adalah switcher-person, bagian CG atau character generator yang bertugas menyiapkan template, VTR-person yang
bertugas mengoperasikan video player, lighting-person, dan seorang floor director yang merupakan kepanjangtanganan PD
yang berada di studio. Selain floor director, PD juga bekerja sama dengan presenter, camera person, audio-person yang
bertugas mengatur suara saat live, TS, bagian yang lebih banyak mengurusi urusan teknis, seperti kerusakan pada alat-
alat, dan MCR atau master control room yang lebih banyak bertugas pada urusan live, serta bagian-bagian dan kru studio
lainnya yang cukup banyak. Melalui alat komunikasi bernama
“intercom”, seorang PD mengkoordinasikan serta mengomunikasikan semua urusan
penayangan dengan para kru lainnya. Berbagai hal seperti kapan berita ditayangkan, kapan presenter mulai, kapan
commercial break tayang, dan sebagainya dikoordinasikan melalui alat tersebut.
B. Teori Arus Berita Bass dalam Proses Produksi Berita Reportase
Minggu di Trans Tv
Mengacu pada teori arus berita milik Bass yang menyatakan bahwa dalam produksi sebuah berita, prosesnya akan melalui dua tahapan yang
saling berhubungan, penulis akan menghubungkannya dengan proses produksi berita program Reportase Minggu di Trans Tv.
Bass menjelaskan tahap pertama terjadi ketika para pencari berita membuat “berita kasar” peristiwa, pidato dan konferensi pers menjadi
“copy berita” atau “bahan berita”. Tahap kedua terjadi ketika para pengolah berita merubah atau menggabung-gabungkan bahan itu menjadi
“hasil akhir” sebuah surat kabar atau sebuah siaran berita yang disiarkan kepada umum.
7
Dari penjelasan teori milik Bass tersebut, penulis memahami bahwa proses produksi berita dalam sebuah sajian program berita yang
diproduksi oleh suatu organisasi pemberitaan dibagi ke dalam dua tahapan yang saling terkait. Tahap pertama ditandai sebagai proses perolehan dan
pengumpulan bahan berita. Ini terjadi ketika pencari berita atau kru yang bertugas mencari dan membuat berita “kasar” menjadi copy berita atau
bahan berita. Tahap kedua atau selanjutnya terjadi ketika pengolah berita atau para kru yang bertugas merubah atau menggabung-gabungkan bahan
berita yang diperoleh sebelumnya menjadi sebuah hasil akhir, dalam hal ini adalah sebuah siaran berita Reportase Minggu.
Tahap I :
a. Tahap pengumpulan bahan-bahan berita Pada tahap ini, proses produksi berita dimulai dari sebuah
proses permintaan atau request liputan berita dari seorang produser pada koordinator liputan. Karena program Reportase Minggu
merupakan sajian news yang berbentuk feature, maka produser lebih menitikberatkan pada pemilihan berita yang bersifat feature atau lebih
7
DennisMcQuail, Model-Model Komunikasi. Alih Bahasa Putu Laxman Pendit Jakarta: Uni Primas, 1985, h. 110.
soft dibandingkan dengan sajian berita pada program Reportase Sore di Senin hingga Jumat.
Biasanya “berita kasar” ini ditentukan produser dengan melihat
moment-moment yang sedang “hangat” terjadi. Misalnya saja ketika
menjelang perayaan tahun baru Cina, maka produser akan merequest pada koordinator liputan untuk meliput berbagai peristiwa yang
berkaitan dengan suasana Imlek. Namun, bentukinformasinya tetap soft. Seperti mengulik informasi yang meliputi kuliner, tempat atau
lokasi-lokasi wisata menarik, atau berbagai informasi lainnya yang tetap menggambarkan suasana Imlek.
Setelah produser meminta berita apa saja yang akan diliput, selanjutnya tugas koordinator liputan untuk menentukan dan
menugaskan siapa saja kru yang terlibat dalam proses peliputan. Namun, karena Reportase Minggu lebih menitikberatkan pada
informasi yang berbentuk feature, maka penting sekali apa sebuah tindakan yang dinamakan riset. Riset dilakukan dengan tujuan
menentukan lokasi dan tema liputan. Dari riset akan diketahui apa langkah selanjutnya yang harus dilakukan reporter dan timnya untuk
melakukan peliputan. “Riset tujuannya untuk menentukan lokasi tapingnya mau
dimana, lokasi liputannya mau dimana. Kekuatan riset itu sangat besar dalam program-program feature di Trans Tv.
