Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN

Oleh :

SULLIVAN ADENA SASMITA 122102055

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas akhir dengan judul “SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN” ini telah selesai dikerjakan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tak luput dari kekurangan-kekurangan baik dari segi susunan, tata bahasa maupun dari segi ilmiah yang disebabkna karena masih terbatasnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.

Secara khusus penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda Novansyah dan ibunda tercinta Martimi yang telah berjuang dengan keras memberikan perhatian dan kasih sayangnya yang tiada henti dalam menyelesaikan perkuliahan ini.

Selama dalam tahap pertama hingga penyelesaian tugas akhir ini, penulis telah banyak menerima bantuan moril, spiritual, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapakan rasa teriam kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac. Ak, CA selaku Dekan dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE,M.Acc, Ak, CA selaku Pembantu dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku ketua Program Studi D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Bapak Iskandar Muda. SE,Msi,Ak selaku pembimbing yang telah bersedia mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini

4. Pimpinan dan seluruh staf PT Perkebunan Nusantara III Medan, yang telah banyak membantu penulis untuk memberikan izin dan menyediakan data-data yang diperlukan dalam menyusun Tugas Akhir ini.

5. Kepada Orang Tua Tercinta, Novansyah dan Martimi atas cinta dan do’anya yang tidak pernah putus. Terima kasih atas motivasi dan dukungan berupa moril maupun materil sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan dan tugas akhir dengan baik.

6. Kepada abang tersayang, Fajar chawalit dan yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

7. Kepada sahabat saya Wanda myra, Dina johan, Egi devara yang tak henti-hentinya memberikan dukungan serta saran-saran yang sangat bermanfaat dalam penulisan Tugas Akhir ini.

8. Kepada sahabat saya Nilam soraya, Debby akhsa, Monica sinaga, Nurazila, Yolanda reflesya, Deffi hadyani, Geby k.s siregar, yang selalu setia menemani dan membantu saya memberikan ide dan saran dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

9. Kepada teman-teman D3 Akuntansi stambuk 2012 grup B yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis menyampaikan banyak terima kasih

10. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.


(6)

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis mohon maaf jika masih ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahaun bagi kita semua. Amin.

Medan, 2015 Penulis,

Sullivan Adena Sasmita NIM : 122102055


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan dan Manfaat ... 3

D. Rencana Penulisan ... 3

1. Jadwal Survey/ Observasi ... 3

2. Rencana Isi ... 4

BAB II : PT PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN ... 6

A. Sejarah Ringkas ... 6

B. Struktur Organisasi ... 13

C. Job Discription ... 16

D. Jaringan Usaha ... 33

E. Kinerja Usaha Terkini ... 35

F. Rencana Usaha ... 36

BAB III : SISTEM AKUNTANSI PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN ... 38


(8)

A. Deskripsi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap ... 38

B. Faktor-faktor penyusutan aktiva tetap ... 39

C. Jenis-Jenis aktiva Tetap ... 40

D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap ... 45

E. Cara Perolehan Aktiva Tetap Dan Cara Penghapusan Aktiva Tetap ... 50

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(9)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman Tabel 1.1 Jadwal Survei/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir ... 4


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman Gambar 2.1. Logo PT Perkebunan Nusantara III Medan... 12 Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara III Medan ... 15


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan menginvestasikan dana yang cukup besar dalam memperoleh aktiva tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan peralatan/inventaris yang digunakan dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan yang tidak bertujuan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat (umur ekonomis) lebih dari satu tahun. Berbagai cara ditempuh dalam hal perolehan aktiva tetap antara lain dengan pembelian tunai, pembelian secara kredit jangka panjang, pembelian dengan surat surat berharga, pertukaran, diperoleh dari hadiah atau sumbangan, dan dibangun sendiri. Aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehannya yaitu jumlah uang yang dikeluarkan atau uang yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap sampai dengan aktiva tersebut siap untuk digunakan.

Aktiva tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancer. Jika aktiva lancer dikendalikan pada saat konsumsinya, pengendalian aktiva tetap dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aktiva tetap tersebut. Hal ini disebabkan banyak pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan aktiva tetap yang tidak bisa tidak harus dilakukan

Aktiva tetap menuntut pemanfaatan optimum selama taksiran umur ekonomisnya. Perlu dibentuk satu fungsi yang memiliki tanggung jawab untuk mengatur penggunaan, pemindahan, pemberian otoritas penghentian pemakaian aktiva tetap. Jika masing-masing fungsi memiliki wewenang untuk menggunakan, memindahkan dan menghentikan pemakaiaan aktiva tetap,


(12)

penggunaan aktiva tetap tidak akan optimum, karena aktiva tetap yang menganggur disuatu fungsi tidak dapat segera dimanfaatkan oleh fungsi lain.

Mengingat pentingnya keberadaan aktiva tetap dalam kegiatan operasional perusahaan, maka diperlukan sebuah sistem aktiva tetap. Sistem aktiva tetap direncanakan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak luar maupun dalam perusahaan. Sistem aktiva tetap yang disusun oleh perusahaan meliputi dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi penyusutan aktiva tetap yang bersangkutan. Selain itu dibutuhkan pengawasan yang efektif dalam hal perolehan, pencatatan, penggunanaan metode penyusutan, dan pelaporan dalam laporan keuangan yang sesuai dengan sistem akuntansi aktiva tetap yang ditetapkan oleh perusahaan. Dalam menggunakan metode atau prosedur penyusutan akuntansi aktiva tetap tersebut hendaknya perusahaan menerapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pihak yang berkepentingan dalam mengadakan analisa perbandingan laporan keuangan suatu periode tertentu.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk menulis tugas akhir dengan judul “SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III”

B. Rumusan Masalah

Adapun hal pokok yang menjadi permasalahan sehubungan dengan sistem akuntansi aktiva tetap adalah “Apakah Sitem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Perkebunan Nusantara III telah berjalan dengan baik ?”


(13)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui apakah sistem akuntansi aktiva tetap pada PT Perkebunan Nusantara III telah berjalan dengan baik.

Penelitian yang telah dilakuakn peneliti pada PT Perkebunan Nusantara III diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi perusahaan, dan bagi peneliti lain.

a. Bagi peneliti yaitu sebagai bahan masukan apabila dikemudian hari pendapat mengenai sistem akuntansi aktiva tetap pada PT Perkebunan Nusantara III Medan

b. Bagi perusahaan yaitu sebagai bahan masukan untuk memperbaiki sistem akuntansi aktiva tetap yang sudah berjalan selama ini.

c. Bagi penelitian lain yaitu sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penulisan yang berhubungan dengan sistem akuntansi aktiva tetap.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survei / observasi

Tabel 1.1

Jadwal Kegiatan Penulisan Tugas Akhir N

O KEGIATAN

Apr-15 MEI 2015 I II II

I I

V I II III IV 1 Pengesahan Tugas Akhir 2 Pengajuan Judul 3 Permohonan Izin riset 4 Pengajuan Dosen Pembimbing

5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir


(14)

2. Rencana Isi

Rencana isi terdiri dari empat bab yaitu pendahuluan, profil PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III, sistem akuntansi aktiva tetap pada PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III dan penutup dimana setiap bab saling berkaitan.

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan, jadwal survey / observasi, rencana isi.

BAB II : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) MEDAN

Bab ini menguraikan tentang sejarah ringkas PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, struktur organisasi, job description, kegiatan usaha, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan perusahaan.

BAB III : SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

Bab ini berisikan teori yang menjelaskan tentang deskripsi akutansi aktiva tetap, faktor-faktor penyusunan sistem akuntansi aktiva tetap, jenis


(15)

jenis aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, cara perolehan dan penghapusan aktiva tetap.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan uraian serta saran guna meningkatkan sistem akuntansi aktiva tetap tetap pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.


(16)

BAB II

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III(PERSERO) MEDAN A. Sejarah Ringkas

Sejarah perseroan diawali dengan proses pengambil alihan perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 yang dikenal dengan proses Nasionalisasi Perusahaan Perkebunan Asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero).

Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero), PT Perkebunan V (Persero) disatukan pengelolaannya ke dalam manajemen PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah (PP) No.8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang bekedudukan di Medan, Sumatera Utara. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH, No.36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah


(17)

disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-8331.HT.01.01.th.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat didalam Berita Negara Republik Indonesia No.81 tahun 1996 Tambahan Berita Negara No. 8674 Tahun 1996.

Seiring dengan perubahan pola berbisnis paradigma baru PT Perkebunan Nusantara III (Persero) telah merancang program transformasi bisnis sejak bulan Agustus 2013 sebagai kata kunci dari “kinerja” PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sedang melakukan perubahan terhadap pola target of stra tegic of business a s usual menjadi pola ta rget of strategic of business. Untuk mendukung keberhasilan program tersebut di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) secara sistematis dan berkesinambungan melakukan upaya untuk mensosialisasikan program strategic initiative melalui pemahaman dan penyebarluasan buku panduan transormasi bisnis unit. Usaha melalui instruksi langsung dari Distrik Manajer / General Manager setempat kepada jajarannya dan menginformasikan melalui majalah Nusa Tiga milik PT Perkebunan Nusantara III (Persero).

