Sistem Pengendalian Aktiva Tetap pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

(1)

1

SISTEM PENGENDALIAN AKTIVA TETAP PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

SHINTA M SINAGA NIM. 122101136

GunaMemenuhi Salah SatuSyaratUntukMenyelesaikan PendidikanPada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera

Puji dan Syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Pengendalian Aktiva Tetap pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Tugas akhir ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Dipoloma III Program Studi Manajemen Keuangan di Universitas Sumatera Utara.

Terselesainya tugas akhir ini tentunya tak lepas dari dorongan dan uluran tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salah kiranya bila penulis mengungkapkan rasa terima kasih dan apresiasi kepada:

1. Prof. Dr. Azhar Maksum, SE., M.ec., Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Ketua Program Studi DIII-Manajemen Keuangan, Ibu Dr, Yeni Absah, SE, M.Si.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis hingga selesainya tugas akhir ini.

4. Kepada Bapak dan Ibu Dosen serta para staff karyawan Universitas Sumatera Utara.


(4)

5. Kepada Bapak dan Ibu seluruh Staff Karyawan PT Perkebunan Nusantara III yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

6. Kepada ayahanda tersayang R. Sinaga dan Ibunda tercinta L. Manurung yang selalu memberikan semangat serta kasih sayang dan doanya. 7. Kepada bang Chandra Sinaga dan eda Eva Nainggolan, bang Hitler

Sinaga, bang Boyke sinaga.

8. Kepada keluarga kedua saya yaitu TEATER O USU yang sudah

memberi semangat dan dorongan kepada penulis.

9. Kepada sahabat saya, Lusi panjaitan, Nirwana Sembiring, Refianna Idorimta Sitaggang, Novita Sari Sinaga, Nora Sihombing, Ayu Dyah. 10. Dan juga kepada teman-teman tersayang dan adik-adik yang saya

sayangi yang ada di kampus Universitas Sumatera Utara,

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang demi menyempurnajan Tugas Akhir ini Dan semoga Tugas akhir ini dapat bermamfaat bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkan.

Medan, Juni 2015

Penulis

Shinta M Sinaga


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR BAGAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangmasalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 3

C. TujuanPenelitian ... 4

D. MamfaatPenelitian ... 4

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN ... 5

A. SejarahdanKegiatan Perkebunan Nusantara III (Persero) ... 5

B. StrukturOrganisasi Perusahaan ... 14

C. Job Describtion and Job Specification ... 16

D. Kegiatan Usaha ... 27

E. KinerjaTerkini ... 30

BAB III PEMBAHASAN ... 32

A. PengertianAktivaTetap ... 32

B. Jenis-JenisAktivaTetap ... 33

C. SistemPengendalianAktivaTetap ... 38

D. MetodePenyusutan ... 43

E. Cara PerolehanAktivaTetap ... 49

F. SistemPenarikanAktivaTetap ... 54

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 FasilitasPengelolahKaret ... 11 Tabel 2.2 FasilitasKelapaSawit ... 12


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Logo Perusahaan ... 10


(8)

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) ... 14 Bagan 2.2 Struktur Organisasi Bagian Keuangan ... 15


(9)

1 A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan pada umumnya membutuhkan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang akan dijual kepada konsumen. Faktor-faktor produksi ini dikelolah perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut.Salah satu dari faktor produksi tersebut adalah aktiva tetap, aktiva tetap (fixed assets) merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen merupakan aktiva berwujud (tanible assets) karena terlihat secara fisik.Aktiva tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian untuk opeasi normal.

Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai berbagai kegiatan tertentu dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi, yang pada umumnya bertujuan untuk menghasilkan laba yang optimal agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan serta mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi, untuk itu setiap perusahaan harus membuat keputusan yang baik. Keputusan bisnis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pengendalian yang baik untuk mengarahkan operasi perusahaan, melindungi aktiva, dan mencegah penyalahgunaan sistem perusahaan yang telah dibentuk oleh perusahaan.


(10)

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan yang saat ini berorientasi pada tanaman kelapa sawit dan karet dan melakukan kegiatan ekspor dan impor.PT Perkebunan NusantaraIII (Persero) Medan memiliki banyak aktiva tetap seperti tanah, gedung, kendaraan, mesin genset, Air Conditoner, mesin penghancur kertas serta peralatan dan peralatan kebun lainnya. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan tidak dapat menjalankan kegiatan operasional tanpa adanya aktiva tetap tersebut. Karena aktiva tetap memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan.

Mengingat pentingnya aktiva tetap bagi suatu perusahaan khususnya PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan perlu melakukan sistem pengendalian aktiva tetap, seperti harus memperhatikan masalah pada biaya reparasi dan pemeliharaan apakah relative konstan atau semakin meningkat sepanjang umur mamfaat aktiva tetap, oleh karena itu pihak manajemen harus berhati-hati dalam menerapkan kebijakan khususnya jumlah pengeluaran pendapatansebaliknya pengeluaran untuk aktiva di atas jumlah minimal yang harus dikapitalisasi sebagai pengeluaran modal. Penegendalian tersebut juga dilakukan untuk melindungi aktiva dari pencurian,penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat.

Sistem pengendalian merupakan sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedomanpelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu untuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan, dan sampai seberapa jauh dapat dipercayanya data akuntansi.Dengan adanya pengendalian


(11)

dan pengawasan terhadap aktiva tetap, perusahaan dapat mengikhtisarkan seluruh aktiva tetap yang dimilinya yang dapat memberikan keuntungan yang cukup besar bagi perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan tidak melakukan pengendalian dan pengawasa terhadap aktiva tetap perusahaan akan mengalami kerugian berupa penghancuran aktiva, pencurian aktiva, kerusaka imfomasi, dan ganguan sistem imformasi bagi perusahaan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas terlihat jelas begitu besar peran sistem pengendalian atas aktiva tetap bagi suatu perusahaan, maka penulis tertarik untuk mengambil judul dalam tugas akhir yang berjudul “Sistem Pengendalian Aktiva Tetap pada PT Perkebunan Nusantara III (persero)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarlan pada latar belakang diatas maka masalah yang akan dirumuskan oleh penulisdalam tugas akhir ini adalah “Bagaimana sistem pengendalian aktiva tetap yang diterapkan PT Perkebunan Nusantara III?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama peneliti melakukan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian aktiva tetap pada yang diterapkan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.


(12)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

a. Sebagai bahan masukan kepada peneliti agar dapat mempelajari secara langsung mengenai sistem pengendalian aktiva tetapdan dapat menambah ilmu pengetahuan peneliti, serta dapat mengaplikasikan teori-teori yang didapat dari perkuliahan dengan sebenarnya.

b. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi penelitilain yang nantinya dapat bermanfaat sebagai referensi yang berkaitan dengan sistem pengendalian atas aktiva tetap.

c. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medandalam menentukan kebijakan sistem pengendalian aktiva tetap pada masa yang akan datang dari beberapa uraian beserta saran-saran yang diberikan oleh penulis.


(13)

BAB II

PROFIL PTPN III (PERSERO) MEDAN

A. Sejarah dan Kegiatan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berada di Jalan Sei Batang Hari No. 2 Medan. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) selanjutnya disebut perusahaan didirikan berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, dalam rangka restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang perkebunan.

Pemerintah telah melakukan realokasi pengalihan areal perkebunan dibawah BUMN perkebunan, dimana PT. Perkebunan III, IV, V telah dinyatakan bubar sejak tanggal tersebut digabung kedalam perusahaan baru yaitu PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), walaupun substansinya masih meneruskan usaha sebelumnya, dengan perubahan dalam struktur ekuitas (jumlah laba dan saldo laba) dan penambahan serta pengurangan beberapa aset dan kewajiban. Perusahaam didirikan berdasarkan akta No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dari Harun Kamil, SH. Notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C2-8331 HT.01,01.Th. 96 tanggal 8 Agustus 1996, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Okrober 1996, tambahan No. 8674.


(14)

Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 6 tanggal 12 Agustus 2008 dari Syafril Gani, SH, M.Hum, notaris dikota Medan, mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan dengan ketentuan Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2005 tentang pendirian, pengurusan, pengawasan dan pembubaran Badan Usaha Milik Negara, akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. AHU 73169.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 14 Oktober 2008.

