Analisis Biaya Produksi Pada PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PTPN III (PERSERO) MEDAN KEBUN RAMBUTAN

TUGAS AKHIR

Diajukan oleh

NADHIRA RATNA SARI LUBIS 112101113

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Keuangan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : NADHIRA RATNA SARI LUBIS

NIM : 112101113

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL TUGAS AKIR : ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PTPN III (PERSERO) MEDAN KEBUN RAMBUTAN

Tanggal Juli 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Dr. Elisabeth Siahaan SE, M.Ec NIP : 19780313 200212 2 001

Tanggal Juli 2014 Ketua Prodi DIII Keuangan

Dr. Yeni Absah,SE,M.Si NIP : 19741123 200012 2 001

Tanggal Juli 2014 Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Prof.Dr.Azhar Maksum,M.Ec,Ac,Ak, CA NIP : 19560407 198002 1 001


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT serta shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, karena berkat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Analisis Biaya Produksi Pada PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan” ini dengan baik. Tugas akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis telah banyak menerima dukungan berupa moril maupun materil. Karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ucapan terima kasih yang tiada henti kepada kedua orangtua tercinta “Ayah Sawaluddin Lubis dan Mamak Anisah Lubis” dengan penuh kasih sayang yang telah mengasuh, menyayangi dan memberi semangat kepada penulis sampai menyelesaikan program Diploma ini.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Dr. Elisabeth Siahaan SE, M.Ec selaku Dosen Pembimbing yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberi pengetahuan dan membimbing saya dalam penulisan tugas akhir ini.

5. Ibu Nur’aini dan seluruh staff di Bagian Teknologi PTPN III Medan yang telah membimbing saya selama magang.

6. Untuk sahabat The Princess “Cristina, Giovani, Sonya, Nurlela, Risna” terimakasih selama 3 tahun telah bersama saling berbagi dan saling mendukung satu sama lain. You are the best one for me, love you all.


(4)

7. Buat teman kelompok magang Nurlela, Risna, Seisil, Yati terimakasih atas segala dukungan dan semangat yang selalu kalian berikan.

8. Untuk teman-teman Diploma III Keuangan stambuk 2011 khususnya Grup B terimakasih telah memberikan segala keceriaan, kebersamaan dan saling berbagi pada masa perkuliahan selama 3 tahun ini.

9. Terimakasih untuk semangatnya Muhammad Rasyid.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya, penulis berharap agar Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2014 Penulis

Nadhira Ratna Sari Lubis 112101113


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……….……… i

DAFTAR ISI ………... iii

DAFTAR TABEL ……… v

DAFTAR GAMBAR ……… v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….……….. 1

B. Perumusan Masalah ………….………. 4

C. Tujuan Penelitian ……….………. 4

D. Manfaat Penelitian ……….……… 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah singkat PTPN III (persero) Medan ….………. 6

B. Struktur Organisasi ……….…….. 8

C. Job Description ……….… 9

D. Pengertian Biaya Produksi ……….……….. 16

E. Unsur-unsur Biaya Produksi ……….……… 17

F. Anggaran Biaya Produksi ……….…………. 23

BAB III PEMBAHASAN A. Perhitungan Biaya Produksi ……….. 29


(6)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………... 48 B. Saran ……….………. 49


(7)

DAFTAR TABEL

Grafik 1.1 Biaya Produksi Karet Selama 5 Tahun ……….….. 3

Gambar 2.1 Struktur Organisasi ………... 9

Tabel 3.1 Biaya Produksi Tahun 2009 ………...……….….. 30

Tabel 3.2 Biaya Produksi Tahun 2010 ………...…………..…………. 31

Tabel 3.3 Biaya Produksi Tahun 2011 ………...……….….………… 32

Tabel 3.4 Biaya Produksi Tahun 2012 ………..………...………. 33

Tabel 3.5 Biaya Produksi Tahun 2013 ………...………..………. 35

Tabel 3.6 Perbandingan Biaya Produksi Tahun 2009 dan 2010 ...…………. 38

Tabel 3.7 Perbandingan Biaya Produksi Tahun 2010 dan 2011 ..………… 39

Tabel 3.8 Perbandingan Biaya Produksi Tahun 2012 dan 2013 …..………. 40

Tabel 3.9 Biaya Bahan Baku Langsung Tahun 2009 ……… 42

Tabel 3.10 Biaya Bahan Baku Langsung Tahun 2010 ………. 43

Tabel 3.11 Biaya Bahan Baku Langsung Tahun 2011 ……….. 44

Tabel 3.12 Biaya Bahan Baku Langsung Tahun 2012 …………..….…….. 44

Tabel 3.13 Biaya Bahan Baku Langsung Tahun 2013 …………...…..……. 45


(8)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keputusan manajemen dalam kaitannya dengan penggunaan input (masukan) untuk menciptakan output (keluaran) sangat penting dan perlu menjadi perhatian yang serius. Untuk menciptakan sesuatu output tentunya dengan berbagai input yang digunakan seperti : tenaga kerja, bahan baku, barang-barang modal, dan lainnya. Keseluruhan input ini pada hakikatnya berupa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi. Kombinasi penggunaan input produksi untuk menciptakan output digunakan secara optimal sehingga pihak perusahaan dapat mengetahui apakah produksi yang diciptakan berapa pada keadaan rugi atau untung.

Proses produksi merupakan proses mengolah input untuk menghasilkan barang dan jasa. Jumlah output akan dipengaruhi oleh besar atau kecilnya input dan teknologi yang digunakan. Hubungan antara jumlah penggunaan input dan jumlah output yang dihasilkan, dengan tingkat teknologi tertentu disebut fungsi produksi. Input dalam kegiatan produksi dapat dikelompokkan menjadi input tetap atau fixed input dan input variabel atau variable input. Input tetap adalah faktor produksi yang jumlahnya selalu tetap meskipun jumlah outputnya berubah, misalnya peralatan dan mesin-mesin. Sedangkan, Input variabel merupakan faktor produksi yang jumlahnya selalu berubah apabila output berubah, misalnya tenaga


(9)

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang dapat dijual. PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang usaha perkebunan. Adapaun unsur-unsur biaya produski yang terdapat di PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan terdiri dari 1. Bahan baku langsung adalah bahan baku yang secara langsung dapat mempengaruhi proses produksi perusahaan seperti pemeliharaan tanaman menghasilkan, pemupukan, panen dan pengangkutan ke pabrik. 2. Tenaga kerja langsung tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang yang dihasilkan seperti gaji pokok, upah lembur dan bonus. Dan 3. Overhead pabrik adalah semua biaya yang tidak dapat dinyatakan secara langsung tapi dapat berpengaruh terhadap proses produksi perusahaan, adapun biaya yang termasuk biaya overhead pada PTPN IIII Kebun Rambutan adalah gaji, beban pemeliharaan bangunan rumah, beban asuransi, beban penerangan, dan beban persediaan air.

Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PTPN III Medan – Sumatera Utara, yang bergerak dalam usaha Perkebunan Karet dan Kelapa Sawit, serta mempunyai pabrik pengolahan Lateks Pekat dan dari sisa Lateks Pekat didapat produk yang masih mempunyai nilai jual yaitu Block Skim Rubber (BSR) dimana produk Lateks diolah di kebun sendiri. Kebun Rambutan terletak di sekitar Kota Madya Tebing Tinggi. Jarak dari Kota Medan ± 70 Km dari medan dan berlokasi dalam dua kabupaten,yaitu Serdang Bedagai dan Batu Bara.

Agar dapat menentukan biaya produksi dengan benar PTPN III (Persero) Medan untuk Kebun Rambutan harus secara teliti memperhatikan beberapa faktor


(10)

dibawah ini kita akan mengetahui apakah Kebun Rambutan telah melakukan penggunaan biaya produksi secara efeisien atau tidak :

Biaya Produksi (Milyar Rupiah)

37.476.910.651

34.672.978.279

33.892.266.709

30.885.763.496

30.852.062.506

Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Grafik 1.1 Biaya Produksi Karet Selama 5 Tahun di PTPN III

(Persero) Medan Kebun Rambutan

Dari Grafik 1.1 terlihat bahwa terjadi peningkatan biaya produksi mulai dari tahun 2009 hingga tahun 2012 dan mengalami peningkatan yang maksimal ditahun 2012 sebesar 2,303 % dan kembali menurun di tahun 2013 sebesar 8,086 % , meskipun penurunan tersebut tidak lebih rendah dari tahun 2009 hingga tahun 2011. Untuk melihat faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab meningkatnya biaya produksi pada PTPN III (Persero) Medan untuk Kebun Rambutan, penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut kedalam sebuah tugas akhir yang berjudul “ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PTPN III MEDAN (PERSERO) MEDAN UNTUK KEBUN RAMBUTAN”.


(11)

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas, penulis menetapkan masalah yang dihadapi perusahaan tersebut terutama dalam hal perhitungan biaya produksi adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana realisasi biaya produksi PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan selama tahun 2009 hingga tahun 2013?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan penulisan tugas akhir ini antara lain:

a. Untuk melihat unsur-unsur apa saja yang termasuk kedalam biaya produksi

b. Untuk mengetahui dan menganalisis biaya produksi PTPN III (persero) Medan Kebun Rambutan

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat penulisan tugas akhir ini antara lain:

a. Bagi perusahaan

Sebagai bahan masukan berupa saran-saran terhadap perusahaan agar dapat melakukan kegiatan produksi secara efektif dan efisien.

b. Bagi peneliti lain

Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian terhadap bidang yang sama.


(12)

Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan biaya produksi yang terdapat di PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan.


(13)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan

Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PTPN III Medan – Sumatera Utara, yang bergerak dalam usaha Perkebunan Karet dan Kelapa Sawit, serta mempunyai pabrik pengolahan Lateks Pekat dan dari sisa Lateks Pekat didapat produk yang masih mempunyai nilai jual yaitu Block Skim Rubber (BSR) dimana produk Lateks diolah di kebun sendiri. Kebun Rambutan berasal dari perkebunan milik Maatscappay Hindia Belanda di bawah naungan NV RCMA (Rubber Culltur Maatscappay Amsterdam) yang pada tahun 1958 dinasionalisasikan menjadi PPN baru cabang Sumatera Utara.