PTPN III berkedudukan di kota Medan, Sumatera Utara dengan Kantor Direksi beralamat di Jl. Sei Batang Hari No.2 Sei Sikambing, Medan. Kebun dan pabrik kelapa sawit dan karet perusahaan tersebar di beberapa lokasi di Sumatera Utara. PTPN III mengeola kebun karet seluas 37.715,50 hektar dan kebun sawit seluas 105.202,40 hektar pada bulan Mei 2014 . Perkebunan kelapa sawit dan karet menghasilkan produk utama minyak kelapa sawit .


(18)

Maksud dan tujuan Perusahaan yaitu turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan serta program pemerintag dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya disub sector perkebunan dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip perusahaan yang sehat berlandaskan azas :

a. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan bidang perkebunan bagi pendapatan nasional melalui upaya meningkatkan produksi dan pemasaran dari berbagai jenis komditi perkebunan untuk kepentingan konsumsi dalam negeri maupun eksport sekaligus dalam rangka meningkatkan eksport nova migas.

b. Memperluas lapangan kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya serta meningkatkan taraf hidup petani dan karyawan pada khususnya.

c. Memelihara kelestarian SDM dan lingkungan, air dan kesuburan tanah Berikut ini adalah Susunan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berikut :

Visi dan Misi Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan memiliki visi dan misi yang jelas dalam menjalankan usahanya. Visi dan misi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Visi

Menjadi Perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik.


(19)

2. Misi

a. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.

b. Menghasilkan produk yang berkualitas untuk pelanggan. c. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategik dan

mengembangkannya. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategik dan mengembangkannya secara optimal. d. karyawan sebagai aset strategik dan mengembangkannya

secara optimal.

e. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi para investor.

f. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.

g. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas.

Tata Nilai Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki komitmen untuk menjunjung tinggi integritas profesional dan melaksanakan tata nilai yang berbasis sebagai berikut:

1. Proa ctivity (Proaktif)

Selalu bersikap proaktif dengan penuh inisiatif dan mengevaluasi gkin terjadi.


(20)

Selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha bekerja keras untuk hasil maksimal sesuai kompetensi.

3. Team Work (Kerjasama)

Selalu mengutamakan kerjasama tim, agar mampu menghasilkan sinergi optimal bagi perusahaan.

4. Innova tion (Perubahan)

Selalu menghargai kreatifitas dan menghasilkan inovasi dalam metode dan produk baru.

5. Responsibility (Bertanggung Jawab)

Selalu bertanggung jawab atas akibat keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan.

Paradigma Baru

Sadar bahwa bertanggung jawab pembangunan masa depan PTPN III ada pada seluruh karyawan, untuk itu PTPN III bertekad mewujudkan paradigma bisnis baru sebagai berikut:

1. Perubahan, perbaikan dan peningkatan metode dan kinerja adalah satu keharusan.

2. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama untuk memenangkan persaingan.

3. Setiap kegiatan bisnis baru menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan.


(21)

4. Pengembangan hubungan industrial yang egaliter berdasarkan keterbukaan, kesetaraan dan kebhinekaan.

5. Pengembangan SDM yang terintegrasi untuk membangun kapital insani (human) dan intelektual yang dibutuhkan perusahaan.

6. Kepemimpinan yang efektif membangun pengaruh melalui kemampuan mengajar dan membagi ilmu, membagi hubungan baik, dan menjadi panutan.

7. Penghargaan diberikan kepada karyawan berdasarkan kompetensi dan kinerjanya.

8. Efektifitas operasional harus didukung oleh struktur organisasi yang sederhana dan dinamis.

9. Pemanfaatan teknologi sebagai perangkat untuk peningkatkan produktivitas kerja dan keunggulan kompetitif.

10. Keputusan bisnis diambil berdasarkan fakta dan data akurat Setiap tugas dan operasional perusahaan dilaksanakan dengan cepat tanggap, cepat tindak lanjut, tuntas, berkualitas dan penuh tanggung jawab.

11. Seluruh aktivitas perusahaan harus berorientasi pada peningkatan mutu.

Logo dan Makna Logo PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Logo suatu instansi sebagai ciri khas yang membedakannya dengan instansi lainnya. Pada umumnya logo PT Perkebunan Nusantara III (Persero) mempunyai makna dan arti bagi perusahaan tersebut.


(22)

Gambar II.1

Logo PT Perkebunan Nusantara III

1. Gambar duabelas helai daun kelapa sawit di sebelah kiri bola dunia dan tujuh urat pada daun karet yang berwarna hijau di sebelah kanan bola dunia melambangkan bahwa PTPN III memiliki duabelas paradigma baru dan tujuh strategi bisnis yang saling mendukung agar tercapai tujuan PTPN III, yaitu selalu menjadi perusahaan perkebunan terbaik dengan team work yang solid dan inovatif, serta ditunjang dengan green technology, green business dan ramah lingkungan.

2. Gambar lima garis lintang horizontal dan vertikal yang berwarna biru melingkari bola dunia melambangkan bahwa PTPN III memiliki lima tata nilai dan harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi yang berkembang agar selalu menjadi yang terdepan dalam peningkatan usaha.


(23)

3. Gambar dua meteor yang mengelilingi bumi sehingga membentuk angka tiga melambangkan bahwa PTPN III bergerak dinamis dengan semangat yang tinggi untuk menguasai pasar global. Meteor yang berwarna putih bermakna produksi lateks dan produk turunannya, sedangkan yang berwarna oranye bermakna produksi CPO beserta turunannya yang memancar tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia.

Secara keseluruhan logo ini adalah lambang dari niat dan motivasi tinggi seluruh personal PTPN III untuk mewujudkan visi dan misi PTPN III yang telah dicanangkan bersama dengan ditunjang oleh lima tata nilai, duabelas paradigma baru dan tujuh strategi bisnis yang dimiliki PTPN III.

B. Struktur Organisasi

Pada umumnya perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda menurut kegiatan usahanya. Struktur organisasi merupakan kerangka atau bagian yang menggambarkan jaringan hubungan yang menunjukkan kedudukan, tugas dan tanggung jawab secara hirarki yang terdapat dalam perusahaan. Struktur organisasi yang baik jika dikaitkan dengan pengawasan adalah struktur organisasi yang menggambarkan secara tegas garis, wewenang dan tanggung jawab setiap bagian dalam organisasi.

Tanggung jawab fungsional dalam organisasi didasarkan pada prinsip-prinsip adanya pemisahan tugas dan sekaligus diperlukan untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan tugas dan tanggung


(24)

jawab pengorganisasian juga akan menjadikan kegiatan dan tugas-tugas suatu perusahaan dapat dijalankan dengan baik dan teratur. Dengan kata lain organisasi berguna untuk menghindarkan terjadinya penyelewengan-penyelewengan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Dengan demikian struktur organisasi perusahaan merupakan gambaran yang memperlihatkan susunan, fungsi departemen atau posisi mereka dalam organisasi serta bagaimana hubungannya antara satu sama lainnya disamping menunjukkan garis perintah maupun jalur jalan komunikasi formal. Sehingga dapat tercipta suatu tim kerja yang kompak dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara III No. 3.08/SKPTS/15/2014 tanggal 26 Februari 2014 tentang perubahan struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III dalam rangka pelaksanaan pencapaian tujuan maka ditetapkanlah perubahaan struktur organisasi yang menyangkut fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing pengelola. Struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah struktur organisasi garis dan staf. Struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini.


(25)

Gambar II.2

Struktur Organisasi PTPN III Medan RUPS

DEW AN

DIREKTUR

DIREKTUR PRODUKSI DIREKTUR

PEM ASARAN& DIREKTUR KEUANGAN

DIREKTUR SDM & UM UM

BAGIAN TANAM AN BAGIAN TEKN IK BAGIAN TEKNOLOGI KOM ITE AUDIT

BAGIAN SPI

KOM ITE PEM ANTAU

BAGIAN SDM BAGIAN KOM ERSIL

BAGIAN TI/ TB & M ANAJEM EN RISIKO

BAGIAN

BAGIAN

BAGIAN SEKRETARI AT

Garis Komando Operasional Garis Komando Fungsional Garis Koordinasi

BAGIAN HUKUM BAGIAN UM UM

BAGIAN PKBL

BAGIAN BAGIAN BAGIAN

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III Direksi


(26)

C. Job Description

Adapun uraian tugas dari struktur organisasi tersebut:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat umum pemegang saham (RUPS) merupakan pimpinan tertinggi

yang membawahi dewan komisaris, direktur, serta setingkat dibawahnya. Tugas dan wewenang rapat umum pemegang saham (RUPS) sebagai berikut:

a. Mengangkat dan menghentikan dewan komisaris.

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal/aset

perusahaan sesuai dalam mencapai tujuan.

c. Mengawasi dewan komisaris dalam melakukan tugas yang telah

dibedakan kepadanya oleh pemegang saham.

2. Dewan Komisaris

a. Dewan komisaris yang terdiri dari 1 komisaris dan 4 anggota bertugas

untuk mengawasi direktur utama.

b. Membantu pimpinan menginvestasikan dana perusahaan.