Pada saat ini PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki lahan perkebunan yang didukung dengan pabrik pengelohan untuk masing-masing komoditi. Lahan perkebunan persero terbesar di 6 (enam) daerah tingkat II di Provinsi Sumatera Utara yaitu Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Sampai dengan tahun 2009, luas lahan yang dikelola mencapai 159.655.87 ha yang terdiri dari tanaman karet seluas 37.788.31 ha, tanaman kelapa sawit seluas 105.026.89 ha dan areal lain-lain seluas 16.840.67 ha, yang didukung oleh 11 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan total Kpasitas 423.33 ton Tandan buah segar (TBD) / jam, 8 unit Pabrik Pengelolahan Karet (ppk) dengan kapasitas 142,41 ton karet kering (KK) / hari.


(15)

Perseroan melakukan pengelohan hasil tanaman dari kebun sendiri, kebun PIR Plasma maupun dari pihak – pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dengan bentuk produk sebgai berikut :

1. Komoditi Karet

Di seantero dunia, Sumatera dikenal sebagai penghasil karet bermutu tinggi, lebih dari 38,000 hektar lahan karet PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) diusahakan untuk menghasilkan karet kualitas terbaik di dunia. Mutu produk RSS-1, SIR-10, SIR-20 dan Lateks Pekat mampu menembus pasar Internasional, disejumlah pabrik ban terbesar seperti Bridgestone, Good Year, Firestone, Han Kook dan lainnya.


(16)

Tabel 2.1 Komoditi Karet

Pabrik Pengolah Karet

(PPK) Mutu Produk

Kapasitas Olah (Ton Karet Kering /Hari)

PPK Gunung Para Ribbed Smoked Sheet 16.8

Crumb Rubber 30

PPK Sarang Giting Ribbed Smoked Sheet 11

PPK Mambang Muda Lateks Pekat 30

Crumb Rubber 30

PPK Rantau Prapat Ribbed Smoked Sheet 12

PPK Sei Silau Ribbed Smoked Sheet 12

PPK Bandar Betsy Ribbed Smoked Sheet 16

PPK Rambutan Lateks Pekat 30

PPK Hapesong Ribbed Smoked Sheet 12

Jumlah Kapasitas Ribbed Smoked Sheet 79.8 Crumb Rubber 60 Lateks Pekat 60


(17)

2. Komoditi Kelapa Sawit

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan inti sawit sebagai komoditi utama yang memberikan konstribusi besar bagi pendapatan perusahaan. Produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan Perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli dengan mutu yang dihasilkan Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel Oil (PKO), Palm Kernel (PK) dan Palm Kernel Meal (PKM).

Fasilitas pengolah kelapa sawit sebagai berikut :

Tabel 2.2

Komoditi Kelapa Sawit

Pabrik Pengolah Kelapa Sawit (PKS) Kapasitas(Ton TBS/Jam)

Rambutan 30

Sei Mangkei 75

Sei Silau 60

Aek Nabara Selatan 60

Sisumut 30

Aek Torop 60

Aek Raso 30

Torgamba 60

Sei Baruhur 30

Sei Daun 60

Sei Meranti 60

Hapesong 30

Jumlah Kapasitas 585


(18)

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) memasarkan hasil komoditas kelapa sawit dan karet ke pasar lokal dan luar negeri melalui di Jakarta.

Logo Perusahaan

Gambar 2.1

Sumber : PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

Makna Logo PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

1) Gambar 12 helai daun Kelapa Sawit di sebelah kiri bola dunia dan 7 urat pada daun karet yang berwarna hijau di sebelah kanan bola dunia, melambangkan bahwa PTPN III memiliki 12 Paradigma Baru dan 7 Strategi Bisnis yang saling mendukung agar tercapai tujuan PTPN III, yaitu selalu menjadi Perusahaan Perkebunan terbaik dengan Team Work yang Solid dan Inovatif, serta ditunjang dengan Green Technology, Green Business dan ramah lingkungan.


(19)

2) Gambar 5 garis lintang horizontal dan vertikal yang berwarna biru, melingkari bola dunia, melambangkan bahwa PTPN III memiliki Tata Nilai dan harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi yang berkembang, agar selalu menjadi yang terdepan dalam peningkatan usaha.

3) Gambar 2 Meteor yang mengelilingi bumi sehingga membentuk angka 3,

melambangkan PTPN III bergerak dinamis dengan semangat yang tinggi untuk menguasai pasar global. Meteor yang berwarna putih bermakna produksi Lateks dan Produk turunannya sedangkan yang berwarna Orange adalah produksi CPO beserta turunannya, yang memancar tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia.

Secara keseluruhan logo baru ini adalah lambang dari niat dan motivasi tinggi seluruh personal PTPN III, untuk mewujudkan VISI dan MISI PTPN III yang telah dicanangkan bersama, dengan ditunjang dengan 5 TATA NILAI, 12 PARADIGMA BARU dan 7 STRATEGIS BISNIS yang dimiliki PTPN III.

Visi, dan Misi Perusahaan

Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan agro – bisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis yang terbaik.


(20)

Misi Perusahaan

1. Mengembangkan Industri Hilir berbasis perkebunan secara

berkesinambungan

2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan

3. Memperlakukan karyawan sebagai Asset Strategic dan mengembangkan

secara optimal

4. Menjadi perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis

5. Memotifasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas

6. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

Tata Nilai

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) meliliki komitmen untuk menjunjung tinggi integritas profesional dan melaksanakan tata nilai yang berbasis :

a. Proactivity (Proaktif) – selalu bersikap proaktif dengan penuh inisiatif dan mengevaluasi resiko yang mungkin terjadi

b. Excellence (Terbaik) – selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha bekerja keras untuk hasil maksimal sesuai kompetensi kita

c. Team work (Kerjasama) – selalu mengutamakan kerjasama tim, agar mampu menghasilkan sinergi optimal bagi perusahaan


(21)

d. Innovation (Perubahan) – Selalu menghargai kreativitas dan menghasilkan inovasi dalam metode baru dan produk baru

e. Responbility (Bertanggung jawab) - Selalu bertanggung jawab atas akibat keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Sebuah perusahaan yang besar maupun kecil tentunya sangat memerlukan adanya struktur organisasi perusahaan, yang menerangkan kepada seluruh karyawan untuk mengerti apa tugas dan batasan-batasan tugasnya, kepada siapa dia bertanggung jawab sehingga pada akhirnya aktivitas akan berjalan secara sistematis dan terkoordinir dengan baik dan benar.Dalam struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan,sumber wewenangnya berasal dari Direktur Utama selanjutnya didelegasikan kepada direktur terkait yang terdiri dari emvertical dan mencerminkan hubungan antara bagian-bagian yang horizontal.

Uraian Struktur Organisasi pada PTPerkebunan Nusantara III(Persero)Medan adalah sebagai Berikut :


(22)

Bagan 2.1


(23)

Gambar Struktur Organisasi Bagian Keuangan

Bagan 2.2


(24)

C. Job Description and Job Specification

RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)

RUPS adalah pimpinan tertinggi yang membawahi Dewan Komisaris, Direktur serta setingkat lebih bawah. Tugas dan wewenang RUPS adalah:

1. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris.

2. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.

Dewan Komisaris

Tugas dan wewenang Dewan Komisaris adalah: 1. Memberikan nasihat kepada pimpinan.

2. Membantu pimpinan di dalam menginvestasikan dana perusahaan. 3. Mengawasi jalannya perusahaan.

Direktur Utama

Fungsi Direktur Utama adalah Pimpinan utama di dalam perusahaan yang mengambil keputusan dan bertanggung jawab utama atas jalannya dan terciptanya pelaksanaan operasional perusahaan secara teratur, terarah, terkendali dan terpadu.

1. Tugas dan Wewenang


(25)

rapat umum Pemegang Saham. Menteri pertanian selaku kuasa pemegang Saham dan Dewan Komisaris.

b. Menetapkan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan kebijaksanaan perusahaan dibidang produksi teknik, tenaga manusia keuangan dan pemasaran.

c. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas para anggota Direksi dan mengawasi secara umum.

d. Bersama-sama anggota Direksi lainnya mewakili perusahaan di dalam dan di luar penghasilan.

e. Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

2. Tanggung jawab Direktur Utama :

Direktur Utama bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

Direktur Produksi

1. Fungsi

Direktur Produksi berfungsi mengelola bidang tanaman, produksi, teknik, pengelola dan lainnya yang berkaitan dengan fungsi tersebut diatas.

2. Tugas dan wewenang

a. Menyusun perencanaan dibidang pekerjaan yang tercantum dalam


(26)

b. Melaksanakan peraturan-peraturan, pengendalian, unit-unit usaha serta sarana pendukungnya mencakup tanaman.

c. Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang tercantum pada kebijakan Direksi.

d. Melaksanakan rencana rehabilitasi dan investasi dibidang tanaman maupun sarana pendukung produksi lainnya dari unit-unit usaha yang telah ada.

e. Menerjemahkan kebutuhan pasar menjadi pelaksana operasional bidang produksi.

f. Mengendalikan biaya produksi pada tingkat yang lebih efisien. g. Menetapkan upaya strategi dibidang produksi.