Dalam perkembanganya perkebunan ini telah beberapa kali mengalami perubahan nama, yaitu pada tahun 1961 menjadi PPN SUMUT IV, selanjutnya pada tahun pada tahun 1967 diubah menjadi unit kebun PT. Perkebunann V (Persero). Kemudian pada bulan April 1994 terjadi penggabungan antara PTP II, IV dan V, menjadi suatu perusahaan yang diberi nama PTP. Nusantara III (Persero) yang berkantor pusat di jalan Sei Batang Hari Medan, PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan terdapat 8 wilayah kerja yang di bagi berdasarkan afdeling, luas dari ke delapan afdeling tersebuat berjumlah 4.329,75 Ha lahan kelapa sawit dan 1.372,5 Ha lahan dengan tanaman karet. Kebun Rambutan terletak di sekitar Kota Madya Tebing Tinggi. Jarak dari Kota Medan ± 70 Km dari medan dan berlokasi dalam dua kabupaten,yaitu Serdang Bedagai dan Batu Bara. Sedangkan dari daerah Lubuk Pakam ± 31 Km, dan dari pusat Kota Tebing Tinggi ± 2 Km. Secara umum Kebun Rambutan berada pada ketinggian


(14)

18m dari permukaan laut, dan bertofografi datar yang didominasi oleh jenis tanah podsolik merah kuning, Aluvial dan hidromorfik kelabu. curah hujan per tahun 1.300 - 2.100 mm, dan bulan basah ± 8 bulan serta bulan kering ± 4 bulan.

PTPN III Kebun Rambutan juga memiliki kesesuaian dokumen kepada konsumen dengan konsisten mengimplementasikan ISO.9002 (Manajemen Mutu) dan ISO 14000 (Manajemen Lingkungan), sehingga menghasikan produk-produk bermutu tinggi serta ramah lingkungan, disamping itu manajemen juga mempunyai komitmen yang tinggi terhadap keselamatan kerja karyawan dengan mengimplementasikan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) secara konsisten. Tanggung jawab PTPN III Kebun Rambutan mempunyai manajemen yang telah menyalurkan sebagian labanya untuk dana kemitraan dan bina lingkungan Comunity Development (CD) kepada masyarakat sekitar. Kemudian dalam rangka mewujudkan manusia yang sejahtera.

B. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Pada PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan terdiri Kebun kelapa sawit dan karet dari mulai tanam, perawatan sampai pemanenan dengan hasil:

1. Tandan Buah Segar (TBS)


(15)

C. Struktur Organisasi

Untuk menjalankan kegiatannya, PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan menggunakan struktur organisasi yang disusun sedemikian rupa sehingga jelas terlihat batasan- batasan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personil dalam organisasi tersebut. Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing pegawai mengetahui dengan jelas darimana mendapatkan perintah dan kepada siapa harus bertanggung jawab atas hasil kerjanya.

Struktur organisasi yang dianut perusahaan ini adalah struktur organisasi lini atau garis. PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan membuat pembagian tugas berdasarkan jenis pekerjaan atau fungsi, dimana kegiatan-kegiatan yang sejenis atau fungsi-fungsi manajemen yang sama dikelompokkan ke dalam satu kelompok kerja. Tugas, wewenang dan tanggung jawab berjalan vertikal menurut garis lurus mulai dari pimpinan tertinggi sampai pada bawahan masing-masing.

Struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(16)

Gambar 2.1. Struktur Organisai PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan

Struktur organisasi yang dianut perusahaan ini adalah struktur organisasi lini atau garis, hal ini dapat dilihat dari beberapa posisi seperti Askep, Papam, APK, KTU, Ast. Pengolahan dan Asisten Teknik bertanggung jawab penuh terhadap tugasnya yang dipertanggungjawabkan kepada Manager.

D. Job Description

Tugas dan tanggung jawab dari berbagai jabatan yang terdapat dalam struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Manajer kebun

Tugas dan tanggung jawab Manajer yaitu:

a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran belanja perusahaan

b. Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai dengan sistem prosedur yang berlaku.

c. Mengarahkan kegiatan-kegiatan kepada Asisten. Manajer Kebun

Ast. Peng/ Lab Askep B

Ast. Tanaman Askep A

Ast. Tanaman Ast. Teknik

KTU APK


(17)

d. Melaporkan data serta kegiatan yang ada ke Direksi.

e. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum perkebunan sesuai dengan norma pedoman dan instruksi dari pimpinan umum.

f. Menelaah dan mendisposisi surat-surat masuk untuk penyelesaian selanjutnya.

g. Membina dan meningkatkan kesejahteraan sosial karyawan.

h. Membina suasana kekeluargaan dan kerja sama yang baik antara asisten, karyawan dan warga serta memelihara keamanan.

i. Membina dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan jalannya koperasi.

2. Asisten Kepala (Askep)

Untuk wewenang Askep A dan Askep B berdasarkan luas wilayah yang dibagi menjadi wilayah A dan Wilayah B.

Tugas dan tanggung jawab Asisten Kepala yaitu :

a. Menerima perintah dan tanggung jawab Manajer.

b. Mengkoordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Asisten.

c. Melaporkan data serta kegiatan produksi pada Manajer.

d. Mengawasi kegiatan-kegiatan Asisten.

e. Mengajukan saran dan usulan untuk meningkatkan efesiensi pabrik

3. Asisten Pengolahan


(18)

a. Menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti, diterapkan dan dipelihara seluruh mandor-mandor dan pekerja diproses pengolahan.

b. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan kimia yang digunakan pada proses pengolahan sesuai dengan RKAP (Rencana Kerja Anggaran Pendapatan) dan penjabarannya ke RKO (Rencana Kerja Operasional).

c. Berusaha agar proses pengolahan dilakukan dipengolahan lateks pekat dan BSR efektif dan efisiensi supaya produktifitas dapat tercapai.

d. Mempersiapkan agenda meeting yang berhubungan dengan proses pengolahan seperti produksi, tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan kimia yang digunakan.

e. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

f. Pengawasan barang-barang yang dipasok pelanggan jangan sampai hilang atau rusak.

g. Melakukan pengawasan terhadap identifikasi dan mampu telusur yang berhubungan dengan proses pengolahan sampai pada final produk di gudang.

h. Melakukan adjustment sesuai dengan data-data yang telah diberikan oleh Asisten Laboratorium.

i. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima serta produksi yang dikirim.


(19)

j. Mengawasi penanganan dalam proses pengolahan dan final produksi sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan serta penanganan packing dan penyimpanannya.

k. Mengawasi dan mengevaluasi stock produksi yang ada di gudang atau storage tank

l. Mengendalikan catatan mutu termasuk identifikasi, pengarsipan, pemeliharaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

m. Mengorganisasi audite diproses pengolahan sehingga Instruksi Kerja (IK) dapat dilaksanakan secara efektif.

n. Bertanggung jawab kebersihan terhadapa seluruh lingkungan pabrik.

o. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai bahan baku yang diterima.

p. Melakukan tindakan perbaikan pencegahan yang tidak sesuai yang ditentukan dalam IK.

q. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan.

r. Membuat laporan manajemen pengolahan.

s. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua Mandor di proses pengolahan.


(20)

4. Asisten Tata Usaha dan Personalia

Tugas dan tanggung jawab Asisten Tata Usaha dan Personalia yaitu :

a. Mengkoordinir pekerjaan bidang personalia, umum, jamsostek/dapenbun dan bidang Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU)/kependudukan.

b. Menjamin bahwa semua personil dibagian personalia dan tata usaha mengerti, menerapkan dan memelihara kebijakan mutu yang telah ditetapkan oleh Top Management.

c. Menjamin bahwa semua akt ifitas-aktifitas pelatihan dengan prosedur mutu dan catatan mutu yang telah didokumentasikan dan diterapkan sampai dengan efektif.

d. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil yang ada di bagian personalia.

e. Mempersiapkan daftar program pelatihan untuk semua personil.

f. Mengkoordinir pelatihan termasuk fasilitas yang dilatih, pelatih dan mampu mempersiapkan materi pelatihan yang diterima pada bagian terkait.

g. Menyusun schedule tanggal pelatihan untuk disampaikan ke bagian terkait.

h. Menjamin bahwa daftar hadir pelatihan, identifikasi kebutuhan pelatihan, sertifikat dan catatan-catatan mutu lainnya yang berhubungan dengan akifitas-aktifitas pelatihan dipelihara dan disimpan dengan baik di bagian personalia.


(21)

j. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan bila ada masalah yang berhubungan dengan personalia dan umum dengan persetujuan manajer.

k. Mengkoordinir pekerjaan bidang administrasi dan keuangan.

l. Mengkoordinir proses pembukuan untuk laporan bulanan.

m. Mengkoordinir proses pembuatan RKAP/RKO bekerjasama dengan bagian terkait.

n. Melaksanakan evaluasi bulanan, semester dan tahunan.

o. Melaksanakan dan mengawasi proses permintaan barang, penyimpanan barang dan pengeluaran barang dari gudang.

p. Melaksanakan administrasi kas dan bank.

q. Melaksanakan dan mengawasi proses financial.

r. Bertanggung jawab kepada Manajer.

