14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Pengertian Pengendalian Inter menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebecke dalam bukunya Auditing An Integrated Approach 2000:315 adalah
sebagai berikut: “Internal control is a proced designed to provide reasonnable assurance
regarding the achievement of management’s objectives in the following categoris: a.
Reability of financial reporting b.
Effectiveness and efficiency of operations c.
Compliance with applicable laws and regulations” Menurut Mulyadi 2008:163mengemukakan bahwa “sistem pengendalian
intern meliputi struktur organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen”. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi yang terdiri dari
berbagai kebijakan prosedur, teknik, peralatan fisik, dokumentasi dan manusia. Defensi pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang hendaknya
dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Dengan demikian pengendalian tersebut diatas berlaku baik dalam perusahaan yang
mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan maupun dengan komputer.
Kesimpulannya adalah bahwa pengendalian intern harus dilaksanakan seefektif mungkin dalam suatu perusahaan untuk mencegah dan menghindari
15 terjadinya kesalahan, kecurangan, dan penyelewengan. Di perusahaan kecil,
pengawasan masih dapat dilakukan semakin kompleks, menyebabkan pimpinan perusahaan tidak mungkin lagi melakukan pengendalian secara langsung, maka
dibutuhkan suatu pengendalian intern yang dapat memberikan keyakinan kepada pimpinan bahwa tujuan perusahaan dapat tercapai.
1. Unsur-unsur Pengendalian Intern
Suatu sistem dapat berjalan dengan baik, perlu diperhatikan adanya unsur-unsur atau ciri-ciri khusus untuk menambah kemungkinan diperolehnya data akuntansi
yang dapat dipercaya mengamankan harta atau aktiva. Unsur-unsur ini sangat menentukan keberhasilan perusahaan guna mencapai tujuannya.
Menurut AICPA American Institute of Certified Public Accountants dalam SAS Statement on Auditing Standarts No 78 yang terdapat dalam Standar Profesi
Akuntan Publik menyatakan bahwa unsur-unsur pengendalian intern terdiri dari : a.
Lingkungan pengendalian b.
Penilaian resiko c.
Informasi dan komunikasi d.
Aktivitas pengendalian e.
Pemantauan
a. Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengedalian inter adalah hal yang mendasar dalam komponen pengendalian intern. Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan,
kebijakan, prosedure yang mencermikan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan dewan komisaris dan pemilik suatu satuan usaha
tersebut Alvin A Arens dan James K. Loebbecke, 2000:261. Dari pengertian lingkungan tersebut dapat diketahui bahwa efektivitas
pengendalian dalam suatu organisasi terletak pada sikap manajemen.
16 Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur
pengendalian intern lainnya yang membentuk disiplin dan struktur dalam organisasi.
Menurut Hall Singleton 2007 : 28, lingkungan pengendalian memiliki beberapa elemen penting diantaranya yaitu :
1. Falsafah dan gaya manajemen operasi
2. Struktur organisasi
3. Komite audit
4. Penetapan wewewang dan langsung tanggung jawab
5. Metode pengendalian manajemen
6. Fungsi audit intern
7. Praktek dan kebijakan karyawan
8. Pengaruh ekstern
b. Penilaian resiko
Menurut Hall Singleton 2007:29, “perusahaan harus melakukan penilaian resiko risk assessment untuk mengidentifikasi, menganalisis
dan mengelola resiko yang berkaitan dengan pelaporan keuangan”. Penilaian resiko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan dan desain
serta implementasi aktivitas pengendalian yang ditujukan untuk mengurangi resiko tersebut pada tingkatan minimum untuk
mempertimbangkan biaya dan manfaatnya. Tujuan manajemen mengadakan penilaian resiko adalah untuk menentukan bagaimana cara
mengatasi resiko yang diidentifikasi.
c. Informasi dan komunikasi
Menurut Mulyadi dalam bukunya Auditing 2008:179-180, sistem akuntansi yang efektik adalah sistem akuntansi yang dapat memberikan
keyakinan yang memadai bahwa transaksi dicatat atau terjadi adalah :
17 1.
Sah 2.
Telah diotorisasi 3.
Telah dicatat 4.
Telah dinilai secara wajar 5.
Telah digolongkan secara wajar 6.
Telah dicatat dalam periode seharusnya 7.
Telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar.
Komunikasi menyangkut penyampaian informasi kepada semua yang terlibat dalam pelaporan keuangan agar mereka memahami bagaimana
aktivitasnya berhubungan dengan pekerjaan orang lainbaik didalam organisasi maupun diluar organisasi. Menurut Mulyadi 2008:180,
“pedoman kebijakan, pedoman akuntansi dan memo juga merupakan bagian dari komponen informasi dan komunikasi dalam struktur
pengendalian intern”.
d. Aktivitas pengendalian
Hall Singleton 2007:32, “Aktivitas pengendalian control activity adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan
bahwa tindakan yang tepat telah dilakukan untuk menangani berbagai resiko yang telah diidentifikasi perusahaan”. Menurut Hall Singleton
2007:33-38, “Aktivitas pengendalian dapat dikategorikan dalam beberapa aktivitas diantaranya otorisasi, pemisahan tugas, catatan
akuntansi, pengendalian akses dan verivikasiindependen”. 1.
Otorisasi Transaksi Tujuan dari otorisasi transaksi adalah untuk memastikan bahwa semua
transaksi material yang diproses oleh sistem informasi valid dan sesuai dengan tujuan pihak manajemen Hall Singleton, 2007:33. Setiap
transaksi harus diotorisasi dengan semestinya apabila perusahaan menginginkan pengenalian yang memuaskan. Dalam organisasi,
18 otorisasi untuk setiap transaksi hanya dapat diberikan oleh orang yang
memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. 2.
