Konsep Berita Analisis wacana pemberitaan final piala suzuki AFF 2010 di media Indonesia

menggunakan kata-kata konvensional, yang berdasarkan sistem konvesional dapat dijadikan kalimat. 15

B. Konsep Berita

1. Pengertian Berita

Istilah “berita” berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Vrit yang kemudian masuk dalam bahasa Inggris menjadi Write , yang memiliki arti “ada” atau “terjadi”. Sebagian ada yang menyebutnya Vritta artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi”. Vritta masuk dalam bahasa Indonesia menjadi “berita” atau “warta”. 16 Ada yang mengartikan berita itu dengan istilah man bites dog orang menggigit anjing. 17 Dengan kata lain jika dog bites man itu merupakan bukan berita. Karena anjing menggigit orang itu merupakan hal yang biasa, tetapi jika orang yang menggigit anjing itu merupakan keanehan dan dikategorikan sebagai berita. Konsep dasar dari news atau berita adalah “apa-apa yang diberitakan oleh wartawan dan termuat dalam media”. Artinya, berita adalah informasi yang sudah diolah oleh wartawan dan dinilai punya keunggulan relatif, kadang bersifat objektif kadang bersifat subjektif. 18 15 Ashadi Siregar, dkk, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa, Yogyakarta : Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerbitan Yogya LP3Y, kanisius,1998, h. 89 16 Totol Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000, h. 46. 17 Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik: Pendekatan Teori dan Praktik, cet-2 Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, h. 108. 18 Indiwan Seto Wahju Wibowo, Dasar-dasar Jurnalistik Jakarta: LPJA Press Jakarta, 2006, h. 39. Keunggulan dari sebuah berita banyak ditentukan oleh apakah berita tersebut mempunyai nilai, walaupun terkadang bersifat subjektif, tergantung siapa yang melihat dan memanfaatkannya. Berita news merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views opini. Mencari bahan berita lalu menyusunnya merupakan tugas pokok wartawan dan bagian redaksi sebuah penerbitan pers media massa. 19 Kemudian berita dalam bahasa Indonesia mendekati istilah “bericht en” dalam bahasa Belanda, besar kemungkinan karena indonesia lama dijajah Belanda. Dalam bahasa Belanda istilah “bericht en” dijelaskan sebagai “mededeling” atau pengumuman. 20 Batasan yang diberikan tokoh-tokoh lain, yang dikutip Assegar 1983, antara lain sebagai berikut: 21 M. Lyle Spencer, dalam buku News Writing menyebutkan berita merupakan kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar pemabaca. Willard C. Bleyer, dalam buku Newspaper Writing and Editing mengemukakan, berita adalah sesuatu yang termassa dipilih wartawan untuk dimuat di surat kabar karena ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar atau karena ia dapat menarik pembaca-pembaca media cetak tersebut. 19 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, cet-6 Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, h. 3. 20 Kustadi Sunandang, Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik, Bandung: Nuansa, 2004, Cet-I, h.103 21 Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008, h. 132-133 William S. Maulsby, dalam buku Getting in News menulis, berita dapat didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta- fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut. Eric C. Hepwood menulis, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting dan dapat menarik perhatian umum. Meskipun pemaparan dari berbagai tokoh diatas berbeda-beda, akan tetapi semuanya memiliki persamaan yang mengaitkan mengenai berita, yakni menarik perhatian, peristiwa terbaru, dan peristiwa yang luar biasa. Sehubungan dengan itu, seorang penulis jurnalistik kenamaan bernama Frank Luther Mott dalam bukunya New Survey of Journalism menyatakan bahwa paling sedikit ada delapan konsep berita yang meminta perhatian kita. Konsep tersebut adalah sebagai berikut: Berita sebagai laporan tercepat news as timely report Konsep ini menitikberatkan