5. Asisten Teknik

Tugas dan tanggung jawab Asisten Teknik yaitu :

a. Menerapkan kepada personil yang ada di bawah naungan teknik, bahwa kebijakan mutu dimengerti/dipahami oleh seluruh karyawan bagian Teknik

b. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan di bagian teknik sesuai dengan prosedur mutu dan catatan mutu.

c. Mempersiapkan agenda meeting untuk tinjauan manajemen yang berhubungan dengan problem-problem Teknik


(22)

d. Mengajukan permintaan bahan-bahan alat/mesin untuk kepentingan Teknik sesuai perencanaan yang telah dibuat.

e. Memelihara semua dokumen prosedur mutu dan catatan-catatan mutu di bagian Teknik.

f. Merencanakan semua peralatan/mesin-mesin untuk dipelihara baik secara rutin maupun break down maintenance.

g. Bertanggung jawab terhadap pemakaian spare part dan mencatatnya pada kartu onderdil.

h. Menandatangani laporan pemeliharaan rutin dan break down maintenance.

i. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan terhadap semua personil yang ada pada pengawasannya.

j. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi alat-alat pemeriksaan pengukuran dan alat-alat uji yang digunakan di kebun.

k. Menindaklanjuti tindakan-tindakan perbaikan yang ditemukan pada temuan internal quality audit.

6. Asisten Tanaman

Tugas dan tanggung jawab Asisten Tanaman yaitu :

a. Bertanggung jawab atas keberhasilan dan peningkatan hasil kebun.

b. Membuat laporan hasil kebun yang dipertanggung jawabkan kepada manager


(23)

d. Memberikan instruksi dan program kerja pada mandor kebun.

7. Papam

Tugas dan tanggung jawab Papam yaitu :

a. Bertanggung jawab terhadap keamanan pabrik, kebun dan kompleks karyawan.

b. Melakukan pengawasan terhadap keamanan aset perusahaan baik dari pabrik dan kantor.

c. Melakukan dan membuat jadwal pengawasan kebun.

E. PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI

Ada beberapa konsep tentang biaya, antara lain para akuntan, ahli ekonomi, insinyur dan pihak lainnya yang dihadapkan pada masalah biaya ini masing telah mengembangkan biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. Menurut Matz dan Ursy dalam (Akuntansi biaya, Perencanaan & Pengadaan, 1998)

Dalam akuntansi keuangan, prasayarat atau pengorbnan tersebut pada tanggal perolehan dinyatakan dengan pengurangan kas atau aktiva pada saat ini atau di masa mendatang. Istilah “biaya” (cost) seringkali digunakan dalam arti yang sama dengan istilah “beban” (expense). Namun, beban dapat didefinisikan sebagai arus keluar barang dan jasa, yang akan dibebankan pada/ditandingkan dengan pendapatan (revenue) untuk menentukan laba (income).

Selanjutnya Hansen dan Mowen dalam (Manajemen Biaya, Akuntansi dan Pengendalian, 2000)


(24)

Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi barang atau penyediaan jasa. Biaya produksi diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead.

Menurut Mulyadi (2002: 8): “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.”. Dari definisi ini, ada empat unsur pokok dalam biaya, yaitu:

1) Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi 2) Diukur dalam satuan uang

3) Yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi

4) Pengorbanan tersebut untuk memperoleh manfaat saat ini dan/atau mendatang

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya yang diukur dalam satuan uang yang berhubungan dengan produksi barang atau penyediaan jasa untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Biaya produksi juga diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.

F. UNSUR-UNSUR BIAYA PRODUKSI

Biaya produksi adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai, yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.


(25)

Adapun biaya produksi pada PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan terdiri dari 3 (tiga) unsur, antara lain :

1) Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung adalah bahan baku yang dapat ditelusuri pada barang dan jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan ini dapat secara langsung dikenakan pada produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi oleh tiap produk bahan yang menjadi bagian dari produk berwujud atau yang dapat digunakan dalam menyediakan jasa biasanya diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung. Biaya bahan baku langsung yang terdapat pada PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan antara lain :

1. Pemeliharaan tanaman menghasilkan. Biaya ini termasuk kedalam biaya bahan baku langsung karenaa berhubungan secara langung dengan proses produksi karet. Kegiatan yang termasuk kedalam pemeliharaan tanaman menghasilkan seperti penanaman, penyiangan dan pemberantasan hama dan penyakit baik secara manual maupun chemical (kimiawi).

2. Pemupukan. Kegiatan ini juga berhubungan langsung dengan produksi karet pada Kebun Rambutan, pemupukan berguna untuk menghasilkan karet yang sebaik mungkin sehingga pemupukan masuk kedalam kategori biaya bahan baku langsung.

3. Panen. Panen berhubungan langsung dengan proses produksi karet, panen merupakan proses setelah karet siap untuk diolah menjadi bahan jadi. 4. Pengangkutan ke pabrik. Kegiatan ini juga berhubungan secara langsung


(26)

untuk diolah menjadi bahan jadi seperti aneka ban kendaraan, conveyor belt, penggerak mesin, sepatu karet, sabuk, penggerak mesin, pipa karet dan sebagai isolator kabel.

Akuntansi biaya bahan baku:

a) Akuntansi pembelian biaya bahan baku.

Pembelian bahan baku merupakan tanggungjawab bagian pembelian untuk pengadaan bahan dengan harga murah, kualitas baik dan tersedia tepat waktu. Sistem pembelian lokal bahan baku, melibatkan beberapa bagian, yaitu bagian produksi, bagian gudang, bagian pembelian, bagian penerimaan barang dan bagian akuntansi. Prosedur yang membentuk sistem pembelian bahan baku adalah prosedur permintaan pembelian, prosedur order pembelian, prosedur pernerimaan barang, prosedur pencatatan penerimaan barang digudang dan prosedur pencatatan pembelian (utang). Dalam sistem pembelian diperlukan dokumen-dokumen, baik dokumen sumber maupun dokumen pendukung. Dokumen tersebut adalah surat permintaan pembelian, surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari penjual.

b). Akuntansi pemakaian bahan baku.

Masalah yang timbul dalm penentuan harga poko bahan baku yang dipakai dalam produksi adalah adanya fluktuasi harga pembelian bahan baku. Harga beli bahan baku antara pembelian satu dengan pembelian yang lain berbeda, hal ini mengakibatkan harga pokok bahan baku persatuan digudang berbeda-beda, walaupun jenis bahan bakunya sama.


(27)

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat di telusuri pada barang atau pelayaan yang di hasilkan . Seperti pada bahan baku lansung , pengamatan fisik dapat di gunakan untuk mengukur jumlah kerja yang di gunakan untuk menghasilkan jasa atau pelayanan. Karyawan yang mengubah bahan mentah menjadi produk atau yang menyediakan jasa pelayanan pada pelanggan di klasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung . Biaya tenaga kerja merupakan harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.

Biaya tenaga kerja pada perusahaan manufaktur dapat digolongkan menjadi tenaga kerja produksi, biaya tenaga pemasaran dan biaya tenaga kerja administrasi dan umum. Biaya tenaga kerja produksi dapat dikelompokkan kedalam biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga tidak lansung. Biaya tenga kerja lansung merupakan biaya utama sekaligus sebagai biaya konversi, yaitu gaji dan kesejahteraan karyawan pabrik. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak lansung adalah biaya tenaga kerja yang tidak berhubungan lansung dengan proses pembuatan produk, misalnya gaji mandor pabrik.

Pada umumnya biaya upah langsung terdiri dari :

a. Gaji Pokok (Original Wages)

Yaitu upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja buruh dengan suatu dasar tertentu dalam suatu periode yang telah ditentukan sesuai dengan kontrak kerja, yang dapat dinyatakan perjam, perhari, perminggu atau pertahun. b. Uang Lembur (Overtime)

Yaitu upah yang dibayarkan kepada buruh yang bekerja melebihi waktu jam kerja yang ditetapkan menurut undang-undang perburuhan.


(28)

c. Bonus (Incentive)

Yaitu upah tambahan yang dibayar kepada buruh yang berprestasi baik atau melebihi dari yang ditentukan. Tujuan pemberian bonus ini supaya para pekerja lebih berprestasi. Dengan meningkatnya jumlah produksi maka unit cost akan semakin rendah dan semakin unit cost maka laba per unit semakin besar.

Untuk memproduksi barang, biasanya juga mempekerjakan tenaga kerja tidak langsung yaitu tenaga kerja yang secara tidak langsung mempengaruhi pembuatan barang jadi, tetapi tenaga kerja ini sifatnya mempengaruhi pembuatan barang jadi, misalnya: mandor, kepala gudang, penjaga malam dan sebagainya. Oleh karena tenaga kerja ini secara tidak langsung mempengaruhi pembuatan barang jadi, maka biaya yang dibayar untuk para tenaga kerja ini merupakan upah tidak langsung dan dikelompokkan ke dalam biaya overhead pabrik.

3) Overhead Pabrik

Semua biaya produksi selain dari bahan baku langsung atau tenaga kerja langsung di kumpulkan menjadi suatu kategori disebut overhead. Pada perusahaan produksi, overhead juga di kenal sebagai beban pabrik atau overhead produksi. Kategori biaya overhead terdiri dari aneka ragam artikel. Banyak masukan selain tenaga kerja langsung dan bahan baku lansung yang diperlukan untuk memproduksi produk . Biaya lembur dari tenaga kerja lansung biasanya dibebankan pula pada overhead. Dasar pemikirannya adalah secara khas tidak ada produksi berjalan tertentu yang dapat di identifikasi sebagai akibat dari lembur. Maka, biaya lembur adalah hal umum untuk semua produksi berjalan dan karenanya merupakan biaya produksi tidak lansung.


(29)

Adapun ciri-ciri yang membedakan biaya overhead pabrik dengan biaya bahan baku langsung yaitu menyangkut hubungan antara biaya overhead pabrik dengan barang dan volume produksi. Overhead pabrik merupakan bagian yang tidak berwujud dari barang jadi. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya surat permintaan barang untuk bahan baku tidak langsung maupun kartu jam kerja tidak langsung, oleh karena biaya overhead pabrik ini sukar didefinisikan secara fisik.