Pemisahan tugas Tujuan utama pemisahan tugas ini adalah untuk mencegah dan agar
dapat dilakukannya deteksi segera atas kesalahan dan ketidakberesan dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada seseorang.
Pembagian tugas dalam suatu organisasi didasarkan pada prinsip- prinsip yang akan diuraikan dibawah ini.
a. Pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dari fungsi akuntansi
b. Pemisahan fungsi otorisasi transaksi dari fungsi penyipanan aktiva
yang bersangkutan c.
Pemisahan fungsi otorisasi dari fungsi akuntansi d.
Pemisahan fungsi dalam pusat pengelolaan data elektronik yaitu fungsi perancangan sistem dan penyusunan program serta fungsi
operasi fasilitas pengelolaan data. 3.
Catatan Akuntansi Catatan akuntansi accounting record tradisional suatu perusahaan
terdiri dari dokumen sumber, jurnal dan buku besar Hal Singleton, 2007 : 37, Dokumen dan catatan adalah objek fisik dimana transaksi
dimasukkan dan diikhtisarkan dalam sebuah dokumen yang disebut dengan formulir. Menurut Mulyadi 2008:182, “formulir merupakan
media yang digunakan untuk merekam penggunaan wewenang dalam memberikan otorisasi terlaksananya transaksi didalam organisasi”.
19 Oleh karena itu penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa
guna mengawasi pelaksaan otorisasi. 4.
Pengendalian Akses Tujuan dari pengendalian akses adalah untuk memastikan hanya
personel yang sah saja yang memiliki akses ke aktiva perusahaan Hall Singleton, 2007:38. Cara menyediakan perlindungan secara fisik.
5. Verifikasi Independen
Prosedure verifikasi verification prosedure adalah pemeriksaan independen terhadap sistem akuntansi untuk medeteksi kesalahan dan
kesalahan penyajian Hall Singleton, 2007:40. keempat aktivitas pengendalian sebelumnya memerlukan pengecekan atau verifikasi
inter secara terus menerus untuk memantau efektivitas pelaksanaannya.
semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian pada waktu yang tepat.
Tujuannya adalah untuk menetukan apakah pengendalian intern telah beroperasi sebagaimana yang telah diperbaiki sesuai dengan perubahan
keadaan. Pemantauan dapat dilakukan oleh suatu bagian khusus yang disebut dengan bagian pemeriksaan intern audit internal.
Selanjutnya Mulyadi 2001:164 mengemukakan bahwa unsur pokok sistem pengendalian inter adalah :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas
20 2.
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan
dan biaya 3.
Praktek yang sehat dalam melaksakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
e. Pemantauan
Pemantauan monitoring adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian intern secara periodik dan terus menerus.
Pemantauan dilaksanakan oleh orang yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian
pengendalian pada waktu yang tepat. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah pengendalian intern telah beroperasi
sebagaimana yang telah diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan. Pemantauan dapat dilakukan oleh suatu bagian khusus
yang disebut dengan bagian pemeriksaan intern audit intern.
B. Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi sangat diperlukan oleh suatu perusahaan. Untuk itu maka berikut ini dijelaskan pengertian dari sistem dan informasi secara
umum. Menurut Hall 2001:5, “Sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan interrelated atau subsistem-
subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama common purpose”.
21 Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem
sebagai berikut: a.
Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur. Unsur-unsur dari suatu sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri pula dari kelompok unsur yang
membentuk subsistem tersebut. b.
Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan. Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan lainnya dan sifat serta kerja
sama antar unsur sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu. c.
Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu.
d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
Data dan informasi merupakan dua konsep yang berbeda, namun keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Data merupakan bahan baku
yang belum diolah, belum mempunyai nilai dan tidak ada kaitannya dengan persoalan-persoalan yang dihadapi perusahaan untuk mendukung pengambilan
keputusan. Untuk itu data diolah sedemikian rupa sehingga berubah sifatnya menjadi informasi.
Adapun definisi umum informasi dari beberapa ahli adalah sebagai berikut: Murdick 2003:16: “Informasi terdiri dari data yang telah diambil
kembali, diolah atau sebagainya digunakan untuk tujuan informasi atau kesimpulan, argumentasi atau sebagai dasar untuk peramalan atau pengambilan
keputusan”. Menurut Erwan 2002:105, pengolahan data menjadi informasi, beberapa langkah yang digunakan, yaitu:
22 a.
Capturing adalah mengumpulkan data dengan cara penelitian atau dengan cara
pemeriksaan keterangan-keterangan yang masih merupakan data atau fakta mentah.
b. Verifying
adalah melihat data atau fakta-fakta yang telah dipilih dan dikumpulkan itu benar-benar diambil dari lapangan atau hanya berdasarkan karangan
semata.
c. Classifying
adalah mengelompokkan data yang telah dikumpulkan sesuai dengan keinginan si pemakai data. Misalnya, data penjualan, data pemasaran, dan
lain-lain. d.
Arranging adalah menempatkan unsur-unsur data ke dalam urutan-urutan khusus
sesuai dengan kebutuhan si pemakai. Misalnya catatan mengenai penjualan dengan memperhatikan kode penjulan, kode potongan harga.
e. Summarizing
adalah data yang telah dikumpulkan tersebut dibedakan pengelompokannya untuk diringkas dan disusun menjadi laporan.
f. Calculating adalah mengadakan perhitungan terhadap data yang diperoleh untuk diberi
nilai ataupun bobot sehingga data tersebut merupakan informasi dan siap digunakan.
g. Communicating
adalah mentransfrer kepada yang membutuhkannya. Langkah-langkah pengolahan data menjadi informasi dapat dijadikan
panduan bagi manajemen dalam melakukan pengolahan data, sehingga data yang diolah untuk menjadi informasi akan semakin lebih baik dan akurat. Bila
dipandang dari jenis kegiatan dalam setiap organisasi, maka informasi menurut Zulkifli 2007:294 dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:
a. Informasi substantive, yaitu informasi yang berkaitan dengan kegiatan
substantive yakni kegiatan pokok dari suatu organisasi yang merupakan kegiatan atau bidang utama dari suatu organisasi, sesuai dengan tujuan
utama dari organisasi yang bersangkutan. Contoh kegiatan pokok dari departemen keuangan adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan
keuangan suatu negara.
b. Informasi fasilitatif, yaitu informasi yang berkaitan dengan kegiatan
fasilitatif yakni kegiatan pendukung dari suatu organisasi. Contoh kegiatan fasilitatif dari departemen pertanian dan departemen keuangan
adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesekretariatan, keuangan, kepersonaliaan, dan sebagainya.