”
8
Riset dilakukan sebelum liputan. Biasanya reporter juga
melakukan riset untuk menemukan bahan liputan. Selanjutnya bisa
8
Wawancara Pribadi dengan Produser Acara Reportase Minggu Trans Tv, Yuli Juanda.
melaporkannya tentang apa yang di dapat dalam riset kepada produser atau koordinator liputan. Produser lah yang nantinya akan menyetujui
dan memutuskan untuk diliput atau tidak. Secara umum, riset dapat dirumuskan sebagai pencarian
pengetahuan atau setiap penyelidikan sistematis terhadap fakta-fakta yang ada. Riset adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan
menerjemahkan informasi atau data secara sistematis, untuk menambah pemahaman kita terhadap suatu fenomena tertentu yang
menarik perhatian.
9
Dalam Reportase Minggu juga terdapat segmen yang dikenal dengan Reportase Utama. Dalam segmen ini berisi informasi yang
sedang “hangat”. Informasi yang teraktual disajikan ke pemirsa dengan jumlah atau porsi yang tidak banyak.
Pengumpulan bahan atau cara mendapatkan bahan beritanya pun berbeda. Prinsip pemilihan materi atau bahan di segmen Reportase
Utama sama halnya dengan pemilihan materi di Reportase Sore. Bahan-bahan itu biasanya telah tersusun dalam agenda yang rinciannya
di tulis di sebuah whiteboard kantor redaksi. Dari sekian bahan berita yang tertulis disana, produser akan memilihnya untuk dijadikan bahan
berita dalam segmen Reportase Utama. Bahan-bahan yang dipilih produser akan dilaporkannya pada
koordinator liputan, dan selanjutnya tugas koordinator liputan untuk menentukan tim atau kru yang bertugas sebagai tim peliput.
9
Satrio Arismunandar, “Peran Riset Di Divisi News Trans Tv”, Artikel diakses pada 19 November 2010 dari
http:satrioarismunandar6.blogspot.com .
Penugasan korlip kepada reporter dan kameramen untuk meliput “berita kasar” yang prosesnya telah dijelaskan, adalah sebuah
langkah pertama proses peliputan. Ketika satu tim liputan telah menuntaskan tugasnya dalam meliput, maka “berita kasar” tersebut
sudah di dapat dan selanjutnya menjadi “copy berita” atau “bahan
berita” yang akan di edit sebelum akhirnya disiarkan.
b. Tahap penulisan naskah berita Tahap selanjutnya yaitu penulisan naskah yang dikerjakan oleh
reporter yang meliput. Dari liputan yang telah dilakukan oleh reporter beserta kameramen, selanjutnya adalah menuangkan apa yang didapat
dalam peliputan ke dalam sebuah tulisan atau naskah yang berfungsi sebagai penjelasan dari gambar yang direkam kameramen.
Copy berita atau bahan berita yang terdiri dari rekaman gambar yang berhasil diliput oleh tim yang terdiri dari reporter dan
kameramen, selanjutnya akan di preview ulang setelah sampai di kantor redaksi. Dari apa yang telah dilihat langsung di lapangan
sebagai bahan berita oleh reporter, maka akan dituangkan ke dalam naskah atau tulisan pelengkap atau sebagai keterangan dari gambar
yang didapat. Penulisan naskah harus singkat, jelas, dan padat dan sesuai
dengan gambar yang direkam kameramen. Naskah yang baik ditulis oleh reporter dengan apa adanya seperti yang terlihat di lokasi
peristiwa. Dari naskah yang telah ditulis, selanjutnya reporter
menyerahkannya pada produser. Naskah yang telah sampai di tangan produser, kemudian akan diedit sesuai dengan gambar yang telah
dilihatpreview. Proses yang dilalui setelah naskah ditulis rapi oleh reporter dan kemudian diedit kembali oleh produser, adalah dubbing.
Mengisi suara atau dubbing untuk paket reporter dapat dilakukan dengan cara merekam suara reporter terlebih dahulu
sebelum menyunting gambar dimulai. Tahapannya adalah sebagai berikut, setelah naskah selesai disusun oleh reporter yang bersangkutan
lalu biasanya diserahkan kepada editor in chief untuk dikoreksi. Selesai tahapan ini, reporter, redaktur, atau writer menulis kembali
naskah yang telah diperbaiki tersebut rewriting. Pada tahapan ini naskah sudah siap untuk dibacakan. Reporter pun dapat memulai
persiapan dubbingvoicing over yaitu antara lain dengan mempelajari naskah yang akan dibacakannya terlebih dahulu.