3. Tanggung jawab Direktur Produksi adalah:

Direktur Produksi bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan Kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

Direktur Keuangan

1. Fungsi

Direktur Keuangan Berfungsi mengelola dan memberdayakan sumber daya keuangan secara tepat guna, sehingga terciptanya Cash Flow dan biayaoperasional yang efektif dan efisien.

2. Tugas dan wewenang

a. Menyusun Perencanaan dibidang keuangan


(27)

c. Mengelola administrasi keuangan secara umum pada bidang keuangan dan perkantoran serta segala sesuatunya yang berkaitan dengan itu

d. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidangnya.

e. Memelihara Cash Reserves Requipment minimal 2 (dua) bulan kebutuhan dan operasional.

f. Menjalin hubungan yang harmonis dan Steak Holder.

g. Membuat laporan management interim dan membuat laporan keuangan

konsolidasi.

3. Tanggung jawab Direktur Keuangan adalah:

Direktur Keuangan bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

Direktur Sumber Daya Manusia (SDM)/Umum

1. Fungsi

Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Berfungsi dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya manusia dan sarana pendukung dibidang ketenagakerjaan dan masalah umum serta pembinaan usaha kecil dan koperasi.

2. Tugas dan wewenang

a. Menyusun perencanaan dibidang ketenagakerjaan dan masalah umum serta kesejahteraan karyawan.

b. Menetapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan dibidang yang dikelolanya. c. Mengelola sumber daya manusia yang ada secara umum.


(28)

d. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang bidang yang dikelolanya.

e. Menetapkan sistem survey karyawan.

f. Menetapkan kebutuhan sumber daya manusia (Kompetensi, Kualitas dan Waktu) sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

g. Melaksanakan Mapping personil secara periodik

h. Menetapkan program peningkatan kesejahteraan (Quality Of Life)

3. Tanggung jawab Direktur SDM/umum adalah:

Direktur SDM bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris

Direktur Perencanaan dan Pengembangan

1. Fungsi

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Berfungsi dalam mengelola bidangperencanaandan pengembangan perusahaan.

2. Tugas dan wewenang

a. Menyusun perencanaan dan pengembangan

b. Menetapkan pelaksanaan dan perencanaan dan pengembangan

c. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang perencanaan dan pengembangan tersebut.


(29)

3. Tanggung jawab Direktur Perencanaan dan Pengembangan:

Direktur Perencanaan dan pengembangan bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

Kepala Bagian Tanaman Tugas Bagian Tanaman :

a. Menyusun rencana jangka pendek (anggaran belanja) dalam bidang tanaman dan produksi.

b. Menyelenggarakan pengadaan bahan-bahan tanaman.

c. Mengevaluasi draft kebijakan, norma standart, RJP/RKAP/RKO bidang tanaman di bagian/distrik/unit dengan mengevaluasi RJP/RKAP/RKO tahun sebelumya agar tercapai sesuai dengan kondisi real untuk diusulkan ke direksi.

d. Mengevaluasi draft investasi dan eksploitasi dibidang tanaman berdasarkan perkembangan internal dan eksternal untuk diusulkan ke Direksi agar perusahaan memiliki arah untuk dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang (RJP).


(30)

Bagian Teknik Tugas Bagian Teknik :

a. Membuat rencana perawatan / pemeliharaan mesin-mesin, traksi dan

bangunan sipil.

b. Mengevaluasi kebijakan dan norma standart RKAP Dan RKO bagian teknik sesuai intruksi kerja.

c. Menjamin proses kalibrasi internal dan eksternal untuk

peralatan/instrumental control unit pabrik, unit kebun dan rumah sakit.

Kepala Bagian Keuangan Tugas Bagian Keuangan :

a. Membuat laporan kepada Direksi mengenai realisasi keuangan serta

menyelenggarakan administrasi keuangan dan barang-barang kebutuhan masyarakat.

b. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan asuransi perusahaan.

c. Bekerja sama dengan bagian pemasaran hasil dan pemasukan uang dan pengendalian / pengeluaran untuk kebutuhan perusahaan.

d. Mengevaluasi pengusulan penutupan asuransi terhadap asset perusahaan dengan cara invetarisasi asset yang beresiko tinggi untuk meminimalisir risiko perusahaan, melalui pengajuan tuntutan ganti rugi.


(31)

Tugas Bagian Akuntansi :

a. Mengevaluasi penyusunan dan penerbitan laporan manajemen, laporan keuangan konsolidasi interim dan tahunan dengan cara mereview proses akuntansi untuk disampaikan kepada pemegang saham dan stakeholder

lainya.

b. Mengevaluasi laporan dari DM/kebun/unit mengenai keakuratan serta kebenaran penyajian laporan manajemen untuk bahan pengambilan keputusan manajemen.

c. Menjamin dan mengevaluasi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban sesuai dengan PSAK.

d. Menjamin dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan verifikasi dengan cara memeriksa aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban.

Bagian Komersil Tugas bagian komersil

a. Mengevaluasi rencana kerja anggaran perusahaan bagian komersil dan sasaran mutu dan monitoring strategic planning dan RJP bagian komersil b. Mengevaluasi dan menjamin program dan strategi penjualan, kebijakan

pemasaran yang berdasarkan informasi dan analisa pasar.

c. Mengevaluasi dan menjamin penjualan komoditi termasuk produk datim yang dijual melalui PT. KPBN dab bursa berjangka Jakarta.

d. Mengevaluasi dan mengajukan penjualan aktiva non produktif melalui kantor lelang Negara.


(32)

Kepala bagian Sumber Daya Manusia Tugas bagian SDM

a. Mengkoordinir dan memantau pelaksanaan pengukuran Competency Level Index dengan menggunakan CBHRM online guna mengetahui kesesuaian antara kompetensi individu dengan kompetensi yang dipersyaratkan oleh jabatan untuk keperluan penyusunan sistem pengembangan dan remunerasi b. Mengkoordinir dan memantau penyusunan program pelatihan yang disusun

berdasarkan kebutuhan pelatihan bagi seluruh karyawan melalui hasil

individual development plan dan mengevaluasi pelaksanaanya.

c. Mengkoordinir dan memantau pengelolaan knowledge sharing yang efektif antar karyawan bekerjasama dengan bagian terkait.

Kepala Bagian Umum Tugas bagian umum

a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sosial,keagamaan, olaraga, EBTA

madrasah dan kepramukaan di kandir, kebun/unit.

b. Mengevaluasi ketersediaan dan pengadaan/perawatan alat-alat APAR,

Hydrant, APD di seluruh Bagian, kebun/unit PTPN-III.

c. Mengevaluasi dan mengawasi penyelenggaraan kesehatan karyawan

termaksud sarana dan prasarana yang tersedia seperti rumah sakit, klinik dan lain lain.


(33)

Kepala bagian PKBL Tugas bagian PKBL :

a. Mengevaluasi penyaluran dana PKBL. Denganmempedomani permen

No.:PER-05/MBU/2007.

b. Mengevaluasi penerimaan pengembalian dana kemitraan dari para mitra binaan dengan cara membandingkan piutang yang telah jatuh tempo dengan jumlah penerimaan cicilan untuk mengetahui tingkat kemacetan piutang.

Kepala Bagian Hukum Tugas bagian hukum :

a. Mengawasi dan memastikan terpenuhinya kebutuhan bantuan hokum untuk kepentingan perusahaan.

b. Mengawasi dan memastikan tepat waktunya pengurusan perizinan di tingkat perusahaan.

c. Berupaya menumbuhkan kesadaran hukum melalui dilakukanya sosialisasi kepada seluruh karyawan pimpinan di bagian/DM/kebun/unit.

Kepala Bagian Perencanaan Dan Pengembangan Tugas bagian perencanaan dan pengembangan

a. Memberikan alternatif skala prioritas terhadap potensi perluasan areal dan perluasan pabrik yang merupakan pelaksanaan pengembangan bisnis dan industri.


(34)

b. Melakukan survey dan kajian terhadap rencana pengembangan bisnis dan industri.

c. Memantau pelaksanaan pengembangan areal, bisnis dan industri.