23 Seorang pimpinan dan karyawan pada suatu unit kerja diharapkan
memikirkan data dan informasi yang diperlukan sebagai dukungan terhadap aktivitas inti kerjanya. Setelah diuraikan pengertian sistem dan informasi secara
umum, berikut ini diuraikan pengertian sistem informasi akuntansi. Mulyadi 2001:3 mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai Organisasi formulir,
catatan dan laporan yang dikooordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan. Berdasarkan definisi sistem informasi akuntansi tersebut, unsur suatu
sistem informasi akuntansi pokok oleh Mulyadi 2001:3 adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan.
a. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen,
karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam didokumentasikan di atas secarik kertas. Dengan formulir ini,
data yang bersangkutan direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan. Contoh formulir adalah faktur penjualan, bukti
kas keluar, cek dan sebagainya.
b. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data
lainnya.
c. Buku Besar
Buku besar general ledger terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya
dalam jurnal.
d. Buku Pembantu
Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu subsidiary
ledger. Buku pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam
rekening tertentu dalam buku besar.
e. Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan
24 harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, daftar utang yang akan
dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya dan lain-lain.
2. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Penerapan prosedur dan sistem yang konsisten harus sesuai dengan jenis dan sifat serta ukuran organisasi dan kebijakan yang diterapkan dalam perusahaan
yang bersangkutan untuk mencapai tujuan pengelolaan dan pengawasan perusahaan yang baik. Lebih jauh lagi penerapan sistem dan prosedur
akuntansi yang baik harus mengacu pada beberapa fungsi seperti yang dikemukakan Simamora 2000:176 berikut ini:
a. Fungsi kontrol
Fungsi kontrol mensyaratkan bahwa sistem informasi akuntansi menyediakan semua informasi pengendalian internal yang dibutuhkan
untuk melindungi aktiva-aktiva perusahaan dan memastikan datanya akurat.
b. Fungsip kompatibilitas
Fungsi kompatibilitas menyatakan bahwa desain sistem informasi akuntansi mestilah serasi dengan faktor-faktor organisasional dan sumber
daya manusia perusahaan. Sistem yang kompatibel adalah sistem yang sejalan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan, sumber daya manusia dan
struktur organisasi perusahaan.
c. Fungsi fleksibilitas
Fungsi fleksibilitas menyatakan bahwa sebuah sistem informasi akuntansi haruslah fleksibel sehingga memungkinkan transaksi-transaksi
bisnis berkembang dan dilakukan perubahan-perubahan organisasional.
d. Fungsi keseimbangan biaya dan manfaat
Sistem informasi akuntansi seharusnya efektif secara biaya, manfaat yang diperoleh dari informasi yang disebarkan haruslah melebihi biaya untuk
menghasilkannya. Manfaat-manfaat tambahan informasi mesti dibandingkan dengan biaya-biaya yang berwujud dan tanpa wujud atas
pengumpulan informasi tersebut.
Fungsi sistem informasi akuntansi haruslah memenuhi unsur-unsur sistem informasi akuntansi. Adapun unsur-unsur sistem informasi akuntansi yang
mencakup semua pencatatan aktivitas perusahaan menurut Mulyadi 2001:3 adalah sebagai berikut:
25 a.
Formulir b.
Jurnal c.
Buku Besar dan Buku Pembantu d.
Laporan
a. Formulir
Formulir adalah dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan
formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam didokumentasikan di atas secarik kertas.
Menurut Mulyadi 2001:80 formulir bermanfaat untuk : 1.
Menetapkan tanggungjawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan. 2.
Merekam data transaksi bisnis perusahaan. 3.
Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua kegiatan ke dalam bentuk tulisan.
4. Menyampaikan informasi pokok dari satu orang ke orang yang lain
dalam organisasi yang sama atau organisasi yang lain. Mulyadi 2001:80 mengatakan formulir yang digunakan dalam suatu
organisasi dapat digolongkan menurut sumbernya menjadi 3 tiga golongan yaitu:
1. Formulir yang dibuat dan disimpan dalam perusahaan.
Formulir ini dibuat dalam perusahaan, digunakan secara intern, dan kemudian disimpan dalam perusahaan. Contoh formulir ini adalah: surat
permintaan pembelian, memo kredit, kartu jam kerja, bukti permintaan. 2.
Formulir yang dibuat dan dikirimkan kepada pihak luar perusahaan. Formulir ini dibuat perusahaan dan digunakan untuk menyampaikan
informasi kepada pihak luar perusahaan. Contoh golongan formulir ini adalah: faktur penjualan tunai, surat order penjualan, dan bukti kas.
3. Formulir yang diterima dari pihak luar.
Formulir ini ada sebagai akibat dari transaksi bisnis antara perusahaan dengan pihak luar. Contoh formulir ini adalah: faktur pembelian,
pernyataan dari kreditur.