2. Nilai Beita

Sesuatu bisa disebut sebagai berita jika mengandung nilai-nilai beritajurnalistik, yakni: aktual, penting, berdampak, kedekatan, luarbiasa, konflik, ketegangandrama, tragis, ketokohan, seks, dan humor.  Aktual. Wartawan memilih sesuatu, baik peristiwa maupun pernyataan yang benar-benar baru terjadi sebagai berita.  Penting. Wartawan memilih sesuatu atau peristiwa sebagai berita karena dianggap penting terutama untuk diketahui khalayak pembaca dan pemirsa.  Berdampak. Wartawan juga memilih sesuatu atau peristiwa sebagai berita karena dianggap mempunyai dampak atau akibat yang ditimbulkannya bagi masyarakat, baik negatif maupun positif.  Kedekatan. Wartawan memilih sesuatu sebagai berita karena sesuatu itu secara geografis dekat dengan khalayak pembaca atau pemirsanya. Karena nilai kedekatannya proximity, khalayak merasa tertarik untuk mengetahuinya.  Luar Biasa. Wartawan juga memilih sesuatu sebagai berita karena sesuatu itu luar biasa.  Konflik. Wartawan memilih peristiwa sebagai berita karena di dalamnya terdapat konflik, baik fisik maupun emosional.  KeteganganDrama. Wartawan juga memilih peristiwa yang mengandung ketegangan sebagai berita.  Tragis. Tragisme mengandung nilai jurnalistik yang tinggi karena melibatkan emosional dan nurani kemanusiaan.  Ketokohan. Wartawan juga memiliki sesuatu atau peristiwa karena terkait dengan tokoh atau orang terkenal.  Seks. Wartawan juga sangat tertarik memberitakan peristiwa yang mengandung seks karena nilai jurnalistiknya cukup tinggi.  Humor. Sesuatu atau peristiwa yang mengandung humor juga dianggap layak sebagai berita. 22 22 Zaenuddin HM, The Journalist, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011, h. 155- 158 Dalam berita ada beberapa karakteristik instrinsik yang dikenal sebagai nilai berita news value. Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna, atau yang biasa diterapkan untuk menentukan khalayak berita news worthy. 23 Newsworthiness dibutuhkan untuk menentukan apa yang dianggap menarik dan penting bagi audiens, dan pada praktiknya membantu gatekeepers penjaga gawang untuk menyeleksi berita secara konsisten. 24 Suatu peristiwa dikatakan memiliki nilai berita jika mengandung konflik, bencana dan kemajuan, dampak, kemashuran, segar dan kedekatan, keganjilan, human interest, seks, dan aneka nilai lainnya. 25 Selain itu, Suhaimi dan Ruli Nasrullah dalam bukunya yang berjudul Bahasa Jurnalistik mengatakan bahwa tidak semua fakta, peristiwa, kejadian, atau fenomena bisa dijadikan berita. Meliput dan menulis berita harus memerhatikan beberapa elemen berita yang menjadikan sebuah peristiwa itu memiliki daya tarik. 26