Kelompok biaya (cost pool) pada PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan yang digunakan untuk mengakumulasi semua biaya manufacturing tidak langsung ( diluar biaya penjualan, biaya administrasi dan umum yang bukan merupakan biaya manufacturing) termasuk :

1. Gaji, tunjangan & biaya sosial karyawan pimpinan 2. Sewa

3. Pemeliharaan ( gedung pabrik, peralatan pabrik) 4. Pajak, retribuasi dan PBB

5. Beban asuransi 6. Beban penerangan 7. Beban persediaan air

Biaya Overhead pabrik dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :

1. Biaya overhead pabrik variable

Jumlah biaya bervariasi dalam proporsi langsung terhadap tingkat produksi diantara “ relevant range” ( seperti interval aktivitas di antara jumlah biaya tetap, dan biaya variable per unit tetap konstan).


(30)

2. Biaya overhead pabrik tetap

Jumlah biaya tetap konstan diantara relevant range. Contohnya: depresiasi, sewa bangunan pabrik.

3. Biaya overhead pabrik campuran

Mempunyai karakteristik, baik variable maupun tetap. Harus pada akhirnya dipisahkan ke dalam komponen tetap dan variable. Contohnya : sewa truk pabrik, jasa telepon pabrik, gaji penyelia pabrik.

G. ANGGARAN BIAYA PRODUKSI

Dalam perencanan biaya produksi kita tidak terlepas dari anggaran– anggaran untuk mengelolah produksi tersebut pada suatu proyek. Suatu perusahaan khususnya perusahaan kecil mempunyai kegiatan yang dilakukan secara terbatas sehingga memudahkan dalam perencanaan dan pengawasan. Tidak seperti pada perusahaan besar dimana kegiatan yang dilakukan lebih banyak baik dari jenis kegiatan maupun volumenya, yang membutuhkan suatu perencanaan pengawasan lebih rumit.

Munandar ( Budgeting & Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Dan Pengawasan Kerja, 1986 ) menerangkan bahwa :

“Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu panjang ( periode tertentu yang akan datang ).

Adapun manfaat dari dilakukannya anggaran bagi suatu perusahaan, adalah sebagai berikut ;


(31)

1. Digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan

2. Dapat memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan

3. Menghindari terjadinya pemborosan biaya maupun sumber daya perusahaan

4. Merupakan alat komunikasi dalam perencanaan manajemen kepada seluruh karyawan

5. Menjadi tolak ukur dalam efektifitas dan efisiensi pencapaian perusahaan.

Maka anggaran biaya produksi dapat diartikan sebagai suatu rencana yang terperinci yang disusun oleh perusahaan untuk menetapkan seluruh biaya produksi yang akan dikeluarkan selama satu periode.

Berdasarkan definis diatas, maka anggaran biaya produksi terdiri dari : 1. Anggaran bahan baku

Anggaran biaya bahan baku adalah sebuah rencana terperinci yang disusun mengenai jumlah biaya bahan baku yang akan dikeluarkan pada periode tertentu dimasa yang akan datang.

Metode pengendalian bahan baku yaitu : 1. Metode siklus pesanan

Dilakukan dengan cara memeriksa secara periodik status jumlah bahan baku yang tersedia untuk setiap item atau kelas.Perusahaan yang berbeda menggunakan periode waktu yang berbeda (misalnya 30, 60, 90 hari)


(32)

Dilakukan dengan didasarkan pada pernyataan bahwa jumlah dari sebagian besar item persediaan berada pada kisaran tertentu, dimana jumlah maksimum untuk setiap item ditetapkan dan tingkat minimun sudah memasukan margin pengaman yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kehabisan persediaan selama siklus pemesanan kembali.

3. Just in time

Filosofi yang dipusatkan pada pengurangan biaya melalui eliminasi persediaan, semua bahan baku dan komponen sebaiknya tiba di lokasi kerja pada saat dibutuhkan tepat waktu.

2. Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah sebuah rencana terperinci mengenai jumlah biaya yang tenaga kerja langsung yang akan digunakan pada periode tertentu di masa yang akan datang.

Departemen yang terlibat dalam perhitungan biaya tenaga kerja adalah : 1. Departemen personalia

Fungsi utama dari departemen personalia adalah untuk menyediakan tenaga kerja yang efisien dan memastikan bahwa seluruh organisasi mengikuti kebijakan personalia yang sesuai.

2. Departemen perencanaan produksi

Departemen perencanaan produksi bertanggung jawab untuk menjadwalkan pekerjaan dan memberikan perintah kerja ke departemen produksi.


(33)

Departemen pencataan waktu memastikan adanya catatan yang akurat atas waktu kerja setiap karyawan.

4. Departemen penggajian

Data penggajian diproses dalam dua tahap yaitu menghitung dan menyiapkan gaji, serta mendistribusikan biaya gaji ke pesanan dan departemen.

5. Departemen biaya

Departemen biaya mencatat biaya tenaga kerja langsung pada kartu biaya pesanan atau laporan produksi departemental, serta mencatat baiya tenaga kerja tidak langsung pada catatan overhead departemental yang terinci.

3. Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Anggaran biaya overhead manufaktur adalah suatu rencana terperinci mengenai jumlah biaya overhead yang akan dikeluarkan pada periode tertentu dimasa yang akan datang.

Untuk menyusun suatu anggaran dipergunakan suatu standar tertentu, seperti standar bahan, standar upah, dan standar biaya lainnya yang merupakan unsure-unsur biaya produksi. Biaya standar digunakan sebagai alat bantu dalam penyusunan suatu anggaran dan biaya standar ini dapat disusun berdasarkan pengalaman melalui data-data historis tahun-tahun sebelumnya ataupun melalui taksiran-taksiran dan melalui riset ilmiah.


(34)

Menurut Blocher/Chen/Lin ( Manajemen Biaya, 2001 ) “Biaya standar merupakan pengeluaran perusahaan yang ditentukan sebelumnya yang dibutuhkan dalam operasi”.

Jadi biaya standar ini berguna untuk memberikan pedoman kepada manajemen berupa biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga meyakinkan manajemen mengurangi biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Perencanaan bahan baku biasanya membutuhkan 4 (empat) macam sub anggaran yang sering disebut anggaran-anggaran bahan baku dan pembelian bahan baku. Adapun ke 4 (empat) sub anggaran-anggaran tersebut ialah :

1. Anggaran Bahan Baku

Adalah angaran yang memperinci kuantitas masing-masing bahan baku yang akan digunakan dalam produksi yang akan direncanakan, dalam menyusun anggaran bahan baku perlu diketahui bahwa ada dua macam kebutuhan bahan baku yang ada di perusahaan. Yang pertama adalah kebutuhan bahan baku untuk dibeli dan kedua kebutuhan bahan baku untuk diproduksi, kedua bahan baku ini belum tentu sama jumlahnya. Kedua macam kebutuhan bahan baku ini perlu diketahui oleh manajemen. Kebutuhan bahan baku untuk proses produksi akan berhubungan erat dengan masalah harga pokok produksi sedangkan bahan baku yang akan dbeli berhubungan dengan penyediaan dana untuk pembelian bahan baku tersebut.


(35)

2. Anggaran Pembelian Bahan Baku

Adalah anggaran yang merinci harga masing-masing bahan baku dan waktu penyerahan yang direncanakan. Besarnya bahan baku yang dibeli tergantung kepada besarnya rencana kebutuhan bahan baku ditambah saldo awal bahan baku yang diharapkan.

3. Anggaran Persediaan Bahan Baku

Yaitu anggaran yang menunjukkan tingkatan persediaan bahan baku yang direncanakan baik menurut kuantitas maupun menurut harganya. Anggaran ini dimaksudkan untuk mengawasi persediaan bahan baku di gudang dan sekaligus sebagai perencanaan yang terperinci atas jumlah bahan mentah yang disimpan sebagai persediaan digudang.

4. Anggaran Pemakaian Bahan Baku

Adalah anggaran yang menyusun suatu suatu anggaran secara rinci mengenai jumlah dan harga setiap satuan bahan baku yang akan dugunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang jadi pada suatu periode tertentu.


(36)

BAB III PEMBAHASAN

A. Perhitungan Biaya Produksi

Pada umumnya perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba dengan membandingkan pendapatan yang diperolehnya dengan besarnya pengorbanan yang telah dia keluarkan. Maka dari itu perusahaan perlu melakukan perhitungan biaya produksi untuk mengetahui sebesar besar laba yang dia peroleh dari sejumlah pendapat yang dia terima dan pengorbanan yang telah dia keluarkan. Adapun tujuan dari dilakukannya perhitungan biaya produksi adalah :

1. Untuk mengendalikan biaya

Pengendalian biaya dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu dengan menggunakan biaya standar. Sistem ini digunakan sebagai pedoman kepada manajemen berupaya biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan tertentu.

2. Untuk penetapan biaya

Sebelum hasil produksi dijual, maka terlebih dahulu harus ditetapkan harga jualnya. Penetapan biaya juga merupakan hal yang paling mendasar dalam menentukan harga jual produksi. Penetapan biaya ini juga berhubungan langsung dengan tujuan perusahaan dalam mendapatkan laba atau keuntungan yang semaksimal mungkin.

Berikut ini disajikan laporan realisasi biaya produksi PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan selama 5 tahun mulai dari tahun 2009 sampai tahun 2013 :


(37)

Tabel 3.1 Biaya Produksi

PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan Periode 1 Januari � �⁄ 31 Desember

Tahun 2009

Sumber : PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan

Pada Tabel 3.1 terlihat bahwa jumlah biaya tanaman berada diatas angka yang direalisasikan oleh perusahaan selisih biaya tersebut sebesar 4,54 %. Salah satu yang menyebabkannya adalah meningkatnya biaya realisasi pemupukan dan panen. Pemupukan biasanya meningkat disebabkan karena harga pupuk yang lagi meningkat. Dan panen biasanya disebabkan karena gaji para pekerjanya meningkat atau karena meningkatnya biaya-biaya untuk proses memanen karet.