26 Ketiga formulir ini digunakan perusahaan untuk memenuhi beberapa
fungsi sekaligus, baik fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi gudang, fungsi pengiriman, fungsi penagihan dan fungsi akuntansi. Formulir ini diisi dengan
berbagai informasi yang bersangkutan dengan transaksi yang terjadi di perusahaan.
b. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi yang pertama diselenggarakan dalam proses akuntansi. Sehingga dalam sistem akuntansi, jurnal akan dirancang
sedemikian rupa sehingga tidak ada satu pun transaksi yang tidak dicatat. Catatan yang dibuat didalamnya harus jelas terdapat informasi tanggal,
penjelasan dan informasi lainnya yang dianggap penting agar catatan tersebut mudah diusut kembali ke dokumen sumbernya.
Menurut Mulyadi 2001:102, sistem akuntansi bisa menggunakan jurnal umum dan jurnal khusus:
1. Jurnal umum
Jurnal yang menyediakan serangkaian kolom dengan format yang digeneralisasi dan yang disusun dalam bentuk umum agar dapat
menampung setiap transaksi. 2.
Jurnal khusus Jurnal yang menyediakan format tertentu yang dibuat untuk
mengikhtisarkan jenis transaksi yang terjadi berulang-ulang dalam perusahaan.
Jurnal umum hanya cocok diterapkan untuk perusahaan kecil, dimana transaksi tidak begitu banyak. Bila perusahaan bertambah besar dan jenis transaksi
menjadi lebih banyak, jurnal umum tersebut menjadi tidak mampu lagi menampung berbagai jenis transaksi yang timbul, yang frekuensi terjadinya
27 semakin tinggi. Menurut Mulyadi 2001:104 adapun alasan penggunaan jurnal
khusus dalam perusahaan yaitu: a.
Untuk mengumpulkan dan menggolongkan transaksi yang sama yang frekuensi terjadinya tinggi.
b. Untuk mengurangi pekerjaan pembukuan ke dalam buku besar dan untuk
menggolongkan transaksi yang dicatat. c.
Untuk memungkinkan pengerjaan pencatatan transaksi ke dalam jurnal agar bisa dilakukan oleh lebih dari satu orang.
d. Untuk menciptakan pengendalian intern.
Jurnal khusus adalah buku tempat mencatat transaksi sejenis. Oleh Simamora 2000:180 jurnal khusus dibagi menjadi lima jenis:
a. Jurnal penjualan marketing journal yang digunakan untuk mencatat
penjualan secara kredit b.
Jurnal pembelian purchases journal yang digunakan untuk mencatat pembelian secara kredit
c. Jurnal penerimaan kas cash receipt journal yang digunakan untuk
mencatat semua penerimaan kas yang datang dari semua sumber baik dari hasil penjualan tunai maupun dari penerimaan piutang.
d. Jurnal pengeluaran kas cash disbursment journal yang digunakan untuk
mencatat transaksi pengeluaran. e.
Jurnal umum general journal yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi yang tidak dapat dicatat dalam salah satu jurnal khusus lainnya.
c. Buku Besar dan Buku Pembantu
Menurut Mulyadi 2001:4, “Buku Besar general ledger merupakan kumpulan rekening-rekening yang digunakan untuk menyortasi dan meringkas
informasi yang telah dicatat dalam jurnal”. Jumlah transaksi yang tercatat pada buku harian dipindahkan atau diposting ke buku besar yang bersesuaian. Melalui
pemrosesan ini status dari setiap perkiraan yang terpengaruh dimutakhirkan dengan menaikkan atau menurunkan saldo perkiraan sebesar nilai transaksi. Jadi
jurnal berfokus pada kegiatan transaksi, sedangkan buku besar berfokus pada saldo setiap perkiraan.
28 Bila dalam suatu perusahaan terdapat jumlah perkiraan cukup banyak
dengan karakteristik yang sama maka perkiraan-perkiraan tersebut dapat dikelompokkan ke suatu buku besar terpisah yang disebut buku besar pembantu
subsidiary ledger. Sehingga buku besar pembantu ini disebut juga sebagai satu cabang buku besar yang berisi rincian rekening tertentu yang ada dalam buku
besar. Setiap buku besar pembantu diwakili dalam buku besar umum oleh sebuah
akun rangkuman yang disebut akun pengendali control accounts. Hasil penjumlahan atas saldo pada buku besar pembantu harus sama dengan saldo pada
akun pengendali yang bersesuaian. Dengan demikian, buku besar pembantu dapat dianggap sebagai buku besar kedua yang mendukung akun pengendali pada buku
besar umum. Untuk memudahkan pencatatan transaksi maupun posting transaksi maka diperlukan adanya klarifikasi perkiraan dan penggunaan kode perkiraan.
Klarifikasi perkiraan dalam buku besar harus disesuaikan dengan jenis dan susunan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan seperti neraca dan
laporan laba rugi.
d. Laporan
Hasil akhir proses akuntansi akan menghasilkan berbagai jenis laporan. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi. Salah satu
laporan terpenting adalah laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan posisi keuangan perusahaan secara keseluruhan pada tanggal atau periode tertentu.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2004:13, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut:
29 1.
Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan dan akhir tahun.
2. Laporan laba rugi merupakan suatu rangkuman pendapatan dan beban
selama periode tertentu, biasanya sebulan atau setahun. 3.
Laporan arus kas merupakan rangkuman penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Biasanya sebulan atau
setahun. 4.
Laporan perubahan ekuitas merupakan rangkuman perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, biasanya sebulan
atau setahun. 5.
Catatan atas laporan keuangan yang meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus
kas dan laporan perubahan ekuuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kentijensi dan komitmen.