3. Direktur Utama

Direktur utama mengambil keputusan dan pertanggung jawaban utama atas jalannya dan tercapainya tujuan perusahaan serta memelihara dan menjaga harta perusahaan. Tugas dan wewenang direktur utama sebagai berikut:


(27)

a. Melaksanakan kebijaksanaan sesuai yang diatur didalam anggaran perusahaan serta ketentuan yang di gariskan oleh rapat umum pemegang saham (RUPS), mentri pertanian selaku kuasa umum pemegang saham dan dewan komisaris.

b. Menetapkan langkah-langkah pokok melaksanakan kebijakan

perusahaan di bidang produksi teknik, pengolahan, tenaga manusia, keuangan dan pemasaran.

c. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas para anggota direksi dan

mengawasi secara umum.

d. Bersama-sama anggota direksi lainnya perusahaan di dalam dan di

luar pengadilan.

e. Bertanggung jawab kepada rapat umun pemegang saham melalui

dewan komisaris.

4. Direktur Produksi

Mengelola bidang tanaman, teknik dan teknologi yang berkaitan

dengan fungsi tersebut di atas. Tugas dan wewenang direktur produksi sebagai berikut:

a. Menyusun perencanaan di bidang pekerjaan yang tercantum dalam


(28)

b. Melaksanakan pengaturan-pengaturan dan pengendalian dari unit-unit usaha dan sarana pendukungnya mencantum tanaman (kultur teknis) produksi, teknologi, teknik dan sebagainya.

c. Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang

tercantum dalam kebijaksanaan direksi.

d. Melaksanakan rencana-rencana rehabilitas dan investasi di bidang

tanaman maupun sarana pendukung produksi lainnya dari unit-unit usaha yang telah ada.

5. Direktur Keuangan

Direktur keuangan dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinasi kepala bagian keuangan, bagian akuntansi dan bagian pelelangan. Tugas dan wewenang direktur keuangan sebagai berikut:

a. Merencanakan sumber-sumber dana yang diperoleh.

b. Mencari dan memanfaatkan dana.

c. Menganalisa laporan keuangan untuk menilai apakah perusahaan

mempunyai posisi keuangan yang baik.

6. Direktur Sumber Daya Manusia/Umum

Direktur sumber daya manusia/umum tugasnya adalah mengkoordinir kepala bagian sumber daya manusia, bagian umum, bagian PKBL dan bagian hukum. Tugas dan wewenang direktur sumber daya manusia/umum sebagai berikut:


(29)

a. Menyusun rencana, mengarahkan dan mengkoordinasi bidang pengembangan sumber daya manusia dan mengadakan pengkajian sumber daya manusia.

b. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan penyelesaian hukum dan

agraria, kesempatan, kesehatan dan keamanan serta sosial umum.

7. Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan

Direktur pemasaran dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinir kepala bagian komersil, bagian TI/TB dan manajemen resiko, bagian perencanaan pengembangan bisnis hilir, dan bagian perencanaan dan pengembangan bisnis hulu. Tugas dan wewenang direktur perencanaan dan pengembangan sebagai berikut:

a. Melakukan hubungan dengan perusahaan lain serta menerima pesanan

dari perusahaan.

b. Melakukan riset pasar dan mengumpulkan informasi pasar.

c. Mengembangkan pemasaran produksi baik dalam maupun luar negeri.

8. Kepala Bagian Tanaman

Tujuan jabatan kepala bagian tanaman adalah membantu direktur produksi dalam melaksanakan fungsi manajemen terutama perencanaan, monitoring dan evaluasi dibidang tanaman yang meliputi eksploitasi dan investasi (tanaman karet, kelapa sawit, tanaman pangan dan konservasi) untuk peningkatan kinerja secara berkesinambungan dengan memberdayakan


(30)

sumber daya perusahaan yang ada untuk mencapai kinerja optimal dengan tata kelola yang baik. Tugas pokok bagian tanaman adalah sebagai berikut:

a. Mengevaluasi draft kebijakan, norma standard, RJP/RKAP/RKO

bidang tanaman di bagian/distrik/unit dengan mengevaluasi RJP/RKAP/RKO tahun sebelumnya agar tercapai sesuai dengan kondisi real untuk diusulkan ke direksi.

b. Mengevaluasi draft investasi dan eksploitasi dibidang tanaman

berdasarkan perkembangan internal dan eksternal untuk diusulkan ke Direksi agar perusahaan memiliki arah yang jelas untuk dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang (RJP).

c. Mengevaluasi perencanaan strategis perusahaan di bidang tanaman

(Investasi dan Eksploitasi) jangka pendek dan jangka panjang.

d. Mengevaluasi implementasi inovasi di bidang tanaman.

9. Kepala Bagian Teknik

Tujuan jabatan kepala bagian teknik adalah membantu direktur produksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen terutama perencanaan, monitoring dan evaluasi di bidang teknik yang meliputi eksploitasi dan investasi mesin instalasi, sipil/ traksi dan alat berat untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dengan tata kelola yang baik. Tugas pokok bagian teknik adalah sebagai berikut:


(31)

a. Mengevaluasi kebijakan dan norma standard RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) dan RKO bagian teknik sesuai instruksi kerja.

b. Menjamin dan mengevaluasi pengujian sarana dan metode baru bidang

teknik.

c. Mengevaluasi pengusulan sarana dan metode baru bidang teknik.

d. Menjamin proses kalibrasi internal dan eksternal untuk

peralatan/instrument kontrol unit pabrik, unit kebun dan rumah sakit.

e. Menjamin dan mengevaluasi informasi perkiraan harga, rencana kerja,

spesifikasi teknis dan syarat kerja teknis.

10.Kepala Bagian Teknologi

Tujuan jabatan kepala bagian teknologi adalah membantu direktur produksi dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengefektifkan sumber daya, sistem dan teknologi dalam pencapaian Visi, Misi dan Target Perusahaan (RKAP/RKO). Tugas pokok bagian teknologi adalah sebagai berikut:

a. Mengevaluasi usulan RKAP dan RKO Pengolahan Kelapa Sawit dan

Karet dari PKS dan PPK, meliputi produksi, biaya pengolahan serta investasi (peralatan laboratorium dan pengendalian lingkungan/limbah) berdasarkan potensi, kondisi realisasi pabrik serta Kebijakan Perusahaan


(32)

b. Mengevaluasi RKAP dan RKO Bagian Teknologi berdasarkan rencana kebutuhan tenaga kerja serta pemakaian alat-alat kantor/perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk operasional Bagian Teknologi.

c. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan titip olah inti sawit dengan

pihak ketiga.

d. Mengevaluasi kegiatan pengendalian lingkungan/limbah di kebun/unit

untuk jangka pendek dan jangka panjang untuk pemenuhan dan penaatan Peraturan Perundangundangan yang berlaku.

e. Mengevaluasi dan melaporkan kepada direksi perihal produksi

pengolahan kelapa sawit dan karet setiap hari.

11.Kepala Bagian Sumber Daya Manusia

Tujuan jabatan kepala bagian sumber daya manusia adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam mengelola sumber daya manusia melalui implementasi sistem-sistem SDM berbasis kompetensi atau

Competency Ba sed Human Resources Management System (CBHRM) untuk

menciptakan sumber daya manusia sebagai Capita l Intellectua l. Tugas pokok

bagian sumber daya manusia adalah sebagai berikut:

a. Mengevaluasi RKAP/RKO Bagian SDM secara berkala dengan

memantau realisasi pemakaian anggaran guna mendapatkan gambaran yang riil tentang pemakaian biaya di Bagian SDM.


(33)

b. Mengevaluasi pelaksanaan proses a ssessment untuk tujuan rekrutmen, pemetaan dan promosi dengan menyusun program dan metode

a ssessment sesuai kebutuhan agar menghasilkan data yang akurat untuk bahan pengambilan keputusan bagi manajemen.

c. Mengkoordinir dan memantau pelaksanaan pengukuran Competency

Level Index dengan menggunakan CBHRM online guna mengetahui kesesuaian antara kompetensi individu dengan kompetensi yang dipersyaratkan oleh jabatan untuk keperluan penyusunan sistem pengembangan dan remunerasi.

d. Mengkoordinir dan memantau penyusunan program pelatihan yang

disusun berdasarkan kebutuhan pelatihan bagi seluruh karyawan

melalui analisa hasil individua l development plan dan mengevaluasi

pelaksanaannya.

e. Mengkoordinir dan memantau pengelolaan knowledge sha ring yang

efektif antar karyawan untuk mendukung terjadinya pemerataan

knowledge karyawan bekerjasama dengan bagian terkait.

12.Kepala Bagian Umum

Tujuan jabatan kepala bagian umum adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam rangka penyediaan fasilitas pelayanan umum meliputi pendidikan, kesehatan dan akomodasi transportasi perusahaan. Tujuan bagian umum adalah sebagai berikut:


(34)

a. Menganalisa, mengawasi dan mengevaluasi RKAP/RKO urusan umum/K3, kesehatan dan URTA secara berkala dengan memantau realisasi pemakaian anggaran guna mendapatkan gambaran yang real tentang pemakaian biaya di urusan tersebut.

b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sosial, keagamaan, olahraga,

EBTA madrasah dan kepramukaan di kandir, kebun/unit.

c. Mengevaluasi ketersediaan dan pengadaan/perawatan alat-alat APAR,

Hydrant, APD di seluruh Bagian, kebun/unit PTPN-III.

d. Mengevaluasi dan mengawasi penyelenggaraan kesehatan karyawan

termasuk sarana dan prasarana yang tersedia seperti rumah sakit, klinik dan lain-lain.

e. Mengevaluasi keseluruhan kinerja operasional rumah sakit, pedoman

administrasi bidang kesehatan serta norma-norma dan standard pelayanan bidang kesehatan dan obat-obatan.

