, bila nilai signifikansi lebih besar dari derajat kepercayaan 0,05 maka data terdistribusi normal.

Gambar 4.1 Histogram Sumber: Lampiran iii


(56)

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot Sumber : Lampiran iii

Gambar 4.1 dan 4.2 menyatakan bahwa data distribusi normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan. Grafik normal plot memperlihatkan titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan Kolmogorov Smirnov untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, operating profit margin, dan indeks perataan laba berdistribusi normal atau tidak. Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Tabel 4.5 berikut menyajikan tabel hasil uji Kolmogorov Smirnov.


(57)

Tabel 4.5

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.86218976

Most Extreme Differences Absolute .114

Positive .114

Negative -.098

Kolmogorov-Smirnov Z .763

Asymp. Sig. (2-tailed) .605

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Lampiran iii

Hasil pengolahan data menunjukkan besar nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,763 dan signifikansi pada 0.605 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena nilai asymp. Sig. adalah 0.605 dan berada di atas nilai signifikan 0,05. Kesimpulan secara keseluruhan yang dapat diambil adalah bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari multikolinieritas. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Varience Inflation Factor). Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel


(58)

independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai dalam uji ini adalah jika nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas (Situmorang, 2007).

Hasil uji multikolinieritas disajikan dalam tabel 4.6.

Tabel 4.6

Coefficients untuk Index = f(ukuran, financial leverage, net profit margin, operating profit margin)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) -11.790 5.612 -2.101 .042

X1 1.227 .360 .515 3.405 .002 .712 1.404

X2 .608 1.845 .050 .329 .744 .716 1.396

X3 5.260 3.312 .254 1.588 .120 .638 1.568

X4 -15.032 4.554 -.531 -3.301 .002 .627 1.594

a. Dependent Variable: Y

Sumber : Lampiran iv

Masing-masing variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1 yaitu untuk variabel ukuran memiliki nilai tolerance 0,712; variabel financial leverage memiliki nilai tolerance 0,716; variabel net profit margin memiliki nilai tolerance 0,638; variabel operating profit margin memiliki nilai tolerance 0,627. Jika dilihat dari VIF-nya, bahwa masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 5 yaitu untuk VIF ukuran 1,404; VIF financial leverage


(59)

1,396; VIF net profit margin 1,568; VIF operating profit margin 1,594. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolineritas dalam variabel bebasnya.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya) (Erlina dan Sri, 2007). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi kita menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Uji ini menghasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dl & du). Pengujian autokorelasi dapat dilihat melalui angka Durbin-Watson pada Tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : Lampiran v

Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson (DW) sebesar 1.894. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .591a .349 .284 1.9530811 1.894

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3


(60)

tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah data pengamatan 45, dan jumlah variabel independen pada penelitian sebanyak 4 (k=4), maka di tabel Durbin Watson didapat nilai dU sebesar 1,720 dan nilai dL sebesar 1,3357. Nilai DW 1,894 terletak antara dU dan 4 – dU (1,720 < 1,894 < 2.280), maka keputusan tidak ada korelasi positif atau negatif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Erlina dan Sri, 2007). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada scatterplot pada gambar 4.3 berikut.


(61)

Gambar 4.3 Scatterplot Sumber: Lampiran vi

Dari scatterplot, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

3. Analisis Regresi

Hasil uji asumsi klasik menyimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Berikut ini adalah hasil pengolahan data untuk analisis regresi.


(62)

a. Persamaan Regresi

Pengolahan data dengan menggunakan regresi linear dilakukan dalam beberapa tahapan untuk mencari pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, melalui pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, , net profit margin, dan operating profit margin sebagai variabel independen terhadap perataan laba (income smoothing) sebagai variabel dependen. Berikut ini adalah hasil regresi yang disajikan dalam tabel 4.8.

Tabel 4.8

Coefficients untuk Index = f(ukuran, financial leverage, net profit margin, operating profit margin)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -11.790 5.612 -2.101 .042

X1 1.227 .360 .515 3.405 .002 .712 1.404

X2 .608 1.845 .050 .329 .744 .716 1.396

X3 5.260 3.312 .254 1.588 .120 .638 1.568

X4 -15.032 4.554 -.531 -3.301 .002 .627 1.594

a. Dependent Variable: Y

Sumber : Lampiran vii

Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = -11.790 + 1,227 Size + 0,608 FL + 5,260 NPM – 15,032 OPM + e Dimana:

Y = Perataan Laba


(63)

X2 = Financial Leverage X3 = Net Profit Margin (NPM) X4 = Operating Profit Margin (OPM) e = error

Interpretasi:

1) Konstanta sebesar -11.790 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (X1, X2, X3, X4, = 0) maka tingkat perataan laba

sebesar -11.790.

2) Koefisien regresi ukuran perusahaan (X1) = +1,227 artinya setiap

penambahan ukuran perusahaan sebesar 1%, dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan tingkat perataan laba sebesar 1,227.

3) Koefisien regresi financial leverage (X2) = +0,608 artinya setiap

penambahan financial leverage sebesar 1%, jika variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan tingkat perataan laba sebesar 0,608.

4) Koefisien regresi net profit margin (X3) = +5,260 artinya setiap

penambahan net profit margin sebesar 1%, jika variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan tingkat perataan laba sebesar 5,260.