3. Komposisi Berita

Suatu berita utama dalam media massa cetak seperti surat kabar terdiri dari judul berita, lead, tubuh berita isi berita, dan penutup berita. Unsur-unsur tersebut banyak terdapat pada berita yang bersifat langsung. Seperti berita politik, ekonomi, olahraga, kriminal, dan sebagainya. Secara sederhana judul berita adalah kepala berita. Dalam bahasa Inggris judul berita disebut headline. Sedangkan dalam bahasa Belanda disebut kop. 27 23 Luwi Iswara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, cet-3 Jakarta: Kompas, 2007, h. 53. 24 Wibowo, Dasar-dasar Jurnalistik, h. 41. 25 Ibid., h. 53. 26 Suhaimi dan Ruli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 31. 27 Hoeta Soehoet, Dasar-Dasar Jurnalistik, h.78 Dalam suatu berita, judul berita dimaksudkan untuk mempromosikan berita tersebut. Dia dituntut semenarik mungkin sehingga dapat menimbulkan dan meningkatkan hasrat masyarakat untuk membaca. Selain untuk mempromosikan berita, judul beita berfungsi untuk memperkenalkan isi berita kepada khalayak pembaca. Ada beberapa syarat dalam pembuatan sebuah judul berita. Menurut fungsinya syarat judul berita adalah: a. Judul mengandung inti terpenting dari seluruh isi berita. Ini berarti, judul tidak boleh berbeda dengan isi berita. judul berita mengandung inti terpenting sebagaimana adanya. Sebaliknya, judul berita ditulis sesudah inti beritalead. Tujuannya, agar judul berita sesuai dengan inti berita, bahkan keseluruhan isi berita. Selain itu, agar dalam penulisan berita wartawan tidak terpaku pada judul, tetapi berpatokan pada lead. b. Judul disusun dengan bahasa yang mudah dipahami, padat dan menarik. Judul yang panjang tidak dapat memperkenalkan isi berita dalam waktu sekilas. Untuk membuat judul berita yang mudah dipahami pembaca, padat dan menarik, wartawan harus menguasai Bahasa Indonesia Jurnalistik yang baik dan benar. Selain itu, perbendaharaan kata-katanya harus kaya. 28 Unsur selanjutnya adalah teras berita atau lead. Teras berita adalah paragraph pertama yang membuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan uraian berita. 29 28 Hoeta Soehoet, h.77 29 Haris Sumandiria, h.126 Teras berita berisi bagian berita yang paling penting. Teras berita lead dalam berita yang tidak berbentuk features umumnya berisi 5W+1H who, what, when, where, why, dan how. Sehingga pembaca akan mudah mengetahui bagian terpenting dari berita yang disajikan. Unsur selanjutnya dalam berita adalah body atau tubuh berita dan kaki berita penutup berita. Tubuh berita berisi hal-hal yang cukup penting dan mendukung pada lead berita. Terakhir adalah kaki berita penutup berita, yakni bagian-bagian yang kurang penting dimasukkan dalam kaki berita. Susunan komposisi berita tersebut umumnya dinamakan “Piramida Terbalik”. Bagian atas piramida terbalik merupakan bagian terpenting, semakin ke bawah makin kurang penting. Bentuk

4. Kategori Berita

Hard News . Kisah berita ini merupakan desain utama dari sebuah pemberitaan. Isinya menyangkut hal-hal penting yang langsung terkait dengan kehidupan pembaca, pembaca, atau pemirsa. Kisah-kisahnya biasanya adalah hal- hal yang dianggap penting, dan karena itu segera dilaporkan oleh Koran, radio, atau televisi dari semenjak peristiwanya terjadi. Feature News . Berita feature adalah kisah peristiwa atau situasi yang menimbulkan kegemparan atau imaji-imaji pencitraan. Peristiwanya bisa jadi bukan termasuk yang teramat penting harus diketahui masyarakat, bahkan kemungkinan hal-hal yang telah terjadi beberapa waktu lalu. Sport News . Berita-berita olahraga bisa masuk ke kategori hard news atau feature. Selain dari hasil-hasil pertandingan atau perlombaan atau rangkaian kompetisi musiman, pemberitaan juga meliputi berbagai bidang lain yang terkait sport, seperti tokoh-tokoh olahragawan, kehidupan para pemain olahraga yang hendak bertanding, kesiapan-kesiapan kelompok olahraga di dalam masa pelatihan, sampai para penggemar olahraga tertentu yang fanatik. Social News . Kisah-kisah kehidupan sosial, seperti sport, bisa masuk ke dalam pemberitaan hard atau feature news. Umumnya, meliputi pemberitaan yang terkait dengan kehidupan masyarakat sehari-hari, dari soal-soal keluarga sampai ke soal perkawinan anak-anak. Interpretive . Di kisah berita interpretive ini, wartawan berupaya untuk memberi kedalaman analisis, dan melakukan survey terhadap berbagai hal yang terkait dengan peristiwa yang hendak dilaporkan. Science . Dalam kisah berita ini, para wartawan berupaya untuk menjelaskan dalam bahasa berita, ikhwal kemajuan perkembangan keilmuan dan teknologi. Consumer . Para penulis a consumer story ialah para pembatu khalayak yang hendak membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari, baik yang bersifat kebutuhan primer dan sekunder, seperti peralatan rumah tangga sampai aksesoris pakaian. Financial . Para penulis financial news memokus perhatiannya pada bidang- bidang bisnis, komersial, atau investasi. Para penulisnya umumnya mempunyai referensi akademis atau kepakaran terhadap subyek-subyek yang dibahasnya. 30 5. Berita Olahraga Berita olahraga. Di antara unsur penting yang bisa menarik perhatian perhatian pembaca dari peristiwa olahraga adalah karena adanya unsur pertentangan conflict. Pertentangan antara siapa yang menang dan siapa yang 30 Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, h. 21-22 kalah merupakan salah satu kekuatan pendorong pembaca untuk mencari tahu melalui media massa. Dalam setiap event pertandingan olahraga, si pembaca akan selalu bertanya tentang siapa yang keluar sebagai pemenangnya. Lebih-lebih pada saat di mana sedang berlangsung pesta olahraga, baik regional, nasional, maupun internasional, pemberitaan olahraga bisa mencapai saatnya yang memuncak. Kita bisa menyaksikan antusiasme masyarakat ketika sedang berlangsung PON, Asian Games, ataupun Olimpiade. Atau ketika sewaktu-wkatu ada peristiwa pertandingan tinju di luar pesta olahraga di atas. Perhatian hampir seluruh lapisan masyarakat terpusat pada informasi olah raga. Kondisi psikologis seperti inilah untuk mendorong setiap media untuk selalu memneritakan olah raga, sesuai denagn salah satu fungsinya untuk melayani kebutuhan informasi bagi masyarakat pemirsapembacanya. 31 Penyajian Berita Olahraga. Disamping pertandingannya sendiri, baik pertandingan besar maupun kecil, terdapat bahan-bahan berita rutin yang layak dimuat di halaman Koran, seperti data statistik, jadwal, pergantian pemain, fasilitas, pemain-pemain yang cedera, dan sebagainya. 32