13.Kepala Bagian PKBL

Tujuan jabatan kepala bagian PKBL adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam rangka penyelenggaraan PKBL sesuai Permen BUMN No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 untuk mewujudkan citra

perusahaan (corpora te image) yang positif pada masyarakat sekitar wilayah

usaha PTPN-III khususnya dan masyarakat Sumatera Utara pada umumnya. Tugas pokok bagian PKBL adalah sebagai berikut:


(35)

a. Mengawasi dan mengevaluasi penyusunan RKAP, RKA dan RKO bagian PKBL dengan cara melakukan koordinasi dengan bagian dan kebun/unit agar rencana kerja dan anggaran terkendali.

b. Mengevaluasi Laporan pelaksanaan PKBL setiap triwulan,semester

dan tahunan dengan berpedoman pada Surat Edaran Meneg BUMN No.: SE-433/MBU/2003 untuk pencapaian kinerja.

c. Mengevaluasi penyaluran dana PKBL dengan mempedomani Permen

No.PER-05/MBU/2007 agar dana yang dimaksud tepat sasaran.

d. Mengevaluasi penerimaan pengembalian dana kemitraan dari para

mitra binaan dengan cara membandingkan piutang yang telah jatuh tempo dengan jumlah penerimaan cicilan untuk mengetahui tingkat kemacetan piutang.

e. Berupaya mengurangi risiko kemacetan pinjaman mitra binaan antara

lain dengan cara mempersyaratkan adanya agunan sebagai jaminan dan mengasuransikan para mitra binaan agar pinjaman dapat dikembalikan tepat waktu.

14.Kepala Bagian Hukum

Tujuan jabatan kepala bagian hukum adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam rangka penyelenggaraan sistem hukum, keamanan dan pertanahan guna mendukung kegiatan operasional perusahaan. Tugas pokok bagian hukum adalah sebagai berikut:


(36)

a. Mengawasi dan memastikan legalisasi terhadap surat perjanjian telah terlaksana sesuai dengan prosedur dan peraturan hukum yang berlaku.

b. Mengawasi dan memastikan inventarisasi peraturan perundang –

undangan telah terlaksana dengan baik.

c. Mengawasi dan memastikan terpenuhinya kebutuhan bantuan hukum

untuk kepentingan perusahaan.

d. Mengawasi dan memastikan tepat waktunya pengurusan perizinan di

tingkat perusahaan.

e. Berupaya menumbuhkan kesadaran hukum melalui dilakukannya

sosialisasi kepada seluruh karyawan pimpinan di bagian/DM/kebun/unit.

15.Kepala Bagian SPI

Tujuan jabatan kepala bagian SPI adalah melaksanakan fungsi manajemen untuk menjalankan strategi pemeriksaan dengan tujuan memastikan bahwa sistem pengendalian internal perusahaan telah memadai dan berjalan sesuai dengan ketentuan, sekaligus menjadi mitra dalam penyempurnaan kegiatan pengelolaan perusahaan dengan memberikan nilai tambah melalui rekomendasi atas hasil audit yang dilakukan. Selain itu juga berperan sebagai consultan peningkatan penerapan manajemen resiko dan

prinsip-prinsip Good Coorpora te Governance. Tugas pokok bagian SPI


(37)

a. Mengevaluasi dan mengajukan program kerja audit tahunan yang telah disusun kepada direktur utama untuk mendapat persetujuan dan menyampaikan kepada Meneg BUMN dengan tembusan kepada dewan komisaris.

b. Mengevaluasi program pelaksanaan audit rutin.

c. Mengevaluasi laporan hasil audit rutin dan menyampaikan kepada

direktur Utama, Komite Audit dan Audit.

d. Mengevaluasi dan menyetujui program dan pelaksanaan audit

khusus/investigasi sesuai penugasan dari direktur utama.

e. Menyetujui laporan hasil audit khusus/investigasi dan menyampaikan

kepada direktur utama.

16.Kepala Bagian Keuangan

Tujuan jabatan kepala bagian keuangan adalah membantu direktur keuangan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen sesuai dengan visi & misi perusahaan yang berkaitan dengan penyusunan dan evaluasi RKAP / RKO, memberdayakan sumber daya keuangan, serta mencari sumber pendanaan eksternal yang kompetitif dan ekuitas secara optimal guna mewujudkan kinerja keuangan perusahaan. Tugas pokok bagian keuangan sebagai berikut:


(38)

a. Mengevaluasi draft penyusunan RKAP dan RKO bagian keuangan kepada direksi, dengan cara melakukan koordinasi antar bagian dan kebun/unit.

b. Mengevaluasi keuangan perusahaan secara cost effectivenes untuk

menjaga kondisi keuangan perusahaan yang sehat.

c. Menyetujui dan memenuhi uang kerja kebun/unit dengan cara

screening uang kerja yang diajukan kebun/unit sesuai kebutuhan.

d. Menindaklanjuti permintaan pembayaran yang diajukan oleh bagian

terkait dengan cara mengevaluasi skala prioritas untuk menjaga

keseimbangan ca shflow.

e. Mengevaluasi pengusulan penutupan asuransi terhadap aset

perusahaan dengan cara inventarisasi asset yang berisiko tinggi untuk meminimalisir risiko perusahaan, melalui pengajuan tuntutan ganti rugi.

17.Kepala Bagian Akuntansi

Tujuan jabatan kepala bagian akuntansi adalah membantu direktur keuangan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan serta memberdayakan aktiva, kewajiban dan ekuitas secara optimal guna mewujudkan kinerja keuangan perusahaan yang sehat. Tugas pokok bagian akuntansi sebagai berikut:


(39)

a. Mengevaluasi usulan RKAP dan RKO bagian akuntansi untuk diteruskan ke direksi.

b. Mengevaluasi penyusunan dan penerbitan laporan manajemen, laporan

keuangan konsolidasian interim dan tahunan dengan cara mereview

proses akuntansi untuk disampaikan kepada pemegang saham dan

sta keholder lainnya.

c. Mengevaluasi laporan dari DM/kebun/unit mengenai keakuratan serta

kebenaran penyajian laporan manajemen untuk bahan pengambilan keputusan manajemen.

d. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan/proses akuntansi

dengan cara mengevaluasi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban sesuai dengan PSAK.

e. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan verifikasi dengan

cara memeriksa aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban.

18.Kepala Bagian Pelelangan

Tujuan jabatan kepala bagian pelelangan adalah membantu direktur pemasaran dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam proses pelelangan/seleksi pengadaan barang dan jasa serta memberdayakan sumber daya secara optimal. Tugas pokok bagian pelelangan sebagai berikut:


(40)

a. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) untuk kebutuhan operasional bagian pelelangan dan selanjutnya diajukan ke bagian keuangan.

b. Membuat kesepakatan karya, melakukan bimbingan karya dan

membuat penilaian karya karyawan pimpinan/pelaksana di bagian pelelangan dan selanjutnya dikirim ke bagian SDM untuk proses persetujuan dan penetapan direksi lebih lanjut.

c. Mengevaluasi kebutuhan barang dan bahan yang diperlukan untuk

kelancaran operasional bagian pelelangan.

d. Memberikan saran dan pendapat kepada direksi terhadap proses

pelelangan/seleksi dilingkungan perusahaan agar diperoleh alternatif sistem yang efektif dan efisien.

e. Memberikan data/informasi yang dibutuhkan oleh Auditor untuk

keperluan audit, baik internal maupun eksternal sehingga auditor memperoleh bukti audit yang valid dengan tujuan audit.

19.Bagian Komersil

Tujuan bagian komersil adalah membantu Direktur Pemasaran dalam melaksanakan fungsi-fungsi managemen sesuai dengan visi & misi perusahaan yang berkaitan dengan Penjualan dan Pengadaan Barang & Jasa secara maksimal sehingga tercapai kepuasan pelanggan , optimalisasi harga,


(41)

kas masuk dengan tata kelola yang baik. Tugas pokok bagian komersil sebagai berikut:

a. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) & RKO

bagian komersil dan sasaran mutu dan monitoring stra tegic planning

dan RJP bagian komersil.

b. Mengevaluasi dan mernjamin program dan strategi penjualan,

kebijakan pemasaran yang berdasarkan informasi dan analisa pasar.

c. Mengevaluasi dan menjamin penjualan komoditi termasuk produk

datim yang dijual melalui PT. KPBN dan bursa berjangka Jakarta.

d. Mengevaluasi harga Idea price penjualan CPO CSPO, CPO Non

CSPO dan limbah padat/eks rekening. 300 dan penjualan CPO CSPO dan CPO non CSPO melalui bursa berjangka Jakarta.

e. Mengevaluasi dan mengajukan penjualan aktiva non produktif melalui

kantor lelang negara.

