Jaringan Saraf Manusia Fungsi Aktivasi

BAB II JARINGAN SARAF BUATAN

Penjelasan mengenai sejarah perkembangan jaringan saraf buatan, serta beberapa teori dasar yang mendukung pembelajaran jaringan saraf buatan akan dibahas dalam bab ini, yaitu Teori-teori dasar yang mendukung pembelajaran jaringan saraf buatan antara lain ide dasar jaringan saraf buatan yang terinspirasi dari sistem jaringan otak manusia, definisi dan arsitektur jaringan saraf buatan, model-model pembelajaran, fungsi transfer, perceptron rule dan delta rule pada jaringan saraf buatan lapisan tunggal serta gambaran stokastik gradien descent.

2.1. Jaringan Saraf Manusia

Jaringan saraf buatan merupakan model yang cara kerjanya meniru sistem jaringan biologis. Otak manusia terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron , yang berjumlah sekitar 10 11 sel-sel saraf. Sel-sel saraf ini berhubungan satu dengan yang lain membentuk jaringan yang disebut jaringan saraf [4]. Proses yang terjadi dalam suatu sel saraf merupakan proses elektrokimiawi. Di otak ini terdapat fungsi-fungsi yang sangat banyak dan rumit, diantaranya adalah ingatan, belajar, bahasa, asosiasi, penalaran, kecerdasan, dan inisiatif. Semua sel saraf alami mempunyai empat komponen dasar yang sama. Keempat komponen dasar ini diketahui berdasarkan nama biologinya yaitu, dendrit, soma, akson, sinapsis. Dendrit merupakan suatu perluasan 4 dari soma yang menyerupai rambut dan bertindak sebagai saluran masukan. Saluran input ini menerima masukan dari sel saraf lainnya melalui sinapsis. Kemudian soma memproses nilai input menjadi sebuah output yang kemudian dikirim ke sel saraf lainnya melalui akson dan sinapsis. Gambar berikut menunjukkan komponen-komponen dari saraf [7]. Gambar 2.1 Komponen-Komponen Sel Saraf Suatu jaringan saraf menerima ribuan informasi kecil dari berbagai organ sensoris dan mengintegrasikannya untuk menentukkan reaksi yang harus dilakukan. Kegiatan sistem jaringan saraf didasari oleh pengalaman sensoris dari reseptor sensoris, baik berupa reseptor visual, reseptor auditoris, reseptor raba dipermukaan tubuh, ataupun jenis reseptor lainnya. Pengalaman sensoris ini dapat menyebabkan suatu reaksi segera dan kenangannya dapat disimpan didalam otak [4]. Konsep dasar semacam inilah yang ingin dicoba para ahli dalam menciptakan jaringan buatan. 5

2.2. Jaringan Saraf Buatan

Jaringan saraf buatan diperkenalkan pertama kali pada tahun 1943 oleh seorang ahli saraf Warren McCulloch dan seorang ahli logika Walter Pitss [12]. Jaringan saraf buatan merupakan model yang meniru cara kerja jaringan sel-sel saraf biologis. Penelitian yang berlangsung pada tahun 1950-an dan 1960-an mengalami hambatan karena minimnya kemampuan komputer. Kemudian pada pertengahan tahun 1980-an dapat dilanjutkan lagi, karena sarana yang dibutuhkan telah tersedia. Sistem saraf buatan dirancang untuk menirukan karakteristik sel-sel saraf biologis. Beberapa definisi tentang jaringan saraf buatan dikemukakan oleh para ahli. Menurut [7] jaringan saraf didefinisikan sebagai sebuah prosesor yang terdistribusi paralel dan mempuyai kecenderungan untuk menyimpan pengetahuan yang didapatkannya dari pengalaman dan membuatnya tetap tersedia untuk digunakan. Sedangkan menurut [3]. Mendefinisikan jaringan saraf buatan sebagai sebuah sistem yang dibentuk dari sejumlah elemen pemroses sederhana yang bekerja secara paralel dan fungsinya ditentukan oleh stuktur jaringan, kekuatan hubungan serta pengolahan dilakukan pada komputasi elemen- elemennya.