Kepala Bagian TI & Transformasi Bisnis/CMR dan Manajemen Resiko Tugas bagian TI & Transformasi bisnis/CMR dan Manajemen resiko :

a. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian direksi dalam

pelaksanaan Transformasi bisnis dengan cara membandingkan KPI dengan target agar program yang telah disusun dapat tercapai.

b. Menyusun KPI tingkat perusahaan berdasarkan pencapaian tahun

sebelumnya melalui monitoring dan evaluasi sehingga terciptanya KPI yang objektif.

c. Menganalisa dan mengevaluasi program dan action plan dari strategic initiative PTB dan manajemen resiko melalui rapat dan forum group diskusi sehingga program dan action plan dapat dipahami.

Kepala Bagian Pelelangan Tugas bagian pelelangan adalah :

a. Membuat kesepakatan karya, melakukan bimbingan karya dan membuat

penilaian karya karyawan pimpinan/pelaksana di bagian pelanggan dan selanjutnya dikirim ke bagian SDM untuk proses persetujuan dan penetapan direksi lebih lanjut.


(35)

b. Mengevaluasi kebutuhan barang dan bahan yang diperlukan untuk kelancaran operasional bagian pelelangan.

c. Memberikan saran dan pendapat kepada direksi terhadap proses

pelelangan/seleksi dilingkungan perusahaan agar diperoleh alternative sistem yang efektif dan efesien.

Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan

Tugas bagian Sekretariat Perusahaan :

a. Mengatur tata tertib perusahaan sebagai bagian dari budaya kerja dan budaya perusahaan dan juga mengatur perusahaan,pemakaian fasilitas mess,kantor Direksi,transformasi kantor Direksi.

b. Menjamin dokumentasi data-data dan dokumen yang terkait dengan aktivitas perusahaan yang merupakan hasil evaluasi bagian teknis terkait dan melakukan updating setiap bulanya sehingga diperoleh data yang akurat. c. Melaksanakan koordinasi, komunikasi dan konsultasi (3k).

D. Kegiatan Usaha

PT Perkebunan Nusantara III (persero) Medan bergerak dalam bidang usaha perkebunan dengan komoditi utama kelapa sawit dan karet. Perusahaan melakukan pengelolahan hasil tanaman dan kebun sendiri, kebun plasma maupun dari pihak pihak lain menjadi barang setenga jadi atau barang jadi.pengelolaan komoditi dan produk dihasilkan di dalam negeri dan hasilnya dipasarkan di


(36)

dalam negeri maupun diekspor ke luar negeri. Adapun kondisi komoditi dan produk yang diolah PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berupa komoditi kelapa sawit diolah menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit. Untuk mendukung pemasaran komoditi yang dihasilkan, seluruh BUMN perkebunan di Indonesia telah membentuk PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT. KPBN) yang berkedudukan di Jakarta-indonesia. PT. KPBN dibentuk untuk menjadi pusat pemasaran komoditi utana PTPN.

PT Perkebunan Nusantara III(Persero) Medan menjadikan minyak sawit dan inti sawit menjadi komoditi utama yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan perusahaan.PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menggunakan penjualan dengan istilah pendapatan. Mutu produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal dipasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.

1. Kelapa Sawit – Minyak Sawit dan Inti Sawit

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menjadikan minyak dan inti sawit sebagai komoditi yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan perusahaan.Mutu produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.


(37)

Di seantaro dunia, Sumatera dikenal sebagai penghasil karet bermutu tinggi, lebih dari 54.000 hektar lahan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) diusahakan untuk menghasilkan karet berkualitas terbaik di dunia.Mutu produk RSS-I, SIR-20 dan lateks pekat mampu menembus pasar internasional di sejumlah pabrik ban terbesar seperi Bridgestone Good Year, Firetone Hankook

dan lainya.

3. Industri Hilir Karet – Rubber Threads, Rubber Dockfender, Rubber Article Rubber Cownet Conveyor Belt, Rubber Karl dan Resin

Pabrik industri hilir karet didirikan tahun 1965 untuk mengantisifikasi perunahan fluktuasi pada karetalam dan persaingan kuat karet sintesis PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sekarang ini memiliki 3 fasilitas fasilitas pengelolaan yang disebut dengan Rubber Threads, Rubber Dockfender, Rubber Article Rubber Cownet Conveyor Belt, Rubber Karl dan Resinadalah produk utama pabrik-pabrik tersebut. Produk perusahaan telah menerima Indonesian Industries Standart (SII) Certificateinternational Quality Certifikate ISO 9001: 2000 dan ISO 14001 1996, TUV dan OCOTEX.


(38)

E. Kinerja Terkini

Kinerja perusahaan tahunan 2014 berdasarkan Nomor Surat Keputusan Manteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-100/MBU/2002 tanggal 04 juni 2002 dan keputusan RUPS PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tentang pengesahan Rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun Buku 2014, tanggal 17 Januari 2014 dan Surat Persetujuan Revisi RKAP Nomor : S-634/MBU/2014 tanggal 09 oktober 2014 adalah sehat-AA (double A) dengan rician :

a. Nilai skor aspek keuangan 61,50 b. Nilai skor aspek operasional 13,00 c. Nilai skor aspek administrasi

Berdasarkan hasil penilaian diatas, tingkat kesehatan perusahaan untuk tahunan 2013 dikategorikan sehat AA (double A) dengan total nilai skor 89,50.

15,00

1. Laporan posisi keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan entitas anak (konsolidasi) per 31 Desember 2014 ditutup dengan total asset dan liabilitas/ekuitas sebesar Rp 11.016,57 milyar,dibanding RKAP-P per 31 desember 2014 sebesar Rp 12.093,48 milyar berada dibawah Rp 1.076,91 milyar


(39)

atau 8,90% dan dibanding per 31 Desemebr 2013 sebesar Rp 10.208,93 milyar mengalami peningkatan sebesar Rp 807,64 milyar atau 7,91%.

2. Jumlah penerimaan penjualan (temaksud anak perusahaan) dalam tahun 2014 mencapai Rp 5.732.518 juta dan laba PT Perkebunan Nusantara III dan entitas anak (konsolidasi) laba sebelum PPh sebesar RP 601.188 juta dan laba setelah PPh sebesar Rp 367.304.

3. Pencapaian laba komoditi karet dan kelapa sawit tahun 2014 memberikan kontribusi masing-masing sebesar 6,45% dan 93,55% terhadap total laba (rugi) konsolidasi sebelum PPh.

4. Penerimaan devisa dari penjualan produksi tahun 2014 sebesar USD$

71.318.020,81 atau setara Rp 735.873.128.093.

5. Penerimaan Negara dari PPh pasal dua puluh Sembilan (kini) atas operasional tahun 2014 sebesar Rp 55.924 juta dari dividen atas pembagian laba tahun 2013 sesuai keputusan RUPS dan surat Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:S-756/MBU/2013 tanggal 20 Desember 2014 sebesar Rp 311.818 juta

6. Disamping perusahaan memperoleh keuntungan, juga memperluas lapangan

kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat serta meningkatkan taraf hidup karyawan dan petani.


(40)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Arti penting aktiva tetap berwujud dari perusahaan yang satu dengan perusahaan lainya, tergantung pada sifat, jenis dan skala usahanya, perusahaan menempatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki atau dikuasai dalam bentuk berbagai jenis aktiva tetap dengan tujuan pokok untuk digunakan dalam proses produksi atau pengadaan dan distribusi barang atau jasa dalam jangka waktu relative lama.

Secara umum, aktiva tetap berwujud didefenisikan sebagai barang yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan, yang dipakai atau digunakan secara aktif dalam operasi normal, dan mempunyai umur atau masa kegunaan yang relative permanen.


(41)

Menurut Warrant, Etc (2005 :504)

“Pengertian aktiva tetap adalah aktiva jangka panjang atau aktiva yang realtif permanen.Mereka merupakan aktiva berwujud (tangible assets) Karena ada secara fisik, aktiva tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal.

B. Jenis-Jenis Aktiva Tetap

Jenis aktiva tetap di setiapa perusahaan berbeda-beda, hal ini disebababkan karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan secara umum, penggolongan aktiva tetap didasarkan beberapa sudut pandang, yaitu:

1. Subtansi

Subtansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a) Aktiva Berwujud (tangible fixed asset)

Contohnya : Tanah, Mesin, Gedung, Peralatan dan lainya

b) Aktiva Berwujud (intangible fixed asset)

Contohnya :Goodwill,Hak Paten, Copy Right, Frenchise, dan lainya 32


(42)

2. Umur

Pengelolaan aktiva tetap dari segi umur berguna untuk mengentahui apakah aktiva tetap perlu disusutkan atau tidak dari harga perlehanya, karena kativa tetap itu berbeda-beda umunya.Ada umumnya tidak terbatas dan ada pula yang terbatas umunya.Dan biasanya kebanyakan aktiva tetap itu memiliki umur yang terbatas.

