1.1.5 Disinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme penyebab penyakit yang mencemari benda- benda mati
atau instrumen.
1.1.6 Disinfeksi Tingkat Tinggi DTT adalah tindakan untuk menghilangkan
semua mikroorganisme kecuali endospora dengan cara merebus atau
kimiawi.
1.1.7 Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme bakteri, virus, jamur, dan parasit termasuk endospora
bakteri dari benda- benda mati atau instumen Hidayat, 2010. 1.2 Tujuan Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi
1.2.1
Untuk meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme.
1.2.2 Untuk menurunkan resiko penularan penyakit yang mematikan, seperti
Hepatitis dan HIVAIDS.
Di masa lalu, tujuan utama PI adalah untuk mencegah infeksi serius pascabedah. Meskipun infeksi serius pascabedah masih merupakan masalah di
banyak negara, munculnya HIVAIDS dan masalah berkelanjutan yang terkait dengan hepatitis telah mengubah secara dramatis fokus pencegahan infeksi. Karena
HIV dan hepatitis makin sering terjadi, resiko terinfeksi penyakit- penyakit tersebut semakin meningkat JNPK-KR, 2007.
1.3 Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi
1.3.1 Setiap orang, baik ibu, bayi baru lahir, dan penolong persalinan harus
dianggap dapat menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat
asimptomatik atau tanpa gezala.
1.3.2
Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi.
Universitas Sumatera Utara
1.3.3 Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda lain yang akan
dan telah bersentuhan dengan kulit tak utuh seperti selaput mukosa atau darah, harus dianggap terkontaminasi sehingga setelah selesai digunakan
harus dilakukan proses pencegahan infeksi secara benar.
1.3.4 Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah
diproses dengan benar, harus dianggap telah terkontaminasi.
1.3.5 Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tetapi dapat dikurangi
hingga sekecil mungkin kejadiannya dengan melaksanakan prosedur
tindakan pencegahan infeksi yang benar dan konsisten Sarwono, 2008. 2. Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi
Ada berbagai tindakan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah mikroorganisme berpindah dari satu individu ke individu yang lain yang dapat
menyebarkan infeksi, yaitu pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi dengan cara melakukan tindakan-tindakan esensial sebagai berikut : Cuci tangan, memakai sarung
tangan, menggunakan teknik aseptik, memproses alat bekas pakai, menangani peralatan tajam dengan aman, menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan termasuk pengelolaan
sampah sampah secara benar Sarwono,2008.
2.1 Cuci Tangan
Cuci tangan adalah prosedur yang paling penting dari pencegahan timbulnya infeksi yang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.
Prosedur cuci tangan menurut Depkes RI, 2004 meliputi : 2.1.1
Melepaskan perhiasan di tangan dan pergelangan. 2.1.2
Membasahi tangan dengan air bersih dan air mengalir. 2.1.3
Menggosok dengan kuat kedua tangan dengan menggunakan sabun biasa atau yang mengandung anti mikroba selama 10 sampai 15 detik pastikan
Universitas Sumatera Utara
sudah menggosok sela-sela jari Tangan yang terlihat kotor harus dicuci lebih lama.
2.1.4 Membilas tangan dengan air bersih dan mengalir.
2.1.5 Membiarkan tangan kering dengan diangin-anginkan atau dikeringkan
dengan kertas tisu yang bersih dan kering atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
2.1.6 Bila menggunakan sabun padat misalnya sabun batangan, gunakan dalam
potongan-potongan kecil dan tempatkan sabun dalam wadah yang berlubang- lubang untuk mencegah air menggenangi sabun tersebut.
2.1.7 Jangan mencuci tangan dengan mencelupkannya ke dalam wadah berisi air
meskipun air tersebut sudah ditambah larutan antiseptik, karena Mikroorganisme dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam larutan
tersebut. 2.1.8
Bila tidak tersedia air mengalir : 1
Menggunakan ember tertutup dengan kran yang bisa ditutup pada saat mencuci tangan dan dibuka kembali jika ingin membilas.
2 Menggunakan botol yang sudah diberi lubang agar air bisa mengalir.
3 Minta orang lain menyiramkan air ke tangan.
4 Menggunakan pencuci tangan yang mengandung anti mikroba berbahan
dasar alkohol atau campuran bahan alkohol 60-90 kira-kira 100 mL dengan 2 mL gliserin. Kemudian menggosok kedua tangan hingga kering
cara ini diulangi sampai tiga kali. 2.1.9
Mengeringkan tangan dengan handuk bersih dan kering. Jangan menggunakan handuk yang juga digunakan orang lain. Handuk basah atau
lembab adalah tempat yang baik untuk mikroorganisme berkembang biak.
Universitas Sumatera Utara
2.1.10 Bila tidak ada saluran air untuk membuang air yang sudah digunakan,
kumpulkan air di baskom dan buang ke saluran limbah atau jamban di kamar mandi.
2.2 Memakai Sarung Tangan