3. Informasi yang Dihasilkan oleh Sistem Informasi Akuntansi
Informasi merupakan produk yang dihasilkan dari sistem informasi akuntansi. Penyajiannya dapat berupa laporan di atas kertas maupun tampilan atau
tayangan pada layar kacamonitor. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer ataupun
tampilan pada layar monitor komputer. Laporan keuangan adalah informasi utama yang dihasilkan oleh sistem ini.
Suatu laporan keuangan lengkap terdiri dari: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Dalam
kaitannya dengan siklus pendapatan, informasi yang dimuat dalam laporan keuangan adalah perkiraan yang terdapat dalam siklus tersebut antara lain:
penjualan, retur dan pengurangan harga penjualan, piutang usahadagang, penyisihan piutang tak tertagih, kas di bank.
Selain laporan keuangan yang ditujukan untuk pihak luar perusahaan sistem informasi akuntansi juga menghasilkan laporan yang khusus ditujukan
untuk kepentingan manajemen perusahaan. Karena banyaknya informasi
30 mengenai siklus pendapatan yang dibutuhkan manajemen, sudah tentu laporan
untuk manajemen lebih beragam. Apabila laporan keuangan disusun dengan berpedoman kepada Standar Akuntansi Keuangan SAK maka laporan untuk
manajemen tidak diatur oleh suatu pedoman. Laporan untuk manajemen dibuatdisusun sesuai dengan kebutuhan manajemen. Adapun laporan untuk
manajemen yang memuat informasi mengenai siklus pendapatan misalnya: laporan penjualan, laporan realisasi anggaran, laporan umur piutang, laporan
rekonsiliasi bank, dan laporan lainnya.
C. Manfaat dan Tujuan Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi
Manfaat dan tujuan penyusunan sistem informasi akuntansi adalah sama dengan tujuan penyusunan sistem akuntansi menurut Mulyadi 2001:19
antara lain: a.
Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru. b.
Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasi
c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu
untuk memperbaiki tingkat keandalan realibility informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban
dan perlindungan kekayaan perusahaan.
d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi. Tujuan di atas dapat dijelaskan bahwa biasanya perusahaan baru memulai
usahanya sangat memerlukan penyusunan sistem informasi akuntansi yang lengkap. Namun, adakalanya sistem informasi akuntansi yang sudah ada tidak
dapat memenuhi kebutuhan manajemen, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan. Dengan
memperbaiki pengawasan akuntansi dan pengendalian internal, maka
31 pertanggungjawaban terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat
dilaksanakan dengan baik serta informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut dapat dipercaya.
D. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan 1. Pengertian Penjualan
Pendapatan merupakan peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang dan jasa kepada pembeli. Penjualan ini, pada umumnya
membentuk suatu siklus penjualan. Siklus secara umum dapat kita artikan sebagai suatu proses atau tahapan yang sudah tertentu yang terjadi secara berulang-ulang.
Jadi, siklus penjualan ini terdiri dari aktivitas yang timbul dalam rangka pertukaran barang jadi dan jasa yang telah memiliki nilai ekonomis yang lebih
tinggi dan akan diterima dalam bentuk kas. Siklus penjualan ini pada umumnya merupakan proses pertukaran barang dan jasa menjadi kas.
Bodnar dan Hopwood 2001:256 menyatakan bahwa: “Siklus penjualan mencakup fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk mengubah produk atau jasa
menjadi pendapatan dari pelanggan. Fungsi-fungsi yang umum meliputi pemberian kredit, penerimaan dan pemrosesan order, pengiriman barang, dan
piutang dagang”. Dapat disimpulkan bahwa siklus penjualan dalam sistem informasi akuntansi berarti sebuah rangkaian prosedur formal yang terdapat dalam
proses pertukaran barang dan jasa menjadi kas dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai.
32
2. Fungsi Sistem Penjualan
Sistem penjualan dalam perusahaan meliputi fungsi-fungsi yang diperlukan untuk menjual produkbarang dan jasa yang dihasilkannya kepada
pelanggan. Fungsi dari sistem pendapatan menurut Winarno 2004:200 antara lain:
a. Mendapatkan pesanan dari pembeli.
b. Memeriksa status kredit dari pembeli.
c. Mencatat dan memproses data penjualan.
d. Merangkai atau membuat barang yang akan dikirim.
e. Melakukan pengiriman barang.
f. Menagih konsumen.
g. Menerima pembayaran dan menyimpannya di bank.
h. Menyelenggarakan catatan piutang dagang atau piutang usaha.
i. Memindahbukukan transaksi ke buku besar.
j. Menyusun laporan keuangan dan laporan lain yang diperlukan.
Fungsi d dan e di dalam perusahaan barang merupakan fungsi pelaksanaan atas barang yang diminta. Dalam sistem penjualan, fungsi merangkai atau
membuat barang yang akan dikirim dan fungsi melakukan pengiriman barang termasuk dalam departemen pemberian barang. Departemen ini menggambarkan
aktivitas dalam proses pemberianpenyerahan barang.
3. Subsistem Utama Penjualan
Penjualan terdiri dari dua subsistem yang utama. Hall 2001:58 membagi subsistem utama penjualan yaitu:
a. Pemrosesan Pesanan Penjualan
Mayoritas penjualan dilakukan atas dasar kredit dan melibatkan tugas- tugas seperti: penyiapan pesanan penjualan, pemberian kredit, pengiriman
produk atau penyerahan jasa kepada pelanggan, penagihan pelanggan, dan pencatatan transaksi dalam akun piutang dagang, persediaan, biaya, dan
penjualan.
b. Penerimaan Kas
Untuk penjualan kredit, sebagian periode waktu hari ataupun minggu berlalu antara titik penjualan dan penerimaan kas. Pemrosesan penerimaan
kas meliputi pengumpulan kas, deposito kas di bank, dan pencatatan peristiwa-peristiwa ini dalam akun piutang dagang dan kas.