Penggolongan adalah sebagai berikut :

a) Aktiva tetap yang umumnya tidak terbatas, seperti : tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan

b) Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa

penggunaanya bisa digantikan dengan aktiva yang sejenis, seperti bangunan, mesin, alat-alat, mebel, kendaraan, dan lain lain.

c) Aktiva tetap yang umunya terbatas apabila sudah habis masa penggunaanya tidak dapat diganti dengan aktiva lain yang sejenis, seperti : sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain.


(43)

Penggolongan aktiva dari segi disusutkan atau tidak disusutkan biasanya dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan nilai dari aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai selama masa mamfaatnya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan. Dan aktiva tetap yang tidak mengalami penurunan nilai tidak dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya. Adapun penggolongannya sebagai berikut :

a) Depreciated Plan Assets (Aktiva tetap yang disusutkan) yaitu aktiva tetap yangdisusutkan, seperti : bangunan, peralatan, mesin, inventaris, jalan, dan sebagainya.

b) Underpreciated Plan Assets (Aktiva tetap yang tidak disusutkan) yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan, seperti : Tanah.

4. Berdasarkan Jenisnya

Aktiva tetap banyak ragamnya, maka aktiva tetap dapat pula dibagi berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut :

1. Tanah

Tanah adalah bidang terhampar baik yang merupakan tempat berdirinya bangunan maupun lahan yang masih kosong.Dalam akuntansi apabila ada lahan yang diatasnya didirikan bangunan, pencatatanya harus dipisahkan dari lahan itu sendiri khususnya bangunan yang dianggap sebagai bangian dari lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya dapa digolongkan kedalam nilai lahan.


(44)

Untuk memperoleh tanah tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya akuisisi aktiva tetap, yang meliputi :

a) Harga beli

b) Ijin dari pemerintah c) Komisi Pialang d) Fee nama baik e) Biaya survey

2. Bangunan/Gedung

Bangunan atau gedung adalah segala banguan yang dimiliki perusahaan yang berdiri diatas bumi ini baik diatas tanah air seperti gedung, kantor, toko, gudang, pebrik, perumahan, dan bangunan bangunan lain. Nilai bangunan dicatat sebesar harga bangunan itu siap dipergunakan dalam operasi perusahaan pencatatan harus terpisah dari tanah yang menjadi lokasi gedung itu.

Biaya yang timbul dari perolehan bangunan maupun gedung antara lain :

a. Fee arsitek b. Biaya asuransi c. Ijin dari pemerintah d. Bea balik nama


(45)

3. Mesin

Mesin adalah alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatan proses produksi seperti mesin pabrik, mesin pembangkit, dan mesin-mesin lainya yang dipergunakan dalam proses produksi. Mesin termaksud peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. Adapun biaya yang ditanggung perusahaan untuk memperoleh mesin tersebut adalah :

a. Pengujian sebelum dugunakan b. Sewa mesin

4. Kendaraan

Kendaraan adalah sarana angkutan orang atau barang yang dimiliki perusahaan untuk kegiatan operasional. Kelompok aktiva tetap ini yaitu : semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan meliputi : truk, traktor, mobil, sepeda motor, dan sebagainya.

5. Inventaris/Peralatan

Peralatan dapat menunjang jalanya kegiatan operasioanal alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan yang dapat menunjang jalanya kegiatan operasional suatu perusahaan seperti inventaris gudang dan lain-lain.

Biaya akuisisi untuk memperolehnya antara lain :


(46)

b. Penyesuaian pembelian (peralatan bekas)

6. Inventaris Kantor

Inventaris kantor yaitu alat-alat yang dipakai sebagai pendukung kegiatan dan kelancaran proses operasioanl suatu perusahaan, inventaris kantor dapat berupa :

a. Computer b. Perabot kantor c. Meja tulis d. Telepon e. Kursi

f. Alat-alat tulis kantor

C. Sistem Pengendalian Aktiva Tetap

Sitem pengendalian adalah meliputi evaluasi atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara membandingkan realisasi dengan rencana, dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada yang menyimpang atau merugikan). Misalnya meliputi persetujuan, pemisahan antara fungsi operasional penyimpangan dan pencatatan, serta pengawasan fisik atas kekayaan, hal ini


(47)

dimaksudkan untuk menjamin kebenaran dan akuntansi, mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuanya dalam upaya meningkatkan efisiensi usaha, serta mendorong ditaatinya kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen.

Menurut Antoni, Dearden, Bedford (1985:11), pengendalian Manajemen adalah proses memotivasi dan memberi semangat kepada para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan organiasai dan selanjutnya mencapai tujuan organisasi.

Menurut Mulyadi (2001:591), pengendalian adalah suatu sistem atau proses dimana pelaksanaan pengendalian dan tindakan dibandingkan dan hasilnya berfungsi sebagai dasar untuk menetapka reaksi yang memadai terhadap hasil-hasil pelaksanaan tersebut.

Menurut Ibnu Samsi (1994:148), pengendalian merupakan salah satu fungsi manajamen yang dibutuhkan untuk menjamin agar semua keputusan, rencana dan pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan dengan hasil yang baik dan efisien.

Pengendalian aktiva tetap adalah suatu sistem dalam suatu perusahaan dan pengawasan dalam kinerja atau aktivitas perusahaan untuk mengetahui hasil dari aktiva yang digunakan apakah berjalan sesuai perencanaan awal perusahaan atau tidak.


(48)

Pengendalian aktiva tetap diperlukan guna menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, membantu mendorong dipatuhinya kebijaksanaan pimpinan yang ditetapkan terlebih dahulu.Selain itu juga meningkatkan operasional perusahaan sehingga aktiva tetap, tetap efektif dan efisien.

Fungsi dan tujuan pengendalian aktiva adalah :

1. Menjaga kekayaan harta milik perusahaan dan catatan organisasi kekayaan fisik suatu perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan atau hancur karena kecelakaan kecuali jika kekayaan tersebut dilindungi dengan pengendalian yang memadai.

2. Mengecek ketelitian dan kendala data akuntan

Manajemen memerlukan imformasi keuangan yang teliti dan handal untuk menjalankan kegiatan usahanya.Banyaknya imformasi akuntansi yang digunakan oleh manajmen untuk dasar pengambilan keputusan penting. Pengendalian dirancang untuk memberikan jaminan proses pengelolaan data akuntansi akan menghasilkan imformasi keuangan yang teliti dan handal, karena data akuntansi mencerminkan perubahan kekayaan perusahaan.

3. Mendorong efisiensi

Pengendalian ditujukan untuk mencegah duplikasi usaha yang tidak perlu atau pemborosan dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan untuk mencegah penggunaan sumber daya perusahaan yang tidak efisien.


(49)

Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen menetapkan kebijakan dan prosedur.Pengendalian ini ditujukan untuk memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan.

Unsur-unsur utama dari sistem pengendalian aktiva tetap adalah :

1. Adanya budget untuk pengeluaran bagi aktiva tetap yang disetujui oleh pejabat yang berwenang. Persetujuan ini biasanya dilakukan dalam berbagai tingkat tergantung dari jenis dan harga aktiva tetap yang bersangkutan. 2. Adanya kebijaksanaan kapilalisasi secara tertulis, yakni yang membedakan

antara pengeluaran yang dianggap sebagai aktiva tetap dan pengeluaran bukan aktiva tetap.

3. Kebijaksanaan mengenai penjualan aktiva tetap, prosedur pembelian aktiva tetap, dan pemindahan suatu aktiva tetap dari suatu bagian kebagian yang lain, atau dari suatu lokasi kelokasi yang lain atau dari suatu anak perusahaan keanak perusahaan lain.

4. Adanya kartu-kartu aktiva tetap dan inventarisasi atas aktiva tetap secara berkala.

5. Adanya pengendalian dan pengawasan atas aktiva-aktiva kecil dibawah tanggung jawab pejabat.

6. Adanya asuransi kerugian atas aktiva tetap yang bisa rusak karena kebakaran atau kerugian karena hilang atau dicuri.


(50)

Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, memiliki aktiva tetap yang memiliki resiko tinggi sehingga perlu dilakukan pengendalian terhadap aktiva tersebut.sistem pengendaliannya yang dapat dilakukan adalah pengawasan terhadap kegiatan/aktivitas yang ada dalam wilayah kerja apakah sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam wilayah tersebut. Prosedur pengendalian aktiva tetap dilakukan pada saat perencanaan perolehanya, sistem akuntansi aktiva tetap menyediakan mekanisme otorisasi sejak saat perencanaan sampai dengan pelaksanaan perolehan aktiva tetap.

