2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi
wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang
baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif. 3.
Pengarahan Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar
mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan
dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
4. Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan, agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan
rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan
meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
5. Pengadaan
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan. 6.
Pengembangan Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis,
teoretis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. 7.
Kompensasi Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak
langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak.
Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah
minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal konsistensi. 8.
Pengintegrasian Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan
perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat
memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan
hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka
tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan
sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.
10. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan
yang maksimal. Kedisiplian adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.
11. Pemberhentian
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan,
keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya.
3.2.3 Pengertian Disiplin
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan
yang maksimal. Dalam meningkatkan mutu dan keterampilan pegawai serta memupuk kegairahan kerja pegawai maka pimpinan harus dapat
meningkatkan kedisiplinan. Keteladanan seorang pemimpin sangat berperan dalam meningkatkan kedisiplian karena pemimpin dijadikan
panutan oleh para bawahannya http:www.slideshare.netturinodjunaidi73hubungan-disiplin-dengan-
kinerja-pegaweai diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 19:23.
Di dalam buku Wawasan Kerja Aparatur Negara 2000: 24 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengertian disiplin adalah :
“Sikap mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap
peraturan-peraturan yang ditetapkan Pemerintah atau etik, norma serta kaidah yang berlaku dalam masyarakat”
Menurut Siagian 2005:305 sebagai berikut: “Disiplin kerja merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi
memenuhi tuntutan berbagai ketentuan”
Sedangkan menurut Mathis dan Jackson 2002: 314 sebagai berikut “Disiplin adalah merupakan bentuk pelatihan yang menegakkan
peraturan-peraturan perusahaan”.
Dari pendapat di atas, dikatakan bahwa disiplin terbentuk dari adanya kesadaran dan kesediaan seseorang dalam mentaati semua aturan
dan norma yang telah ditetapkan. Hal ini berarti bahwa kedisiplinan terbentuk bukan dari suatu keterpaksaan tetapi harus dari kesadaran
seseorang pelaksanaannya disiplin tidak hanya karena adanya hukuman bagi sipelanggar, namun terbentuk dari adanya rasa tanggung jawab yang
dimiliki orang tersebut. Dengan terbentuknya rasa disiplin dalam diri setiap orang, maka hal tersebut dapat meningkatkan gairah kerja dan
tujuan organisasi maupun individu akan terlaksana dengan baik https:risnawatiririn.wordpress.com20110217konsep-disiplin-kerja
diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 15:07.
Berdasarkan pada pengertian tersebut di atas, maka tolak ukur pengertian kedisiplinan kerja pegawai adalah sebagai berikut
http:bkd.jabarprov.go.idindex.phpsubMenuinformasiartikeldetailartikel4 dia
kses pada tanggal 14 April 2015 pukul 15:11 :
1. Kepatuhan terhadap jam-jam kerja.
2. Kepatuhan terhadap instruksi dari atasan, serta pada peraturan dan
tata tertib yang berlaku. 3.
Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal instansi.
4. Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat
perlengkapan kantor dengan penuh hati-hati.
3.2.4 Pentingnya Disiplin Kerja
Pentingnya disiplin kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan berguna untuk karyawan agar mematuhi dan menyenangi peraturan,
prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga memotivasi karyawan dalam melakukan pekerjaan untuk menghasilkan kinerja yang baik.
http:www.slideshare.netturinodjunaidi73 hubungan-disiplin-dengan-
kinerja-pegaweai diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 19:23
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas – tugas yang di berikan kepadanya. Hal ini
mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Untuk memelihara dan
meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak faktor yang mempengaruhinya.