20.Kepala Bagian TI & Transformasi Bisnis/CMR dan Manajemen Risiko

Tujuan jabatan kepala bagian TI & transformasi bisnis/CMR dan manajemen risiko adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam mengimplementasikan PTB perusahaan termasuk teknologi informasi melalui

upaya strategi (strategic initia tive) Sistem Manajemen PTPN III serta

Manajemen Resiko. Tugas pokok bagian TI & Transformasi Bisnis/CMR dan Manajemen Resiko sebagai berikut:


(42)

a. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) dengan cara mengevaluasi kinerja dan membandingkan pencapaian RKAP tahun sebelumnya untuk menetapkan program dan rencana kerja.

b. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian direksi dalam

pelaksanaan Transformasi Bisnis dengan cara membadingkan KPI dengan target agar program yang telah disusun dapat tercapai.

c. Merencanakan, menyusun program dan a ction plan dari Strategic

Initia tive PTB dan manajemen resiko dengan cara mereview pencapaiannya agar strategic target dapat tercapai.

d. Menyusun KPI tingkat perusahaan berdasarkan pencapaian KPI tahun

sebelumnya melalui monitoring dan evaluasi sehingga terciptanya KPI yang objektif.

e. Menganalisa dan mengevaluasi program dan a ction plan dari Stra tegic

Initia tive PTB dan manajemen risiko melalui rapat dan forum grup

diskusi sehingga program dan action plan dapat dipahami.

21.Kepala Bagian Pengembangan

Tujuan jabatan kepala bagian pengembangan adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan kinerja operasional pengembangan bisnis dan industri yang berbasis perkebunan sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Tugas pokok bagian pengembangan sebagai berikut:


(43)

a. Merencanakan program, target yang akan dicapai, ditindaklanjuti dan evaluasi serta identifikasi kebutuhan sumberdaya untuk pengembangan bisnis dan industri.

b. Memberikan alternatif skala prioritas terhadap potensi perluasan areal

dan pembangunan pabrik yang merupakan pelaksanaan pengembangan bisnis dan industri.

c. Melakukan survei dan kajian terhadap rencana pengembangan bisnis

dan industri termasuk pembangunan kebun plasma di sekitar unit usaha perusahaan.

d. Merencanakan dan menyusun kebutuhan dan sumberdaya dalam

melaksanakan pengembangan areal, bisnis dan industri.

e. Memantau pelaksanaan pengembangan areal, bisnis dan industri.

22.Kepala Bagian Sekretariat perusahaan

Tujuan jabatan kepala bagian sekretariat perusahaan adalah Membantu Direksi dalam melaksanakan fungsi manajemen terkait bidang tugas penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan perusahaan dan memfasilitasi

kegiatan Direksi dengan sta keholders, yang berhubungan dengan pengaturan

arus informasi antara perusahaan dengan sta keholders. Tugas pokok bagian

sekretariat perusahaan sebagai berikut:

a. Mengevaluasi RKAP/RKO dan RJP agar target kinerja yang


(44)

b. Menjamin dan mengawasi dalam pelaksanaan prosedur pemakaian uang kerja bagian sekretariat perusahaan, kantor penghubung Jakarta

termasuk uang kerja dewan komisaris agar tercipta cost efectiveness.

c. Menjamin terbentuknya citra perusahaan (Corpora te Image) yang

positif dan hubungan baik dengan sta keholders agar citra perusahaan

dapat meningkat.

d. Mengevaluasi pelayanan pada stakeholders atas setiap informasi yang

dibutuhkan yang berkaitan dengan kondisi perusahaan agar diperoleh informasi yang benar dan akurat.

e. Menjamin dokumentasi data-data dan dokumen yang terkait dengan

aktivitas perusahaan yang merupakan hasil evaluasi bagian teknis terkait dan melakukan updating setiap bulannya sehingga diperoleh data yang akurat.

f. Melaksanakan koordinasi, komunikasi dan konsultasi (3K).

D. Jaringan Usaha

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan bergerak dalam bidang usaha perkebunan dengan komoditi utama kelapa sawit dan karet. Perusahaan melakukan pengolahan hasil tanaman dari kebun sendiri, kebun plasma maupun dari pihak-pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Pengolahan komoditi dan produk dihasilkan di dalam negeri dan hasilnya dipasarkan di dalam negeri maupun diekspor ke luar negeri. Adapun komoditi dan produk


(45)

yang diolah PT Perkebunan Nusantara III ( Persero) Medan berupa komoditi kelapa sawit diolah menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit. Untuk mendukung pemasaran komoditi yang dihasilkan, seluruh BUMN perkebunan di Indonesia telah membentuk PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT. KPBN) yang berkedudukan di Jakarta-Indonesia. PT. KPBN dibentuk untuk menjadi pusat pemasaran komoditi utama PTPN.

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menjadikan minyak sawit dan inti sawit sebagai komoditi utama yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan perusahaan. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menggunakan penjualan dengan istilah pendapatan. Mutu produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.

1. Kelapa Sawit – Minyak Sawit dan Inti Sawit

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan inti sawit sebagai komoditi yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan perusahaan. Mutu produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.

2. Karet – Lateks, Crumb Rubber dan Rubber Smoke Sheet

Di seantero dunia, Sumatera dikenal sebagai penghasil karet bermutu tinggi, lebih dari 54.000 hektar lahan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) diusahakan untuk menghasilkan karet berkualitas terbaik di dunia. Mutu produk RSS-1, SIR-1-, SIR-20 dan lateks pekat mampu menembus pasar


(46)

internasional, disejumlah pabrik ban terbesar seperti Bridgestone, Good Yea r,

Firestone, Hankook dan lainnya.

3. Industri Hilir Karet – Rubber Threads, Rubber Dockfender, Rubber

Article, Rubber Cownat, Conveyor Belt, Rubber Karlet dan Resin

Pabrik industri hilir karet didirikan pada tahun 1965 untuk mengantisipasi perubahan fluktuasi pada karet alam dan persaingan kuat karet sintesis PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sekarang ini memiliki 3 fasilitas pengolahan

yang disebut dengan Rubber Threads, Rubber Dockfender, Rubber Article,

Rubber Cowna f, Coveyor Belt, Rubber Ka rlet dan Resin adalah produk utama

pabrik-pabrik tersebut. Produk perusahaan telah menerima Indonesian Industries

Standa rd (SII) Certifica te, Interna tional Quality Certificate ISO 9001: 2000 dan ISO 14001 1996, TUV dan OCOTEX.

E. Kinerja Usaha Terkini

Kinerja perusahaan tahunan tahun 2013 berdaskan Nomor Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:KEP-100/MBU/2002 tanggal 04 Juni 2002 dan Keputusan RUPS PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun Buku 2013, tanggal 17 Januari 2013 dan Surat Persetujuan Revisi RKAP

Nomor:S-634/MBU/2013 tanggal 09 Oktober 2013 adalah sehat – AA (double A)


(47)

1. Nilai skor aspek keuangan 61,50

2. Nilai skor aspek operasional 13,00

3. Nilai skor aspek administrasi 15,00

Total nilai skor 89,50

Berdasarkan hasil penilaian diatas, tingkat kesehatan perusahaan untuk

tahun 2013 dikategorikan sehat AA (double A) dengan total nilai skor 89,50.

1. Laporan posisi keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan entitas

anak (konsolidasi) per 31 Desember 2013 ditutup dengan total aset dan liabilitas/ekuitas sebesar Rp 11.016,57 milyar, dibanding RKAP-P per 31 Desember 2013 sebesar Rp 12.093,48 milyar berada dibawah Rp 1.076,91 milyar atau 8,90% dan dibanding pe 31 Desember 2012 sebesar Rp 10.208,93 milyar mengalami peningkatan sebesar Rp 807,64 milyar atau 7,91%.

2. Jumlah penerimaan penjualan (termasuk anak perusahaan) dalam tahun

2013 mencapai Rp 5.732.518 juta dan laba PT Perkebunan Nusantara III dan entitas anak (konsolidasi) sebelum PPh sebesar Rp 601.188 juta dan laba setelah PPh sebesar Rp 367.304 juta.

3. Pencapaian laba komoditi karet dan kelapa sawit tahun 2013 memberikan

kontribusi masing-masing sebesar 6,45% dan 93,55% terhadap total laba (rugi) konsolidasi sebelum PPh.


(48)

4. Penerimaan devisa dari penjualan produksi tahun 2013 sebesar USD$ 71.318.020,81 atau setara Rp 735.873.128.093.

5. Penerimaan negara dari pasal 29 (kini) atas laba operasional tahun 2013

sebesar Rp 55.924 juta dari dividen atas pembagian laba tahun 2012 sesuai keputusan RUPS dan Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:S-756/MBU/2013 tanggal 20 Desember 2013 sebesar Rp 311.818 juta.

6. Disamping perusahaan memperoleh keuntungan, juga memperluas lapangan

kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat serta meningkatkan taraf hidup karyawan dan petani.

F. Rencana Usaha

Rencana kegiatan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan tertuang dalam strategi usaha tahun 2013 dan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Strategi usaha 2013, yaitu:

1. Menjalin dan mengembangkan hubungan sinergi yang efektif dengan mitra

strategik untuk mewujudkan peluang bisnis.

2. Melaksanakan manajemen berorientasi pasar, sensitif terhadap

kecenderungan industri dan pergerakan pasar, mencermati pesaing.

3. Mematuhi aturan SHE-Sa fety, Health dan Environment-keselamatan,


(49)

4. Melaksanakan keunggulan operasional agar perusahaan menjadi cost effective.

5. Membangun budaya kerja yang kondusif dengan melaksanakan tata nilai dan

paradigma baru.

