nyeri kuadran kanan bawah dengan palpasi dalam kuadran kiri bawah menandakan iritasi peritoneum. Tanda psoas dengan perlahan paha kanan pasien diekstensikan
pada saat berbaring pada sisi kiri memperlihatkan inflamasi di dekatnya pada saat meregangkan otot iliopsoas. Tanda obturator rotasi interna pasif dari paha kanan
yang difleksikan dengan pasien dalam posisi terlentang menandakan iritasi di dekat obturator internus. Apendisitis rektosekal dapat timbul dengan nyeri hebat.
Apendisitis pelvikum dapat memberikan nyeri pada pemeriksaan rektum, dengan penakanan pada kantong Douglas. Schwartz, 2000
2.7. Pemeriksaan
Pemeriksaan menurut Betz 2002 , Catzel 1995 , Hartman 1994 , antara lain :
1. Anamnesa
Gejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting adalah :
a. Nyeri mula – mula di epigastrium nyeri viseral yang beberapa
waktu kemudian menajalar ke perut kanan bawah b.
Muntah oleh karena nyeri viseral c.
Panas karena kuman yang menetap di dinding usus d.
Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri
2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosa apendisitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis,
tapi kadang kala dapat ditemukan gambaran sebagai berikut : a.
Adanya sedikit fluid level disebabkan karena adanya udara dan cairan.
Universitas Sumatera Utara
b. Kadang ada fecolit sumbatan , pada keadaan perforasi
ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma. 3.
Pemeriksaan Laboratorium a.
Pemeriksaan darah : leukosit ringan umumnya pada apendisitis sederhana lebih dari 13.000mm3 umumnya pada apendisitis
perforasi. Tidak adanya leukositosis tidak menyingkirkan apendistis
b. Hitung jenis : tedapat pergeseran ke kiri
c. Pemeriksaan urin : sediment dapat normal atau terdapat leukosit
dan eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempel pada ureter atau vesika. Pemeriksaan leukosit
meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang.
Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi leukositosis yang lebih tinggi lagi. Hb hemoglobin nampak normal. Laju endap
darah LED meningkat pada keadaan apendisitis infiltrat. Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.
2.8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan apendiksitis menurut Mansjoer, 2000 : a.
Sebelum operasi 1.
Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi 2.
Pemasangan kateter untuk kontrol produksi urin 3.
Rehidrasi 4.
Antibiotik dengan spektrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena
Universitas Sumatera Utara
5. Obat – obatan penurun panas, phenergan sebagai anti
mengigil, largaktil untuk membuka pembuluh – pembuluh darah perifer diberikan setelah rehidrasi tercapai
6. Bila demam, harus diturunkan sebelum diberi anestesi
b. Operasi
1. Apendiktomi
2. Apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perforasi
bebas, maka abdomen dicuci dengan garam fisiologis dan antibiotika
3. Abses apendiks diobati dengan antibiotika IV, massa
mungkin mengecil, atau abses mungkin memerlukan drainase dalam jangka waktu beberapa hari. Apendiktomi
dilakukan bila abses dilakukan operasi elektif sesudah 6 minggu sampai 3 bulan
c. Pasca Operasi
1. Observasi TTV
2. Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar sehingga
aspirasi cairan lambung dapat dicegah 3.
Baringkan pasien dalam posisi semi fowler 4.
Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selam pasien dipuasakan
5. Bila tindakan operasi lebih besar, misalnya pada perforasi,
puasa dilanjutkan sampai fungsi usus kembali normal. 6.
Berikan minum mulai 15 mljam selama 4 – 5 jam lalu naikkan menjadi 30 mljam. Keesokan harinya berikan
Universitas Sumatera Utara
makanan saring dan hari berikutnya diberikan makanan lunak
7. Satu hari pascar operasi pasien dianjurkan untuk duduk
tegak di tempat tidur selama 2x30 menit 8.
Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar
9. Hari ke-7 jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan
pulang
Pada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang masih aktif yang ditandai dengan :
1. Keadaan umum klien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih
tinggi 2.
Pemeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan bawah masih jelas terdapat tanda – tanda peritonitis
3. Laboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung
jenis terdapat pergeseran ke kiri
Sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan segera setelah klien dipersiapkan, karena dikuatirkan akan terjadi abses
apendiks dan peritonitis umum. Persiapan dan pembedahan harus dilakukan sebaik – baiknya mengingat penyulit infeksi
luka lebih tinggi daripada pembedahan pada apendisitis sederhana tanpa perforasi. Arif Mansjoer dkk, 2000
Pada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang telah mereda ditandai dengan :
1. Umumnya klien berusia 5 tahun atau lebih
Universitas Sumatera Utara
2. Keadaan umum telah membaik dengan tidak terlihat sakit,
suhu tubuh tidak tinggi lagi 3.
Pemeriksaan lokal abdomen tidak terdapat tanda – tanda peritonitis dan hanya teraba massa dengan jelas dan nyeri
tekan ringan 4.
Laboratorium hitung leukosit dan hitung jenis normal
Tindakan yang dilakukan sebaiknya konservatif dengan pemberian antibiotik dan istirahat di tempat tidur. Tindakan
bedah apabila dilakukan lebih sulit dan perdarahan lebih banyak, lebih – lebih bila masa apendiks telah terbentuk lebih
dari satu minggu sejak serangan sakit perut. Pembedahan dilakukan segera bila dalam perawatan terjadi abses dengan
atau tanpa peritonitis umum. Arif Mansjoer dkk, 2000
2.9. Komplikasi