http:www.slideshare.netturinodjunaidi73hubungan-disiplin-dengan- kinerja-pegaweai
diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 19:23
Menurut Saydam 2005:291faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Besar kecilnya pemberian kompensasi;
b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan;
c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan;
d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan;
e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan;
f. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan;
g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya
disiplin. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan
penyuluhan bagi karyawan dalam mencapai tata tertib yang baik di perusahaan. Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja,
efisiensi, dan efektivitas kerja karyawan akan meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
http:www.slideshare.netturinodjunaidi73hubungan-disiplin-dengan- kinerja-pegaweai
diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 19:23 Sanksi diperlukan dalam meningkatkan kedisiplinan dan mendidik
karyawan supaya menaati semua peraturan perusahaan. Pemberian sanksi harus adil dan tegas terhadap semua karyawan. Dengan keadilan dan
ketegasan, sasaran pemberian sanksi akan tercapai.Peraturan
tanpadibarengi pemberian hukuman yang tegas bagi pelanggarnya bukanmenjadi
alat pendidikan bagi karyawan. http:www.slideshare.netturinodjunaidi73hubungan-disiplin-dengan-
kinerja-pegaweai diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 19:23
Sanksi-sanksi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 Pasal 6 telah dijelaskan secara rinci tingkat hukuman dari yang yang
paling ringan, sedang, hingga yang paling berat. Dikutip Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 Pasal 7 secara lengkap sebagai berikut:
1. Tingkat Hukuman disiplin terdiri dari :
a. hukuman disiplin ringan ;
b. hukuman disiplin sedang; dan
c. hukuman disiplin berat.
2. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari :
a. tegoran lisan;
b. tegoran tertulis; dan
c. pernyataan tidak puas secara tertulis.
3. Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari :
a. penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama
1 satu tahun; b.
penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 satu tahun; dan
c. penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama
1satu tahun. 4.
Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari : a.
penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama 1 satu tahun;
b. pembebasan dari jabatan;
c. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai pegawai Negeri Sipil; dan d.
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Dalam menetapkan jenis sanksi disiplin yang akan dijatuhkan pada pegawai yang melanggar hendaknya dipertimbangkan dengan seksama
sehingga disiplin yang akan diberikan setimpal dengan tindakan yang dilakukan agar sanksi disiplin tersebut dapat diterima. Untuk pegawai
yang pernah diberikan sanksi disiplin sebelumnya pada saat melakukan pelanggaran disiplin yang pernah dilakukannya, perlu diberikan sanksi
yang lebih berat dari sanksi disiplin terakhir yang pernah diberikan kepadanya. Akan tetapi semuanya harus berpedoman inisial pada
kebijakan yang berlaku http:www.slideshare.netturinodjunaidi73hubungan-disiplin-dengan-
kinerja-pegaweai diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 19:23.
Jadi kesimpulannya kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan.
3.2.5 Fungsi Disiplin Kerja
Menurut pendapat Handoko 2001 : 208 Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Disiplin
kerja sangat dibutuhkan oleh setiap pegawai. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin yang
akan membuat para pegawai mendapat kemudahan dalam bekerja. Dengan begitu akan menciptakan suasana kerja yang kondusif dan mendukung
usaha pencapaian tujuan https:risnawatiririn.wordpress.com20110217konsep-disiplin-kerja
diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 15:07. Pendapat tersebut dipertegas oleh pernyataan Tu’u 2004 : 38
yang mengemukakan beberapa fungsi disiplin, antara lain :
1. Menata kehidupan bersama
2. Membangun kepribadian
3. Melatih kepribadian
4. Pemaksanaan
5. Hukuman
6. Menciptakan lingkungan kondusif
Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompok tertentu dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan yang
terjalin antara individu satu dengan individu lainnya menjadi lebih baik dan lancar
https:risnawatiririn.wordpress.com20110217konsep- disiplin-kerja
diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 15:07. Disiplin juga dapat membangun kepribadian seorang
pegawai.Lingkungan yang memiliki disiplin yang baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Lingkungan organisasi yang
memiliki keadaan yang tenang, tertib, dan tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik
https:risnawatiririn.wordpress.com20110217konsep-disiplin-kerja diakses pada tanggal 14 April 2015 pukul 15:07.
3.2.6 Macam-Macam Disiplin Kerja
Menurut Mangkunegara 2004:129 ada dua bentuk disiplin kerja,
yaitu disiplin preventif, dan disiplin korektif.
1. Disiplin Preventif, adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai
mengikuti dan mematuhi peraturan kerja, aturan-aturanyang telah
digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara preventif,
pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan.