33 Sistem informasi akuntansi penjualan adalah sub sistem informasi bisnis
yang mencakup kumpulan prosedur yang melaksanakan, mencatat, mengkalkulasi, membuat dokumen dan informasi penjualan untuk keperluan
manajemen dan bagian lain yang berkepentingan, mulai dari diterimanya order penjualan sampai mencatat timbulnya tagihanpiutang dagang serta penerimaan
kas penjualan. Adapun sistem informasi akuntansi penjualan terdiri dari: a.
Entri Pesanan Penjualan Sistem informasi akuntansi penjualan dimulai dengan penerimaan pesanan
dari para pelanggan. Departemen bagian pesanan penjualan, yang bertanggung jawab pada wakil direktur utama bagian pemasaran melakukan proses entri
pesanan penjualan. Entri pesanan penjualan mencakup empat tahapan yaitu mengambil pesanan dari pelanggan, memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan,
memeriksa ketersediaan persediaan serta menjawab permintaan pelanggan. 1
Mengambil Pesanan Pelanggan Pesanan pelanggan dapat diterima dalam berbagai cara seperti di toko,
melalui surat, melalui telepon, melalui website, atau melalui tenaga penjualan di lapangan.
2 Persetujuan Kredit
Sebagian besar penjualan antar perusahaan business-to-business marketing dilakukan secara kredit. Penjualan secara kredit harus disetujui
sebelum diproses. Bagi pelanggan lama dengan catatan pembayaran yang baik, pemeriksaan kredit formal untuk setiap penjualan biasanya tidak
dibutuhkan. Sebagai gantinya, pengambil pesanan memiliki otorisasi umum untuk menyetujui pesanan pelanggan yang baik, artinya mereka
34 yang tidak memiliki saldo yang lewat jatuh tempo. Hal ini biasanya
dicapai dengan membuat batas kredit saldo kredit maksimum yang diizinkan untuk setiap pelanggan berdasarkan pada catatan kredit
pelanggan terdahulu dan kemampuannya untuk membayar. 3
Memeriksa Ketersediaan Persediaan Langkah berikutnya adalah menetapkan apakah tersedia cukup persediaan
untuk memenuhi pesanan tersebut, agar pelanggan dapat diinformasikan mengenai perkiraan tanggal pengiriman. Akurasi proses ini adalah hal
yang penting, karena apabila catatan persediaan tidak akurat dan sesuai dengan kondisi terakhir, pelanggan bisa saja kecewa ketika terjadi
penundaan tidak terduga dalam pemenuhan pesanan mereka tersebut. 4
Menjawab Permintaan Pelanggan Pesanan pendapatan juga meliputi pemberian jawaban atas permintaan
pelanggan. Kadangkala, permintaan-permintaan ini mendahului suatu pesanan, dan sering kali terjadi setelah pesanan dibuat. Menjawab
permintaan pelanggan adalah hal yang sangat penting. Bahkan, kualitas pelayanan pelanggan yang diberikan sering kali merupakan kunci
keberhasilan perusahaan. Sistem informasi akuntansi pendapatan dalam entri pesanan penjualan
dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini.
35 Sumber: Romney dan Steinbart 2005:9
Gambar 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pendapatan dalam Entri Pesanan
Penjualan
Bagian pengiriman
Bagian Penagihan
Bagian Penggudangan
Bagian Pembelian
Pelanggan
Setujui Kredit
Jawaban ke Permintaan
Pelanggan Ambil
Pesanan
Pesanan Pelanggan
Pesanan Penjualan
Daftar Pengambilan
Barang Daftar
Pemesanan Barang
PesananPenjualan Pelanggan
Persediaan Pesanan
Yang Disetujui
Jawaban Pelanggan
Pesanan Pesanan yang
Ditolak
Pesanan
Permintaan
Periksa Ketersediaan
Barang
36 b.
Pengiriman Aktivitas dasar kedua dalam sistem informasi akuntansi penjualan adalah
memenuhi pesanan pelanggan dan mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut. Proses ini terdiri dari dua tahap yaitu mengambil dan
mengepak pesanan dan mengirim pesanan tersebut. Departemen bagian penggudangan dan pengiriman melakukan aktivitas ini. Kedua fungsi tersebut
mencakup penyimpanan persediaan dan akhirnya mempertanggungjawabkannya pada wakil direktur utama bagian produksi.
1 Ambil dan Pak Pesanan
Kartu pengambilan barang yang dicetak sesuai dengan entri pesanan penjualan akan memicu proses pengambilan dan pengepakan. Para
pekerja bagian gudang menggunakan kartu pengambilan barang untuk mengidentifikasikan produk mana, dan jumlah setiap produk, untuk
mengeluarkannya dari persediaan. Para pekerja bagian gudang mencatat jumlah setiap barang yang diambil, baik dalam kartu pengambilan barang
itu sendiri jika menggunakan dokumen kertas, maupun dengan memasukkan data ke dalam sistem jika formulir elektronis yang
digunakan. Persediaan kemudian akan dipindahkan ke departemen pengiriman.
2 Kirim Pesanan
Departemen pengiriman membandingkan perhitungan fisik persediaan dengan jumlah yang ditunjukkan dalam kartu pengambilan barang dan
dengan jumlah yang ditunjukkan dalam salinan pesanan penjualan yang
37 dikirim secara langsung ke bagian pengiriman dari entri pesanan
penjualan. c. Penagihan dan Piutang Usaha
Aktivitas dasar ketiga dalam sistem informasi akuntansi penjualan melibatkan penagihan ke para pelanggan dan memelihara piutang usaha.