Beban Produksi

JUMLAH BEBAN � �⁄ Bulan ini

Realisasi RKAP

Gaji, Tunj. Dan Biaya Sosial Karyawan Pimpinan Pemeliharaan tanaman menghasilkan

Pemupukan Panen

Pengangkutan ke pabrik Beban Umum 333.531.162 568.494.691 2.807.887.373 17.068.496.618 1.214.677.300 2.987.969.515 412.130.000 1.377.043.000 2.478.446.000 14.537.239.000 1.433.769.000 3.447.180.000

Jumlah biaya tanaman 24.761.007.159 23.685.787.000

Biaya umum pengolahan Biaya Langsung pengolahan Jumlah Biaya Pengolahan

Jumlah Biaya Produksi excl. Penyusutan

- 3.369.006.112 3.369.006.112 28.130.013.271 - 4.524.257.000 4.524.257.000 28.210.044.000 Penyusutan Kebun

Jumlah Biaya Produksi incl. Penyusutan Kebun

1.461.785.914 29.591.799.185

1.563.060.000 29.773.104.000 Biaya Penyusutan Pengolahan

Jumlah biaya produksi incl. Penyust.Kebun & Pengolahan

Biaya Umum Andil Distrik Manajer Biaya Penyusutan Andil DM. Jumlah Biaya Andil Distrik Manajer

Jumlah Biaya Produksi incl. Biaya Andil DM.

269.878.492 148.080.000 29.861.677.677 960.210.554 30.974.355 29.921.184.000 1.196.817.000 27.671.000 991.184.909 1.224.488.000 30.852.862.586 31.145.672.000


(38)

Tabel 3.2 Biaya Produksi

PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan Periode 1 Januari � �⁄ 31 Desember

Tahun 2010

Sumber: PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan

Sementara itu pada Tabel 3.2 semua biaya terlihat berada dibawah biaya yang dianggarkan oleh perusahaan. Hanya biaya panenlah yang mengalami peningkatan dari biaya yang dianggarkan perusahaan sebesar 2,83 %. Penyebab dari meningkatnya biaya ini sama halnya seperti di tahun 2009 yaitu karena kenaikan gaji para pekerja yang memanen karet atau karena meningkatnya beberapa biaya selama proses memanen.

Beban Produksi

JUMLAH BEBAN � �⁄ Bulan ini

Realisasi RKAP

Gaji, Tunj. Dan Biaya Sosial Karyawan Pimpinan Pemeliharaan tanaman menghasilkan

Pemupukan Panen

Pengangkutan ke pabrik Beban Umum 315.460.190 575.785.670 1.347.362.457 18.892.649.732 1.245.143.294 3.436.443.413 480.480.000 740.608.000 1.600.567.000 18.373.460.000 1.384.433.000 3.366.636.000

Jumlah biaya tanaman 25.848.850.756 25.946.184.000

Biaya umum pengolahan Biaya Langsung pengolahan Jumlah Biaya Pengolahan

Jumlah Biaya Produksi excl. Penyusutan

- 3.223.376.000 3.223.376.000 29.072.226.756 - 3.876.121.000 3.876.121.000 29.822.305.000 Penyusutan Kebun

Jumlah Biaya Produksi incl. Penyusutan Kebun

128.140.239 29.200.366.995

1.705.404.000 31.527.709.000 Biaya Penyusutan Pengolahan

Jumlah biaya produksi incl. Penyust.Kebun & Pengolahan

Biaya Umum Andil Distrik Manajer Biaya Penyusutan Andil DM. Jumlah Biaya Andil Distrik Manajer

Jumlah Biaya Produksi incl. Biaya Andil DM.

311.781.026 97.298.000 29.512.148.021 1.326.586.350 47.029.125 31.625.007.000 1.512.576.000 26.966.000 1.373.615.475 1.539.542.000 30.885.763.496 33.164.549.000


(39)

Tabel 3.3 Biaya Produksi

PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan Periode 1 Januari � �⁄ 31 Desember

Tahun 2011

Sumber: PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan

Pada Tabel 3.3 terlihat bahwa realisasi biaya produksi seluruhnya berada diatas biaya yang telah dianggarkan oleh perusahaan. Jumlah biaya tanaman mengalami peningkatan sebesar 12,92 %. Peningkatan biaya tersebut juga disebabkan oleh meningkatnya biaya panen dan pengangkutan ke pabrik. Biaya pengangkutan ke pabrik biasanya meningkat karena kenaikan gaji para supir atau karena kenaikan biaya bahan bakar untuk mobil pengangkut karet tersebut.

Beban Produksi

JUMLAH BEBAN � �⁄ Bulan ini

Realisasi RKAP

Gaji, Tunj. Dan Biaya Sosial Karyawan Pimpinan Pemeliharaan tanaman menghasilkan

Pemupukan Panen

Pengangkutan ke pabrik Beban Umum 355.507.394 304.164.087 1.415.041.405 21.550.098.004 1.503.291.703 2.630.498.306 404.509.000 572.406.000 1.475.034.000 17.662.685.000 1.304.572.000 3.208.826.000

Jumlah biaya tanaman 27.808.701.799 24.628.132.000

Biaya umum pengolahan Biaya Langsung pengolahan Jumlah Biaya Pengolahan

Jumlah Biaya Produksi excl. Penyusutan

- 3.682.962.996 3.682.962.996 31.491.664.795 - 3.716.016.000 3.716.016.000 28.344.148.000 Penyusutan Kebun

Jumlah Biaya Produksi incl. Penyusutan Kebun

388.297.048 31.879.961.843

550.631.000 28.894.779.000 Biaya Penyusutan Pengolahan

Jumlah biaya produksi incl. Penyust.Kebun & Pengolahan

Biaya Umum Andil Distrik Manajer Biaya Penyusutan Andil DM. Jumlah Biaya Andil Distrik Manajer

Jumlah Biaya Produksi incl. Biaya Andil DM.

624.087.065 573.699.000 32.504.048.908 1.326.381.564 61.836.237 29.468.478.000 1.349.219.000 52.027.000 1.388.217.801 1.401.246.000 33.892.266.709 30.869.724.000


(40)

Tabel 3.4 Biaya Produksi

PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan Periode 1 Januari � �⁄ 31 Desember

Tahun 2012

Sumber: PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan

Pada Tabel 3.4 terlihat bahwa realisasi biaya produksi meningkat dari yang dianggarkan. Pada jumlah beban tanaman peningkatan biaya realisasi dari yang dianggarkan cukup maksimal sebesar 44,78 %. Semua unsur-unsur dari jumlah beban tanaman meningkat dari yang dianggarkan perusahaan. Salah satunya meningkatnya biaya overhead. Biaya overhead biasanya meningkat karena naiknya biaya dari salah satu elemen-elemen biaya overhead seperti gaji, tunjangan & biaya sosial karyawan pimpinan, pemeliharaan mesin/peralatan, pajak, retribusi, dan PBB, beban asuransi, beban penerangan dan beban

Beban Produksi

JUMLAH BEBAN � �⁄ Bulan ini

Realisasi RKAP

Gaji, Tunj. Dan Biaya Sosial Karyawan Pimpinan Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Pemupukan Panen

Pengangkutan Ke Pabrik Beban Overhead 464.563.696 362.065.641 1.508.702.784 23.487.009.827 1.878.790.554 2.575.427.857 389.986.000 488.796.000 1.513.368.000 14.931.569.000 1.328.333.000 2.259.861.000

Jumlah Beban Tanaman 30.276.560.359 20.911.913.000

Beban Langsung Pengolahan 3.367.920.191 4.937.921.000 Jumlah Beban Pengolahan

Jumlah Beban Produksi Exclusive Penyusutan

3.367.920.191 33.644.480.550

4.937.921.000 25.849.834.000 Beban Penyusutan Overhead Kebun

Beban Penyusutan Overhead Pengolahan

2.890.101.696 230.544,711

603.600.000 640.479.000

Jumlah Penyusutan 3.120.646.407 1.244.079.000

Jumlah Beban Produksi Exclusive By. Administrasi

Beban Administrasi

Beban Penyusutan Administrasi Kebun

36.765.126.957 676.321.602 35.462.092 27.093.913.000 372.793.000 8.073.000 Jumlah Beban Produksi Incl. By. Administrasi 37.476.910.651 27.474.779.000


(41)

persediaan air. Kemudian, beban penyusutan overhead juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebesar 378,81 %. Biaya penyusutan oeverhead ini maksudnya adalah beban penyusutan yang dilakukan terhadap penanaman karet. Penyusutan ini berhubungan langsung dengan kebun seperti penyusutan terhadap umur tanaman yang menghasilkan atau investasi yang dilakukan terhadap tanaman.

Pada tahun 2012 Kebun Rambutan sudah tidak lagi mengolah karet karena tidak lakunya Lateks Pekat yang mereka hasilkan sehingga kebun rambutan ditutup. Pengolahan karet sekarang dialihkan ke kebun terdekat dengan kebun rambutan yaitu kebun gunung para. Akibat dari ditutupnya kebun karet rambutan ini banyak para karyawan yang dipindahkan kerja atau mutasi dan banyak juga karyawan yang dipindahkan ke pos-pos lain atau dipindahkan kebagian pekerjaan yang lain. Meskipun kebun rambutan sudah tidak lagi mengolah tetapi seluruh alokasi biaya produksi tetap dikelola oleh kebun rambutan.


(42)

Tabel 3.5 Biaya Produksi

PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan Periode 1 Januari � �⁄ 31 Desember

Tahun 2013

Sumber: PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan

Pada tahun 2013 biaya produksi kembali menurun, semua biaya kembali stabil meskipun terdapat biaya yang tetap berada diatas biaya yang dianggarkan perusahaan. Biaya panen tetap mengalami peningkatan dari yang dianggarkan, biaya ini terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Di tahun 2013 biaya panen meningkat sebesar 7,77 %. Biaya pengangkutan ke pabrik juga mengalami peningkatan sebesar 12.07 %. Pada tahun 2013 beban penyusutan administrasi kebun sudah tidak ada sebab pada tahun ini kebun rambutan tidak lagi beroperasi sehingga beban administrasi untuk dikebun sudah tidak ada lagi.