2. Disiplin Korektif, adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam
penyatuan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan.
Pada disiplin korelatif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan
pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran
kepada pelanggar. Keith Davis berpendapat bahwa disiplin korelatif memerlukan perhatian proses yang seharusnya, yang
berarti bahwa prosedur harus menunjukan pegawai yang bersangkutan benar-benar terlibat. Keperluan proses yang
seharusnya itu dimaksudkan adalah pertama, suatu prasangka yang tidak bersalah sampai pembuktian pegawai berperan dalam
pelanggaran. Kedua, hak untuk didengar dalam beberapa kasus terwakilkan oleh pegawai lain. Ketiga, disiplin itu dipertimbangkan
dalam hubungannya dengan keterlibatan pelanggaran.
3.2.7 Tujuan Disiplin Kerja
Tujuan disiplin kerja menurut Sutrisno 2009:126 mengemukakan
bahwa tujuan disiplin kerja adalah sebagai berikut :
1. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan
perusahaan
2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan
untuk melaksanakan pekerjaan
3. Besarnya rasa tanggung jawab pada karyawan untuk melaksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya
4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi
dikalangan karyawan.
Berdasarkan tujuan disiplin kerja maka disiplin kerja pegawai harus ditegakkan dalam suatu organisasi. Tanpa dukungan organisasi
pegawai yang baik, sulit bagi organisasi untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu perusahaanorganisasi
untuk mencapai tujuannya.
3.2.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Menurut Davis dalam Mangkunegara 2004:129, ada beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin yaitu:
1. Jam Kerja
Jam kerja adalah jam datang karyawan ke tempat kerja maupun pulang kerja yang telah ditetapkan oleh perusahan.
2. Izin Karyawan
Izin bagi karyawan adalah karyawan yang meninggalkan pekerjaannya pada jam kerja atau jam kantor, baik untuk
kepentingan perusahaan ataupun kepentingan pribadi dengan
terlebih dahulu ada izin dari atasan begitu juga bagi karyawan yang megambil cuti.
3. Absensi Karyawan
Absensi karyawan adalah tingkat kehadiran karyawan di tempat kerja yang diadakan perusahaan untuk melihat kehadiran para
karyawan di tempat kerja. Adapun menurut peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil
sebagimana telah dimuat di dalam Bab II Pasal 2 UU No.43 Tahun 1999, ada beberapa keharusan yang harus dilaksanakan yaitu :
1. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan
kedinasan yang berlaku, serta melaksanakan perintah-perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berhak.
2. Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya serta memberikan
pelayanan yang baik terhadap masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya.
3. Menggunakan dan memelihara barang-barang dinas dengan sebaik-
baiknya. 4.
Bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat, sesama Pegawai Negeri Sipil dan atasannya.
Untuk mengetahui perilaku para bawahan baik yang negatif
maupun positif akan lebih dipermudah apabila ada instrumen-instrumen kendali yang dalam istilah pengawasan sering disebut sebagai sarana
Waskat Sarwaskat yang akan diuraikan lebih lanjut dibawah ini Prijodarminto 2000:52 :
1. Buku biru.
2. Daftar hadir.
3. Daftar hadir pada acara kedinasan tertentu.
4. Laporan kegiatan.
5. D P3 Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan.
6. Ruang kerja, ruang rapat, halaman kantor dan toilet.
3.2.9 Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang. Pengertian kinerja prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
http:www.kajianpustaka.com201401pengertian-indikator- faktor-mempengaruhi-kinerja.html
diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 19:22.
Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses Nurlaila, 2010:71.Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu
perbandingan antara hasil kerja dengan standar yang ditetapkan Dessler, 2000:41. Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas
yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan Mangkunegara, 2002:22.
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah
disepakati bersama Rivai dan Basri, 2005:50.
3.2.10 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Prawirosentono 2000:27 adalah sebagai berikut:
1. Efektifitas dan efisiensi
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-
akibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan walaupun efektif
dinamakan tidak efesien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien.
2. Otoritas wewenang
Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota
organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya. Perintah tersebut
mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam organisasi tersebut.