Penagihan dan pemeliharaan data piutang usaha sebagai proses terpisah dan dalam praktiknya kedua fungsi ini dilakukan oleh dua fungsi terpisah dalam departemen
akuntansi. 1
Penagihan Penagihan yang akurat dan tepat waktu atas barang dagangan yang
dikirimkan adalah hal yang penting. Aktivitas penagihan hanyalah aktivitas pemrosesan informasi yang mengemas ulang serta meringkas
informasi dari entri pesanan penjualan dan aktivitas pengiriman. Aktivitas ini membutuhkan informasi dari departemen pengiriman
mengidentifikasikan barang dan jumlah yang dikirim, serta informasi mengenai harga dan syarat khusus penjualan lainnya dari bagian
penjualan. 2
Pemeliharaan Data Piutang Usaha Fungsi piutang usaha yang bertanggungjawab kepada kontroler,
melakukan dua tugas dasar yaitu menggunakan informasi dalam faktur penjualan untuk mendebit rekening pelanggan dan karenanya
mengkredit rekening tersebut ketika pembayaran diterima.
38 d. Penagihan Kas
Langkah terakhir dalam sistem informasi akuntansi pendapatan adalah penagihan kas. Kasir merupakan orang yang melapor pada bendahara, menangani
kiriman uang pelanggan dan menyimpannya ke bank.
4. Diagram Arus Data Penjualan
Diagram arus data pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan
barangjasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut. Pertukaran informasi eksternal yang paling utama
dalam penjualan dan penerimaan kas ini adalah dengan para pelanggan. Informasi mengenai berbagai aktivitas penjualan dan penerimaan kas juga mengalir ke
siklus akuntansi lainnya. Tujuan diagram arus data penjualan adalah untuk menyediakan produk
barangjasa yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Guna mencapai tujuan tersebut, pihak manajemen harus membuat beberapa
keputusan penting berikut ini: a.
Sejauh apakah produk dapat dan harus disesuaikan dengan tiap kebutuhan dan keinginan pelanggan?
b. Seberapa banyak persediaan yang harus dimiliki dan dimanakah persediaan
tersebut ditempatkan? c.
Bagaimana seharusnya barang dagangan dikirim kepada para pelanggan? d.
Haruskah perusahaan melakukan fungsi pengiriman sendiri atau menggunakan pihak ketiga yang mengkhususkan diri dalam pengiriman?
39 e.
Berapakah harga optimal untuk setiap produk atau jasa? f.
Haruskah kredit ditawarkan kepada pelanggan? g.
Apa syarat-syarat kredit yang seharusnya diberikan? h.
Bagaimana pembayaran pelanggan dapat diproses untuk memaksimalkan arus kas?
Sebagai tambahan, pihak manajemen harus mengawasi dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas proses penjualan dan penerimaan kas. Hal ini
membutuhkan akses yang mudah ke data terinci mengenai sumber daya yang digunakan dalam pendapatan dan penerimaan kas, berbagai kegiatan yang
mempengaruhi berbagai sumber daya tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Kemudian, agar dapat berguna dan relevan untuk
pengambilan keputusan, data tersebut harus akurat, andal dan tepat waktu. Diagram arus data penjualan dan penerimaan kas dapat dilihat pada gambar 2.2
berikut ini.
40
Bank
Sistem Buku Besar Dan Pelaporan
Siklus Manajemen Sumber Daya
Manusia dan Penggajian
Siklus Produksi
Siklus Pengeluaran
Pelanggan Kurir
Penjualan Pembayaran
Permintaan Pesanan
Dokumen Pengiriman
Penyimpanan
Laporan
Faktur Penjualan Komisi
Penjualan Dokumen
Pengiriman Slip
Pengepakan Slip
Pengepakan Jawaban atas Permintaan
Kebutuhan atas Produksi dan
Pembelian Pemesanan Ulang
41
5. Diagram Arus Dokumen Penjualan
Diagram arus dokumen penjualan merupakan rangkaian kegiatan arus dokumen penjualan dan penerimaan kas dalam suatu perusahaan manufaktur,
dagang maupun jasa. Diagram arus dokumen penjualan dan penerimaan kas akan membentuk jaringan prosedur sistem penjualan kredit. Adapun diagram arus
dokumen penjualan dan penerimaan kredit dari setiap prosedur penjualan kredit menurut Mulyadi 2001:219 dapat dikelompokkan ke dalam tujuh komponen,
yaitu: a.
Prosedur order Penjualan. b.
Prosedur persetujuan kredit. c.
Prosedur pengiriman. d.
Prosedur penagihan. e. Prosedur pencatatan piutang.
f. Prosedur distribusi pendapatan. g. Prosedur pencatatan harga pokok pendapatan
a. Prosedur Order Penjualan
Dalam prosedur ini, bagian penjualan menerima order dari pembeli yang kemudian mengidentifikasi tipe dan kuantitas barang dan menambahkan
informasi penting pada surat order dari pembeli. Bagian penjualan kemudian membuat surat order pengiriman dan mengirimkannya kepada bagian-bagian
lain yang bersangkutan untuk memungkinkan bagian tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order pembeli.
b. Prosedur Persetujuan Kredit
Dalam prosedur ini, bagian penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli tertentu dari bagian kredit. Bagian kredit akan memberikan
kelayakan pemberian kredit kepada pelanggan dalam memutuskan pemberian kredit kepada pelanggan sangat bergantung pada keadaan pelanggan saat
42 terjadinya pendapatan. Persetujuan tersebut mengakibatkan pengiriman
salinan pesanan penjualan ke berbagai bagian lain secara serentak. Salinan persetujuan kredit akan ditambahkan pada arsip pelanggan sampai transaksi
selesai. c.