Berdasarkan defenisi diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa sistem pengendalian aktiva tetap adalah sistem atau proses yang bertujuan untuk mengetahui kondisi dari kegiatan terhadap suatu aktiva yang digunakan dalam proses kegiatan perusahaan apakah sudah mencapai tujuan perusahaan yang sesuai dengan perencanaan awal perusahaan atau tidak jika tidak maka harus segera dilakukan perbaikan.

Sistem pengendalian melalui praktik yang sehat adalah sebagai berikut:

a) Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu aktiva tetap. Pengawasan yang baik mensyaratkan data kartu aktiva tetap secara fisik.

b) Penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap. Pengawasan investasi dalam aktiva tetap yang baik dilaksanakan


(51)

dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan dalam anggaran investasi.

c) Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian. Untuk mencegah kerugian yang timbul sebagai akibat kebakaran dan kecelakaan, aktiva tetap harus diasuransikan dengan jumlah pertangungan yang memadai.

d) Kebijakan akuntansi tentang pemisahan pengeluaran modal (capital expenditure) dengan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)

kebijakan akuntansi tentang perbedaan pengeluaran modal dan pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan harus dinyatakan secara eksplisit dan tertulis untuk menjamin konsistensi perlakuan akuntansi terhadap kedua macam pengeluaran itu.

D. Metode Penyusutan

Bersamaan dengan berlalunya waktu, semua aktiva tetap kecuali tanah, akan kehilangan kemampuanya menghasilkan jasa. Dengan demikan, harga perolehan aktiva semacam ini harus harus dipindahkan ke perkiraan beban secara teratur selama masa mamfaatnya yang diharapkan.Penurunan mamfaat secara periodic ini disebut penyusutan (depreciation).

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam menyediakan mamfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.


(52)

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2002:16.2) :

“penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa mamfaat”

Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan mamfaat dapat dibagi dalam dua kategori,yaitu :

1. Penyusutan Fisik

Penyusutan yang mencakup keuangan karena pemakaian dan keausan karena gerakan elemen-elemen.

2. Penyusutan Fungsional

Penyusutan yang meliputi ketidak-layakan ( indequancy ) dan ketinggalan zaman

( obsolence ).

Suatu aktiva tetap dikatakan tidak layak lagi apabila kemampuanya untuk memenuhi permintaan peningkatan produksi tidak memadai lagi. Ada bebrapa metode yang biasanya dipergunakan unutk menentukan besarnya penyusutan aktiva tetap, yaitu :

1. Metode Garis Lurus.

Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebankan secara merata selama masa estimasi umur aktiva tersebut,


(53)

untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga pembelian aktiva dikurangi taksiran, atau dengan rumus.

Penyusutan tahunan =

Umur ekonomis

harga perolehan – Nilai ekonomis

Contoh : sebuah mesin cetak tangan dibeli dengan harga Rp 7.900.000, umur ekonomis diperkirakan 5 tahun, nilai residu ditaksir Rp 400.000. maka beban penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut :

Penyusutan tahunan = Rp 7.900.000 – Rp 400.000

= Rp 1.500.000

5

Apabilah disusun jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi akan tampak :

Beban Penyusutan Mesin Rp 1.500.000

Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 1.500.000

2. Metode Saldo Menurun Berganda

Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aktiva itu. Cara menghitung beban penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase penyusutan yang tetap, dihitung dari nilai buku ( harga perolehan-akumulasi penyusutan ).


(54)

Contoh : sebuah aktiva tetap yaitu peralatan kantor dimiliki dengan harga perolehan Rp 50.000.000 ,nilai residu Rp 10.000.000 , umur ekonomis 10 tahun.

Maka penyusutan =

10

Rp 50.000.000 – Rp 10.000.000

= Rp 4.000.000

Tarif Ganda =

10 100%

= 20%

Maka,besarnya akumulasi penyusutan setiap tahun, dapat dihitung sebagai berikut:

Tahun I = 20 x Rp 50.000.000 = Rp 10.000.000

Tahun II = (20% x Rp 40.000.000) +Rp 10.000.000 = Rp 18.000.000

Tahun III = (20% x Rp 32.000.000)+Rp 18.000.000 =Rp24.400.000

3. Metode Satuan Unit Produksi

Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap periode akuntansi dihitung berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu aktiva. Dengan demikian, besarnya beban penyusutan tiap-tiap periode belum tentu sama.


(55)

Contoh : harga beli senuah mesin Rp 10.000.000 dan nilai resido Rp 2.000.000. selama umur produksi dioerkirakan dapat mengahsilkan 80.000 unit produksi.

Maka beban penyusutan per satuan produksi :

=

80.000 unit

Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000

= Rp 100

Berdasarkan contoh diatas, apabila selama periode pertama mesin itu dapat menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban penyusutan adalah 10.000 x Rp 100 = Rp 1.000.000. pada tahun berikutnya, mesin tersebut dapat menghasilkan 9.000 unit produk, maka besarnya beban penyusutan = 9.000 x Rp 100 = Rp 900.000.

4. Metode Jumlah Angka Tahun

Metode jumlah angka tahun memberikan hasil yang sama seperti yang dihasilkan metode saldo menurun, beban penyusutan periodik akan menurun secara tetap sepanjang umur estimasi itu karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun terhadap harga perolehan aktiva tetap dikurangi estimasi nilai residu, semakin kecil.


(56)

Jumlah angka tahun = n (n+1) 2

n= lama penyusutan (umur ekonomis aktiva)

contoh : jika harga beli sebuah aktiva Rp 10.000.000 dan nilai residu Rp 2.000.000 dengan umur ekonomis 5 tahun.

Maka penyusutannya tiap tahhun adalah :

Tahun I = 5/15 x(Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 2.666.667

Tahun II = 4/15 x (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 2.133.333

Tahun III =3/15 x ( Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 1.600.000

Tahun IV =2.15 x ( Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 1.066.667

Tahun V =1/15 x ( Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) = Rp 533.333

Sehubungan dengan faktor-faktor dan biaya penyusutan yang timbul dalam setiap perusahaan, maka PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan melakukan kebijakan akuntansi. Dan kebijakan-kebijakan tersebut adalah :

1. Penyusutan dihitung atas aktiva tetap menggunakan metode garis lurus yang ada pada akhir pembukuan dengan ketentuan bahwa perolehan tersebut


(57)

dalam tahun buku minimal 9 (sembilan) bulan kalender. Untuk tanaman karet, sawit, dan kakao mulai disusutkan sejak tanaman tersebut menghasilkan dengan perkiraan masa mamfaat 20 sampai 25 tahun.

2. Terhadap aktiva tetap tanaman dan non tanaman yang dinilai disusutkan berdasarkan sisia umur mamfaat aktiva yang bersangkutan dengan metode garis lurus. Untuk aktiva tetap tanaman dengan perkiraan masa mamfaat 20 sampai dengan 25 tahun sedangkan untuk aktiva tetap non tanaman dengan perkiraan masa mamfaat 5-20 tahun.

E. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Proses perolehan disini dimaksudkan mulai sejak pembelian, pengangkutan aktiva itu, pemasangan,sampai aktiva itu siap untuk dipakai dalam proses kegiatanya, aktiva tetap dapat diperoleh melalui berbagai cara, misalnya :

1. Pembelian tunai

2. Pembelian dengan harga bergabung 3. Pembelian angsuran

4. Sewa guna usaha

5. Pertukaran dengan aktiva lain pertukaran dengan sekuritas 6. Dibangun sendiri

7. Donasi atau sumbangan


(58)

Nilai perolehan aktiva yang dapat melalui transaksi pembelian tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar dalam transaksi dan pengeluaran-pengeluaran lain yang terjadi dalam hubunganya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva hingga siap digunakan oleh perusahaan.Suatu kerugian harus diakui apabila ada potongan tunai yang ditawarkan tetapi tidak dimamfaatkan.

2. Pembelian dengan Harga Bergabung

Perusahaan bisa saja membeli beberapa aktiva tetap yang berlainan jenis dengan harga tergabung. Praktik akuntansi yang lazim menggunakan pendekatan sebagai berikut : jika berbagai aktiva diperoleh dengan harga tergabung, maka nilai perolehan dari masing masing aktiva ditetapkan sebesar harga pasarnya penurut penilaian dari penaksir yang bebas dan ahli.