3. Disiplin
Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang
bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja.
4. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan
dengan tujuan organisasi.
3.2.11 Karakteristik Kinerja Karyawan
Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai
berikut Mangkunegara, 2002:68:
1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.
3. Memiliki tujuan yang realistis.
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk
merealisasi tujuannya. 5.
Memanfaatkan umpan balik feed back yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya.
6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah
diprogramkan.
3.3 Hubungan Kedisiplinan dengan Kinerja Pegawai pada Sekretariat
Staf Ahli Gubernur di Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara
Kantor Gubernur adalah sebuah instansi pemerintahan yang bertugas menata, mengembangkan suatu daerah atau provinsi. Selain itu,
berfungsi untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan serta melayani masyarakat dalam berbagai bidang yang menyangkut permasalahan warga
daerah Sumatera Utara. Penulis melakukan penelitian secara khusus pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Dalam mencapai
fungsi tersebut, diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil PNS sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur negara yang berperan dalam
menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Dalam hal ini, untuk meningkatkan kinerja, PNS
diharapkan menanamkan rasa disiplin kerja yang tinggi. Dalam upaya meningkatkan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil
tersebut sebenarnya Pemerintah Indonesia telah memberikan suatu regulasi dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil yaitu “Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan danatau peraturan kedinasan yang apabila tidak
ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.”
Berdasarkan pada pengertian tersebut di atas, maka tolak ukur pengertian kedisiplinan kerja PNS pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera
Utara adalah sebagai berikut :
1. Kepatuhan terhadap jam-jam kerja.
Jam kerja merupakan waktu yang telah ditentukan oleh suatu instansi untuk melakukan pekerjaan. Adapun peraturan jam-jam
kerja pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara yaitu:
a. Hari kerja dari hari Senin sampai dengan hari Jumat.
b. Pemakaian Finger Print sebagai Absensi elektronik yaitu:
1. Hari Senin sampai dengan Kamis
Pagi Pukul 07.00 sampai Pukul 07.45 WIB dan Sore Pukul 16.00 sampai Pukul 17.30 WIB
2. Hari Jumat
Pagi Pukul 07.00 sampai Pukul 07.45 WIB dan Sore Pukul 15.30 sampai Pukul 17.30 WIB
c. Pelaksanaan apel ditetapkan:
1. Hari Senin sampai dengan Kamis
Pagi Pukul 07.30 WIB dan Sore Pukul 16.10 WIB 2.
Hari Jumat Pagi Pukul 07.30 WIB dan Sore Pukul 15.40 WIB
d. Jam istirahat dimulai Pukul 12.00 WIB sampai Pukul
13.00 WIB.
Dalam hal ini, beberapa pegawai pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur telah mematuhi peraturan jam kerja yang telah
ditentukan pada instansi tersebut. Tapi pada bagian Sekretariat Staf Ahli absen tidak selamanya menentukan mereka tidak bekerja,
sebab terkadang PNS yang ada pada instansi ini bekerja mendampingi atasan mereka yakni para Staf Ahli dalam melakukan
perjalanan dinas yang dibuktikan dengan adanya Surat Perintah Tugas SPT dan Surat Perintah Perjalanan Dinas SPPD yang
ditanda tangani oleh atasan mereka. 2.
Kepatuhan terhadap instruksi dari atasan, serta pada peraturan dan tata tertib yang berlaku.
Staf Ahli Gubernur merupakan atasan bagi pegawai yang bekerja pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur. Dengan kata lain,
pegawai yang bekerja pada Sekretariat Staf Ahli Gubernur merupakan pendamping dari Staf Ahli Gubernur. Berdasarkan
tugas dan fungsi pendamping Staf Ahli Gubernur yang telah ditetapkan, pendamping tersebut telah bekerja sesuai dengan
instruksi dari atasan mereka dan beberapa dari mereka juga telah mematuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku.
3. Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda
pengenal instansi. Kondisi pribadi PNS dapat memberikan kesan terhadap
masyarakat akan sosok seorang PNS. Dimana kondisi pribadi ini