Prosedur Pengiriman Sebelum mengirim barang, bagian pengiriman menerima salinan dokumen
pengiriman dan surat muat bill of lading yang berasal dari bagian penjualan. Dokumen pengiriman bersama dengan barang dikirim ke pelanggan untuk
menggambarkan isi kiriman tersebut. Surat jalan memberitahukan bagian penagihan bahwa pesanan pelanggan sudah dipenuhi dan dikirim. Petugas
pengiriman mencocokkan barang dengan surat perintah pengeluaran barang, dokumen pengiriman, dan surat muat. Petugas pengiriman mengepak barang,
menempelkan dokumen pengiriman dan melengkapi surat jalan. d. Prosedur Penagihan
Dalam prosedur ini, bagian penagihan membuat faktur penjualan berdasarkan surat order pengiriman barang dan mengirimnya kepada pembeli.
e. Prosedur Pencatatan Piutang Dalam prosedur ini, bagian piutang membuat kartu piutang berdasarkan faktur
pendapatan, surat order pendapatan dan surat muat. Kemudian mengarsipnya berdasarkan abjad yang berfungsi sebagai catatan piutang.
f. Prosedur Distribusi Penjualan Prosedur ini dilakukan oleh bagian distribusi pendapatan. Faktur penjualan
yang rangkap tiga disimpan dan dibuat terlebih dahulu. Kemudian bagian ini membuat rekapitulasi harga penjualan secara periodik dan membuat bukti
43 memorial. Hasil dari bagian ini berupa rekapitulasi harga penjualan, rekap
harga penjualan dan bukti memorial. Rekap harga penjualan dan bukti memorial diserahkan ke bagian jurnal.
g. Prosedur Pencatatan Harga Penjualan Dalam prosedur ini, bagian jurnal berdasarkan faktur penjualan membuat
jurnal penjualan, kemudian faktur penjualan ini diarsip. Rekap harga penjualan dan bukti memorial dicatat dalam jurnal umum, kemudian rekap
harga penjualan dan bukti memorial ini diarsip oleh bagian jurnal.
Diagram arus dokumen penjualan dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini.
44
Bagian Order Penjualan
Sumber: Mulyadi 2001:227 Gambar 2.3 Diagram Arus Dokumen Penjualan
Mulai
Menerima order dari
langganan
Surat Order
Membuat surat order
pengiriman dan faktur
9 8
7 6
5 4
3 2
Surat Order 1 Pengiriman
1 2
ke pelanggan
3 4
Surat 7 Order
Pengiriman
A T
6
2 Surat 1
Order Pengiriman
Mencatat tgl. Pengiriman
pd. Surat order pengiriman
lembar 9
2 Surat 1
Order Pengiriman
7
45
Bagian Kredit Bagian Gudang Bagian Pengiriman
Gambar 2.3 Diagram Arus Dokumen Penjualan Lanjutan
3
Surat Order 7 Pengiriman
Credit Copy
Memeriksa status kredit
Memberi otorisasi kredit
Surat Order 7 Pengiriman
Credit Copy
4 1
Surat Order 1 Pengiriman
Menyiapkan barang
Menyerahkan barang
Surat Order 1 Pengiriman
Kartu Gudang
5
Bersama dengan
barang
5
Surat Order 1 Pengiriman
Bersamaan dengan
barang 5
4 3
Surat Order 2 Pengiriman
2
Menempal surat order pengiriman pada
pembungkus barng
Menyerahkan barang kepad [erusahaan angkutan umum
5 4
3 2
Surat Order 1 Pengiriman
6
Diserahkan Kepada
perusahaan angkutan
N
Ditempel pada Pembungkus
Barang sebagai
Slip pembungkus
Sumber: Mulyadi 2001:228
46
7
3 Surat Order 2
Pengiriman
Membuat faktur
5 4
3 2
1 Faktur
Dikirim ke pelanggan
9
10
Dikirim ke wiraniaga
8 8
Surat Muat 2 SOP 1
Faktur
Kartu Piutang
N
Bagian Penagihan Bagian Piutang
Sumber: Mulyadi 2001:229 Gambar 2.3 Diagram Arus Dokumen Penjualan Lanjutan
47
9
Faktur 3
Membuat rekapitulasi
harga pokok penjualan
Rekapitulasi harga pokok penjualan
11
Rekap HPP Bukti
Memorial
Jurnal Umum
N Kartu
Pendapatan
Membuat bukti
memorial
Rekap HPP Bukti
Memorial
11 N
Secara Periodik
10
Faktur 4
Kartu Piutang
N
Selesai
Sumber: Mulyadi 2001:230
Bagian Distribusi Pendapatan Bagian Jurnal
Gambar 2.3 Diagram Arus Dokumen Penjualan Lanjutan
E. Kerangka Konseptual
Adapun kerangka konseptual yang disajikan penulis adalah sebagai berikut :
Gambar II.1
Pada kerangka konseptual diatas, tampak bahwa aktivitas dari PT. Perkebunan Nusantara adalah penjualan musicool. Agar penjualan dapat berjalan lancar diperlukan suatu
pengendalian intern atas aktivitas tersebut dalam hal ini adalah penjualan. Maka dari kerangka konseptual diatas dapat dijelaskan bahwa diantara PT. Perkebunan Nusantara
dengan aktivitas terdapat pengendalian intern dimana pengendalian intern terdiri atas komponen-komponen pengendalian intern yaitu lingkungan pengendalian, penilaian
resiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian dan monitoring . Hal ini bertujuan agar penjualan tersebut dapat berjalan dengan semestinya dan informasi tentang
penjualan tersebut disajikan secara akurat kepada pihak-pihak yang membutuhkannya, menjaga aktiva perusahaan dan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan hukum
peraturan yang berlaku .
PTPN III M d
Penjualan
Pengendalian Intern
Komponen-komponen
1. Lingkungan pengendalian. 2. Penilaian resiko.
3. Informasi dan komunikasi. 4. Aktifitas Pengendalian.
5. Monitoring
BAB III METODE PENELITIAN