Sistematika Penulisan Penggunaan Certainty Factor (CF) Dalam Perancangan Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Atherosklerosis

1.6 Metode Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian, yaitu: 1. Studi Literatur Dilakukan studi literatur atau studi pustaka yaitu mengumpulkan bahan-bahan referensi baik dari buku, artikel, paper, jurnal, makalah, maupun situs internet mengenai teori tentang aterosklerosis, sistem pakar dengan metode CF serta metode lain sebagai bahan perbandingan. 2. Pengumpulan dan Pemodelan Data Pengetahuan yang telah didapatkan terutama dari pakar atau sumber lain yang mendukung dikumpulkan dalam suatu sistem database dan dikelompokkan sesuai dengan gejala atherosklerosis serta menentukan variabel data. 3. Perancangan Pada tahap ini dilakukan pembuatan desain prototype yang dapat mengimplementasikan model data yang diperoleh. 4. Implementasi Program Coding Pada tahap ini, dikembangkan suatu sistem pakar dengan menggunakan bahasa pemrograman Delphi 7. Demikian juga dengan penjelasan dari konsultasi user dibuat dengan cara yang sama sehingga akan memudahkan user memahami hasil diagnosa. Pada tahap ini juga diterapkan CF untuk menangani ketidakpastian pada know ledge maupun data dari pengguna untuk menunjukkan nilai kemungkinan dan kebenaran dari hasil diagnosa . 5. Tahap pengujian Pada tahap ini, dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah jadi dengan menggunakan data-data yang telah ada. Hasil pengujian ini kemudian dijadikan dasar untuk membuat perbaikan-perbaikan yang diperlukan untuk menghasilkan sistem yang seperti yang diharapkan 6. Penulisan Laporan Penulisan laporan skripsi bertujuan untuk dijadikan sebagai dokumentasi hasil penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan

Universitas Sumatera Utara Agar penulisan menjadi lebih terstruktur, maka penulisan ini dibagi menjadi lima bab sebagai berikut: Bab 1 : PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan. Bab 2 : LANDASAN TEORI Membahas teori-teori yang berhubungan dengan kecerdasan buatan, sistem pakar, metode CF dan penyakit atherosklerosis. Bab 3 : ANALISIS DAN PEMODELAN SISTEM Membahas bagian-bagian yang berkaitan dengan perancangan sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit atherosklerosis seperti membangun basis pengetahuan knowledge base beserta penjelasan mengenai cara kerja sistem pada proses pengambilan kesimpulan menggunakan metode CF. Bab 4 : IMPLEMENTASI PROGRAM Menjelaskan langkah-langkah bagaimana mengimplementasikan perancangan sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit atherosklerosis ini dengan menggunakan metode CF ke dalam sebuah program komputer dan dilanjutkan dengan pengujian program tersebut. Bab 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan yang diperoleh selama penulisan dan saran yang diberikan untuk pengembangan aplikasi lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan artificial inteligence merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin komputer dapat melakukan pekerjaan seperti yang sebaik dilakukan manusia Sri Kusumadewi, 2003. Pengertian kecerdasan buatan dapat di pandang dari berbagai sudut pandang, antara lain : 1. Sudut pandang kecerdasan. Kecerdasan buatan akan membuat mesin menjadi cerdas dalam arti mampu berbuat seperti apa yang dilakukan manusia. 2. Sudut pandang penelitian. Kecerdasan buatan adalah suatu studi bagaimana membuat agar komputer dapat melakukan sesuatu sebaik yang dikerjakan manusia. 3. Sudut pandang bisnis. Kecerdasan buatan adalah kumpulan peralatan yang sangat powerful dan metodologis dalam mnyelesaikan masalah-masalah bisnis. 4. Sudut pandang pemrograman. Kecerdasan meliputi studi tentang pemrograman simbolik, penyelesaian masalah dan pencarian. Universitas Sumatera Utara Lingkup Utama dari kecerdasan buatan Sri Kusumadewi, 2003 adalah sebagai berikut : 1. Sistem Pakar Expert System . Disini komputer digunakan untuk menyimpan pengetahuan para pakar. 2. Pengelolaan Bahasa Alami Natural Language Processing . Dengan pengolahan bahasa alami ini diharapkan user dapat berkomunikasi dengan komputer dengan menggunakan bahasa sehari-hari. 3. Pengenalan Ucapan Speech Recognition . Melalui pengenalan ucapan diharapkan manusia dapat berkomunikasi dengan komputer dengan menggunakan suara. 4. Robotika Sistem Sensor Robotics Sensory System. 5. Computer Visio, mencoba untuk dapat menginterprestasikan gambar atau obyek- obyek tampak melalui komputer. 6. Intelligent Computer-aided Instruction.Komputer dapat digunakan sebagai tutor dalam melatih dan mengajar. 7. Game Playing. Beberapa karakteristik yang ada pada sistem yang menggunakan artificial inteligence adalah pemrograman yang cenderung bersifat simbolik ketimbang algoritmik, bisa mengakomodasi input yang tidak lengkap. Ada beberapa konsep yang harus dipahami dalam kecerdasan buatan, diantaranya Kusrini, 2006 : 1. Turing Test – Metode pengujian kecerdasan buatan. Merupakan sebuah metode pengujian kecerdasan buatan yang dibuat oleh Alan Turing. 2. Pemrosesan Simbolik. Sifat penting dari AI adalah bahwa AI merupakan bagian ilmu komputer yang melakukan proses secara simbolik dan non-algoritmik dalam penyelesaian masalah. Universitas Sumatera Utara 3. Heuristic Merupakan suatu strategi untuk melakukan proses pencarian search ruang problem secara selektif, yang memandu proses pencarian yang dilakukan sepanjang jalur yang memiliki kemungkinan sukses paling besar. 4. Penarikan Kesimpulan Inferencing AI mencoba membuat mesin memiliki kemampuan berfikir atau mempertimbangkan reasoning. Kemampuan berfikir termasuk didalamnya proses penarikan kesimpulan berdasarkan fakta-fakta dan aturan dengan menggunakan metode heuristik atau metode pencarian lainnya. 5. Pencocokan Pola Pattern matching AI bekerja dengan mencocokkan pola yang berusaha untuk menjelaskan objek, kejadian atau proses, dalam hubungan logik atau komputasional. Jika dibandingkan dengan kecerdasan alami kecerdasan yang dimiliki manusia, kecerdasan buatan memiliki beberapa keuntungan secara komersial, antara lain : 1. Lebih Permanen. 2. Memberikan kemudahan dalam duplikasi dan penyebaran. 3. Relatif lebih murah dari kecerdasan alamiah. 4. Konsisten dan teliti. 5. Dapat didokumentasikan. 6. Dapat mengerjakan beberapa task dengan lebih cepat dan lebih baik dibandingkan manusia.

2.2 Sistem Pakar