3. Pembelian Angsuran

Beberapa jenis aktiva tetap bisa saja diperoleh melalui pembelian secara kredit berjangka panjang dengan program pembayaran secara angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari.

4. Sewa Guna Usaha Pembiayaan

Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara


(59)

berkala disertai hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha.

Ada dua kemungkinan yang sering digunakan :

1. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa ( operating leas ), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha.

2. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi pembelian/penjualan (finance lease), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.

5. Pertukaran Dengan Aktiva Lain

Ada dua jenis pertukaran yang terjadi, yaitu :

a) Pertukaran dengan aktiva tetap yang sejenis

Adalah perolehan aktiva tetap yang mengadakan pertukaran aktiva tetap yang sama jenisnya, apabila pertukaran tersebut menimbulkan kerugian maka ruginya dibebankan pada periode terjadinya pertukaran.

b) Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis

Misalnya, pertukaran tanah dengan mesin mesin, gedung, dan lain-lain. Perbedaan antara nilai buku aktiva tetap yang diserahlan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh


(60)

pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba /rugi pertukaran aktiva tetap

6. Pertukaran Dengan Sekuritas

Perusahaan biasa mendapatkan aktiva tetapnya melalui pertukaran dengan surat-surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang maupun sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan aktiva yang didapat melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan :

a) Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi b) Harga pasar yang didapat

Aktiva tetap yang diperoleh melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas biasanya dalam rangka merger atau akuisisi.

7. Dibangun Sendiri

Kadang-kadang perusahaan tidak memenuhi kebutuhan aktiva tetapnya dengan membeli dari pihak lain, tetapi dengan cara membangun atau membuatnya sendiri. Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan untuk menjalankan operasinya :


(61)

b) Menghemat biaya konstruksi

c) Mencapai standar konstruksi yang lebih tinggi d) Agar dapat segera dioperasikan

Seperti halnya aktiva tetap yang didapat melalui pembelian aktiva tetap yang dibuat atau dibangun sendiri harus dicatat berdasarkan nilai perolehanya, termasuk semua pengeluaran yang diperlukan untuk membuat dan menempatkan aktiva pada kondisi siap pakai.

8. Donasi atau Sumbangan

Didalam akuntansi, donasi yang diterima atau diberikan kepada pihak lain disebut transfer non-resiprokal, yaitu transfer barang dan jasa satu arah, terhadap aktiva yang didapat atau dikorbankan dalam transaksi non-resiprokal, standar akuntansi yang lazim menetapkan harga pasar aktiva harus dipakai sebagai dasar pengukurannya.

Berdasarkan data diatas adalah beberapa cara perolehan aktiva tetap, sedangkan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) medanmelakukan perolehan aktiva dengan dua cara, yakni membeli tunai, dan mengadakan kontrak kerja dengan pihak lain (tender. Kedua cara ini dipilih berdasarkan pertimbangan atas efisiensi, kemampuan sumber daya perusahaan, serta sifat, jenis dan mutu aktiva yang dibutuhkan. Kedua cara tersebut diuraikan sebagai berikut :


(62)

Pembelian aktiva tetap secara tunai dilakukan apabila perusahaan kurang memiliki kapasitas untuk membuat sendiri, baik dari segi kemampuan sumber daya maupun terbatasnya kesempata (waktu) dan manajemen perusahaan mempertimbangkan bahwa akan lebih efisiensi jika aktiva tersebut dibeli secara tunai dari pada di akuisisi dengan cara lain. Cara ini juga merupakan perolehan aktiva tetap yang lazim dipergunakan oleh perusahaan lainya. Adapun aktiva tetap yang dibeli perusahaan secara tunai adalah inventaris kantor.

b) Konrak kerja dengan pihak lain

Proses pengakuisisian aktiva jenis ini dilakukan dengan cara pemberian tender kepada kontraktor yang menawarkan jasa pengadaan atau pembangunan aktiva tetap bagi perusahaan. Apabila telah diperoleh kesempatan antara perusahaan dengan kontraktor untuk membangun aktiva tetap tersebut, dimana perusahaan membayar sejumlah uang sebagai imbalan jasa yang diberikan oleh kontraktor maka perusahaan memeberi kepercayaan kepaa kontraktor untuk membangun aktiva tetap tersebut, dimana perusahaan membayar sejumlah uang sebagai imbalan jasa yang diberikan oleh kontraktor sesuai kesepakatan kerja. Contoh aktiva tetap PTPN III Medan yang diperoleh dengan cara tersebut adalah rumah sakit dan poliklinik, bangunan kantor perumahan, jalan dan jembatan dan lain lain.

F. Sistem Penarikan Ativa tetap

Aktiva tetap perusahaan dapat dihentikan operasinya baik secara normal maupun secara terpaksa.Aktiva tetap yang dihentikan penggunaanya dapat


(63)

disebabkan aktiva tetap sudah berakhir masa umurnya, aktiva tetap rusak dan tidak dapat dipergunakan lagi oleh perusahaan.

Akibat yang timbul dari penghentian aktiva tetap beroperasi ini adalah timbulnya kerugian ataupun keuntungan. Menurut PSAK (2007 : 16) “Kuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aktiva diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi”.

Penghentian aktiva tetap dapat berpengaruh langsung terhadap proses produksi, untuk penggantian aktiva tetap dengan yang baru tersebut. Proses produksi dapat terganggu apabila ternyata aktiva tetap merupakan sarana yang vital bagi perusahaan.

Cara penarikan aktiva tetap yang dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara III Medan dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

a) Bagian akuntansi membuat surat kepada : 1. Bagian tanaman

Untuk penarikan aktiva tetap tanaman. 2. Bagian teknik

Untuk penarikan aktiva non tanaman, tidak termaksuk alat-alat pertanian dan investasi kecil dan alat-alat rumah sakit.

3. Bagian sumber daya manusia


(64)

b) Bagian akuntansi dan teknik terkait beserta petugas kebun/unit akan memeriksa langsung aktiva tetap yang akan ditarik/diundurkan. Hasil pemeriksaan akan dituangkan dalam berita acara penarikan beserta lampiran yang ditandatangani bersama oleh petugas pemeriksa. Khusus untuk alat pertanian dan investasi kecil.

c) Bagian acara beserta lampiran hasil pemeriksaan tim akan diteruskan oleh bagian akuntansi kepada direksi dengan menerbitkan surat keputusan penarikan aktiva tetap tersebut untuk mendapat persetujuan yang ditandatangani oleh direksi.

d) Berdasarkan surat keputusan direksi, Kebun/Unit melakukan pengalihan dari pos aktiva tetap ke pos aktiva tetap non produktif.

e) Bagian akuntansi berdasarkan surat keputusan direksi membuat permohonan untuk mendapatkan rekomendasi persetujuan komisaris terhadap penghapusan aktiva tetap non produktif tersebut.

f) Berdasarkan rekomendasi persetujuan komisaris, direksi membuat surat penghapusan aktiva tetap non produktif tersebut.

g) Kebun/unit membukukan penghapusan, contoh tanaman karet dengan

membuat jurnal

Dalam hal aktiva tetap produktif yang kondisinya masih baik tetapi tidak aktif digunakan atau beroperasi sepenuhnya, manajemen perusahaan mengalihkannya ke aktiva tetap non operatif. Aktiva tetap ini digolongkan sebagai aktiva lain-lain, dan penyusutannya dibebankan diluar kegiatan usaha pokok


(65)

perusahaan. Prosedur penarikan aktiva non produktif ke aktiva tetap produktif non operatif adalah ;

1. Kebun membuat usulan penarikan aktiva tetap produktif ke aktiva tetap produktif non operatif kepada bagian akuntansi dan dilengkapi dengan alasan/penjelasan sebab-sebab aktiva tetap tersebut diusulkan sebagai aktiva tetap produktif non operatif.

2. Bagian akuntansi dan bagian terkait bersama kebun/unit melakukan

pemeriksaan terhadap sebab-sebab aktiva tetap tersebut diusulkan sebagai aktiva tetap produktif non operatif.

3. Atas dasar berita acara tersebut diata, bagian akuntansi menindaklanjuti sampai terbitnya surat keputusan direksi untuk penarikan dari aktiva tetap produktif non operatif dan selanjutnya kebun membukukan dengan jurnal.


(66)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan sebagaimana mestinya disajikan pada bab-bab sebelumya, maka selanjutnya mencoba menyimpulkan secara keseluruhan dan memberikan saran yang diharapkan dapat membantu perusahaan untuk melaksanakan praktek akuntansi yang tepat dalam kondisi yang dihadapi perusahaan. Maka ditarik kesimpulan yang dianggap penting bagi perusahaan tersebut:

1) Dalam strutur organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dapat dilihat bahwa setiap staft memiliki tugas dan kewajiban sesuai dengan job describtionnyamasing masing.