Rencana Jangka Panjang (RJP) PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tahun 2010-2014 (sebelum RUPS) disusun selain untuk memenuhi permintaan pemegang saham, sesuai Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No:KEP-102/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, juga merupakan rencana strategis perusahaan, misalnya pada laporan posisi keuangan.


(50)

BAB III

SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN

A. Deskripsi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur prosedur yang saling berhubungan yang disususn sesuai skema yang meyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.

Menurut Mulyadi (2001;106)

“Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengolahan perusahaan. Sistem akuntansi aktiva tetap dirancang untuk menangani transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap perusahaan”.

Aktiva tetap pada PT PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN terdiri dari asset tanaman , aset non tanaman, bangunan rumah, bangunan perusahaan, mesin, dan instalasi jalan, jembatan dan saluran air ,alat pengangkutan, alat alat pertanian dan inventaris kecil dan instalasi persemaian dan asset lain seperti HGU,HGB Beban Penelitian&Pengembangan dan beban sertifikasi

Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, diperoleh perusahaan untuk


(51)

melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, dan bukan bertujuan untuk dijual kembali, bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan. Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva aktiva tetap disebut dengan

aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets). Aktiva tetap meliputi aktiva yang

tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan aktiva yang dapat disusutkan

(depreciable),mencakup tanah/hak atas tanah, bangunan, mesin seerta peralatan lainnya ataupun sumber-sumber alam.

Menurut Sofyan Syafri (1999;221)

“aktiva tetap lazimnya dicatat sejumlah harga perolehannya. Aktiva tetap dicantumkan dineraca dalam lajur assets (aktiva) dengan judul land,

building & equipment atau plant & equipment, fixed assets, property and

equipment atau aktiva lain-lain”.

B. Faktor-Faktor Penyusutan Akuntansi Aktiva Tetap

Sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun oleh PT PERKEBUNAN NUSANTARA III diproses dengan menggunakan mesin-mesin mulai dari mesin pembukuan yang sederhanasampai dengan komputer. Penyusunan system akuntansi aktiva tetap untuk suatu perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang penting sebagai berikut:

1. Sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun harus memenuhi prinsip cepat


(52)

diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan, dan dengan kualitas yang sesua.

2. Sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun harus memenuhi prinsip aman

yang berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan. Untuk dapat menjaga keamanan harta milik perusahaan maka sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengawasan intern.

3. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti

bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal, dengan kata lain dipertimbangkan cost dan benefit dalam menghasilkan suatu informasi.

C. Jenis-jenis Aktiva Tetap

Jenis aktiva tetap di setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Secara umum, penggolongan aktiva tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu:

a. Substansi

Substansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Aktiva Berwujud (Tengible Fixed Asset)


(53)

2. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Fixed Asset)

Contohnya : Goodwill, Paten, Copy Right, Frenchise, Dan lainnya. b. Umur

Penggolongan aktiva tetap dari segi umur berguna untuk mengetahui apakah aktiva tetap tersebut perlu disusutkan atau tidak dari harga perolehannya, karena aktiva tetap itu berbeda-beda umurnya. Ada yang umurnya tidak terbatas dan ada pula yang terbatas umurnya. Dan biasanya kebanyakan aktiva tetap itu memiliki umur yang terbatas.

Penggolongannya adalah sebagai berikut :

1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti : Tanah untuk letak

perusahaan, pertanian, dan perternakan.

2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa

penggunaannya bias digantikan dengan aktiva yang sejenis, seperti bangunan, mesin, alat alat, mebel, kendaraan, dan lain-lain.

3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas apabila sudah habis masa

penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva lain yang sejenis, seperti : Sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain. c. Disusutkan atau Tidak Disusutkan

Penggolongan aktiva dari segi disusutkan atau tidak disusutkan biasanya dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan dari aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai selama masa


(54)

manfaatnya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan. Dan aktiva tetap yang tidak mengalami penurunan nilai tidak dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya. Adapun penggolongannya sebagai berikut: 1. Deprecia ted Plant Assets (Aktiva tetap yang disusutkan) yaitu aktiva

tetap yang disusutkan, seperti : bangunan, peralatan, mesin, inventaris, jalan, dan sebagainya.

2. Undepreciated Plant Assets (Aktiva tetap yang tidak disusutkan) yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan, seperti : Tanah

d. Berdasarkan Jenisnya

Aktiva tetap banyak ragamnya, maka aktiva tetap dapat pula dibagi berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut:

1. Tanah

Tanah adalah bidang terhampar baik yang merupakan tempat berdirinya bangunan maupun lahan yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang diatasnya didirikan bangunan, pencatatannya harus dipisahkan dari lahan itu sendiri khususnya bangunan yang di anggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya dapat digolongkan kedalam nilai lahan.

Untuk memperoleh tanah tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya akuisisi aktiva tetap, yang meliputi:


(55)

a. Harga beli

b. Ijin dari pemerintah

c. Komisi pialang

d. Fee nama baik

e. Biaya survey

2. Tanah

Bangunan atau gedung adalah segala bangunan yang dimiliki perusahaan yang berdiri diatas bumi ini baik diatas tanah air seperti gedung kantor, toko, gedung pabrik, perumahan, dan bangunan-bangunan lain. Nilai bangunan-bangunan dicatat sebesar harga bangunan-bangunan itu siap dipergunakan. Pencatatanya harus terpisah dari tanah yang menjadi lokasi gedung itu.

Biaya yang timbul dari perolehan bangunan maupun gedung, antara lain:

a. Fee arsitek

b. Biaya asuransi

c. Ijin dari pemerintah

d. Bea balik nama

3. Mesin

mesin adalah alat mekanis yang dikuasai perushaan dalam kegiatan proses produksi seperti mesin pabrik, mesin pembangkit, dan mesin-mesin lainya yang dipergunakan dalam proses produksi. Mesin


(56)

termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan.adapun biaya yang di tanggung perushaan untuk memperoleh mesin tersebut adalah :

a. Pengujian sebelum digunakan.

b. Sewa mesin

Kendaraan

Kendaraann adalah sarana angkutan orang atau barang yang dimiliki perusahaan untuk kegiatan operasional. Kelompokaktiva tetatp yaitu : semua jenis kendaraan seperti alat pengagnkutan , meliputi : truk, traktor, forklift, mobil, sepeda motor, dan sebagainya. 4. Inventaris/Peralatan

Peralatan dapat menunjang jalannya kegiatan operasional alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan yang dapat menunjang jalannya kegiatan operasional suatu perusahaan seperti investaris gedung dan lain-lain. Biaya akuisisi untuk memperolehnya antara lain:

a. Reparasi pembelian (peralatan bekas)

b. Penyesuaian pembelian (peralatan bekas)

5. Inventaris Kantor

Inventaris kantor yaitu alat-alat yang dipakai sebagai pendukung kegiatan dan kelancaran proses operasional suatu perushaan. Inventaris kantor dapat berupa :

a. Mesin tik


(57)

c. Perabot kantor

d. Meja tulis

e. Telepon

f. Pulpen

g. Pensil

h. Penggaris

i. Dan lain-lain

6. Perabot

Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium membuat klasifikasi khusus prasarana, seperti jalan, jembatan, roil, pagar, dan sebagainya sebagai aktiva tetap.

Ada beberapa jenis aktiva yang dimiliki PT PERKEBUNAN NUSANTARA III antara lain :

a. Tanah

b. Bangunan

c. Mesin

d. Kendaraan

e. Peralatan kantor

f. Komputer


(58)

D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Bersamaan dengan berlalunya waktu, semua aktiva tetap kecuali tanah, akan kehilangan kemampuannya menghasilkan jasa. Dengan demikian, harga perolehan aktiva semacam ini harus dipindahkan ke perkiraan beban secara teratur selama masa manfaatnya yang diharapkan. Penurunan manfaat secara periodik ini disebut penyusutan (depreciation).

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16.2) :

“ Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat”.

Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan manfaat dibagi dalam dua kategori, yaitu :

1. Penyusutan Fisik

Penyusutan yang mencakup keusangan karena pemakaian dan keausan karena pemakaian dan keausan karena gerakan elemen-elemen. 2. Penyusutan Fungsional

Penyusutan yang meliputi ketidak-layakan (inadequancy) dan


(59)

Suatu aktiva tetap dikatakan tidak layak lagi apabila kemampuannya unutk memenuhi permintaan peningkatan produksi tidak memadai lagi. Ada beberapa metode yang biasanya dipergunakan untuk menentukan besarnya penyusutan aktiva tetap, yaitu :

1. Metode garis lurus

Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi unsure aktiva tersebut. Untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga pembelian aktiva dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur ekonomis yang ditaksir. Atau dengan rumus:

Ha rga perolehan – nilai ekonomis Umur ekonomis

Contoh : sebuah mesin cetak tangan dibeli dengan harga Rp 3.900.000, umur ekonomis diperkirakan 5 tahun, nilai residu ditaksir Rp 645.000. Maka beban penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut :

Rp 3.900.000 – Rp 645.000 5

= Rp 651.000

Apabila disusun jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi akan tampak :

Beban penusutan mesin Rp 651.000


(60)

2. Metode Saldo Menurun Berganda

Metode saldo mnurun menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aktiva itu. Cara menghitung beban penyusutan yaitu dengan menggunakan presentase penyusutan yang tetap, dihitung dari nilai buku (harga perolehan akumulasi penyusutan)

Contoh : sebuah aktiva tetap yaitu peralatan kantor dimiliki dengan harga perolehan Rp 30.000.000 nilai residu Rp 10.000.000, umur ekonomis 10 tahun.