Beban Produksi

JUMLAH BEBAN � �⁄ Bulan ini

Realisasi RKAP

Gaji, Tunj. Dan Biaya Sosial Karyawan Pimpinan Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Pemupukan Panen

Pengangkutan Ke Pabrik Beban Overhead 416.753.118 288.534.660 189.782.639 24.158.663.472 1.793.052.537 2.086.469.857 419.161.000 521.912.000 158.221.000 22.417.701.000 1.599.556.000 2.030.905.000

Jumlah Beban Tanaman 28.933.256.283 27.147.456.000

Beban Langsung Pengolahan 2.954.467.180 3.030.768.000 Jumlah Beban Pengolahan

Jumlah Beban Produksi Exclusive Penyusutan

2.954.467.180 31.887.723.463

3.030.768.000 30.178.224.000 Beban Penyusutan Overhead Kebun

Beban Penyusutan Overhead Pengolahan

1.925.143.180 371.674.943

1.054.188.000 892.624.000

Jumlah Penyusutan 2.296.818.123 1.946.812.000

Jumlah Beban Produksi Exclusive By. Administrasi

Beban Administrasi

Beban Penyusutan Administrasi Kebun

34.184.541.586 488.436.693 - 32.125.036.000 348.985.000 - Jumlah Beban Produksi Incl. By. Administrasi 34.672.978.279 32.474.021.000


(43)

Dapat disimpulkan bahwa dari Tabel 3.1 sampai dengan Tabel 3.5 terlihat bahwa relisasi biaya produksi berada diatas ataupun dibawah biaya yang telah dianggarkan perusahaan. Adapun penyebab-penyebab realisasi biaya produksi bisa berada dibawah atau diatas biaya yang dianggarakan mulai Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013 adalah sebagai berikut :

• Gaji, tunjangan dan biaya sosial karyawan, berada dibawah biaya yang dianggarkan. Salah satu penyebabnya adalah berkurangnya pegawai karena adanya pegawai yang dimutasi atau pegawai yang dipindahkan kekebun lain.

• Pemeliharaan tanaman menghasilkan juga berada dibawah angka yang dianggarkan oleh perusahaan. Salah satu penyebabnya adalah gaji untuk para pekerja dibidang ini tidak terlalu banyak. Atau biaya untuk peralatan pemeliharaan tanamana menghasilkan tidak terlalu banyak dikeluarkan. • Panen, merupakan biaya yang selalu meningkat setiap tahunnya. Salah

satu penyebabnya adalah gaji para karyawan yang bekerja secara langsung dalam hal memanen dan juga pembelian bahan-bahan unttuk memanen selalu meningkat untuk dapat meningkatkan produksi karet.

• Biaya umum pengolahan, biaya ini tidak masuk kedalam biaya produksi pada kebun rambutan sebab pabrik karet dan sawit berbeda. Biaya umum yang dikebun tidak dibebankan ke pabrik karena pabrik berbeda dengan kebun. Semua biaya umum pengolahan, pabriklah yang menanggungnya. • Penyusutan kebun, seperti investasi terhadap tanaman, mengestimasi


(44)

• Biaya penyusutan pengolahan berada diatas biaya yang dianggarkan. Biaya penyusutan pengolahan ini dimaksudkan penyusutan terhadap barang-barang yang secara langsung berhubungan dengan proses pengolahan.

• Beban umum juga berada dibawah angka yang telah dianggarkan. Biaya umum biasanya meliputi biaya yang bersifat umum seperti biaya tamu, biaya untuk mengamankan areal.

• Pada tahun 2012 dan tahun 2013 terdapat beban overhead, meskipun biaya overhead ini berada diatas biaya yang dianggarkan namun, selisih biaya antara realisasi dan yang dianggarkan hanya sedikit. Kenaikan biaya overhead ini mungkin disebabkan dari meningkatnya biaya yang termasuk kedalam biaya overhead. Seperti gaji, tunjangan dan biaya sosial karyawan pimpinan, beban pemeliharaan bangunan rumah, pajak, retribusi dan PBB, beban asuransi, beban penerangan dan beban persediaan air.

• Pada tahun 2012 dan tahun 2013 terdapat yang namanya biaya administrasi. Biaya administrasi juga cenderung berada diatas angka yang dianggarkan perusahaan. Kenaikan biaya administrasi biasanya disebabkan terjadinya peningkatan pada salah satu yang termasuk kedalam biaya administrasi seperti honorarium, pengangkutan, perjalanan dan penginapan luar kebun, pemeliharaan alat inventaris kecil, iuran, sumbangan dan CSR.


(45)

Tabel 3.6

Perbandingan Biaya Produksi

PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan Periode 1 Januari � �⁄ 31 Desember

Tahun 2009 - 2010

Keterangan 2009 2010 Perubahan Naik/

Turun Gaji, Tunj. Dan Biaya

Sosial Karyawan Pimpinan Pemeliharaan tanaman menghasilkan

Pemupukan Panen

Pengangkutan ke pabrik Beban Umum 333.531.162 568.494.691 2.807.887.373 17.068.496.618 1.214.677.300 2.987.969.515 412.130.000 1.377.043.000 2.478.446.000 14.537.239.000 1.433.769.000 3.447.180.000 78.598.838 808.548.309 329.441.373 2.531.257.618 219.091.700 459.210.485 Naik Naik Turun Turun Naik Naik Jumlah biaya tanaman 24.761.007.158 23.685.787.000 1.075.220.158 Turun Biaya umum pengolahan

Biaya Langsung pengolahan

Jumlah Biaya Pengolahan Jumlah Biaya Produksi excl. Penyusutan - 3.369.006.112 3.369.006.112 28.130.013.271 - 4.524.257.000 4.524.257.000 28.210.044.000 - 1.155.250.888 1.155.250.888 80.030.729 - Naik Naik Naik Penyusutan Kebun

Jumlah Biaya Produksi incl. Penyusutan Kebun

1.461.785.914 29.592.599.185 1.563.060.000 29.773.104.000 101.274.086 180.504.815 Naik Naik Biaya Penyusutan Pengolahan

Jumlah biaya produksi incl. Penyust.Kebun & Pengolahan

Biaya Umum Andil Distrik Manajer

Biaya Penyusutan Andil DM.

Jumlah Biaya Andil Distrik Manajer

Jumlah Biaya Produksi incl. Biaya Andil DM.

259.078.492 148.080.000 110.998.492 Turun

29.861.677.677 960.210.554 30.974.355 29.921.184.000 1.196.817.000 27.671.000 59.506.323 236.606.446 3.303.355 Naik Naik Turun 991.184.909 1.224.488.000 233.303.091 Naik 30.852.062.506 31.145.672.000 293.609.494 Naik


(46)

Tabel 3.7

Perbandingan Biaya Produksi

PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan Periode 1 Januari � �⁄ 31 Desember

Tahun 2010 – 2011

Keterangan 2010 2011 Perubahan Naik/

Turun Gaji, Tunj. Dan Biaya Sosial

Karyawan Pimpinan Pemeliharaan tanaman menghasilkan

Pemupukan Panen

Pengangkutan ke pabrik Beban Umum 315.460.190 575.785.670 1.347.362.457 18.892.649.732 1.245.143.294 3.436.443.413 355.507.394 304.164.087 1.415.041.405 21.550.098.004 1.503.291.703 2.630.498.306 40.047.204 271.621.583 67.678.948 2.657.448.272 258.148.409 805.945.107 Naik Turun Naik Naik Naik Turun Jumlah biaya tanaman 25.848.850.765 27.808.701.799 1.959.851.034 Naik Biaya umum pengolahan

Biaya Langsung pengolahan Jumlah Biaya Pengolahan Jumlah Biaya Produksi excl. Penyusutan - 3.223.376.000 3.223.376.000 29.072.226.758 - 3.682.962.996 3.682.962.996 31.491.664.795 - 459.586.996 459.586.996 2.419.438.037 - Naik Naik Naik Penyusutan Kebun

Jumlah Biaya Produksi incl. Penyusutan Kebun 128.140.239 29.200.368.995 388.297.048 31.879.961.843 260.156.809 2.679.592.848 Naik Naik Biaya Penyusutan Pengolahan

Jumlah biaya produksi incl. Penyust.Kebun &

Pengolahan

Biaya Umum Andil Distrik Manajer

Biaya Penyusutan Andil DM. Jumlah Biaya Andil Distrik Manajer

Jumlah Biaya Produksi incl. Biaya Andil DM.

311.781.026 624.087.065 312.306.039 Naik 29.512.148.021 1.326.586.350 47.029.125 32.504.048.808 1.326.381.564 61.836.237 2.991.900.787 204.786 14.807.112 Naik Turun Naik 1.373.615.475 1.388.217.801 14.602.326 Naik 30.885.763.496 33.892.266.709 3.006.503.213 Naik


(47)

Tabel 3.8

Perbandingan Biaya Produksi

PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan Periode 1 Januari � �⁄ 31 Desember

Tahun 2012 – 2013

Keterangan 2012 2013 Perubahan Naik/

Turun Gaji, Tunj. Dan Biaya

Sosial Karyawan Pimpinan Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan Pemupukan Panen

Pengangkutan Ke Pabrik Beban Overhead 464.563.696 362.065.641 1.508.702.784 23.487.009.827 1.878.790.554 2.575.427.857 416.753.118 288.534.660 189.782.639 24.158.663.472 1.793.052.537 2.086.469.857 47.810.578 73.530.981 1.318.920.145 671.653.645 85.738.017 488.958.000 Turun Turun Turun Naik Turun Naik Jumlah Beban Tanaman

30.276.560.359 28.933.256.283 1.343.304.076 Turun Beban Langsung

Pengolahan

3.367.920.191 2.954.467.180 431.453.011 Turun Jumlah Beban Pengolahan Jumlah Beban Produksi Exclusive Penyusutan 3.367.920.191 33.644.480.550 2.954.467.180 31.887.723.463 431.453.011 1.756.757.087 Turun Turun Beban Penyusutan Overhead Kebun Beban Penyusutan Overhead Pengolahan 2.890.101.696 230.544.711 1.925.143.180 371.674.943 964.958.516 141.130.232 Turun Naik Jumlah Penyusutan 3.120.646.407 2.296.818.123 823.828.284 Turun Jumlah Beban