10
Dalam proses dubbing di program Reportase Minggu pun tidak jauh berbeda dengan apa yang disebutkan di atas. Dubbing dilakukan
setelah naskah yang ditulis oleh reporter diedit dan ditulis kembali oleh produser. Proses dubbing sendiri bisa dilakukan oleh reporter atau
siapapun yang dinilai bersuara baik.
10
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, h. 156.
Tahap II :
a. Tahap penyuntingan dan editing berita Tahap kedua ini dilalui oleh dua proses, yakni penyuntingan
dan editing berita serta penayangan materi berita. Tahap pertama adalah penyuntingan dan editing materi berita.
Editing berita dilakukan setelah gambar yang direkam oleh camera person atau kameramen dicapture serta naskah yang telah
diedit produser selesai didubbing. Video
editing adalah
pekerjaan memotong-motong
dan merangkaikan menyambung potongan-potongan gambar sehingga
menjadi film berita yang utuh dan dapat dimengerti. Pekerjaan ini dilakukan di ruang editing yang dilakukan oleh editor gambar atau
penyunting gambar. Gambar dan suara yang direkam dengan bantuan kamera sepanjang belasan ataupun puluhan menit harus dipotong-
potong dan “disusun kembali” hingga menjadi sepanjang beberapa menit saja untuk dapat disiarkan menjadi berita singkat.
11
Editing gambar merupakan proses yang dilakukan pada saat post production. Artinya, kegiatan ini dilakukan setelah bahan berita
selesai diliput, dan produksi naskah maupun proses dubbing pun selesai dilakukan.
Di ruang editing, kru yang dinamakan editor mulai melakukan tugasnya untuk memotong-motong gambar dan menyatukannya
11
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir Bandung: Kencana, 2008, h. 217.
kembali menjadi satu bagian yang utuh, lengkap dengan suara, maupun efek-efek musik.
Karena bahan berita Reportase Minggu diedit bukan secara cut to cut, maka teknik yang dipakai pada saat mengedit adalah editing
online. Editing online akan lebih sederhana dan mudah dibandingkan dengan editing offline. Prosesnya dimulai dengan mengcapture seluruh
gambar yang telah didapat oleh camera person atau bisa dikatakan memindahkan dan memasukkan seluruh hasil gambar yang telah
dicatat ke dalam komputer. Sesudah tersusun baik maka diurutkan kemudian dipersatukan agar shoot-shoot atau gambar yang sudah
disambung dapat dilihat secara utuh. Langkah selanjutnya adalah mixing. Editor akan melakukan
mixing dengan cara memasukkan berbagai musik ilustrasi yang dipilih, efek-efek gambar, ataupun dibentuk klip-klip. Selain itu juga
memasukkan suara dubber yang telah dilalui dalam proses dubbing naskah tadi.
Tak jarang editor mengalami kekurangan gambar untuk membuat sebuah paket berita. Hal yang dilakukannya jika kekurangan
gambar adalah mengulang-ulang gambar yang terdahulu dengan perbedaan dan perubahan segi shoot size atau angelnya. Hal ini
dilakukan agar pengulangan gambar tersebut tidak terlalu terlihat oleh penonton.
“Kekurangan gambar sangat pernah dialami. Misalkan dari dubbingnya saja dua menit, gambarnya cuma satu menit. Pertama,
konfirmasi dulu dengan produser mengenai naskah. Naskah yang sudah padat ada yang perlu dibuang atau tidak. Kalau bisa dibuang kan
terbantu dengan gambar yang sedikit. Tapi kalau tidak bisa, ya paling mengulang-ulang gambar.Tapi angel atau sizenya ya dirubah dan
dibedakan. Biar tidak terlalu kelihatan ngulangnya, jadi di bedain shoot sizenya.
”
12
Setelah proses mixing selesai, maka editor akan melakukan
proses print dari apa yang telah digabung-gabungkan menjadi suatu berita yang utuh. Print hasil editing itu bukan berupa kertas, melainkan
berupa kaset. Selain diprint dalam bentuk kaset, hasil editing tadi juga bisa dikirim melalui server yang nantinya juga akan sampai di master
control room. Hanya saja, karena dikhawatirkan server mengalami kerusakan yang nantinya mengakibatkan pada ketidaklancaran
penayangan, maka kaset hasil print tadi yang akan menjadi penggantinya.