Rp 30.000.000 – Rp 10.000.000 10

= Rp 2.000.000 Tarif Ganda = 100%

10 = 20%

Maka besarnya penyusutan setiap tahu, dapat dihitung sebagai berikut : Tahun I = 20% X Rp 30.000.000 = Rp 6.000.000

Tahun II = 20% X( Rp 30.000.000 – Rp 6.000.000) = Rp 19.200.000

Tahun III = 20% X (Rp 24.000.000 – Rp 19.200.000) = Rp 3.480.000


(61)

3. Metode Satuan Unit Produksi

Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap periode akuntansi dihitung berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu aktiva. Dengan demikian, besarnya beban penyusutan tiap-tiap periode belum tentu sama.

Contoh : Harga beli sebuah mesin Rp 12.000.000 dan nilai residu Rp 2.000.000. Selama umur produksi diperkirakan dapat menghasilkan 80.000 unit produk.

Maka beban penyusutan per satuan produksi :

Rp12.000.000 – Rp 2.000.000

80.000 =Rp 125

Berdasarkan contoh diatas, apabila selama periode pertama mesin itu dapat menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban penyusutan adalah 10.000 X Rp 125 = Rp 1.250.000. Pada tahun berikutnya, mesin tersebut dapat menghasilkan 9.000 unit produk, maka besarnya beban penyusutan = 9.000 X Rp 125 = Rp 1.125.000.

4. Metode Jumlah Angka Tahun

Metode jumlah angka tahun memberikan hasil yang sama seperti yang dihasilkan metode saldo menurun. Beban penyusutan penyusutan periode akan menurun secara tetap sepanjang umur estimasi itu karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun terhadap harga perolehan


(62)

aktiva tetap dikurangi estimasi nilai residu, semakin kecil. Jumlah angka tahun dihitung dengan rumus :

Jumlah angka tahun = =

N = Lama penyusutan (umur ekonomis aktiva)

Contoh : jika harga beli sebuah aktiva Rp 15.500.000 dan nilai residu Rp 500.000 dengan umur ekonomis 5 tahun.

Maka penyusutan tiap tahun adalah :

Tahun I = 5/15 X (Rp 15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 5.000.000 Tahun II = 4/15 X (Rp 15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 4.000.000 Tahun III = 3/15 X (Rp 15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 3.000.000 Tahun IV = 2/15 X (Rp 15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 2.000.000 Tahun V = 1/15 X (Rp 15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 1.000.000 Pada PT PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN, semua aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode penyusutan garis luru/straight line method. Dengan metode ini diasumsikan besarnya biaya penyusutan tiap periode akan tetap sama sepanjang aktiva tetap masih digunakan dalam operasi perusahaan. Nilai buku aktiva tetap akan semakin menurun akibat adanya alokasi, akan tetapi apabila terhadap aktiva tetap diadakan perbaikan yang dapat memperpanjang umur aktiva tetap diadakan perbaikan yang dapat memperpanjang umur aktiva tetap tersebut, maka jumlah penyusutan akan berubah.


(63)

E. CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP DAN PENGHAPUSAN AKTIVA TETAP

I. CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP

Proses perolehan disini dimaksudkan mulai sejak pembelian, pengangkutan aktiva itu, pemasangan, sampai aktiva itu siap untuk dipakai dalam proses kegiatan. Aktiva tetap dapat diperoleh melalui berbagai cara, misalnya:

1. Pembelian Tunai

2. Pembelian dengan harga tergabung

3. Pembelian angsuran

4. Sewa guna usaha

5. Pertukaran dengan aktiva lain

6. Pertukaran dengan sekuritas

7. Dibangun sendiri

8. Donasi atau Sumbangan

1. Pembelian Tunai

Nilai perolehan aktiva tetap yang di dapat melalui transaksi pemeblian tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar dalam transaksi dan pengeluaran-pengeluaran lain yang terjadi dalam hubungannya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva hingga siap digunakan oleh perusahaan. Suatu kerugian harus


(64)

diakui apabila ada potongan tunai yang ditawarkan tetapi tidak dimanfaatkan.

2. Pembelian dengan harga tergabung

Perusahaan bias saja membeli beberapa aktiva tetap yang berlainan jenis dengan harga tergabung. Praktik akuntansi yang lazim menggunakan pendekatan sebagai berikut : jika berbagai aktiva diperoleh dengan harga tergabung, maka nilai perolehan dari masing-masing aktiva ditetapkan sebesar harga pasarnya menurut penilaian dari penaksir yang bebas dan ahli.

3. Pembelian Angsuran

Beberapa jenis aktiva tetap bisa saja diperoleh melalui pembelian secara kredit berjangka panjang dengan program pembayaran secara angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari.

4. Sewa guna usaha pembiayaan

Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk satu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha.


(65)

Ada dua kemungkinan yang sering digunakan:

a. Sewa guna usaha dianggap sebgai persetujuan sewa menyewa .

adalah kegiatan sewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk mempunyai hak opsi untuk memebeli objek sewa guna usaha.

b. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi pembelian/penjualan

(finance lea se), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.

5. Pertukaran dengan aktiva lain

Ada dua jenis pertukaran yang teerjadi, yaitu :

a. Pertukaran dengan aktiva yang sejenis

Adalah perolehan aktiva tetap dengan mengadakan pertukaran aktiva tetap yang sama jenisnya. Apabila pertukaran tersebut menimbulkan kerugian maka ruginya dibebankan pada periode terjadinya pertukaran.

b. Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis

Misalny, pertukaran tanah dengan mesin-mesin, gedung dan lain-lain. Perbedaan antara nilali buku aktiva tetap diserahkan dengan nilai yang wajar yang digunakan sebagai dasar perencanaa aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai


(66)

dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi yang terjadi harus diakui sebagai laba rugi pertukaran aktiva tetap.

6. Pertukaran dengan sekuritas

Perusahaan bias mendapatkan aktiva tetapnya melalui pertukaran dengan surat surat berharga atau sekuritas yagn diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang mapun sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan altiva yang didapat melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan:

a. Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi

b. Harga pasar yang didapat

7. Dibangun sendiri

Kadang-kadang perusahaan tidak memenuhi kebutuhan aktiva tetapnya dengan membeli dari pihak lain, tetapi dengan cara membangun atau membuatnya sendiri. Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangung atau membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan untuk menjalakan operasinya:

a. Memanfaatkan fasilitas yang mengaggur

b. Menghemat biaya konstruksi

c. Mencapai standar kualitas kondtruksi yang lebih tinggi


(67)

Seperti halnya aktiva tetap yang didapat melalui pembelian, aktiva yang dibuat atau di bangun sendiri harus dicatat berdasarkan nilai perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang diperlukan untuk membuat dan menempatkan aktiva pada kondisi siap pakai.

8. Donasi atau sumbangan

Di dalam akuntansi, donasi yang diterima atau diberikan kepada pihak lain disebut transfer non- resiprokal, yaitu transfer barang dan jasa satu arah. Terhadap aktiva yang di dapat atau dikorbankan dalam transaksi non respirokal, standar akuntansi yang lazim menetapkan harga pasar aktiva harus dipakai sebagai dasar pengukurannya.

Dari beberapa cara perolehan aktiva tetap diatas, PT. PERKEBUNANA NUSANTARA III MEDAN pada umumnya memperoleh aktiva tetap dengan cara pembelian tunai.

II. PENGHAPUSAN AKTIVA TETAP

Perusahaan mengambil suatu kebijakan untuk penggantian aktiva tetap dikarenakan aktiva tersebut tidak dapat lagi dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat

ditarik dari pemakaian. Penarikan (retriment) tersebut dapat dilakukan dengan


(68)

1. Dengan Cara Dibuang

Suatu aktiva tetap dibuang disebabkan aktiva tetap tersebut adalah tidak lagi memiliki nilai residua tau nilai pasar. Apabila suatu aktiva belum disusutkan sepenuhnya, maka penyusutan terlebih dahulu dicatat sebelum aktiva dibuang dan dihapus dari catatan akuntansi.

2. Dengan Cara Dijual

Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap yang sama dengan ayat jurnal yang telah di ilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima juga harus dicatat.

3. Dengan Cara Tukar Dengan Aktiva Lain Keuntungan dari pertukaran :

Jika nilai tukar tambah melebihi nilai buku aktiva lama yang ditukarkan dan tidak ada keuntungan yang diakui, maka biaya atau harga pokok yang dicatat untuk aktiva tetap baru dapat di tentukan dengan salah satu cara berikut :

a. Biaya aktiva baru = Harga aktiva baru – keuntungan yang tidak


(69)

b. Biaya aktiva baru = Harga aktiva baru + keuntungan yang tidak diakui

Keuntungan penukaran aktiva tetap sama tidak diakui untuk pelaporan keuangan dan untuk tujuan pajak penghasilan federal

Kerugian dari pertukaran :

Kerugian pertukaran aktiva sejenis untuk tujuan pelaporan keuangan diakui jika nilai tukar tambah lebih rendah dari nilai buku peralatan lama. Apabila terjadi kerugian, biaya yang dicatat untuk aktiva abru adalah harga pasar aktiva tersebut. PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN melakukan penggantian aktiva tetap dengan cara dilelang.