Produksi Exclusive By. Administrasi Beban Administrasi Beban Penyusutan Administrasi Kebun 36.765.126.957 676.321.602 35.462.092 34.184.541.586 488.436.693 - 2.580.585.371 187.884.909 35.462.092 Turun Turun Turun Jumlah Beban

Produksi Incl. By. Administrasi


(48)

Perhitungan biaya produksi pada Tabel 3.6 tahun 2009 dan 2010 terlihat bahwa terjadi peningkatan biaya produksi pda PTPN III Kebun Rambutan. Peningkatan tersebut salah satunya disebabkan karena meningkatnya biaya untuk pemeliharaan tanaman menghasilkan dan meningkatnya biaya langsung untuk pengolahan karet. Dari Tabel 3.7 terlihat bahwa biaya produksi karet pada PTPN IIII Medan Kebun Rambutan mengalami peningkatan sebesar 3.006.503.213 penurunan tersebut salah satunya disebabkan oleh meningkatnya biaya panen dan biaya penyusutan pengolahan. Pada Tabel 3.8 tahun 2012 dan 2013 jumlah biaya produksi pada PTPN III Medan Kebun Rambutan mengalami penurunan yang cukup tinggi. Semua biaya rata-rata mengalami penurunan. Kebun Rambutan tidak lagi mengolah di tahun 2012. Semua pengolahan karet di alihkan ke kebun Gunung Para, tetapi alokasi biaya produksinya tetap di kelola oleh kebun Rambutan. Penutupan kebun rambutan dilakukan karena tidak lakunya Lateks Pekat sehingga menyebabkan kerugian pada kebun rambutan.


(49)

B. Unsur-unsur Biaya Produksi

Adapun unsur-unsur biaya yang terdapat pada PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Dibab ini penulis akan mengevaluasi dan menganalisis biaya tersebut selama 5 tahun mulai dari tahun 2009 sampai tahun 2013 :

1. Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya bahan baku langsung pada PTPN III Medan Kebun Rambutan terdiri dari Pemeliharaan tanaman menghasilkan, Pemupukan, Panen, Pengangkutan ke pabrik dan Beban penyusutan. Dibawah ini akan ditampilkan pergerakan biaya bahan baku pada PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan selama 5 tahun mulai tahun 2009 sampai tahun 2013 :

Tabel 3.9

PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan Biaya Bahan Baku Langsung

Periode 1 Januari � � ⁄ 31 Desember Tahun 2009

Sumber : PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan

Pada tahun 2009 biaya bahan baku langsung pada PTN III (Persero) Medan Kebun Rambutan berada diatas biaya yang telah dianggarkan perusahaan. Biaya bahan baku langsung merupakan biaya yang secara langsung berpengaruh

Keterangan Realisasi RKAP

Pemeliharaan tanaman menghasilkan Pemupukan

Panen

Pengangkutan ke pabrik

568.494.691 2.807.887.373 17.068.496.618 1.214.677.300

1.377.043.000 2.478.446.000 14.537.239.000 1.433.769.000


(50)

terhadap proses produksi untuk menghasilkan karet. Biaya pemupukan berada diatas biaya yang direalisasikan perusahaan masing-masing sebesar 13,29 % dan 17,41 %. Meningkatnya biaya bahan baku langsung ini bertujuan untuk memaksimalkan hasil dalam memproduksi karet, agar menghasilkan Lateks Pekat yang terbaik.

Tabel 3.10

PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan Biaya Bahan Baku Langsung

Periode 1 Januari � � ⁄ 31 Desember Tahun 2010

Sumber : PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan

Pada Tabel 3.10 terlihat bahwa realisasi biaya bahan baku langsung berada dibawah biaya yang dianggarkan. Dengan kondisi seperti ini berarti biaya yang telah dianggarkan perusahaan masih tersisa dan dapat dianggarkan untuk pembiayaan ditahun berikutnya. Meskipun secara keseluruhan realisasi biaya bahan baku langsung berada dibawah biaya yang dianggarkan namun biaya panen tetap berada diatas biaya yang dianggarkan. Penyebabnya adalah pembelian pupuk terbaik untuk menghasilkan karet yang terbaik pula.

Keterangan Realisasi RKAP

Pemeliharaan tanaman menghasilkan Pemupukan

Panen

Pengangkutan ke pabrik

575.785.670 1.374.362.457 18.892.649.732 1.254.149.294

740.608.000 1.600.567.000 18.373.460.000 1.384.433.000


(51)

Tabel 3.11

PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan Biaya Bahan Baku Langsung

Periode 1 Januari � � ⁄ 31 Desember Tahun 2011

Sumber : PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan

Pada Tabel 3.11 terlihat bahwa realisasi biaya bahan baku langsung juga berada diatas biaya yang telah dianggarkan perusahaan, kenaikan tersebut sebesar 17,88 %. Meningkatnya biaya realisasi tersebut salah satunya disebabkan karena tingginya biaya panen dan pengangkutan ke pabrik. Pengangkutan biaya ke pabrik berhubungan dengan gaji para supir dan harga bahan minyak untuk mobil yang mereka gunakan untuk mengangkut karet dari kebun ke pabrik tempat pengolahan karet.

Tabel 3.12

PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan Biaya Bahan Baku Langsung

Periode 1 Januari � � ⁄ 31 Desember Tahun 2012

Sumber : PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan

Keterangan Realisasi RKAP

Pemeliharaan tanaman menghasilkan Pemupukan

Panen

Pengangkutan ke pabrik

304.164.087 1.415.041.405 21.550.098.004 1.503.291.703 572.406.000 1.475.034.000 17.662.685.000 1.304.572.000

Jumlah 24.772.595.199 21.014.697.000

Keterangan Jumlah RKAP

Pemeliharaan tanaman menghasilkan Pemupukan

Panen

Pengangkutan ke pabrik

362.065.641 1.508.702.784 23.487.009.827 1.878.790.554 488.796.000 1.513.368.000 14.931.569.000 1.328.333.000


(52)

Pada Tabel 3.12 terlihat realisasi biaya bahan baku langsung berada cukup jauh diatas biaya yang dianggarkan perusahaan, kenaikan tersebut sebesar 49,14 %. Kenaikan biaya tersebut salah satunya disebabkan karena meningkatnya biaya panen dan pengangkutan biaya ke pabrik. Pada tahun 2012 kebun rambutan tidak lagi mengolah karena tidak lakunya Lateks Pekat yang mereka produksi. Sehingga mereka mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk proses memanen untuk dapat kembali menghasilkan Latek Pekat yang baik. Pengolahan karet Kebun Rambutan dialihkan ke Kebun Gunung Para, sehingga biaya pengangkutan ke pabrik juga ikut meningkat karena jarak yang bertambah.

Tabel 3.13

PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan Biaya Bahan Baku Langsung

Periode 1 Januari � � ⁄ 31 Desember Tahun 2013

Sumber : PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan

Berdasarkan Tabel 3.13 terlihat bahwa biaya bahan baku langsung masih berada diatas biaya yang direalisasikan. Biaya panen dan pengangkutan ke pabrik tetap meningkat setiap tahunnya. Di Tahun 2013 penjualan Lateks Pekat Kebun Rambutan sudah kembali menguntungkan. Pemeliharaan tanaman menghasilkan berada dibawah biaya yang dianggarkan perusahaan. Kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan ini biasanya berrkaitan dengan pemeliharaan tanaman seperti penanaman, penyiangan dan pemberantasan hama dan penyakit. Biaya

Keterangan Jumlah RKAP

Pemeliharaan tanaman menghasilkan Pemupukan

Panen

Pengangkutan ke pabrik

288.534.660 189.782.639 24.158.663.472 1.793.052.537

521.912.000 158.221.000 22.417.701.000 1.599.556.000


(53)

tersebut berada dibawah biaya yang dianggarkan mungkin tanaman karet dapat tumbuh dengan baik tanpa banyaknya hama atau penyakit yang dapat merusak karet selama proses penanaman.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat di telusuri pada barang atau pelayaan yang di hasilkan. Tenaga kerja langsung pada PTPN III Medan Kebun Rambutan terdiri dari gaji pokok, upah lembur, bonus dan premi. Karena keterbatasan data yang penulis miliki, jadi penulis tidak dapat memaparkan secara langsung berapa biaya untuk tenaga kerja langsung pada PTNP III (Persero) Kebun Rambutan selama 5 Tahun.

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead adalah Semua biaya produksi selain dari bahan baku langsung atau tenaga kerja lansung di kumpulkan menjadi suatu kategori disebut overhead. Biaya overhead pabrik pada PTPN III Medan Kebun Rambutan terdiri dari gaj, tunjuangan dan biaya sosial karyawan pimpinan, beban pemeliharaan bangunan rumah, pemeliharaan mesin, pajak, retribusi dan PBB, beban asuransi, beban penerangan dan beban persediaan air. Beban overhead yang dapat penulis analisis dan evaluasi hanyalah gaji, tunjangan dan biaya sosial karyawan pimpinan karena keterbatasan data yang penulis miliki. Dibawah ini akan ditampilkan biaya overhead pada PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan selam 5 tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 :


(54)

Tabel 3.14 Biaya Overhead Pabrik Periode 1 Januari � � ⁄ 31 Desember

Tahun 2009 � � ⁄ Tahun 2013

Dari Tabel 3.14 terlihat bahwa biaya gaji, tunjangan dan biaya sosial karyawan pimpinan mengalami kenaikan dan penurunannya disetiap tahunnya. Salah satu penyebabnya adalah karena berkurangnya karyawan yang disebabkan dengan adanya pemindahan kerja atau yang biasa disebut dengan mutasi atau karena persentasi gaji yang dianggarkan meningkat.