2.2.1. Arsitektur Jaringan Saraf Buatan

Pemodelan struktur pemrosesan informasi terdistribusi dilakukan dengan menentukan pola hubungan antar sel-sel saraf buatan. Pola hubungan yang umum adalah hubungan antar lapisanr 6 lapisan. Setiap lapisan terdiri dari sekumpulan sel saraf buatan unit yang memiliki fungsi tertentu, misalnya fungsi masukan input atau fungsi keluaran output. Sistem saraf buatan terdiri dari tiga lapisan unit, yaitu: 1. Unit input Pada gambar 2.2 unit input dinotasikan dengan i. Unit input ini menerima data dari jaringan saraf luar. Aktifasi unit-unit lapisan input menunjukkan informasi dasar yang kemudian digunakan dalam jaringan saraf buatan. 2. Unit tersembunyi Unit tersembunyi dinotasikan dengan h pada gambar 2.2. Unit tersembunyi menerima dan mengirim sinyal ke jaringan saraf. Aktifasi setiap unit-unit lapisan tersembunyi ditentukan oleh aktifasi dari unit-unit input dan bobot dari koneksi antara unit- unit input dan unit-unit lapisan tersembunyi. 3. Unit output Unit output dinotasikan dengan o. Unit output mengirim data ke jaringan saraf. Karakteristik dari unit-unit output tergantung dari aktifasi unit-unit lapisan tersembunyi dan bobot antara unit-unit lapisan tersembunyi dan unit-unit output. Dalam jaringan saraf buatan lapisan banyak unit output bisa digunakan kembali menjadi unit input yang diproses dalam lapisan selanjutnya. 7 X 1 X 2 X 3 X 4 i 1 i 2 i 3 i 4 h 1 h 2 h 3 o 1 o 2 Y 1 Y 2 Gambar 2.2 Jaringan Saraf Buatan Sedangkan tipe arsitektur jaringan saraf buatan ada tiga yaitu :

1. Jaringan dengan lapisan tunggal Single Lapisanr Net

Jaringan dengan lapisan tunggal hanya memiliki satu lapisan dengan bobot yang terhubung. Jaringan ini hanya menerima input kemudian secara langsung akan mengolahnya menjadi output tanpa harus melalui lapisan tersembunyi Gambar 2.3. Gambar 2.3. Jaringan Saraf Buatan Lapisan Tunggal Feedforward 8

2. Jaringan dengan lapisan banyak Multilapisanr Net

Pada tipe ini, diantara lapisan masukan dan keluaran terdapat satu atau lebih lapisan tersembunyi Gambar 2.4. Hubungan antar lapisan berlangsung satu arah. Jaringan dengan banyak lapisan ini dapat menyelesaikan permasalahan yang lebih sulit dari pada lapisan tunggal. Gambar 2.4. Jaringan Saraf Buatan Lapisan Banyak Feedforward

3. Reccurent Network

Tipe reccurent berbeda dengan kedua tipe sebelumnya. Pada reccurent, sedikitnya memiliki satu koneksi umpan balik feedback. Gambar 2.5. Jaringan dengan lapisan kompetitif reccurent 9

2.2.2. Model-Model Pembelajaran

Menurut [10] model pembelajaran dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Supervised Learning

Pada model pembelajaran ini, jaringan saraf buatan menggunakan variabel prediktor sebagai input yang akan dijadikan indikator untuk menerangkan variabel target sebagai outputnya. Variabel-variabel prediktor tersebut disesuaikan dengan target output yang ingin dihasilkan. Tujuan model supervised learning adalah untuk menentukan nilai bobot-bobot koneksi didalam jaringan sehingga jaringan tersebut dapat melakukan pemetaan dari input ke output sesuai dengan yang diinginkan. Jaringan perceptron , dan backpropagation merupakan model-model dengan tipe supervised learning [8]. Tabel 2.1 Data Sederhana Pengenalan Huruf Alphabet Variabel Prediktor Contoh Posisi horizontal Posisi vertikal Panjang box Tinggi box Jumlah pixel Variabel Target 1 2 8 3 5 1 T 2 5 12 3 7 2 I 3 4 11 6 8 6 D 4 7 11 6 6 3 N 5 2 1 3 1 1 G Model pembelajaran supervised learning selalu memiliki satu kolom yang merupakan variabel target, pada contoh data sederhana pengenalan huruf diatas variabel targetnya adalah huruf alphabet. Pada model pembelajaran ini tiap-tiap variabel memiliki suatu hubungan 10 yang tidak saling bebas. Sebagai contoh, Huruf T diprediksi berada dalam posisi horizontal yang dihitung dari sebelah kiri gambar dan huruf berada di tengah box pada titik koordinat 2 pixel, posisi vertikal dihitung dari bagian bawah pada box di titik koordinat 8 pixel, Sedangkan panjang box berada pada titik koordinat 3 pixel dan tinggi box berada pada titik koordinat 5 pixel. Jika huruf alphabet berada dalam karakteristik variabel target maka dapat dikatakan huruf tersebut berhasil dalam mengklasifikasikan huruf alphabet.