(70)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap sistm akuntansi aktiva tetap pada PT PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem akuntansi aktiva tetap telah dijalankan dengan efektif yang mana PT

Perkebunan Nusantara III Medan memperoleh asset tetapnya dengan cara pembelian tunai, sehingga harga perolehan asset tetap lebih murah disbanding dengan perolehan secara angsuran/kredit.

2. Sistem akuntansi aktiva tetap atas perolehan asset tiap-tiap bagian pada PT

Perkebunan Nusantara III Medan telah dilakukan sesuai prosedur yang mana asset tersebut telah mendapat persetujuan dari pimpinan instansi dan pemerintah.

3. Metode penyusutan yang diterapkan oleh instansi sudah efektif, dimana

dalam penyusutan asset tetapnya menggunakan metode garis lurus yang dianggap lebih sederhana dan mudah diterapkan untuk semua jenis asset tetap yang didasarkan atas pertimbangan dan alasan yang layak dan sesuai dengan kebijakan pemerintah yang pada umumnya menggunakan metode garis lurus.


(71)

4. Sistem akuntansi aktiva tetap di perusahaan ini sudah di jalankan dengan baik dan benar yang mana masing masing dicantumkan kondisi asset beserta jumlahnya. Kepala bagian pun bertanggung jawab atas asset tetap tersebut. Asset tetap elektronik yang penggunannya oleh karyawan diberikan kepada karyawan yang benar benar ahli dalam asset tersebut ataupun telah diberi pelatihan khusus atas penggunaan asset tersebut

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan melihat keadaan yang ada pada perusahaan, penulis mencoba untuk memberikan saran-saran yang mungkin berguna bagi PTPerkebunan Nusantara III Medan. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sebaiknya PT Perkebunan Nusantara III Medan memberikan perhatian kecil

berupa perwatan terhadap aset tetap yang masih memiliki nilai pasar, namun jarang digunakan agar estimasi nilainya tidak berkurang jauh.

b. Sebaiknya tata leta aset tetap yang tidak difungsikan lagi dimuat dalam satu

ruangan khusus serta dikelompokan berdasarkan jenis asetnya, sehingga pengendalian terhadap aset yang tidak digunakan lagi dapat dilakukan dengan mudah.

c. Sebaiknya PT Perkebunan Nusantara III Medan mempertimbangkan metode

penyusutan yang lain untuk beberapa aset tetap seperti kendaraan bermotor dan mobil yang diperkirakan memiliki masa manfaat yang cukup lama


(72)

dengan perwatan yang baik ataupun laptop yang sewaktu-waktu dapat digantikan dengan perubahan teknologi yang semakin hari semakin berkembang.

d. Sebaiknya aset tetap yang dipercayakan kepada karyawan diikut sertakan

pencatatan dalam kartu aset tiap ruangan beserta kondisinya agar dapat diketahui dengan jelas

e. Sebaiknya diadakan pengecekan fisik atas seluruh aset tetap PT Perkebunan

Nusantara III Medan setiap bulannya agar dapat mengetahui perkembangan kondisi aset tiap periode dengan mudah.


(73)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K dan Milton F. Usry. 2014.Akuntansi Bia ya , Penerjemah : Krista,

Buku 1, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Dalman, 2011, Menulis Karya Ilmiah, Penerbit : PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta.

Maltz, Adolf dan Milton F. Usry.2003.Akuntansi Biaya : Perencanaan dan

Pengenda lian, Penerjemah : Gunawan Hutauruk, Jilid I, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Mulyadi, 2002.Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Penerbit : Salemba Empat,

Jakarta.

Sutomo, Bambang dan Nur Indriyantoro.2002.Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan

Kedua, BPFE UGM, Yogyakarta.

Syafri, M.Sofyan.1999.Budgeting : Pengangga ran Perencanaan Lengkap,

Cetakan Pertama, PT. Pustaka Quantum, Jakarta.

Warren, Reeve, Fess, 2006, Pengantar Akuntansi, Edisi Ke-21, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.


(1)

1. Dengan Cara Dibuang

Suatu aktiva tetap dibuang disebabkan aktiva tetap tersebut adalah tidak lagi memiliki nilai residua tau nilai pasar. Apabila suatu aktiva belum disusutkan sepenuhnya, maka penyusutan terlebih dahulu dicatat sebelum aktiva dibuang dan dihapus dari catatan akuntansi.

2. Dengan Cara Dijual

Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap yang sama dengan ayat jurnal yang telah di ilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima juga harus dicatat.

3. Dengan Cara Tukar Dengan Aktiva Lain Keuntungan dari pertukaran :

Jika nilai tukar tambah melebihi nilai buku aktiva lama yang ditukarkan dan tidak ada keuntungan yang diakui, maka biaya atau harga pokok yang dicatat untuk aktiva tetap baru dapat di tentukan dengan salah satu cara berikut :

a. Biaya aktiva baru = Harga aktiva baru – keuntungan yang tidak diakui


(2)

b. Biaya aktiva baru = Harga aktiva baru + keuntungan yang tidak diakui

Keuntungan penukaran aktiva tetap sama tidak diakui untuk pelaporan keuangan dan untuk tujuan pajak penghasilan federal

Kerugian dari pertukaran :

Kerugian pertukaran aktiva sejenis untuk tujuan pelaporan keuangan diakui jika nilai tukar tambah lebih rendah dari nilai buku peralatan lama. Apabila terjadi kerugian, biaya yang dicatat untuk aktiva abru adalah harga pasar aktiva tersebut. PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN melakukan penggantian aktiva tetap dengan cara dilelang.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap sistm akuntansi aktiva tetap pada PT PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem akuntansi aktiva tetap telah dijalankan dengan efektif yang mana PT Perkebunan Nusantara III Medan memperoleh asset tetapnya dengan cara pembelian tunai, sehingga harga perolehan asset tetap lebih murah disbanding dengan perolehan secara angsuran/kredit.

2. Sistem akuntansi aktiva tetap atas perolehan asset tiap-tiap bagian pada PT Perkebunan Nusantara III Medan telah dilakukan sesuai prosedur yang mana asset tersebut telah mendapat persetujuan dari pimpinan instansi dan pemerintah.

3. Metode penyusutan yang diterapkan oleh instansi sudah efektif, dimana dalam penyusutan asset tetapnya menggunakan metode garis lurus yang dianggap lebih sederhana dan mudah diterapkan untuk semua jenis asset tetap yang didasarkan atas pertimbangan dan alasan yang layak dan sesuai dengan kebijakan pemerintah yang pada umumnya menggunakan metode garis lurus.


(4)

4. Sistem akuntansi aktiva tetap di perusahaan ini sudah di jalankan dengan baik dan benar yang mana masing masing dicantumkan kondisi asset beserta jumlahnya. Kepala bagian pun bertanggung jawab atas asset tetap tersebut. Asset tetap elektronik yang penggunannya oleh karyawan diberikan kepada karyawan yang benar benar ahli dalam asset tersebut ataupun telah diberi pelatihan khusus atas penggunaan asset tersebut

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan melihat keadaan yang ada pada perusahaan, penulis mencoba untuk memberikan saran-saran yang mungkin berguna bagi PTPerkebunan Nusantara III Medan. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut: a. Sebaiknya PT Perkebunan Nusantara III Medan memberikan perhatian kecil

berupa perwatan terhadap aset tetap yang masih memiliki nilai pasar, namun jarang digunakan agar estimasi nilainya tidak berkurang jauh.

b. Sebaiknya tata leta aset tetap yang tidak difungsikan lagi dimuat dalam satu ruangan khusus serta dikelompokan berdasarkan jenis asetnya, sehingga pengendalian terhadap aset yang tidak digunakan lagi dapat dilakukan dengan mudah.

c. Sebaiknya PT Perkebunan Nusantara III Medan mempertimbangkan metode penyusutan yang lain untuk beberapa aset tetap seperti kendaraan bermotor dan mobil yang diperkirakan memiliki masa manfaat yang cukup lama


(5)

dengan perwatan yang baik ataupun laptop yang sewaktu-waktu dapat digantikan dengan perubahan teknologi yang semakin hari semakin berkembang.

d. Sebaiknya aset tetap yang dipercayakan kepada karyawan diikut sertakan pencatatan dalam kartu aset tiap ruangan beserta kondisinya agar dapat diketahui dengan jelas

e. Sebaiknya diadakan pengecekan fisik atas seluruh aset tetap PT Perkebunan Nusantara III Medan setiap bulannya agar dapat mengetahui perkembangan kondisi aset tiap periode dengan mudah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K dan Milton F. Usry. 2014.Akuntansi Bia ya , Penerjemah : Krista, Buku 1, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Dalman, 2011, Menulis Karya Ilmiah, Penerbit : PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta.

Maltz, Adolf dan Milton F. Usry.2003.Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengenda lian, Penerjemah : Gunawan Hutauruk, Jilid I, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Mulyadi, 2002.Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Sutomo, Bambang dan Nur Indriyantoro.2002.Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, BPFE UGM, Yogyakarta.

Syafri, M.Sofyan.1999.Budgeting : Pengangga ran Perencanaan Lengkap, Cetakan Pertama, PT. Pustaka Quantum, Jakarta.

Warren, Reeve, Fess, 2006, Pengantar Akuntansi, Edisi Ke-21, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.