5) Koefisien regresi operating profit margin (X4) = - 15,032 artinya


(64)

lainnya dianggap konstan, maka akan menurunkan tingkat perataan laba sebesar 15,032

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur berdasarkan koefisien determinasi yang mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen (Situmorang, 2007). Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Semakin mendekati 1, berarti variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Tabel 4.9

Tabel Hubungan Antar Variabel

Nilai Interpretasi

0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat

0,2 – 0,39 Tidak Erat

0,4 – 0,59 Cukup Erat

0,6 – 0,79 Erat

0,8 – 0,99 Sangat Erat

Sumber: Situmorang (2007)

Nilai koefisien korelasi dan koefisien determinasi disajikan dalam tabel 4.10.


(65)

Tabel 4.10

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .591a .349 .284 1.9530811

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3

b. Dependent Variable: Y

Sumber: Lampiran vii

Dari hasil pengolahan regresi berganda pada tabel 4.10, dapat diketahui bahwa nilai R adalah 0, 591 atau 59,1% yang berarti bahwa hubungan antara perataan laba dengan variabel independennya yaitu ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin cukup erat. Nilai R Square dari output di atas adalah sebesar 0,349. Ini berarti bahwa variasi dari variabel independen yang terdiri dari ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin mampu menjelaskan variasi variabel dependen (perataan laba) sebesar 34,9%. Selebihnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

c. Pengujian Hipotesis Penelitian

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji F (F test) dan uji t (t test).


(66)

1) Uji F (F test)

Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin terhadap perataan laba secara bersama-sama. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka diperoleh hasil seperti pada tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hasil Uji F

Sumber: Lampiran viii

Hasil uji ANOVA atau F test menunjukkan Fhitung sebesar 5,372

dengan tingkat signifikansi 0,01 , sedangkan Ftabel sebesar 2,606

dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin berpengaruh secara bersama-sama terhadap perataan laba karena Fhitung > Ftabel (5,372 > 2,606) dan

signifikansi penelitian lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05). ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1Regression 81.968 4 20.492 5.372 .001a

Residual 152.581 40 3.815

Total 234.549 44

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3


(67)

2) Uji t (t test)

Pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin secara parsial terhadap perataan laba dapat diketahui dari hasil uji t yang terdapat pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Hasil Uji t

Sumber: Lampiran ix

Hasil uji t tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a) Tabel 4.12 menunjukkan bahwa besarnya thitung untuk variabel

ukuran perusahaan adalah sebesar 3,405 dengan nilai signifikansi 0,002. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa thitung adalah 3,405 , sedangkan ttabel adalah 2,019 ,

sehingga thitung > ttabel (3,405 > 2,019). Signifikansi penelitian

ini menunjukkan angka yang lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05), maka ukuran perusahaan berpengaruh terhadap perataan laba.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -11.790 5.612 -2.101 .042

X1 1.227 .360 .515 3.405 .002 .712 1.404

X2 .608 1.845 .050 .329 .744 .716 1.396

X3 5.260 3.312 .254 1.588 .120 .638 1.568

X4 -15.032 4.554 -.531 -3.301 .002 .627 1.594


(1)

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) -11.790 5.612 -2.101 .042

X1 1.227 .360 .515 3.405 .002 .712 1.404

X2 .608 1.845 .050 .329 .744 .716 1.396

X3 5.260 3.312 .254 1.588 .120 .638 1.568

X4 -15.032 4.554 -.531 -3.301 .002 .627 1.594 a. Dependent


(2)

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .591a .349 .284 1.9530811 1.894

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3 b. Dependent Variable: Y


(3)

(4)

Hasil Analisis Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -11.790 5.612 -2.101 .042

X1 1.227 .360 .515 3.405 .002 .712 1.404

X2 .608 1.845 .050 .329 .744 .716 1.396

X3 5.260 3.312 .254 1.588 .120 .638 1.568

X4 -15.032 4.554 -.531 -3.301 .002 .627 1.594

a. Dependent Variable: Y

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .591a .349 .284 1.9530811

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3 b. Dependent Variable: Y


(5)

Hasil Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 81.968 4 20.492 5.372 .001a

Residual 152.581 40 3.815

Total 234.549 44

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3 b. Dependent Variable: Y


(6)

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -11.790 5.612 -2.101 .042

X1 1.227 .360 .515 3.405 .002 .712 1.404

X2 .608 1.845 .050 .329 .744 .716 1.396

X3 5.260 3.312 .254 1.588 .120 .638 1.568

X4 -15.032 4.554 -.531 -3.301 .002 .627 1.594


Dokumen yang terkait

Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, Dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Property &amp; Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 70 97

PENGARUH SIZE, OPERATING PROFIT MARGIN DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2006 – 2010

1 59 8

Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

2 51 99

Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, dan Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan pada Perusahaan Property, Real Estate dan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 70 101

Analisis Hubungan Profit Margin Dan Metode Arus Biaya Persediaan Dengan Market Value ( Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Dan Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei )

0 45 77

Prediksi Kebangkrutan pada Sektor Property and Real Estate yang terdaftar di BEI: Menggunakan Discriminant Analysis, dan Regreasi Logistik Priode 2007-2010

3 22 148

Faktor-Faktor Financial Ratios dan Good Corporate Governance yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2011-2014)

2 25 127

PENGARUH NET PROFIT MARGIN (NPM), PROFITABILITAS, Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Profitabilitas, Leverage dan Return Saham Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI).

0 1 14

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, OPERATING PROFIT MARGIN (OPM) DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA

0 1 18

PENGARUH SIZE, OPERATING PROFIT MARGIN DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2006 – 2010

0 0 8