Tahun Keterangan Jumlah

2009 Gaji, Tunj. Dan Biaya Sosial Karyawan

Pimpinan 333.531.162

2010 Gaji, Tunj. Dan Biaya Sosial Karyawan

Pimpinan 315.460.190

2011 Gaji, Tunj. Dan Biaya Sosial Karyawan

Pimpinan 355.507.394

2012 Gaji, Tunj. Dan Biaya Sosial Karyawan

Pimpinan 464.563.696

2013 Gaji, Tunj. Dan Biaya Sosial Karyawan


(55)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah mempelajari, menganalisis dan mengevaluasi mengenai analisis biaya produksi pada PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan, kesimpulan yang dapat diambil penulis adalah :

1. PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan merupakan badan usaha milik Negara yang bergerak dibidang perkebunan yang mengelola kelapa sawit dan karet. Kebun Rambutan merupaka salah satu kebun yang dimiliki perusahaan PTPN III (Persero) Medan yang terletak di Medan. 2. Struktur organisasi yang ditetapkan pada PTPN III (Persero) Medan

Kebun Rambutan adalah struktur organisasi garis. Wewenang dan tanggung jawab adalah cukup jelas dan semua perintah secara struktur mengalir dari pimpinan sampai karyawan tingkah bawah melalui asisten kepala bagian. Setiap karyawan telah mengetahu tugas dan tanggungjawab masing-masing karena semua unsur jabatan masing-masing telah dilengkapi dengan uraian tugas.

3. Unsur-unsur biaya produksi pada perusahaan terdiri dari : a. Bahan baku langsung

b. Upah langsung c. Overhead kebun

4. Biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik mengalamai peningkatan dan penurunan setiap tahunnya. Peningkatan paling tinggi terjadi pada tahun 2012. Peningkatan tersebut


(56)

dilakukan untuk memaksimalkan produksi Lateks Pekat yang diolah oleh kebun Gunung Para agar kebun rambutan dapat kembali menjual Lateks Pekat mereka.

5. Upah langsung yang dikeluarkan perusahaan digolongkan sebagai biaya tetap sebab biaya gaji tenaga kerja secara langsung diberikan kepada karyawan secara langsung setiap bulannya.

6. Pencatatan biaya produksi yang dilakukan oleh PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan telah dilakukan secara benar sesuai dengan teori yang ada.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Biaya produksi pada PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahunnya. Terutama untuk biaya panen yang selalu meningkat tiap tahunnya sehingga diperlukan perlatan panen yang lebih canggih atau para tenaga kerja dalam hal memanen yang lebih memahami sehingga mampu menghasilkan karet yang baik.

2. Dengan ditutupnya Kebun Rambutan seharusnya mampu meningkatkan mutu dari Lateks Pekat yang mereka olah dengan memberi pupuk yang sesuai dengan dosisnya yaitu dua kali dalam setahun.


(57)

3. Adanya peningkatan gaji pokok, uang lembur dan bonus bagi para karyawan, baik karyawan pimpinan maupun karyawan pelaksana sehingga dapat meningkatkan motivasi mereka dalam bekerja.

4. Penggunaan perlatan untuk pengolahan karet harus sesuai prosedur agar peralatan tersebut memiliki usia pakai seperti yang direncanakan.

5. Dengan lebih meningkatkan teknologi terhadap produktivitas karet seperti pengendalian penyakit gugur daun Corynespora, peningkatan pendapatan melalui tanaman sela, dan Lateks berkadar protein rendah.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Chen, Lin, 2001, Manajemen Biaya, Salemba Empat, Jakarta.

Hansen & Mowen, 2000, Manajemen Biaya Akuntansi dan Pengendalian, Salemba Empat, Jakarta.

Matz-Ursy, 2004, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian, edisi ketujuh, Erlangga, Jakarta.

Produksi-teori-fungsi-dan-efisiensi

juni 2014.20:30.

Pengertian biaya produksi

2014.14:00.

Sumanjaya, Hakim, Basri, 2008, Teori Ekonomi Mikro, Penerbit USU Press, Medan.

Teknologi untuk meningkatkan produktivitas pohon karet Diakses pada 17 Juli 2014. 09:00.


(1)

tersebut berada dibawah biaya yang dianggarkan mungkin tanaman karet dapat tumbuh dengan baik tanpa banyaknya hama atau penyakit yang dapat merusak karet selama proses penanaman.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat di telusuri pada barang atau pelayaan yang di hasilkan. Tenaga kerja langsung pada PTPN III Medan Kebun Rambutan terdiri dari gaji pokok, upah lembur, bonus dan premi. Karena keterbatasan data yang penulis miliki, jadi penulis tidak dapat memaparkan secara langsung berapa biaya untuk tenaga kerja langsung pada PTNP III (Persero) Kebun Rambutan selama 5 Tahun.

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead adalah Semua biaya produksi selain dari bahan baku langsung atau tenaga kerja lansung di kumpulkan menjadi suatu kategori disebut overhead. Biaya overhead pabrik pada PTPN III Medan Kebun Rambutan terdiri dari gaj, tunjuangan dan biaya sosial karyawan pimpinan, beban pemeliharaan bangunan rumah, pemeliharaan mesin, pajak, retribusi dan PBB, beban asuransi, beban penerangan dan beban persediaan air. Beban overhead yang dapat penulis analisis dan evaluasi hanyalah gaji, tunjangan dan biaya sosial karyawan pimpinan karena keterbatasan data yang penulis miliki. Dibawah ini akan ditampilkan biaya overhead pada PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan selam 5 tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2013 :


(2)

Tabel 3.14 Biaya Overhead Pabrik Periode 1 Januari � � ⁄ 31 Desember

Tahun 2009 � � ⁄ Tahun 2013

Dari Tabel 3.14 terlihat bahwa biaya gaji, tunjangan dan biaya sosial karyawan pimpinan mengalami kenaikan dan penurunannya disetiap tahunnya. Salah satu penyebabnya adalah karena berkurangnya karyawan yang disebabkan dengan adanya pemindahan kerja atau yang biasa disebut dengan mutasi atau karena persentasi gaji yang dianggarkan meningkat.

Tahun Keterangan Jumlah

2009 Gaji, Tunj. Dan Biaya Sosial Karyawan

Pimpinan 333.531.162

2010 Gaji, Tunj. Dan Biaya Sosial Karyawan

Pimpinan 315.460.190

2011 Gaji, Tunj. Dan Biaya Sosial Karyawan

Pimpinan 355.507.394

2012 Gaji, Tunj. Dan Biaya Sosial Karyawan

Pimpinan 464.563.696

2013 Gaji, Tunj. Dan Biaya Sosial Karyawan


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah mempelajari, menganalisis dan mengevaluasi mengenai analisis biaya produksi pada PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan, kesimpulan yang dapat diambil penulis adalah :

1. PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan merupakan badan usaha milik Negara yang bergerak dibidang perkebunan yang mengelola kelapa sawit dan karet. Kebun Rambutan merupaka salah satu kebun yang dimiliki perusahaan PTPN III (Persero) Medan yang terletak di Medan. 2. Struktur organisasi yang ditetapkan pada PTPN III (Persero) Medan

Kebun Rambutan adalah struktur organisasi garis. Wewenang dan tanggung jawab adalah cukup jelas dan semua perintah secara struktur mengalir dari pimpinan sampai karyawan tingkah bawah melalui asisten kepala bagian. Setiap karyawan telah mengetahu tugas dan tanggungjawab masing-masing karena semua unsur jabatan masing-masing telah dilengkapi dengan uraian tugas.

3. Unsur-unsur biaya produksi pada perusahaan terdiri dari : a. Bahan baku langsung

b. Upah langsung c. Overhead kebun


(4)

dilakukan untuk memaksimalkan produksi Lateks Pekat yang diolah oleh kebun Gunung Para agar kebun rambutan dapat kembali menjual Lateks Pekat mereka.

5. Upah langsung yang dikeluarkan perusahaan digolongkan sebagai biaya tetap sebab biaya gaji tenaga kerja secara langsung diberikan kepada karyawan secara langsung setiap bulannya.

6. Pencatatan biaya produksi yang dilakukan oleh PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan telah dilakukan secara benar sesuai dengan teori yang ada.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Biaya produksi pada PTPN III (Persero) Medan Kebun Rambutan mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahunnya. Terutama untuk biaya panen yang selalu meningkat tiap tahunnya sehingga diperlukan perlatan panen yang lebih canggih atau para tenaga kerja dalam hal memanen yang lebih memahami sehingga mampu menghasilkan karet yang baik.

2. Dengan ditutupnya Kebun Rambutan seharusnya mampu meningkatkan mutu dari Lateks Pekat yang mereka olah dengan memberi pupuk yang sesuai dengan dosisnya yaitu dua kali dalam setahun.


(5)

3. Adanya peningkatan gaji pokok, uang lembur dan bonus bagi para karyawan, baik karyawan pimpinan maupun karyawan pelaksana sehingga dapat meningkatkan motivasi mereka dalam bekerja.

4. Penggunaan perlatan untuk pengolahan karet harus sesuai prosedur agar peralatan tersebut memiliki usia pakai seperti yang direncanakan.

5. Dengan lebih meningkatkan teknologi terhadap produktivitas karet seperti pengendalian penyakit gugur daun Corynespora, peningkatan pendapatan melalui tanaman sela, dan Lateks berkadar protein rendah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Chen, Lin, 2001, Manajemen Biaya, Salemba Empat, Jakarta.

Hansen & Mowen, 2000, Manajemen Biaya Akuntansi dan Pengendalian, Salemba Empat, Jakarta.

Matz-Ursy, 2004, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian, edisi ketujuh, Erlangga, Jakarta.

Produksi-teori-fungsi-dan-efisiensi juni 2014.20:30.

Pengertian biaya produksi 2014.14:00.

Sumanjaya, Hakim, Basri, 2008, Teori Ekonomi Mikro, Penerbit USU Press, Medan.

Teknologi untuk meningkatkan produktivitas pohon karet Diakses pada 17 Juli 2014. 09:00.