2. Unsupervised Learning

Berbeda dengan model supervised learning, dalam model unsupervised learning tidak terdapat variabel target dari kategori pola- pola yang akan diklasifikasikan hanya terdiri dari variabel prediktor. Untuk model pembelajaran ini biasanya hanya dilakukan proses clustering lihat tabel 2.2. Bukan pengklasifikasian seperti pada model pembelajaran supervised. Tabel 2.2 Hak pilih USA senator pada 6 persoalan Issue Class 1 Class 2 Toxic Waste Yes No Budget Cuts Yes No SDI Reduction No Yes Contra Aid Yes No Line-Item Veto Yes No MX Production Yes No

3. Semi Unsupervised Learning

Model semi unsupervised learning awalnya adalah model unsupervised learning, data percobaan untuk model ini biasanya tidak 11 memiliki variabel target. Oleh karena itu, proses klasifikasi dengan model pembelajaran ini dilakukan dengan cara menentukan variabel targetnya terlebih dahulu two step analysis.

2.3 Fungsi Aktivasi

Pada setiap lapisan pada jaringan saraf buatan terdapat fungsi aktivasi. fungsi ini adalah fungsi umum yang akan digunakan untuk membawa input menuju output yang diinginkan. Fungsi aktivasi inilah yang akan menentukan besarnya bobot. Karakter dari jaringan saraf buatan tergantung pada bobot dan fungsi input-output Fungsi Transfer yang mempunyai ciri-ciri tertentu untuk setiap unit. Fungsi ini terdiri dari tiga kategori, yaitu : fungsi linear, fungsi threshold , dan fungsi sigmoid Gambar 2.6. Pada fungsi linear, aktivasi output adalah sebanding dengan jumlah bobot output. Untuk fungsi threshold , output diatur satu dari dua tingkatan tergantung dari apakah jumlah input lebih besar atau lebih kecil dari nilai batasnya. Sedangkan Fungsi sigmoid, outputnya terus menerus berubah tetapi tidak berbentuk linear. i Threshold sgn i i Linear Sigmoid Gambar 2.6. Jenis fungsi aktivasi yang digunakan dalam jaringan saraf buatan 12 Ada beberapa pilihan fungsi aktivasi yang digunakan didalam metode backpropagation , seperti fungsi sigmoid biner dan sigmoid bipolar Gambar 2.7.. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan lebih lengkap tentang fungsi sigmoid biner dan sigmoid bipolar, yaitu:

1. Fungsi Sigmoid Biner

Fungsi ini merupakan fungsi yang umum digunakan dalam metode backpropagation . Nilai jangkauannya diantara 0,1 dan didefinisikan sebagai : f x = 1 1 + e − x dengan turunan : f x = f x1 − f x 2.1

2. Fungsi Sigmoid Bipolar

Fungsi ini merupakan fungsi yang umum digunakan dalam metode backpropagation . Range diantara -1,1 dan didefinisikan sebagai: g x = 2 f x − 1 dengan f x = 1 1 + e − x sehingga g x = 2 f x − 1 1 = 2 − 1 1 + e − x 1 − e − x = 1 + e − x 2.2 13 dengan turunan : g x = 1 1 + g x1 − g x 2 2.3 Gambar 2.7. Fungsi sigmoid biner dan fungsi sigmoid bipolar

2.4. Perceptron