Di kantor redaksi Reportase Minggu, editor didampingi oleh producer assistant dalam proses mengedit gambar menjadi satu paket
berita yang utuh. Dia juga yang mencatat durasi editing dan selanjutnya memasukkan ke rundown acara. Setelah proses editing
selesai, producer assistat atau produser akan mempreview kembali hasil akhir tersebut. Mereka lihat kembali kecocokan gambar dengan
naskah yang telah didubbing, atau bahkan durasi yang ternyata melewati batas. Jika sudah seperti itu, biasanya editor akan
memperbaiki hasil editing tersebut. Hasil akhir dari proses editing yang telah disetujui oleh
produser, selanjutnya akan diprint dalam bentuk kaset. Kaset itu akan
12
Wawancara Pribadi dengan Editor Reportase Minggu Trans Tv, Reni Sofia, Minggu, 20 Februari 2011.
diberikan kepada VTR-person yang selanjutnya kru studio akan mengoperasikannya di control room pada saat proses penayangan.
b. Tahap penayangan Tahap penayangan merupakan tahap akhir dalam produksi
sebuah berita. Penayangan berita yang telah menjadi satu kesatuan yang utuh biasanya disajikan secara live. Begitu juga dengan program
Reportase Minggu, selain beberapa segmennya terdiri dari tapingan yang sudah diedit oleh editor, juga terdapat siaran berita live siaran
langsung dari studio. Dari studio, seorang presenter akan menyampaikan berbagai informasi feature atau hard news dalam
Reportase Utama kepada pemirsa di rumah. Tepat pukul 17.00 WIB, siaran Reportase Minggu berlangsung
di stasiun televisi Trans Tv. Selama 30 menit, penayangan berita dimulai secara live. Berbagai informasi yang disajikan berasal dari
materi berita yang telah diedit oleh editor yang kemudian diubah menjadi bentuk kaset atau pengiriman data melalui server kepada
komputer yang akan dioperasikan VTR-person di master control room. Dalam proses penanayangan ini, kru dari production and
facilities bekerja sama dengan bagian news. Mereka yang akan mengendalikan siaran berita hingga akhir durasi penayangan. Proses
penayangan berita, secara keseluruhan akan dikomando oleh seorang program director PD. Selama proses panayangan berlangsung, PD
bekerja sama dengan dua bagian. Pertama, dengan pihak news, yaitu
produser acara yang banyak bertanggung jawab terhadap masalah konten serta materi berita. Kedua dengan bagian di master control
room yang bertanggung jawab terhadap permasalahan durasi acara dan iklan yang ditayangkan. Di master control room juga terdiri dari
banyak kru yang bertugas pada saat live. PD bekerja sama dengan kru di studio dalam melakukan tugas
saat penayangan berita. Mereka adalah switcher-person, bagian CG atau character generator yang bertugas menyiapkan template, VTR-
person yang bertugas mengoperasikan video player, lighting-person, dan seorang floor director yang merupakan kepanjangtanganan PD
yang berada di studio. Selain floor director, PD juga bekerja sama dengan presenter, camera person, audio-person yang bertugas
mengatur suara saat live, TS, bagian yang lebih banyak mengurusi urusan teknis, seperti kerusakan pada alat-alat, dan MCR atau master
control room yang lebih banyak bertugas pada urusan live, serta bagian-bagian dan kru studio lainnya yang cukup banyak.
PD bertugas mengkomunikasikan berbagai instruksi, seperti kapan presenter harus memulai siaran. kapan berita-berita dalam
segmen ditayangkan, atau mengenai perubahan yang terjadi pada saat penayangan, baik karena kesalahan teknis atau memang permintaan
produser. Berbagai instruksi itu disampaikan kepada kru-kru yang saling bekerja sama melalui sebuah alat komunikasi bernama
“intercom”.
Dalam mengkomunikasikan berbagai intruksi, seorang PD mengacu pada rundown acara yang diserahkan oleh produser beberapa
saat sebelum penayangan. Dari rundown, PD bisa mengetahui berbagai keterangan waktu kapan berita atau segmen-segmen ditayangkan,
kapan commercial breaknya ditayangkan, atau kapan harus menyiarkan soft news atau hard news. Semua materi berita itu sudah
dijahit dalam proses editing, PD hanya menjalankan saja dalam tahap penyiaran atau penayangan.
Rundown biasanya diserahkan oleh produser pada PD atau kru yang bertugas di master control room sekitar setengah jam sebelum
acara dimulai. Pada saat itu, mereka mempelajari itu untuk dijadikan acuan pada saat penayangan. Walaupun pada kenyataannya, saat acara
berlangsung masih sering terjadi perubahan. Terutama jika berkaitan dengan masalah durasi dan akibat kerusakan alat-alat teknis.
C. Analisis Produksi Berita Reportase Minggu di Trans Tv