C. Konsep Wacana

Dokumen yang terkait

PENYOSOKAN PSSI TERKAIT LAGA PIALA AFF SUZUKI CUP 2010 DALAM MAJALAH TEMPO PENYOSOKAN PSSI TERKAIT LAGA PIALA AFF SUZUKI CUP 2010 DALAM MAJALAH TEMPO (Analisis Framing Penyosokan PSSI Dalam Majalah Tempo Edisi 3-9 Januari 2011).

0 2 12

PENDAHULUAN PENYOSOKAN PSSI TERKAIT LAGA PIALA AFF SUZUKI CUP 2010 DALAM MAJALAH TEMPO (Analisis Framing Penyosokan PSSI Dalam Majalah Tempo Edisi 3-9 Januari 2011).

0 2 37

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN PENYOSOKAN PSSI TERKAIT LAGA PIALA AFF SUZUKI CUP 2010 DALAM MAJALAH TEMPO (Analisis Framing Penyosokan PSSI Dalam Majalah Tempo Edisi 3-9 Januari 2011).

0 3 16

KESIMPULAN DAN SARAN PENYOSOKAN PSSI TERKAIT LAGA PIALA AFF SUZUKI CUP 2010 DALAM MAJALAH TEMPO (Analisis Framing Penyosokan PSSI Dalam Majalah Tempo Edisi 3-9 Januari 2011).

0 14 94

WACANA PEMBERITAAN PARTAI DEMOKRAT DALAM MEDIA INDONESIA : Analisis Wacana Kritis.

0 3 26

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN KEKALAHAN TIMNAS INDONESIA MELAWAN MALAYSIA PADA FINAL AFF 2010 (Analisis Isi Objektivitas Pemberitaan Kekalahan Timnas Indonesia Melawan Malaysia Pada Final AFF 2010 di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 27 Desember 2010 – 30 Desember 20

0 0 94

REALISASI MAKNA IDEASIONAL DALAM TEKS KOMENTATOR SEPAKBOLA FINAL PIALA AFF 2016

0 0 19

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN KEKALAHAN TIMNAS INDONESIA MELAWAN MALAYSIA PADA FINAL AFF 2010 (Analisis Isi Objektivitas Pemberitaan Kekalahan Timnas Indonesia Melawan Malaysia Pada Final AFF 2010 di Surat Kabar Jawa Pos Edisi 27 Desember 2010 – 30 Desember 20

0 0 20

ANALISIS GAYA BAHASA KOMENTATOR SEPAK BOLA PADA LAGA FINAL PIALA AFF SUZUKI CUP 2016 - repository perpustakaan

0 2 12

ANALISIS GAYA BAHASA KOMENTATOR SEPAK BOLA PADA LAGA FINAL PIALA AFF SUZUKI CUP 2016 - repository perpustakaan

0 0 32