2) Aktiva tetap yang diperoleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan umumnya diperoleh melalui membeli tunai dengan mengadakan kontrak kerja dengan perusahaan lain.

3) Metode penyusutan yang dipakai pada PT Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan adalah metode garis lurus.

4) Pengendalian aktiva tetap dapat dilakukan terhadap aktiva yang mengalami kerusakan atau umur ekonomisnya sudah habis, dan akan ditarik dan dialihkan dengan aktiva yang baru yang sesuai dan dibutuhkan.


(67)

5) Sitem pengendalian aktiva tetap pada PT perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berjalan dengan baik dilihat dari penggunaan aktiva dan pengawasan yang diterapkan oleh perusahaan tersebut.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang diberikan kepada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah :

1. pengendalian pada aktiva tetap sudah baik dan akan lebih baik jika perusahaan melakukan pengawasan terhadap semua aktiva sehingga perusahaan dapat mengetahui aktiva yang mana harus diganti atau diperbaiki untuk meningkatkan produksi perusahaan. Hal ini akan membantu manajemen mengelolah harta yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.

2. Mengingat nilai aktiva tetap yang cukup materil dan merupakan perangkat yang mendominasi jalanya operasi perusahaan sebaiknya pimpinan perusahaan mempertimbangkan kemungkian mengasuransikan harta kekayaan perusahaan seperti mesin genset, kendaraan, gedung, dan lain-lain yang kemungkinan memiliki tingkat resiko yang tinggi.


(68)

DAFTAR PUSTAKA

Dalman,2011, Menulis karya Ilmiah, penerbit : Rajagrafindo Persada Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2001.Sistem Perancangan dan Pengendalian Manajemen,

Jakarta, Salemba Empat.

Jery J. Weygandt, Donal E. Kieso, Paul D. Kimmel, 2007. Accounting Principle, Edisi Ke Tujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Ibnu Samsi, 1994, Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen,Jakarta :

Rineka Cipta.

Niswonger, Warren, Reeve, Fess, 2005. Prinsip-Prinsip Akuntansi,

Edisi ke-21, Terjemahan : Hyginus Ruswinarto, Penerbit : Erlangga, Jakarta.

http://Meilya-yessy4.blospot.com/2014/04/makalah-audit-aktiva-tetap.html.


(1)

disebabkan aktiva tetap sudah berakhir masa umurnya, aktiva tetap rusak dan tidak dapat dipergunakan lagi oleh perusahaan.

Akibat yang timbul dari penghentian aktiva tetap beroperasi ini adalah timbulnya kerugian ataupun keuntungan. Menurut PSAK (2007 : 16) “Kuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aktiva diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi”.

Penghentian aktiva tetap dapat berpengaruh langsung terhadap proses produksi, untuk penggantian aktiva tetap dengan yang baru tersebut. Proses produksi dapat terganggu apabila ternyata aktiva tetap merupakan sarana yang vital bagi perusahaan.

Cara penarikan aktiva tetap yang dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara III Medan dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

a) Bagian akuntansi membuat surat kepada : 1. Bagian tanaman

Untuk penarikan aktiva tetap tanaman. 2. Bagian teknik

Untuk penarikan aktiva non tanaman, tidak termaksuk alat-alat pertanian dan investasi kecil dan alat-alat rumah sakit.

3. Bagian sumber daya manusia


(2)

b) Bagian akuntansi dan teknik terkait beserta petugas kebun/unit akan memeriksa langsung aktiva tetap yang akan ditarik/diundurkan. Hasil pemeriksaan akan dituangkan dalam berita acara penarikan beserta lampiran yang ditandatangani bersama oleh petugas pemeriksa. Khusus untuk alat pertanian dan investasi kecil.

c) Bagian acara beserta lampiran hasil pemeriksaan tim akan diteruskan oleh bagian akuntansi kepada direksi dengan menerbitkan surat keputusan penarikan aktiva tetap tersebut untuk mendapat persetujuan yang ditandatangani oleh direksi.

d) Berdasarkan surat keputusan direksi, Kebun/Unit melakukan pengalihan dari pos aktiva tetap ke pos aktiva tetap non produktif.

e) Bagian akuntansi berdasarkan surat keputusan direksi membuat permohonan untuk mendapatkan rekomendasi persetujuan komisaris terhadap penghapusan aktiva tetap non produktif tersebut.

f) Berdasarkan rekomendasi persetujuan komisaris, direksi membuat surat penghapusan aktiva tetap non produktif tersebut.

g) Kebun/unit membukukan penghapusan, contoh tanaman karet dengan membuat jurnal

Dalam hal aktiva tetap produktif yang kondisinya masih baik tetapi tidak aktif digunakan atau beroperasi sepenuhnya, manajemen perusahaan mengalihkannya ke aktiva tetap non operatif. Aktiva tetap ini digolongkan sebagai aktiva lain-lain, dan penyusutannya dibebankan diluar kegiatan usaha pokok


(3)

perusahaan. Prosedur penarikan aktiva non produktif ke aktiva tetap produktif non operatif adalah ;

1. Kebun membuat usulan penarikan aktiva tetap produktif ke aktiva tetap produktif non operatif kepada bagian akuntansi dan dilengkapi dengan alasan/penjelasan sebab-sebab aktiva tetap tersebut diusulkan sebagai aktiva tetap produktif non operatif.

2. Bagian akuntansi dan bagian terkait bersama kebun/unit melakukan pemeriksaan terhadap sebab-sebab aktiva tetap tersebut diusulkan sebagai aktiva tetap produktif non operatif.

3. Atas dasar berita acara tersebut diata, bagian akuntansi menindaklanjuti sampai terbitnya surat keputusan direksi untuk penarikan dari aktiva tetap produktif non operatif dan selanjutnya kebun membukukan dengan jurnal.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan sebagaimana mestinya disajikan pada bab-bab sebelumya, maka selanjutnya mencoba menyimpulkan secara keseluruhan dan memberikan saran yang diharapkan dapat membantu perusahaan untuk melaksanakan praktek akuntansi yang tepat dalam kondisi yang dihadapi perusahaan. Maka ditarik kesimpulan yang dianggap penting bagi perusahaan tersebut:

1) Dalam strutur organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dapat dilihat bahwa setiap staft memiliki tugas dan kewajiban sesuai dengan job describtionnyamasing masing.

2) Aktiva tetap yang diperoleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan umumnya diperoleh melalui membeli tunai dengan mengadakan kontrak kerja dengan perusahaan lain.

3) Metode penyusutan yang dipakai pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah metode garis lurus.

4) Pengendalian aktiva tetap dapat dilakukan terhadap aktiva yang mengalami kerusakan atau umur ekonomisnya sudah habis, dan akan ditarik dan dialihkan dengan aktiva yang baru yang sesuai dan dibutuhkan.


(5)

5) Sitem pengendalian aktiva tetap pada PT perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berjalan dengan baik dilihat dari penggunaan aktiva dan pengawasan yang diterapkan oleh perusahaan tersebut.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang diberikan kepada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah :

1. pengendalian pada aktiva tetap sudah baik dan akan lebih baik jika perusahaan melakukan pengawasan terhadap semua aktiva sehingga perusahaan dapat mengetahui aktiva yang mana harus diganti atau diperbaiki untuk meningkatkan produksi perusahaan. Hal ini akan membantu manajemen mengelolah harta yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.

2. Mengingat nilai aktiva tetap yang cukup materil dan merupakan perangkat yang mendominasi jalanya operasi perusahaan sebaiknya pimpinan perusahaan mempertimbangkan kemungkian mengasuransikan harta kekayaan perusahaan seperti mesin genset, kendaraan, gedung, dan lain-lain yang kemungkinan memiliki tingkat resiko yang tinggi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Dalman,2011, Menulis karya Ilmiah, penerbit : Rajagrafindo Persada Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2001.Sistem Perancangan dan Pengendalian Manajemen, Jakarta, Salemba Empat.

Jery J. Weygandt, Donal E. Kieso, Paul D. Kimmel, 2007. Accounting Principle, Edisi Ke Tujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Ibnu Samsi, 1994, Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen,Jakarta :

Rineka Cipta.

Niswonger, Warren, Reeve, Fess, 2005. Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi ke-21, Terjemahan : Hyginus Ruswinarto, Penerbit : Erlangga, Jakarta.

http://Meilya-yessy4.blospot.com/2014/04/makalah-audit-aktiva-tetap.html.